Name:
Section: Schedule:
MODUL PEMBELAJARAN
KEPERAWATAN DASAR
VISI
Terwujudnya program studi yang unggul dan mandiri dalam menghasilkan perawat professional dengan
keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan
Gawat Darurat yang dapat bersaing di era global tahun 2024
MISI
1. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan yang professional
dengan keunggulan dibidang Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan
serta Keperawatan Gawat Darurat.
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang Keperawatan dengan keunggulan
Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat
Darurat.
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan Keselamatan Pasien &
Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat.
2
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Section: Schedule:
Pemberian Obat Parenteral adalah cara pemberian obat tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran
pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Adalah pemberian obat melalui suntikan ke area
bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis
Parenteral Penggunaan parenteral digunakan untuk obat yang absorbsinya buruk melalui saluran
cerna, dan untuk obat seperti insulin yang tidak stabil dalam saluran cerna. Pemberian parenteral juga
digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan dalam keadaan yang memerlukan
kerja obat yang cepat.
Secara umum, ada dua jenis metode pemberian nutrisi secara parenteral, yaitu:
1. Nutrisi parenteral total (total parenteral nutrition/TPN) ...
Secara umum, ada dua jenis metode pemberian nutrisi secara parenteral, yaitu:
1. Nutrisi parenteral total (total parenteral nutrition/TPN) ...
Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui parenteral,
yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteralmeliputi injeksi subkutan,
intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan intrakavernosa.
Sediaan parenteral merupakan salah satu produk steril yakni sediaan dalam bentuk terbagi- bagi yang
bebas dari mikroorganisme hidup (Lachman & Lieberman, 1994). Salah satu contoh sediaan
parenteral yaitu sediaan injeksi.
4
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
kerja obat yang cepat.
Section: Schedule:
Kelemahan dari pencampuran sediaan parenteral antara lain: 1. Rasa nyeri pada saat disuntik, apalagi
kalau harus diberikan berulang kali. 2. Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut disuntik
3. Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin diperbaiki, terutama sesudah
pemberian iv admixture.
Nutrisi parenteral diberikan kepada pasien melalui tabung tipis bernama kateter yang dimasukkan ke
dalam pembuluh darah vena. Ada 2 jenis kateter yang biasanya dipakai dalam proses pemberian
nutrisi parenteral: Kateter terowongan, seperti kateter Hickman, dilengkapi dengan tabung dan
bagian lainnya.
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat
tersebut ke jaringan tubuh. Pemberian obat melalui parenteral dapat dilakukan dengan cara:
Subcutaneous (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan yang berada dibawah lapisan dermis.
Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis, dibawah epidermis
Selain keempat cara diatas, dokter juga sering menggunakan cara intrathecal.atau intraspinal,
intracardial, intrapleural, intraarterial dan intraarticular untuk pemberian obat perenteral ini.
Sediaan parenteral
Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute
pemberian yaitu intravena, intraspinal, intramuskuler, subkutis dan intradermal.
Apabila injeksi diberikan melalui rute intramuscular, seluruh obat akan berada di tempat itu. Dari
tempat suntikan itu obat akan masuk ke pembuluh darah di sekitarnya secara difusi pasif, baru masuk
ke dalam sirkulasi. Cara ini sesuai utnuk bahan obat , baik yang bersifat lipofilik maupun yang
hidrofilik. Kedua bahan obat itu dapat diterima dalam jaringan otot baik secara fisis maupun
secara kimia. Ahkan bentuk sediaan larutan, suspensi, atau emulsi juga dapat diterima lewat
intramskuler, begitu juga pembawanya bukan hanya air melainkan yang non air juga dapat.
Pengertian
Injeksi (FI) adalah sediaan streil berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara
6
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lender injeksi. Injeksi dibuat
Section:
dengan Schedule: atau mensuspensikan sejumlah obat ke dalam sejumlah
melarutkan, mengemulsikan
pelarut dan disisipkan dalam wadah takaran tunggal atau ganda.
Rute Pemberian
Rute pemberian sedian parenteral atau injeksi dimuat dalam beberapa pustaka, antara lain
Farmakope Indonesia, Formularium Nasional kedua pustaka tersebut di dalam antara kurung dan
lain sebagainya. Pengetahuan tentang rute pemebrian ini bukan dimaksudkan agar dapat
menyuntikkan dengan benar, tetapi untuk farmasis lebih ditekankan pada persyaratan produk
ditinjau secara farmasis
Persyaratan farmasetik yang dimaksud antara lain pemilihan wa
dah dengan ukuran yang tepat, penentuan pH, pemilihan bahan pengawet dan penetapan tonisitas.
Untuk jelasnya dapat diikuti uraian masing masing rute pemberian injeksi.
1. Pemberian Subkutis (Subkutan)
Lapisan ini letaknya persis dibawah kulit, yaitu lapisan lemak (lipoid) yang dapat
digunakan
untuk pemberian obat antara lain vaksin, insulin, skopolamin, dan epinefrin atau obat
lainnya. Injeksi subkutis biasanya diberikan dengan volume samapi 2 ml (PTM
membatasi tak boleh lebih dari 1 ml) jarum suntik yang digunakan yang panjangnya
samapi ½ sampai 1 inci (1 inchi = 2,35 cm).
Cara formulasinya harus hati-hati untuk meyakinkan bahwa sediaan (produk) mendekati
kondisi faal dalam hal pH dan isotonis. FN (1978) mensyaratkan larutannya isotoni dan
dapat ditambahkan bahan vasokontriktor seperti Epinefrin untuk molekulisasi obat (efek
obat) Cara pemberian subkutis lebih lambat apabila dibandingkan cara intramuskuler atau
intravena. Namun apabila cara intravena volume besar tidak dimungkinkan cara ini
seringkali digunakan untuk pemberian elektrolit atau larut infuse i.v
ejenisnya. Cara ini disebut hipodermoklisis, dalam hal ini vena sulit ditemukan.
Karena pasti terjadi iritasi maka pemberiannya harus hati-hati. Cara ini dpata
dimanfaatkan untuk pemberian dalam jumlah 250 ml sampai 1 liter.
Name:
Section: Schedule:
2. Pemberian intramuskuler
Intramuskuler artinya diantara jaringan otot. Cara ini keceparan absorbsinya
terhitung nomor 2 sesudah intravena. Jarum suntik ditusukkan langsung
pada serabut otot yang letaknya
dibawah lapisan subkutis. Penyuntikan dapat di pinggul, lengan bagian atas. Volume
injeksi 1 samapi 3 ml dengan batas sampai 10 ml (PTM—volume injeksi tetap dijaga kecil,
biasanya
tidak lebih dari 2 ml, jarum suntik digunakan 1 samai 1 ½ inci. Problem klinik yang biasa
terjadi adalah kerusakan otot atau syaraf, terutama apabila ada kesalahan dalam teknik
pemberian (ini penting bagi praktisi yang berhak menyuntik). Yang perlu diperhatikan
bagi Farmasis anatara lain bentuk sediaan yang dapat diberikan intramuskuler, yaitu
bentuklarutan emulsi tipe m/a atau a/m, suspensi dalam minyak atau suspensi baru dari
puder steril. Pemberian intramuskuler memberikan efek―depotǁ (lepas lambat), puncak
konsentrasi dalam darah dicapai setelah 1-2 jam. Faktor yang mempengaruhi
pelepasan obat dari jaringan otot (im) anatar lain : rheologi produk, konsentrasi dan
ukuran partikel obat dalam pembawa, bahan pembawa, volume injeksi, tonisitas produk
dan bentuk fisik dari produk. Persyaratan pH sebaiknya diperhatikan, karena masalah
iritasi, tetapi dapat dibuat pH antara 3-5 kalau bentuk suspensi ukuran partikel kurang
dari 50 mikron.
3. Pemberian intravena
Penyuntikan langsung ke dalam pembuluh darah vena untuk mendapatkan efek segera.
Dari segi kefarmasian injeksi IV ini boleh dikata merupakan pilihan untuk injeksi yang
bila diberikan secara intrakutan atau intramuskuler mengiritasi karena pH dan
tonisitas terlalu
4. Pemberian intrathecal
Intraspinal
Penyuntikan langsung ke dalam cairan serebrospinal pada beberapatemapt. Cara ini berbeda
dengan cara spinal anastesi. Kedua pemberian ini mensyaratkan sediaan dengan
kemurniaannya yang sangat tinggi, karena dearah ini ada barier (sawar) darah sehingga
daerahnya tertutup.Sediaan intraspinal anastesi biasanya dibuat hiperbarik yaitu cairannya
mempunyai tekanan barik lebih tinggi dari tekanan barometer. Cairan sediaan akan bergerak
turun karena gravitasi, oleh sebab itu harus pada posisi pasien tegak.
5. Intraperitoneal
Penyuntikan langsung ke dalam rongga perut, dimana obat secara cepat diabsorbsi. Sediaan
intraperitoneal dapat juga diberikan secara intraspinal, im,sc, dan intradermal
6. Intradermal
Capa penyuntikan melalui lapisan kulit superficial, tetapi volume pemberian lebih kecil dan sc,
absorbsinya sangat lambat sehingga onset yang dapat dicapai sangat lambat.
7. Intratekal
Digunakan khusus untuk bahan obat yang akan berefek pada cairan serebrospinal. Digunakan
untuk infeksi ssp seperti meningitis, juga untuk anestesi spinal. Intratekal umumnya
diinjeksikan secara langsung pada lumbar spinal atau ventrikel sehingga sediaan dapat
berpenetrasi masuk ke dalam daerah yang berkenaan langsung pada SSP.Keuntungan dan
kerugian
10
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Section: Schedule:
Keuntungan
Respon fisiologis obat dicapai, jika diperlukan sehingga merupakan pertimbangan khusus untuk
pasien jantung, asma, shcok, pingsan.
Terapi parenteral menemukan obat obatan yang bukan hanya efektif melalui mulut atau dirusak
oleh saluran cerna seperti insulin, hormon dan antibiotik.
Obat obatan yang tidak kooperatif menimbulkan mual, muntah atau pasien tidak sadar harus
diberikan IV
Bila diinginkan terapi parenteral memberikan kesempatan kepada dokter utnuk mengontrol
obat tersebut sehingga pasien harus kembali utnuk pengobatan selanjutnya.
Dapat memberikan efek local seperti pada pembedahan gigi dan anestesi
Dalam kasus dimana diinginkan efek obat diperpanjang, bentuk steroid yang berefek lambat
secara intraartikular dan golongan penisilin yang berefek lama jika diberiakn secara i.mJuga
merupakan cara pemberian yang sangat baik untuk ciran cairan dan untuk keseimbangan
elektrolit.
Bila bahan makanan tidak dapat diberikan melalu mulut maka total nutrisi dapat diberikan
secara parenteral
Kerugian
Sediaan parenteral mempunyai dosis yang harus ditentukan lebih teliti waktu dan
carapemberian harus diberikan oleh tenaga yang sudah terlatih.Beberapa hal yang harus
diperhatikan saat menyiapkan obat:
Untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, obat disiapkan dan diberikan dengan
menggunakan prinsip steril. Larutan obat, jarum dan spuit yang telah terkontaminasi, akan
menyebabkan terjadinya infeksi. Obat-obat yang diberikan melalui parenteral ini diabsorbsi lebih cepat
dibandingkan obat yang diberikan melalui sistem gastrointestinal, karena obat tidak perlu melewati
barier jaringan epitel pada organ gastrointestinal sebelum akhirnya masuk ke dalam sirkulasi darah.
Obat intra muscular diabsorbsi lebih cepat daripada oabt subcutaneous atau ontradermal, karena otot
memiliki jaringan pembuluh darah yang lebih banyak daripada kulit atau jaringan subkutan. Obat
intradermal merupakan obat yang diabsorbsi paling lambat karena obat harus melalui beberapa
jaringan epitel sebelum akhirnya masuk kedalam pembuluh darah. Karena itu cara intradermal
digunakan untuk menyuntikkan zat asing untuk mengetahui reaksi organ dan jaringan terhadap
adanya alergi, yang biasa disebut skin test. Absorbsi melalui subcutaneos relatif lambat tetapi efektif
untuk absobsi sejumlah obat yang tidak diabsorbsi melalui sistem gastointestinal.
Keuntungan pemberian obat melalui parenteral adalah obat dapat diabsorbsi dengan cepat melalui
pembuluh darah. Cara parenteral ini dapat dilakukan jika obat tidak dapat diabsorbsi melalui sistem
gastrointestinal atau malah akan dihancurkan olehnya. Obat juga diberikan pada klien yang tidak
sadar atau tidak kooperatif yang tidak dapat atau tidak mau menelan obat oral. Disamping
keuntungan diatas, terdapat beberapa kerugian pada pemberian obat melalui parenteral ini. Klien,
terutama anak-anak akan merasa cemas jika akan disuntuk. Penyuntikan akan menyebabkan
timbulnya rasa nyeri dan tidak nyaman pada klien. Iritasi atau reaksi lokal dapat terjadi akibat efek
obat pada jaringan. Pemberian obat melalui parenteral juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi,
kerena itu diperlukan penggunaaan tehnik steril untuk menyiapkan dan memberikan obat ini.
Pemberian obat perenteral ini kontraindikasi untuk klien yang mengalami masalah perdarahan atau
12
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
sedang mendapatkan terapi antikoagulan.
Section: Schedule:
Name:
Section: Schedule:
Obat yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat berupa larutan cair atau suspensi. Larutan cair disiapkan
dalam tiga bentuk : ampul, vial dan unit disposible. Untuk memberikan obat melalui parenteral ini
diperlukan spuit yang ukurannya bervariasi dari 0,5 ml nirigga 50 ml. Spuit yang lebih dari 5 ml jarang
digunakan untuk menyuntik SC atau IM. Spuit yang lebih besar
biasanya digunakan untuk menyuntikkan obat melalui IV. Spuit insulin berukuran 0,5 - 1 ml dan
dikalibrasi dalam unit. Spuit tuberkulin berukuran 1 ml dan dikalibrasi dalam mililiter. Spuit tuberkulin
ini digunakan untuk memberikan obat dibawah ml.
Obat dalam ampul dan vial dipersiapkan dengan menggunakan teknik aseptik dan diberikan melalui
parenteral. Sebelumnya perlu diperhatikan dan dikaji kondisi larutan (kejernihan cairan,
adanya/tidaknya endapan, warna cairan sesuai dengan label) serta tanggal kadaluarsa obat pada label
vial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dan vial:
PROSEDUR:
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat atau kartu obaf sesuai
prinsip 5 benar
pergelangan tangan
7. Patahkan tutup ampul dengan menjauhi diri dan orang yang ada di dekat anda
8. Tempatkan tutup ampul pada kertas atau buang di tempat khusus
9. Buka tutup jarum
10. Tekan plunger hingga habis, jangan aspirasi udara ke dalam spuit
- Alergen yang digunakan untuk test dapat menyebabkan reaksi sensitivitas atau alergi.
Name:
Section: Schedule:
Faktor yang menentukan ukuran jarum yang sesuai (umur dan ukuran
tubuh klien, tempat injeksi, viskositas dan efek sisa dan obat)
Jika obat mual atau nyeri diberikan dalam bentuk yang berbeda (oral, parenteral atau rektal),
biarkan Klien memilih sebelum menyiapkan obat.
Jika klien confuse, diperlukan bantuan untuk menstabilkan tempat tusukan dan mencegah
kerusakan jaringan dari jarum Tempat injeksi IM
1. Rumus Dasar
Rumus dasar mudah untuk diingat dan lebih sering dipakai dalam penghitungan
dosis obata dalah :
Rumus D1/ D2 X V
Ket :
D1 : adalah dosis ditangan :dosis obat pada label tempat obat (botol atau vial)
16
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Section: Schedule:
Contoh 1 :
2 kali sehari. Obat yang tersedia ampicilln 250mg/capsul. Berapa caps obat tersebut
diberikan.
Jawab :
2. Rasio danProporsi
D1/V = D2/X
Contoh 2:
Seorang anak 7 tahun post operasi, dokter bedah memberikan antibiotik Kedacilin
ijeksi 250 mg, obat tersedia 1000mg, dan dilarutkan dengan Aquades 4 cc, berapa cc
obat diberikan kepada anak tersebut?
Jawaban :
LATIHAN 1
18
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Section: Schedule:
Untukmenjawabsoal-soallatihandiatas,andadapatmempelajarikembalimateriyang
dibahasdiatas sesuaikan rumus yang sudah ada.
3. Berat Badan(BB)
c. Ikutirumusdasarataumetoderasiodanproporsiuntukmenghitungdosisobat
Contoh 3
Soal1: Obat paracetamol (500 mg ¾ 10 cc), 10mg / kg / hari intravena, tidak melebihi
800mg/hari. Berat pasien 110 poun/ LB
Lankah pertama ¾110 : 2,2 = 50kg
Langkah kedua ¾ 10 mg X 50kg
Name:
Section: Schedule:
Soal2 : Berikan Cefaclor 20mg / kg / hari dalam dosis terbagi tiga kali pemberian. BB
anak 24,2 poun/lb. Labelobat Cefaclor 125 mg / 4mL.
Jawab
Atau
D1 / V = D2 / X
125 mg : 4 mL = 74 mg : x mL
12x =4x 74mg
X=222/12 X
= 1,8 ml
1) Feniton atau Dilantin 5mg/kg/hr, dalam dosis terbagi 2. Berat badan pasien 55 lb.
2) Sulfizoksasol 50mg/kg/hr dalam dosis terbagi 4. Berat badan anak 44lb.
3) Albutero l0,1mg/kg/hr dalam dosis terbagi empat, Bratbadan pasien 86lb.
Ikuti rumus dasar atau metode rasio dan proporsi untuk menghitung dosis obat.
4. Luas PermukaanTubuh
Metode Luas Pemukaan Tubuh dianggap yang paling tepat dalam menghitung dosis
obat untuk bayi, anak-anak, orang lanjut usia dan klien yang menggunakan agen
anti neoplasma atau mereka yang berat badan nyarendah. Luas permukaan tubuh
dalam m2, ditentukan oleh titik temu (perpotongan) pada skala nomogram antara
tinggi badan dan berat badan seseorang. Untuk menghitung dosis obat dengan
metode ini.
22
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Section: Schedule:
Gbr 1.1Normogra m
Contoh 4
Soal:Perintahpemberianmefenitoin200mg/m2.Peroraldalamdosisterbagitiga.Tinggi
anak100cmdanberatnya20kg.
a. 100cmdan20kgperpotonganskalanormogrampada0,5m2.
b. 200mgX0,5=100mg/hratau33mg,3kalisehari.
100x
=750
0 X = 7500/100
X = 75 mg
Ketika menghitung dosis oral, pilihlah salah satu metode penghitungan. Dengan rumus
dasar.
Diinginkan D1 : V =
Contoh 5
Pasien mendapat dosis terapi ampisilin 0.5 g. Tersedia 250 mg per 5 mL
Jawaban
Atau
D2 : V = D1 : X
250mg : 5 ml = 500mg : x mL
250 x = 2500
X = 2500/250
X = 10ml
24
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
c. Persentasi larutan
Section: Schedule:
Jika pasien tidak dapat makan atau minum melalui mulut, maka makanan melalui
Naso gastro Tube (NGT). Makanan yang diberikan melalui NGT biasanya berbentuk
cairan. Jika diminta untuk memberikan larutan dengan prosentase tertentu, maka
perawat
Contoh 6
Seorang pasien mendapat Ensure, 250mL dari larutan 30% 4 kali sehari. Hitung berapa
banyak Ensure dan air diperlukan untuk membuat 250 ml dari larutan 30% ?
Catatan : Larutan 30% berarti 30 dalam 100 bagian.
Jawab
Atau
D2 : V = D1 : X
100 : 250 = 30 : x
X= 75 mlEnsure
Name:
Section: Schedule:
Contoh 7:
Perintah Cefaklor 50mg 4 kali sehari. Berat anak 6,8 kg. Dosis obat anak-anak 20-
40 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiga.Tersedia Cefaklor 125mg/5mL. Apakah
dosis yang diresepkan aman?
Jawab :
Atau
D2 : = D1 : X
125 mL : = 50mg : x mL
= 250
= 2mL
Untuk menghitung dosis anak-anak dengan luas permukaan tubuh diperlukan tinggi
dan berat badan anak.
Contoh 8
Perintah: Metrotreksat 50mg setiap minggu. TB anak 54 inchi, BB 41kg. Dosis obat
25- 75mg/m2/minggu.Tinggi dan berat anak berpotongan di 1.3m2 (LPT). Apakah
dosis yang diberikan aman?
Jawab
Name:
Section: Schedule:
Name:
Section: Schedule:
Banyak dari 3mL, menyebabkan perpindahan jaringan otot yang lebih banyak dan
kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan.
Dosis anak-anak dari dosis Dewasa dihitung dengan rumus LPT/1,73m2 X dosis
dewasa = Dosis anak-anak.
Contoh 9
Tinggi badan anak 42 inchi dan berat badan 60lb berpotongan pada
0,9m2 Dosis dewasa 1000mg/hari
Jawaban
Jika obat–obatan tidak bisa diminum melalui mulut karena ketidak mampuan
untuk menelan atau menurunnya kesadaran, pengurangan aktivitas obat akibat pengaruh
asam lambung dan lain-lain, maka pemberian obat parenteral dapatdipilih. Obat yang
digunakan dapat berasal dari bentuk cair yang telah tersedia, dan bubuk yang
direkonstituasi dalam vial dan ampul serta cartride yang telah terisi.
a. PreparatInjeksi
Vial biasanya berupa tempat obat kecil terbuat dari kaca dengan tutup karet
yang terekaterat. Beberapa vial terisi obat dalam dosis multiple dan jika disimpan
Name:
Section: Schedule:
dengan baik dapat dipakai berkali-kali. Ampul adalah tempat obat yang terbuat dari
gelas dengan leher yang melekuk ke dalam dan merupakan tempat membuka ampul
dengan jalan memecahkannya. Ampul biasanya digunakan untuk sekali pakai. Label
obat pada vial atau ampul biasanya memberikan keterangan sebagai berikut: nama
generik dan nama dagang obat, dosis obat dalam berat (miligram, gram dan
miliequivalen) dan jumlahnya (mililiter), tanggal kadaluwarsa dan petunjuk
pemberian. Bila obat dalam bentuk bubuk, instruksi pencampuran dan equivalen
dosisnya biasanya juga diberikan
Tabung ini dipakai jika jumlah cairan yang akan diberikan kurang dari 1 mL dan untuk
32
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Tabel 1 .1
Section: Schedule:
Ukuran dan PanjangJarum
Setelah memahami tentang perangkat yang digunakan untuk memberikan obat, kini akan
kita lanjutkan dengan menghitung dosisnya. Kita mulai dengan menghitung dosis injeksi
subcutan. Pada pembahasan dosis sub cutan, kita akan juga membahas tentang dosis
pemberian insulin, karena meskipun pemberiannya sama secara sub cutan, akan tetapi
insulin memiliki kharakteristik tersendiri, baik satuan obatnya maupun spuit yang
digunakan untuk memasukkan obat.
Name:
Section: Schedule:
Rumus dasar :
H ; V = D ; X
10.000 : 1 mL = 25000 : x ml
X =25 =0,25 mL
100
b. Injeksi Insulin
Insulin diresepkan dan diukur dalam unit. Kini, kebanyakan insulin diproduksi dalam
konsentrasi 100 U/mL. Insulin diberikan dengan spuit insulin yang dikalibrasi sesuai
dengan 100-U insulin. Konsentrasi insulin juga tersedia dalam 40 U dan 500 U, tapi
jarang ditemukan. Botol dan spuit
Name:
Section: Schedule:
Otot mempunyai lebih banyak pembuluh darah daripada jaringan lemak, sehingga obat-
obatan yang diberikan secara intra muskuler lebih cepat diabsorbsi dari pada injeksi
subkutan. Volume larutan obat untuk injeksi IM adalah 0,5 sampai 3,0 mL. Volume larutan
yang lebih banyak dari 3 mL, menyebabkan perpindahan jaringan otot yang lebih banyak
dan kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan.
Contoh 10.
1) Seorang pasien mendapat terapi oksasillin. Instruksi pada label obat terbaca:
“tambahkan 5,7 mL air steril.” Bubuk obat setara dengan 0,3 mL. Setiap 1,5 mL = 250
mg (larutan obat setara dengan 6 mL). Selesaikan soal dengan menggunakan 250
mg
= 1,5 mL atau 1000 mg (1 g) = 6 mL.
a) =
1000 mg : 6 mL :: 500mg : x mL
2) Kasus 2
a)
b) H : V :: D : x
: 1 mL :: 35mg : x mL
50mg
36
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Section: Schedule:
Hidroksizin
a)
b) H : V :: D : x
: 2mL :: 25mg : x mL
100 mg
Prosedur
1) Periksa dosis dan volume meperidin dalam cartridge yang telah terisi
2) Buang larutan yang telah berlebih dari cartridge yang telah diisi , 0,7 larutan
harus ditinggalkan.
3) Ambil 0,5 mL udara ke dalam cartridge dan suntikkan ke dalam vial
Name:
Section: Schedule:
Contoh 11
a) Parameter tobramisin: 3 mg/kg/hari x 10 kg = 30 mg/hari dalam dosis terbagi tiga
Perintah obat: 10 mg x 3 (q 8h)= 30 mg/hari Dosis berada di dalam parameter
keamanan. 10 mg=1 mL/ dosis
Label obat menyatakan tambahan 3,0 mL pelarut, setara 3,5 mL Konversi 1 g menjadi 1000
mg Bagaimana pemahaman saudara tentang dosis bagi anak-anak ? Untuk mengetes sejauh
mana pemahaman saudara, kerjakan tugas dibawah ini
RINGKASAN
Dosis merupakan salah satu aspek penting dalam pemberian obat. Perawat harus memiliki
kompetensi penghitungan dosis untuk mengurangi efek kelebihan atau kekurangan obat.
Dalam hal ini, perawat harus benar-benar teliti. Ada beberapa obat yang memiliki
kharakteristik tersendiri seperti insulin. Hal tersebut juga membutuhkan kompetensi
tersendiri, agar tujuan terapi dapat tercapai. Secara umum ada dua cara untuk menghitung
dosis orang dewasa, yaitu rumus dasar dan rasio-proporsi, yaitu
38
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Section: Schedule:
Rumus dasar
x V=A
Dimana :
H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau
vial) V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
A adalah jumlah hasil hitungan yang diberikan kepada pasien
Diketahui
H: = D
V :x
Dimana :
H adalah dosis ditangan : dosis obat pada label tempat obat (botol atau
vial) V adalah bentuk : bentuk obat yang tersedia (tablet, kapsul, cair)
D adalah dosis yang diinginkan atau dosis yang diperintahkan dokter
X adalah jumlah yang harus dihitung, yang akan diberikan kepada pasien
QUESTION
TES 1
Tablet mana yang akan anda ilih dan berapa banyak akan anda berikan ?.
26
MKK : Keperawatan dasar II
Program Studi Sarjana Keperawatan-STIKes Horizon
Name:
Section: Schedule:
Thank you