Anda di halaman 1dari 13

Ayat dan Hadits Populer Tentang Anjuran Menentut Ilmu

Islam merupakan ajaran agama yang sangat memperhatikan masalah ilmu. Ini
terbukti dari banyaknya teks-teks dalil yang berasal dari Al qur'an maupun Hadits
mengenai hal ini.
Konteks dalilnyapun bermacam-macam. Ada yang bersifat anjuran, penyebutan
keutamaan menuntut ilmu, atau bahkan celaan terhadap orang-orang yang tidak
suka atau bodoh akan ilmu.
Berikut admin rangkumkan bagi para pembaca sekalian beberappa ayat dan hadits
populer seputar anjuran menuntut ilmu beserta keutamaannya.

Dalil Menuntut Ilmu dari Al Qur'an

1.

Alloh Ta'ala berfirman :


" ... dan katakanlah olehmu - Wahai tuhanku, tambahkanlah untukku ilmu "
[ Thoha: 114]

2.

Alloh Ta'ala berfirman :


Katakanlah (wahai Muhammad) apakah sama orang-orang yang mengetahui dan
orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.[QS Az Zumar: 9]


3.

Alloh Ta'ala berfirman :


"Alloh mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian serta orangorang yang menuntut ilmu beberapa derajat [ Al Mujadaah: 11 ]

4.
Alloh Ta'ala berfirman :
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [Ali Imraan :
18]

5.

Alloh Ta'ala berfirman :


... dan tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang yang
mendalam ilmunya berkata,Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat
semuanya itu dari sisi Tuhan kami [Ali Imran: 7 ]

6.

Alloh Ta'ala berfirman :


Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama. [Al Fathir: 28]

DALIL MENUNTUT ILMU DARI AL HADITS



1.









Rasululloh Bersabda :
" Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim" [ H.R. Ibnu Majah ]

2.

Rasululloh Bersabda :
" Siapa saja yang alloh kehendaki baginya kebaikan maka ia akan difahamkan
dalam masalah agama" [ H.R. Bukhari & Muslim ]


3.









Rasululloh Bersabda :
" Tidak diperbolehkan iri kecuali pada dua hal; Seorang laki-laki yang Alloh karuniai
harta lantas ia membelanjakannya di jalan yang benar dan seorang yang Alloh
karuniai hikmah (ilmu) lantas ia beramal dengannya serta mengajarkannya" [ H.R.
Bukhari & Muslim ]

4. :

Rasululloh Bersabda :
"jika seorang anak Adam (manusia) meninggal, maka seluruh amalannya terputus
kecuali dari tiga hal; Shedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang
senantiasa mendoakannya"[ H.R. Muslim ]




5.










Rasululloh Bersabda :
Barangsiapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah
akan memudahkan baginya jalan ke Surga. [ H.R. Ibnu Majah & Abu Dawud ]
Demikian beberapa dalil berupa Ayat dan Hadits Populer Tentang Anjuran Menentut
Ilmu semoga bermanfaat dan memberikan semangat baru untuk lebih giat lagi
menuntut ilmu.

Home Pendidikan Agama Anjuran Menuntut Ilmu Dalam Islam

Anjuran Menuntut Ilmu Dalam Islam


Pendidikan Agama
Manusia dilahirkan dan datang ke dunia ini dalam keadaan polos, telanjang, buta ilmu
pengetahuan, walaupun ia dibekali dengan kekuatan dan pancaindera yang dapat menyiapkannya
untuk mengetahui dan belajar.
Allah swt. berfirman:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (An-Nahl 78).
Maka pendengaran, penglihatan dan akal ialah alat-alat yang diberikan oleh Allah kepada
manusia untuk digunakannya memperoleh pengetahuan dan merupakan jendela-jendela yang
melaluinya orang dapat menjenguk ke alam yang luas untuk mengetahui rahasia-rahasianya,
kemudian mengambil manfaat dari apa yang Allah telah mengisinya untuk kemakmuran,
kebahagiaan dan kelestarian hidup manusia, makhluknya yang diamanatkan untuk menjadi
khalifah-Nya di atas bumi ini.
Orang-orang yang tidak mengambil manfaat dari pemberian Allah itu dan tidak
menggunakannya sesuai dengan fungsinya, patut digolongkan ke dalam bilangan binatang,
karena mereka telah menyia-nyiakan pemberian Allah untuk mencari ilmu dan pengetahuan
sebagai pembentuk kepribadian manusia. Berfirman Allah swt.:
Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda
kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
mereka Itulah orang-orang yang lalai. (Al-Araaf 179).
Kunci ilmu pengetahuan
1. Membaca
2. Menyelidiki alam semesta
3. Mengadakan perjalanan di atas bumi Allah
Itulah bidang-bidang yang dapat memberi banyak pengetahuan yang bermanfaat kepada
manusia, dan yang banyak disebut-sebut dalam Al-Quran untuk menjadi perhatian dan bahan
penyelidikan umat Islam.
Tentang bidang membaca, Allah berfirman:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-alaq
1-5).
Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis. (Nun 1).
Rasulullah saw. telah memberi kesempatan kepada para tawanan musyrikin Quraisy dalam
perang Badr yang tidak sanggup menebus dirinya dengan harta, agar mengajar membaca dan

menulis kepada sepuluh anak orang Islam sebagai tebusan. Hal mana menunjukkan betapa
besarnya perhatian Rasulullah terhadap mata pelajaran membaca dan menulis sebagai kunci ilmu
pengetahuan.
Tentang anjuran menyelidiki alam semesta, Allah berfirman:
Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman". (Yunus 101).
Dan Apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang
diciptakan Allah. (Al-Araaf 185).
Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, Yaitu
supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu
fikirkan (tentang ciptaan Allah) . (Saba 46).
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Ali Imraan 190191).
Rasulullah saw. bersabda setelah membaca ayat-ayat ini: Binasalah orang yang membacanya
dan tiada merenungkannya.
Tentang anjuran agar orang bepergian mengelilingi bumi berfirmanlah Allah swt:
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan
itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam
dada. (Al-Hajj 46).
Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari
permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana
Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al Ankabuut 19-20).
Islam merasa tidak cukup dengan hanya menunjukkan kunci-kunci ilmu pengetahuan dan jalanjalan untuk mencapainya. Islam bahkan mendorong orang untuk giat menuntutnya dan
bersungguh-sungguh dalam mengejarnya dan menguasai segala bidangnya. Allah swt. berfirman:
"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Thaaha 114).

Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. setelah turunnya ayat ini berdoa: Ya Allah, ajarkanlah
kepadaku apa yang berguna bagiku, dan berilah kepadaku manfaat dari apa yang Engkau ajarkan
kepadaku, dan tambahlah ilmuku, segala puji bagi-Mu atas segala hal.
Orang tidak akan merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang ia telah capai, tetapi selalu
berusaha menambah pengetahuannya, berbeda dengan kebutuhan-kebutuhan duniawinya. Sebab
barangsiapa telah dikaruniai ilmu, maka ia telah memperoleh karunia kebajikan dari segala
sudutnya:
Firman Allah swt.: .
Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar
telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat
mengambil pelajaran (dari firman Allah). (AlBaqarah 269).
Kekayaan duniawi tidak ada bobotnya dibandingkan dengan kekayaan ilmu dan pengetahuan,
sebagaimana Rasulullah saw. bersabda:


) .
Dunia itu terkutuk dan terkutuk semua apa yang ada di dalamnya kecuali orang yang berdzikir
(ingat) kepada Allah, orang alim dan orang menuntut ilmu. (rw. Atturmudzi).
Karena itu sifat iri hati (hasad) yang tercela dalam agama Islam, bahkan dipuji jika sasarannya
ilmu dan pengetahuan. Bersabda Rasulullah saw.:

:
).

Tiada iri hati (hasad) yang dibolehkan kecuali terhadap dua sasaran; terhadap orang yang
dikaruniai Allah harta kekayaan dan digunakan untuk menegakkan hak dan kebenaran dan
terhadap orang yang dikarunniai Allah ilmu dan hikmah yang diajarkannya lain orang dan
dijadikannya pedoman putusan hukumannya.
Al-Quran menetapkan bahwa Rasul yang diutus oleh Allah ditugaskan membaca ayat-ayat
untuk manusia, mensucikan mereka dengan ajaran akhlak yang luhur dan peradaban yang tinggi
dan mengajar mereka kitab Allah dan hikmah (ilmu pengetahuan). Allah berfirman:
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang

membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab
dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan
yang nyata, (Al-Jumuah 2).
Orang yang alim dan orang yang bodoh (buta ilmu) tidaklah sama kedudukannya terhadap Allah
maupun di pandangan masyarakat, demikian pula tidak sama penilaiannya tentang soal-soal
kehidupan. Allah berfirman:
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?".(Az-Zumar 9).
Orang yang berpengetahuan melek (terbuka) hati dan jiwa sedang orang tidak berpengetahuan
adalah adalah buta hati, bua jiwa dan mudah tersesat oleh godaan syaitan. Allah swt. berfirman:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadalah 11)
Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami. (Ar-Ruum
59).
Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu
benar sama dengan orang yang buta? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat
mengambil pelajaran,(Arrad 19).
Orang yang tidak memberi penghargaan kepada para ulama, tidaklah patut mengaku dirinya
pengikut Muhammad dan penganut agama Islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

Tidak termasuk golongan kita barangsiapa tidak mengasihi yang kecil-kecil dan muda usia di
antara kita dan menghormati yang besar-besar dan lanjut usia serta tidak memberi penghargaan
kepada para ulama kita.
Allah swt., memberi penilaian sama tinggi kepada kesaksian para ulama dan dengan kesaksian
para malaikat tentang kebenaran keesaan-Nya, bahkan menggabungkan kesaksian para ulama
kepada kesaksian-Nya!
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang
menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang
demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. (Ali Imran 18).

Berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah:
"Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al
Kitab". (Ar-Rad 43).
Dan untuk mengetahui betapa tinggi penilaian agama Islam terhadap ilmu pengetahuan, terhadap
ulamanya, terhadap pengajaranya dan terhadap penuntutnya, maka dapat dibuktikan dengan
beberapa hadits Rasulullah saw. sebagai berikut:




( ) .
Barangsiapa melalui jalan untuk menuntut ilmu, Allah menggampangkan baginya jalan ke
syurga, dan bahwa para malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi orang yang menuntut ilmu
sebagai tanda rela dan simpati bagi orang itu. Dan bahwa para ulama itu adalah pewaris para
nabi, karena pada nabi tidak mewariskan harta, tetapi mewariskan ilmu, maka barangsiapa
menangkapnya hendaklah menangkap bahagian yang banyak. (rw. Attermidzi).

.
)
barangsiapa keluar mencari ilmu maka selama ia belum kembali, ia berkedudukan sebagai
seorang mijahid di jalan Allah. (rw. Attermidzi).


) .
(
Sesunggunya Allah swt., para malaikat-Nya dan para penghuni langit dan bumi, sampai-sampai
semut di dalam lobangnya dan ikan (di laut) sama-sama bershalawat (berdoa) bagi orang yang
mengajar kebaikan kepada sesama manusia. Rw. Attermidzi).

: :



.
Bersabda Rasulullah: Semoga Allah memberi rahmat kepada khalifah-khalifahku. Lalu
bertanya para sahabat: Bukankah kita semua adalah khalifah-khalifahmu, ya Rasulullah?
Rasulullah menjawab: Kamu adalah sahabat-sahabatku sedang khalifah-khalifahku adalah
mereka yang datang sesudah aku, mempelajari sunnatku dan mengajarkannya kepada orang
lain.
Semoga Allah memberi cahaya bagi orang yang telah mendengar ceritaku dan mengingatnya
kemudian menyampaikannya kepada orang lain tepat sebagaimana ia telah mendengarnya dari
aku. Karena kadang kala orang yang ditabligi (didawahi) lebih ingat dan teliti daripada orang
yang mendengarnya langsung.
Menjadi tabiat seorang mumin bahwa ia akan selalu mengejar ilmu dan menambah
pengetahuannya, dan ia tidak akan berhenti selama ada kesempatan belajar dan menambah
pengetahuan, ia seakan-akan orang serakah yang tidak akan pernah kenyang.
Bersabda Rasulullah saw.:

.
Seorang mumin tidak akan berhenti mendengar pelajaran yang baik sampai mencapai akhir
hayatnya di syurga. (rw. Attermidzi).
Islam mendorong dan menganjurkan para penganutnya mencari ilmu dan menuntut pengetahuan,
karena dengan ilmulah orang dapat membedakan antara haq dan bathil, antara kebajikan dan
kejahatan, antara yang salah daripada yang benar, antara hidayah dan sesat, antara baik dan jelek,
antara yang bermanfaat dan yang madharat. Dan ilmu itu bagi akal manusia umpama cahaya bagi
mata, yang tanpa cahaya itu mata menjadi buta.
Harga diri seseorang dan tingkat kedudukannya dalam suatu pergaulan hidup ditentukan oleh
seberapa jauh ia menguasai ilmu dan memiliki pengetahuan. Demikian pula tingkat kemajuan
sesuatu umat di segala bidang ditentukan oleh tingkat kecerdasan umat itu dan sejauh mana para
warganya memiliki pengetahuan. Dengan ilmulah sesuatu umat bisa meningkatkan taraf
hidupnya, memakmurkan rakyatnya dan menyusun kekuatannya.
Diriwayatkan oleh Saad bin Muadz r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda:






.

.


.




() .
Pelajarilah ilmu karena mempelajari ilmu adalah sebagian dari taqwa kepada Allah,
menuntutnya sebagian dari ibadah, mendiskusikannya sebagai tasbih, memperdalaminya sebagai
berjihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya merupakan sedekah dan
memberikannya kepada yang patut menerimanya merupakan pendekatan kepada Allah. Karena
ilmu itu petunjuk bagi hal-hal yang halal maupun yang haram, ia pelita bagi perjalanan ahli
syurga. Ilmu itu adalah penghibur dalam kesepian, teman dalam perantauan, pengobrol dalam
khalwat, penuntun di waktu suka dan duka, senjata terhadap musuh dan penghibur bagi kawan.
Dengan ilmu Allah mengangkat kaum-kaum sebagai pemimpin untuk kebajikan yang jejakjejaknya diikuti, amal-amal mereka ditiru dan pendapat-pendapatnya di dengar. Para malaikat
mendambakan berkawan dengan kaum-kaum itu dan dengan sayap-sayap mereka diusap. Untuk
kaum-kaum yang berilmu itu beristighfarlah semua makhluk yang basah dan yang kering, ikanikan, ular-ular, singa-singa laut dan binatang-binatangnya. Karena ilmu itu menghidupkan hati
dari kebodohan dan merupakan lampu bagi mata-mata dari kegelapan. Dengan ilmu seseorang
hamba Allah dapat mencapai kedudukan orang-orang yang saleh dan tingkat-tingkat yang tinggi
di dunia dan di akhirat. Merenungkan sesuatu masalah ilmiah sama seperti berpuasa dan
berdarusan ilmiah sama dengan ibadah di waktu malam. Dengan ilmu dapat terlaksana
silaturahmi dan dengan ilmu dapat diketahui mana yang halal dan mana yang haram. Ilmu
merupakan imamnya amal dan amal perbuatan adalah pengikut ilmu. Ilmu diilhamkan oleh Allah
kepada orang-orang yang bahagia dan tidak didapatkan oleh orang-orang yang celaka dan
bengal. (rw. Ibnu Abdulbarr).

Adapun ilmu yang seharusnya tiap muslim mengetahuinya, ialah: Tentang wahyu sesuai dengan
apa yang ada dalam kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya dan dengan ajaran aqidah dan syariat,
sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

:
Ilmu itu adalah: Al-Quran (Aayatun mukhamah), Hadits Rasulullah (Sunnatun Qaimah) dan
Syariat (Faridhatun aadilah).
Tantang aqidah berfirmanlah Allah swt.:
Maka ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah.
(Muhammad 19).
Dan tentang syariat bersabdalah Rasulullah saw.:


Menuntut ilmu adalah wajib atas tiap muslim dan muslimat.
Ilmu yang wajib dipelajari ialah pengetahuan tentang apa yang harus diamalkan, seperti
pengetahuan tentang hukum-hukumnya sembahyang dan tentang apa yang diharamkan dan
dihalalkan oleh agama. Demikian pula segala apa yang dilakukan tanpa dasar pengetahuan yang
meyakinkan adalah ibadah yang bathil (tidak sah) dan sekali-kali tidak akan diterima.
Berkata Imam Ali bin Abi Thalib r.a.

:
Dua orang mematahkan punggungku (menjengkelkan) aku: Orang bodoh (tidak
berpengetahuan) yang betapa dalam ibadahnya dan orang alim (berpengetahuan) yang
bermaksiat secara terbuka..
Adapun cabang-cabang ilmu yang bersumber dari wahyu, ialah tafsir, hadits, riwayat nabi,
tauhid, fiqih, sejarah Islam, hukum-hukum Islam dan tasawuf. Selain itu Islam juga menghimbau
para penganutnya agar memepelajari cabang-cabang ilmu yang berhubungan dengan alam
semesta, seperti ilmu alam, ilmu kimia, ilmu falak, tumbuh-tumbuhan, ilmu jiwa, sosial dan
sejarah umum, karena itu semua dapat menambah pengetahuan orang dan keyakinannya akan
kebesaran Tuhan dan kekuasaan-Nya serta hikmah yang terkandung dalam apa yang telah
diciptakan.
Marilah kita mempelajari dan merenungkan apa yang terkandung dalam ayat-ayat firman Allah
swt. di bawah ini:

Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Dan
Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami
tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi
pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami
turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohonpohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai
mayang yang bersusun- susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami
hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). seperti Itulah terjadinya kebangkitan.(Qaaf 611).
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan
bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tandatanda bagi orang-orang yang mengetahui. (Ar-ruum 22).
Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan
dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu
ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam
pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada
Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Pengampun. (Faathir 27-28).
Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang
sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa)
menghidupkan orang-orang yang telah mati. dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Ar-ruum
50).
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagianbagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar
dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es
itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya.
Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan penglihatan. Allah mempergantikan
malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi
orang-orang yang mempunyai penglihatan. (Annuur 43-44).
Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan? Dia diciptakan dari air
yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.
(Ath-Thaariq 5-7). .
Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan
(juga) pada dirimu sendiri. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? Adz Dzariaat 20-21).
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.

Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? Ingatlah
bahwa Sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang Pertemuan dengan Tuhan mereka.
ingatlah bahwa Sesungguhnya Dia Maha meliputi segala sesuatu. (Fushshilat 53-54).
Tidakkah dalam ayat-ayat yang dikutip di atas terkandung petunjuk yang menghimbau umat
Islam agar mempelajari secara mendalam ilmu alam, ilmu hayat, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu
sosial dan sejarah? Di samping itu dalam banyak hal ayat-ayat yang mengandung perintah
mempelajari ilmu-ilmu tersebut terdapat kata-kata wasakhkhara yang artinya menundukkan,
yakni bahwasanya Allah swt. telah menundukkan apa yang telah diciptakan di langit dan di bumi
dengan semua isi dan kandungannya untuk dimanfaatkan oleh manusia, makhluk utamanya yang
ditugaskan menjadi khalifah-Nya di atas bumi.
Terang sekali bahwa manusia tidak akan sanggup mengambil manfaat dari apa yang telah
diciptakan oleh Tuhan itu, jika ia tidak mengenalnya secara terperinci, mengetahui rahasiarahasianya, cara-cara penggaliannya dan cara-cara penggunaannya secara tepat sesuai dengan
kebutuhannya bagi kelestarian dan kebahagiaan hidupnya.
Para ulama Islam telah sepakat bahwa mempelajari dan mendalami cabang-cabang ilmu yang
ada kaitannya dengan kehidupan manusia dan dengan teknik pembangunan yang merupakan
kebutuhan pokok sesuatu umat, tidak terkecuali ilmu kemiliteran dan pertahanan adalah
merupakan suatu fardhu kifayah.
Arti fardhu kifayah ialah, suatu kewajiban yang ditimpakan di atas suatu kelompok manusia
sebagai suatu kesatuan, namun cukup bila dilaksanakan oleh sebagian warga-warga kelompok
itu. Akan tetapi bila kewajiban itu sampai tidak terlaksana, maka seluruh anggota kelompok
mengandung dosa.
Demikianlah, maka sejauh yang menyangkut suatu bangsa atau negara terutama yang
berpedoman kepada hukum-hukum Islam, akan berdosalah para pemimpin dan para penguasanya
yang bertanggung jawab, bila fardhu kifayah yang termaksud di atas merupakan dasar dan sendi
hidup suatu bangsa dialpakan dan ditinggalkan tidak terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai