Aqidah: Kepercayaan yang tertanam kokoh dalam hati Iman: Sesuatu yang diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota tubuh. Ilmu: Ilmu dalam Islam menempati posisi sangat penting. Salah satunya al-Qur’an menyebut kata ‘ilm dan deravisanya sebanyak 750 kali. Sehingga orang berilmu menempati posisi mulya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman; “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Subhanahu Wata’ala Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadalah: 11). Dalam satu hadis dijelaskan, mencari ilmu juga mendapatkan tempat yang mulya; “Barang siapa yang mencari ilmu maka ia di jalan Allah Subhanahu Wata’ala sampai ia pulang.” (HR. Tirmidzi).
Wahyu pertama yang diturunkan Allah
Subhanahu Wata’ala kepada Nabi Muhammad Saw berkaitan dengan perintah membaca (iqra’). Tetapi, sejak awal, sudah diingatkan bahwa proses membaca tidak boleh dipisahkan dari ingat kepada Allah Subhanahu Wata’ala . Harus dilakukan dengan mengingat nama Allah Subhanahu Wata’ala (Iqra’ bismi rabbikalladzi khalaq). Iman dan Ilmu Pengetahuan: Konsepsi Ilmu dalam Islam tidak memisahkan antara iman dan ilmu pengetahuan. Tidak memisahkan unsur dunia dan unsur akhirat. Karena pada hakikatnya ilmu pengetahuan dipelajari bermuara pada satu tujuan penting, mengenal Allah Subhanahu Wata’ala , beribadah kepada-Nya dan kebahagiaan di akhirat.
Syed Muhammad Naquib al-Attas mengatakan, “Mengawali
akidah (yang disusun oleh al-Nasafi) dengan pernyataan yang jelas tentang ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang sangat penting, sebab Islam adalah agama yang berdasarkan ilmu pengetahuan. Penyangkalan terhadap kemungkinan dan objektifitas ilmu pengetahuan akan mengakibatkan hancurnya dasar yang tidak hanya menjadi akar bagi agama, tetapi juga bagi semua jenis sains.”( Jurnal Islamia No. 5 Thn II April-Juni 2005, hal. 52). Rasulullah Shaallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Barangsiapa yang bertambah ilmunya tapi tidak bertambah petunjuknya, maka tidak akan bertambah kecuali dia akan makin jauh dari Allah Subhanahu Wata’ala. ” (HR. al-Dailami). Maksudnya, orang yang bertambah ‘informasi pengetahuannya’, namun tidak bertambah imannya, maka orang tersebut dijauhkan dari petunjuk Allah Subhanahu Wata’ala .
Karena itu, yang dinamakan al-din(agama Islam)
adalah gabungan antara iman, Islam, ilmu pengetahuan, dan amal sholeh merupakan bagian yang tak terpisahkan (Wan Mohd Nor Wan Daud, Tantangan Pemikiran Umat,hal.55). Iman,ilmu,amal Imam Al-Bukhari berkata, “Al-’Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali”, Ilmu Sebelum Berkata dan Beramal. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19). Urusan Agama tidak mengindahkan kesehatan Ingin ber-Agama tapi malah menjauhkan Agama dari hidupnya. TIPE-TIPE KECERDASAN IQ KECERDASAN INTELEKTUAL EQ KECERDASAN EMOSIONAL/KARAKTER SQ KECERDASAN SPIRITUAL Ilmu Kewahyuan/Qauliyah Ayat-ayat Qauliyah (wahyu yang diturunkan) QS Asy-Syura : 51 Dan tidaklah patut bagi seseorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana. Ilmu-ilmu Kealaman Ayat-ayat qauniyah (alam semesta) QS Al – Alaq : 1 – 5 QS Ar-Ra’d : 3 – 4 Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir. Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang berdampingan, kebun-kebun anggur, tanam-tanaman, pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang; disirami dengan air yang sama, tetapi Kami lebihkan tanaman yang satu dari yang lainnya dalam hal rasanya. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengerti. Ilmu Nafsiyah Q.S Fushilat 41:53 Ilmu Tentang Ilmu Tentang Perilaku . Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri Ayat-ayat kauniyah harus diamati, diselidiki dan diteliti Ilmu-ilmu kealaman: kosmologi, astronomi, botani, meteorologi, geografi, antropologi, psikologi, sosiologi, politik, ekonomi, nursing, dll. Ilmu-ilmu nafsiyah berkaitan dengan tingkah laku manusia,nilai-nilai masyarakat. Ilmu kewahyuan sering disebut ilmu agama lmu kealaman disebut ilmu umum; dan Ilmu Nafsiyah disebut dengan Humaniora. istilah ini sangat dikotomis karena seolah-olah ilmu ilmu-ilmu umum bukan bagian dari agama mendorong terjadinya sekulerisme ilmu pengetahuan. Urgensi Ilmu Tugas manusia: sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi Sebagai hamba manusia harus beribadah kepada Allah semata Sebagai khalifah, manusia harus mengelola dan memakmurkan bumi Untuk menjalankan kedua tugas itu manusia membutuhkan ilmu Ilmu kewahyuan menjelaskan kepada manusia, siapa diri mereka dan bagaimana hubungannya dengan Tuhan dan alam ciptaan yang lain Ilmu kewahyuan memberikan nilai-nilai yang kan menjadi berfungsi sebagai acuan, rujukan, barometer, pedoman dan petunjuk kehidupan Ilmu kewahyuan menjadi burhân dan hudan dalam kehidupan Sarjana muslim ideal : yang dapat menguasai ketiga macam ilmu tersebut secara integral ulul albab QS Ali Imran 190 – 191 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulul albab, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”