Anda di halaman 1dari 22

Tanggung Jawab dan Wewenang Perawat

Anestesi dalam Pemberian Obat Anestesi

Raden Sugeng Riyadi, S.ST, M.Psi


2021
DOA BELAJAR

“Aku ridho Allah SWT sebagai Tuhan ku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
Mata Kuliah : Jenis Mata Kuliah: WAJIB/PILIHAN*
Farmakologi Anestesi
Penempatan : Kode Mata Kuliah: KAN 4023
Semester III TA 2021/2011
Besaran Sks : 2 Sks (1 Sks Teori, 1 Sks Praktikum)
Dosen Penanggung-Jawab: Team Teaching:
dr. Joko Murdiyanto, 1.dr. Joko Murdiyanto, Sp.An.,MPH
Sp.An.,MPH 2.Raden Sugeng Riyadi, S.ST.,M.Psi
3.dr. Ayu Rosema, Sp.An
4.Cahaya Nugraheni, S.Tr.Kep
5.Umi Khalsum Mustalqimah, S.Tr.Kep
 
 

Deskripsi Mata Kuliah Pada MK ini mahasiswa belajar tentang tanggung jawab dan
  wewenang penata anestesi dalam pemberian obat anestesi, obat
anestesi umum (intravenous anaeathetic, inhaled anaesthetic)
dan muscle relaxant, obat-obatan lokal anestesi dan obat-obatan
emergensi.
Bahan Kajian: Bahan Kajian Teori:
Materi Pembelajaran 1.Tanggung jawab dan wewenang perawat anestesi dalam pemberian obat anestesi
  2.Obat anestesi umum intravena
3.Obat anestesi umum inhalasi
4.Obat pelumpuh otot
5.Obat anestesi lokal
6.Obat sedasi dan analgetik
7.Obat emergensi
 
Bahan Kajian Praktikum:
1.Obat anestesi umum (intravena)
2.Obat anestesi umum (inhalasi)
3.Obat anestesi lokal
4.Obat pelumpuh otot dan obat antidotum
5.Obat sedasi dan analgesi
6.Obat Emergensi
7.Perhitungan dosis obat anestesi
 

Daftar Sumber A. Utama


Belajar dan Referensi 1.Deglin, H, Judith. (2005). Pedoman obat untuk perawat. Jakarta : EGC
2.Abrams. (2009). Clinical Drugs Teraphy for Nurses. Lippincott.
3.Michael Adams. Pharmacology for Nurses, A Pathophysiological Approach, 4th Edition-
4.Pharmacology and physiology for Anesthesia
 
B. Tambahan
1.Nathanson, M ; Mahajan, R. (2006). Anaesthesia; Churchill’s Pocketbooks. USA : Elseiver
2.Barash, Paul, et al. (2009). Handbook of Clinical Anesthesia Sixth Edition. Lippincott Williams
& Wilkins
 
Bentuk, metode
pembelajaran
− Belajar
− Discovery learning
− Collaborative learning
 
Synchronous: Zoom Meeting/Google Meet/WA
Lensa.unisa yogya.ac.id

Group (1x (2x50”))


Asynchronous:Lensa.unisa yogya.ac.id
Pembelajaran sinkronus adalah yang berbasis interaksi antara
guru dan siswa yang dilakukan pada waktu yang bersamaan
dengan menggunakan teknologi telekonferensi.
Sementara asinkronus adalah pembelajaran dilakukan secara
fleksibel dan tidak harus dalam waktu yang sama
Tanggung jawab dan wewenang perawat
anestesi dalam pemberian obat anestesi
(Peran perawat anest dalam pemberian
obat anestesi)
Difinisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah
keadaan di mana wajib menanggung segala sesuatu sehingga
kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatu yang menjadi akibat
Kata kewenangan berasal dari kata dasar wewenang yang diartikan
sebagai hal berwenang, hak dan kekuasaan yang dipunyai untuk
melakukan sesuatu. Kewenangan adalah apa yang disebut
kekuasaan formal, kekuasaan berasal dari kekuasaan legislate (diberi
oleh undangundang) atau dari kekuasaan eksekutif administrative.
(Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara)
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/722/2020
TENTANG STANDAR PROFESI PENATA ANESTESI

Pelayanan Anestesi merupakan tindakan medis yang


harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
memenuhi keahlian dan kewenangan di bidang
Pelayanan Anestesi yaitu dokter spesialis
anestesiologi, yang dalam pelaksanaannya dapat
dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya, dalam hal ini
tenaga kesehatan yang dimaksud tersebut adalah
Penata Anestesi.
Penata Anestesi memiliki tugas pokok dalam Pelayanan
Asuhan Kepenataan Anestesi yang mencakup praanestesi,
intraanestesi, dan pascaanestesi. Penata Anestesi dalam
menjalankan pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi
memiliki kemampuan meliputi praanestesi, intraanestesi, dan
pascaanestesi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANGI ZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

Pasal 10
Penata Anestesi dalam menjalankan praktik keprofesiannya
berwenang untuk melakukan pelayanan asuhan kepenataan
anestesi pada:
a. praanestesi;
b. intraanestesi; dan
c. pascaanestesi.
NOMOR HK.01.07/MENKES/722/2020
STANDAR PROFESI PENATA ANESTESI

Lulusan Penata Anestesi mampu:


Mengontrol persediaan obat-obatan dan
cairan setiap hari untuk memastikan bahwa
semua obat-obatan baik obat anestesi
maupun obat emergensi tersedia sesuai
standar rumah sakit.
Pre Anestesi:
Penyiapan, Penggunaan, dan Penyimpanan obat-obat anestesi.
Menyiapkan obat-obatan anestesi.
(a) Obat-obat premedikasi.
(b) Obat-obat induksi.
(c) Obat-obat pelemas otot/ musculo relaxant
(d) Obat-obat anti dotum.
(e) Obat-obat anestesi inhalasi.
(f) Menyiapkan obat-obat anestesi regional.
(g) Menyiapkan obat-obat emergensi.
Menggunakan obat-obatan anestesi atas intruksi dokter spesialis
anestesiologi.
(1) Obat-obat anestesi umum.
(a) Obat-obat premedikasi.
(b) Obat-obat induksi.
(c) Obat-obat pelemas otot.
(d) Obat-obat anti dotum.
(2) Obat-obat anestesi regional.
(3) Obat-obat emergensi.
(4) Obat-obat anestesi inhalasi (vaporizer).
Melakukan tatakelola penyimpanan obat-obat anestesi yang baik dan
benar.
Menyiapkan, menggunakan, dan memelihara
gas anestesi.
a) Oksigen
b) Nitrous Oxide (N2O)
c) Karbondioksida.
Intra anstesi
Menggunakan obat dan mesin anestesi dibawah supervisi
dokter spesialis anestesiologi.
- Mampu mengatur flow gas anestesi sesuai kebutuhan.
- Memantau peralatan dan obat-obatan sesuai dengan
perencanaan teknik anestesi.
- Melakukan monitoring kedalaman anestesi.
- Melakukan monitoring airway, oksigenasi, ventilasi,
sirkulasi dan suhu pasien
- Melakukan monitoring kebutuhan obat anestesi.
- melakukan monitoring kebutuhan cairan dan darah
intraanestesi.
Pascaanestesi.
- Melaksanakan penatalaksanaan dalam manajemen nyeri
sesuai intruksi dokter spesialis anestesiologi.
- Memantau kondisi pasien pasca pemberian obat anestesi
regional.
- Memantau kondisi pasien pasca pemberian obat anestesi
umum.
-Mengevaluasi hasil kondisi pasien pasca pemasangan kateter
epidural.
-Melakukan monitoring kebutuhan cairan dan darah pascaanestesi.
-Mengevaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan
anestesi regional.
-Mengevaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan
anestesi umum.
- Mendokumentasikan pemakaian obat-obatan dan alat
kesehatan yang dipakai.
- Melakukan tatakelola penyimpanan obat-obat anestesi yang baik
dan benar.
PA berwenang melakukan Penanganan kondisi emergensi pada tindakan
anestesi/ pemberian cairan, obat terkait:
a) Melakukan Resusitasi.
(1) Melakukan tindakan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS).
(2) Melakukan tindakan Advance Trauma Cardiac Life Support (ATCLS).
(3) Melakukan tindakan Resusitasi Cairan.
(4) Melakukan pengelolaan komprehensif tindakan emergensi pada
pasien praanestesi, intraanestesi dan pascaanestesi.
b) Melakukan pengelolaan manajemen nyeri akut & pascaanestesi.
c) Melakukan penanganan kondisi emergensi di lingkup kegawatdaruratan.
d) Melakukan pengelolaan komprehensif tindakan emergensi pada
bencana.
Prinsip 6 benar pemberian obat:
Benar pasien. Sebelum memberikan obat cek kembali
identitas pasien.
Benar obat. Selum memberikan obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasan harus di periksa
minimal 3 kali.
Benar dosis. ...
Benar cara/rute. ...
Benar waktu. ...
Benar dokumentasi.
Wewenang dan tanggung jawab penata anestesi yang
amanah dan sesuai kaidah islam
Sebagai wujud kesempurnaannya, manusia diciptakan oleh Allah
setidaknya memiliki dua tugas dan tanggung jawab besar:
1. Sebagai seorang hamba yang berkewajiban untuk
memperbanyak ibadah kepada Nya sebagai bentuk tanggung
jawab 'ubudiyyah terhadap Tuhan yang telah menciptakannya.
2. Sebagai khalifah berkewajiban untuk menciptakan kedamaian,
melakukan perbaikan, dan tidak membuat kerusakan, baik
untuk dirinya maupun untuk makhluk yang lain.
firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 72:
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan
gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh
Dalam surat Al Mudatsir ayat 38:
Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya”
Hadist Bukhari–6015
Artinya: Rasulullah SAW bersabda: "Jika amanat telah disia-siakan, tunggu
saja kehancuran terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; „bagaimana
maksud amanat disia-siakan? „Nabi menjawab; "Jika urusan diserahkan
bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu."
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai