Anda di halaman 1dari 1

Cari

Pemeriksaan
Unduh
Fisik Mata !

Diunggah oleh Silvia zuela

' 0 penilaian · 75 tayangan · 17 halaman


Informasi Dokumen (
Pemeriksaan fisik pada mata
Hak Cipta
© © All Rights Reserved

Format Tersedia
Unduh !
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini

Pemeriksaan Fisik Mata


Facebook
Makalah ini ditulis untuk Twitter
memenuhi salah satu tugas keperawatan medikal
bedah III
Dosen Pengampu : Reni Prima Gusty S.Kp M.Kes

%
Email

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Oleh

Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini


Putri Indah Permata
1711313014

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS

2019

Tingkatkan Pengalaman Anda *


Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

' Bermanfaat

) Tidak
bermanfaat

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah SWT karena dengan
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, manusia dapat mengembangkan
teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu dibutuhkan
kemampuan untuk belajar dan berfikir sehingga penulis telah menyelesaikan tugas
tentang “Pemeriksaan Fisik Mata”.
Penulisan diperoleh dari beberapa sumber tentang Pemeriksaan Fisik
Mata. Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai mata kuliah keperawatan medikal bedah. Kami juga
menyadari sepenuhnya di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada yang lebih baik tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang
tidak berkenan.

Padang, 26 Agustus 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................... ..........ii


DAFTAR ISI ...................................................................................... ........iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................4
1.1 Latar Belakang .........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4
1.3 Tujuan .......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS ..................................................................5
2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata .....................................................................5
2.2 Pemeriksaan Mata .....................................................................................7
2.3 Inspeksi Mata ............................................................................................8
2.4 Reflek Pupil ..............................................................................................8
2.5 Lapang Pandang........................................................................................9
2.6 Pemeriksaan Otot Ekstraokuler ................................................................9
2.7 Pemeriksaan Visus (snellen, hitung jari, pergerakan jari, penyinaran, pin
hole...............................................................................................................10
2.8 Pemeriksaan Buta Warna ........................................................................13
BAB III PENUTUP .................................................................................16
4.1 Kesimpulan .............................................................................................16
4.2 Saran ............................................................................................... ........16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................17

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata adalah organ indra yang kompleks, pada mata terdapat reseptor khusus
cahaya yang disebut foto reseptor. Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ
fisus) terdiri dari organ okuli asesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf
indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf cranial ke 2), timbul dari sel-sel ganglion
dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa saja Anatomi dan Fisiologi Mata?
2. Bagaimana Pemeriksaan pada Mata ?
3. Bagaimana cara Inspeksi Mata?
4. Bagaimana teknik Reflek pada Pupil?
5. Bagaimana cara teknik Lapang Pandang?
6. Bagaimana cara Pemeriksaan Otot Ekstraokuler?
7. Bagaimana cara Pemeriksaan Visus (snellen, hitung jari, pergerakan jari,
penyinaran, pin hole?
8. Bagaimana cara Pemeriksaan Buta Warna?

1.3 Tujan penulisan


1. Untuk mengetahui Anatomi dan Fisiologi Mata
2. Untuk mengetahui Bagaimana Pemeriksaan pada Mata
3. Untuk mengetahui Bagaimana cara Inspeksi Mata
4. Untuk mengetahui Bagaimana teknik Reflek pada Pupil
5. Untuk mengetahui Bagaimana cara teknik Lapang Pandang
6. Untuk mengetahui Bagaimana cara Pemeriksaan Otot Ekstraokuler
7. Untuk mengetahui Bagaimana cara Pemeriksaan Visus (snellen, hitung jari,
pergerakan jari, penyinaran, pin hole
8. Untuk mengetahui Bagaimana cara Pemeriksaan Buta Warna

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata

a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
pada mata serta bagian putih pada bola mata yang bersama kornea sebagai
pembungkus dan pelindung isi bola mata. Kekakuan tertentu pada sklera
mempengaruhi tekanan bola mata.
b. Kornea
Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus
cahaya. Kornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi bola mata sebelah
depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu:
! Epitel
! Membran Bowman
! Stroma
! Membran Descement
! Endotel

c. Aqueous Humor
Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa,
keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua
struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous
humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam
korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior.
d. Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam
bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang
iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram
yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.
e. Badan Vitreous (Badan Kaca)
Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini
merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit
kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous
mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat
(Luiz Carlos Junqueira, 2003
f. Uvea
Uvea merupakan lapis vaskuler di dalam bola mata yang banyak
mengandung pembuluh darah yaitu ; iris, badan siliar, koroid. Iris atau selaput
pelangi mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke
dalam bola mata.
g. Pupil
Pupil pada anak-anak pupil berukuran kecil karena belum
berkembangnya saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil sedang, dan orang
tua pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang
sklerosis.
h. Retina
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung
reseptor dan akan meneruskan rangsangan cahaya yang diterimanya berupa
bayangan. Dalam retina terdapat macula lutea atau bintik kuning yang

merupakan bagian kecil dari retina dan area sensitif paling rentan pada siang
hari.

i. Saraf Optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak

2.2 Pemeriksaan Mata


Pengkajian
1 Anamnesa gangguan penglihatan

- Data Umum: nama, jenis kelamin, umur, pekerjaan

- Keluhan Utama: Mata merah, Mata berair, Mata gatal, Mata Nyeri,
Belekan, Gangguan penglihatan (Kabur, penglihatan ganda/diplopia,
buta), Timbilan, Kelilipan
- Riwayat Penyakit Dahulu: Diabetes Mellitus, Hipertensi, Trauma
2 Mengkaji keluhan utama
- Apakah gangguan terjadi pada saat melihat jauh atau dekat?

- Onset mendadak atau gradual?


- Di seluruh lapang pandang atau sebagian? Jika sebagian letaknya di
sebelah mana?

- Diplopia satu mata atau kedua mata? Apakah persisten jika mata ditutup
sebelah?
- Adakah gejala sistemik lain: demam, malaise

2.3 Inspeksi Mata


! Bentuk dan penyebaran alis dan bulu mata. Apakah bulu mata lentik, kebawah
atau tidak ada. Fungsi alis dan bulu mata untuk mencegah mauknya benda asing
(debu) untuk mencegah iritasi atau mata kemerahan.
! Lihat sclera dan konjungtiva.
- Konjungtiva, dengan menarik palpebral inferior dan meminta klien melihat
keatas. Amati warna, anemis atau tidak, apakah ada benda asing atau tidak
- Sclera, dengan menarik palpebral superior dan meminta klien melihat ke
bawah. Amati kemerahan pada sclera, icterus, atau produksi air mata
berlebih.
! Amati kedudukan bola mata kanan kiri simetris atau tidak, bola mata keluar
(eksoptalmus) atau ke dalam (endoftalmus).
! Palpebral turun menandakan kelemahan atau atropi otot, atau hiperaktivitas
palpebral yang menyebabkan kelopak mata terus berkedip tak terkontrol.
! Observasi celah palpebral. Minta klien memandang lurus ke depan lalu
perhatikan kedudukan kelopak mata terhadap pupil dan iris. Normal jika
simetris. Adanya kelainan jika celah mata menyempit (ptosis, endoftalmus,
blefarospasmus) atau melebar (eksoftalmus, proptosis)
! Kaji sistem lakrimasi mata dengan menggunakan kertas lakmus untuk
mendapatkan data apakah mata kering atau basah yang artinya lakrimasi
berfungsi baik ( Schime test).
! Kaji sistem pembuangan air mata dengan uji anel test. Yaitu dengna
menggunakan spuit berisi cairan, dan berikan pada kanal lakrimal.

2.4 Reflek Pupil


! Gunakan penlight dan sinari mata kanan kiri dari lateral ke medial. Amati respon
pupil langsung. Normalnya jika terang, pupil mengecil dan jika gelap pupil
membesar.
! Amati ukuran lebar pupil dengan melihat symbol lingkaran yang ada pada badan
penlight dan bagaimana reflek pupil tersebut, isokor atau anisokor.

! Interpretasi:

- Normal : Bentuk pupil (bulat reguler), Ukuran pupil : 2 mm


– 5 mm, Posisi pupil ditengah-tengah, pupil kanan dan kiri
Isokor, Reflek cahaya langsung (+) dan Reflek cahaya
konsensuil atau pada cahaya redup (+)

- Kelainan : Pintpoin pupil, Bentuk ireguler, Anisokor dengan


kelainan reflek cahaya dan ukuran pupil kecil atau besar dari
normal (3-4 mm)

2.5 Lapang Pandang / Tes Konfrontasi


! Dasarnya lapang pandang klien normal jika sama dengan pemeriksa. Maka
sebelumnya, pemeriksa harus memiliki lapang pandang normal. LP klien = LP
pemeriksa
! Normalnya benda dapat dilihat pada: 60 derajat nasal, 90 derajat temporal, 50
derajat , dan atas 70 derajat bawah.
! Cara pemeriksaan :

- Klien menutup mata salah satu, misalnya kiri tanpa menekan bola mata.

- Pemeriksa duduk di depan klien dg jarak 60cm sama tinggi dengan klien.
Pemeriksa menutup mata berlawanan dengan klien, yaitu kanan. Lapang
pandang pemeriksa dianggap sebagai referensi (LP pemeriksa harus
normal)

- Objek digerakkan dari perifer ke central (sejauh rentangan tangan


pemeriksa) dari delapan arah pada bidang ditengah pemeriksa dan klien

- Lapang pandang klien dibandingkan dengan pemeriksa. Lalu lanjutkan


pada mata berikutnya

2.6 Pemeriksaan Otot Ekstraokuler


! Minta klien melihat jari, dan anda menggerakkan jari anda. Minta klien mengikuti
gerak jari, dengan 8 arah dari central ke perifer.
! Amati gerakan kedua mata, simetris atau ada yang tertinggal

Sensibilitas Kornea

! Bertujuan mengetahui bagaimana reflek sensasi kornea dengan


menggunakan kapas steril.

! Cara pemeriksaan :

- Bentuk ujung kapas dengan pinset steril agar runcing dan halus

- Fiksasi mata pasien keatas agar bulu mata tidak tersentuh saat kornea
disentuh

- Fiksasi jari pemeriksa pada pipi pasien dan ujung kapas yang halus dan
runcing disentuhkan dengan hati-hati pada kornea, mulai pada mata yang
tidak sakit.

! Intrepetasi : dengan sentuhan, maka mata akan reflek berkedip. Nilai dengan
membandingkan sensibilitas kedua mata klien.

2.7 Pemeriksaan Visus (snellen, hitung jari, pergerakan jari, penyinaran, pin hole)

a) Snellen Card
- Menggunakan kartu snellen dengan mengganttungkan kartu
pada jarak 6 atau 5 meter dari klien.

10

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses


lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

- Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan, maka minta klien


untuk tutup dengan penutup mata atau telapak tangan tanpa
menekan bolamata
- Pasien disuruh membaca huruf SNELLEN dari baris paling
atas ke bawah. Hasil pemeriksaan dicatat, kemudian
diulangi untuk mata sebelahnya.
- HASIL :

o VOD 6/6 &VOS 6/6

o 6/6 pasien dapat membaca seluruh huruf dideretan 6/6


pada snellen chart
o 6/12 pasien bisa membaca sampai baris 6/12 pada snellen chart

o 6/30 pasien bisa membaca sampai baris 6/30 pada snellen chart

b) Hitung jari

- Apabila tidak bisa membaca huruf Snellen pasien diminta


menghitung jari pemeriksa pada jarak 3 meter
- 3/60 pasien bisa hitung jari pada jarak 3 meter.

11

- 1/60 bila klien dapat membaca pada jarak 1 meter

c) Pergerakan Jari

- Tidak bisa hitung jari, maka dilakukan pemeriksaan gerakan


tangan didepan pasien dengan latar belakang terang. Jika
pasien dapat menentukan arah gerakan tangan pada jarak 1
m:
- VISUS 1/300 (Hand Movement/HM) kadang kala sdh perlu
menentukan arah proyeksinya

d) Penyinaran

- Jika tidak bisa melihat gerakan tangan dilakukan penyinaran


dengan penlight ke arah mata pasien.
- Apabila pasien dapat mengenali saat disinari dan tidak
disinari dari segala posisi (nasal,temporal,atas,bawah)
maka tajam penglihatan V = 1/ ~ proyeksi baik (Light
Perception/LP).
- Jika tidak bisa menentukan arah sinar maka penilaian V = 1/
~ (LP, proyeksi salah).
- Jika sinar tidak bisa dikenali maka tajam penglihatan dinilai
V= 0 (NLP). Bila tidak dapat melihat sinar senter disebut
BUTA TOTAL (tulis 00/000)

e) Pemeriksaan Dengan Pinhole

- Bila responden tidak dapat melanjutkan lagi bacaan huruf di


kartu Snellen atau kartu E maka pada mata tersebut dipasang
PINHOLE
- Dengan pinhole responden dapat melanjutkan bacaannya
sampai baris normal (20/20) berarti responden tersebut

Gangguan Refraksi
- Bila dengan pinhole responden tidak dapat melanjutkan
bacaannya maka disebut KATARAK

12

- Bila responden DAPAT membaca sampai baris normal


20/20 TANPA pinhole maka responden tidak perlu
dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan pinhole

2.8 Pemeriksaan Buta Warna

- Pasien diminta menyebutkan berapa angka yang tampak di kartu

- Orang normal mampu meyebutkan angka 74 buta waran


merah hijau menyebutkan angka 21

- Orang yang buta warna merah (protanopia) akan melihatnya angka 2 ,


sedangkan bagi buta warna merah ringan (protanomaly) masih melihat
angka 4 samar-samar
Orang yang buta warna hijau (deuteranopia) akan melihatnya angka 4 ,
sedangka bagi buta warna hijau ringan (deuteranomaly) masih melihat
angka 2 samar-samar

13

- Bagi mereka yang buta warna hijau dan merah akan melihatnya
angka 70

- Bagi mereka yang buta warna hijau dan merah akan melihatnya
angka 5.

- Bagi mereka yang buta warna hijau dan merah akan melihatnya
angka 17
Memeriksa Tekanan Intra Okuler

- Rerata Tekanan Intra Okular normal ± 15 mmHg, dengan


batas antara 12- 20 mmHg
- Alat yang digunakan: Tonometer Schiotz, Lidocaine 2%/
Panthocaine tetes mata, Chloramphenicol zalf mata 2%
,Kapas alkohol 70%

14

A. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

- Klien duduk tegak, melirik ke bawah dan menutup mata

- Jari telunjuk kanan dan kiri pemeriksa bergantian


menekan bola mata pada kelopak atas ke arah bawah
(45º) dengan halus. Tiga jari yang lain bersandar pada
tulang pipi, bandingkan kanan dan kiri

- Hasil TN, TN+1, TN+2, TN+3, TN-1, TN-2, TN-3

B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

- Persiapan Alat :Tonometer ditera dg meletakkan di perm datar, jarum


menunjukkan angka 0, Perm Tonometer dibersihkan dg kapan alkohol

15

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mata adalah organ indra yang kompleks, pada mata terdapat reseptor khusus
cahaya yang disebut foto reseptor. Indera penglihatan yang terletak pada mata (organ
fisus) terdiri dari organ okuli asesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola mata). Saraf
indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf cranial ke 2), timbul dari sel-sel ganglion
dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.

Pada pemeriksaan mata dilakukan pengkajian terlebih dahulu, seperti melakukan


anamnesa pada gangguan penglihatan dan mengkaji keluhan utama pada pasien.
Pemeriksaan mata dilakukan beberapa teknik, yaitu :

- Inspeksi Mata
- Reflek Pupil
- Lapang Pandang / Tes Konfrontasi
- Pemeriksaan Otot Ekstraokuler
- Pemeriksaan Visus (snellen, hitung jari, pergerakan jari, penyinaran, pin hole)
- Pemeriksaan Buta Warna

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
di pertanggung jawabkan dan makalah ini penulis tulis untuk memberikan kepada
pembaca tentang pemeriksaan mata.

16

BAB III

PENUTUP

Debora, Oda (2012). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta :


Salemba Medika

Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia, 1997.

17

Bagikan dokumen Ini


" # $ % &

Anda mungkin juga menyukai

ASKEP KOMUNITAS DEWASA


FIX-1
Silvia zuela

ca mammaae fix.docx
Silvia zuela

1583489370227_proposal
penelittian silvia zuela
Silvia zuela

Majalah Podcast

Lembar Musik

Pemeriksaan
Silvia zuela

kanker
Silvia zuela

Analisis jurnal
Silvia zuela

Icon .docx
Silvia zuela

Kesehatan Jiwa Pada Anak


Autis.pptx
Silvia zuela

Peran perawat gangguan


muskuloskletal.pdf
Silvia zuela

Paliatif
Silvia zuela

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA.pdf
Silvia zuela

Hospice
Silvia zuela

Tampilkan lebih banyak

Tentang Dukungan

Tentang Scribd Bantuan / Pertanyaan Umum

Media Aksesibilitas

Blog kami Bantuan pembelian

Bergabunglah dengan tim AdChoices


kami!
Penerbit
Hubungi Kami

Undang teman Sosial


Hadiah
Instagram
Scribd untuk perusahaan
Twitter

Hukum Facebook

Pinterest
Syarat

Privasi

Hak Cipta

Dapatkan aplikasi gratis kami

Buku • Buku audio • Majalah • Podcast •


Lembar Musik • Dokumen • Snapshot • Direktori

Bahasa: Bahasa Indonesia

Hak cipta © 2021 Scribd Inc.


Scribd ,,,,-
Buku, buku audio, dan lainnya. +
Dapatkan aplikasi gratis kami

+
Beri
Bagikan
Nilai
Beranda Buku Buku audio Dokumen

Anda mungkin juga menyukai