Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS

ABSES SEPTUM
Disusun Oleh :
Reza Indri Saraswati, S.Ked
Ratnasari Ridar Widyaningrum, S.Ked
Frans Michael Oscar Marpaung, S.Ked

Pembimbing:
dr. Nuch Sabunga, Sp.THT-KL

BAGIAN/SMF KESEHATAN THT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
JUNI
2016
PENDAHULUAN
Abses septum nasi adalah pus yang terkumpul di antara
tulang rawan dengan mukoperikondrium atau tulang
septum dengan mukoperiosteum yang melapisinya.

Biasanya didahului oleh trauma  hematoma septum yang


bila terinfeksi akan menjadi abses

Abses septum merupakan kasus emergensi di bidang THT


karena dapat menimbulkan komplikasi berbahaya berupa
infeksi intrakranial
ANATOMI
VASKULARISASI
PERSARAFAN
DEFINISI

Kumpulan pus diantara kartilago septum nasi dan mukoperikondrium


atau mukoperiostium.

Septal abscess
EPIDEMIOLOGI

 Etiologi tersering: trauma


 Lokasi tersering: bagian anterior tulang rawan septum
 Laki-laki lebih sering terkena dibandingkan perempuan
 Rumah sakit Royal Children Melbourne Australia: 20
kasus selama 18 tahun
 RSCM: 9 kasus selama 5 tahun
 RSUP H. Adam Malik Medan: 5 kasus selama 5 tahun
 RSUP M. Djamil Padang: 3 kasus selama 2 tahun.
ETIOLOGI
• Trauma hidung Organisme penyebab:

• Furunkel intranasal • Staphylococcus aureus


• Streptococcus pneumoniae
• Peradangan sinus
• streptococcus milleri
• Komplikasi operasi
• Streptococcus viridians
hidung
• Staphylococcus epidermis
• Penyakit sistemik
• Haemophillus influenza
PATOFISIOLOGI
Trauma

Hematoma
septum

Penekanan
tulang rawan Kumpulan darah
sebagai media
tumbuh bakteri
Iskemik dan
nekrosis

Abses

Destruksi tulang
rawan
DIAGNOSIS
Anamnesis
• Hidung tersumbat, progresif
• Nyeri
• Demam
• Sakit kepala
• Riwayat : trauma hidung, peradangan, operasi
hidung, penyakit gigi, penyakit sistemik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi: Tampak
pembengkakan septum, bentuk
bulat, permukaan licin pada
kedua sisi
• Palpasi: fluktuasi dan nyeri
tekan
• Aspirasi

Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium darah
• Foto rontgen atau CT Scan
TATA LAKSANA

• Drainase
• Antibiotik parenteral
• Rekonstruksi defek septum
KOMPLIKASI

• Deformitas dan gangguan fungsi


hidung
• Penjalaran ke intracranial :
meningitis, abses otak, empiema
subaraknoid
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
 Nama : Ny. H
 Umur : 51 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Status perkawinan : Menikah
 Agama : Kristen Protestan
 Bangsa : Indonesia
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Alamat : Jln. Yos Sudarso IV no. III
 MRS : 12 Juni 2016
 No. CM : 22.86.02
 Tanggal Pemeriksaan : 13 Juni 2016
ANAMNESIS
 Proses anamnesa dilakukan secara autoanamnesa
 Keluhan utama:
 Susah bernapas melalui hidung
 Riwayat penyakit sekarang:
 Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Doris Sylvanus dengan
keluhan susah bernapas melalui hidung sejak 3 minggu
sebelum masuk rumah sakit (SMRS) dan semakin
memberat sejak 2 hari SMRS.
…ANAMNESIS
− Os merasa bengkak di sekitar hidung dan keluar cairan
berwarna putih dari hidung sejak 2 minggu SMRS. Os
merasa nyeri di hidung terutama bila disentuh. Suara
berubah menjadi sengau sejak 10 hari SMRS.
− Os mengaku sebelumnya memiliki riwayat mengorek-
ngorek lubang hidung dengan jari karena ingin
membuang kotoran dan saat itu os tidak sengaja membuat
luka pada bagian rongga hidung di tengah. Saat itu os
mengatakan merasakan nyeri pada bagian luka tersebut
dan mengeluarkan sedikit darah pada luka tersebut.
…ANAMNESIS
− Batuk (-), pilek sejak 3 minggu SMRS, demam
(+) saat 3 minggu SMRS dan saat masuk IGD
sudah tidak demam lagi, sakit kepala (+), nyeri
tenggorok (-).
− Os sebelumnya berobat ke dokter di kampung
dan diberikan obat tetapi tidak ada perubahan.
Os lupa nama obat yang diberikan dan obatnya
sudah habis untuk saat ini. Os tidak ada riwayat
trauma pada daerah hidung dan wajah.
…ANAMNESIS
 Riwayat penyakit dahulu:
 Os mempunyai tekanan darah tinggi sejak ±2 tahun
yang lalu. Os tidak rutin kontrol dan tidak mempunyai
obat rutin untuk tekanan darahnya. Os juga
mempunyai riwayat penyakit asma sejak berumur 20
tahun. Menurut Os, asmanya jarang kambuh dan tidak
ada obat rutin.
 Riwayat diabetes melitus (-), penyakit jantung (-),
stroke (-). Os memiliki kebiasaan suka mengorek-
ngorek lubang hidung.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Vital sign:
 Tekanan darah : 180/120 mmHg
 Denyut nadi : 98 kali/menit, reguler, kuat angkat
 Pernafasan : 22 kali/menit, reguler
 Suhu : 36,6ºC
PEMERIKSAAN TELINGA
1. Daun Telinga 3. Belakang Telinga
 Bentuk : Normal / Normal  Abses/Fistel :-/-
 Ukuran : Simetris  Sikatrik :-/-
 Sikatrik :-/-  Nyeri Tekan :-/-
 Infeksi :-/-
 Tumor :-/-
2. Depan Telinga
 Abses/Fistel :-/-
 Sikatrik :-/-
 Nyeri Tekan :-/-
.…PEMERIKSAAN TELINGA
4. Liang Telinga Luar
 Warna : Merah muda / Merah muda
 Edema :-/-
 Sekret :-/-
 Serumen :-/-
5. Selaput Gendang
 Permukaan : Mengkilat / Mengkilat
 Warna : Merah muda / Merah muda
 Perforasi :-/-
 Pantulan Cahaya :+/+
6. Telinga Tengah (bila ada perforasi)
 Tidak Ada
PEMERIKSAAN HIDUNG
1. Bagian Luar Hidung:
 Bentuk : Normal
 Kelainan Kulit : - / -
 Kolumella : Normal
 Nares anterior : Tampak menyempit bilateral
 Fossa kanina : Normal
 Dinding media : Normal
…PEMERIKSAAN HIDUNG
2. Bagian Dalam Hidung:
 Septum Nasi
Tampak pembengkakan septum nasi bilateral dengan
permukaan licin, berwarna kemerahan, kenyal,
fluktuasi sampai ⅓ depan mukoperiosteum dan tidak
terdapat nyeri tekan pada pembengkakan tersebut.
 Dinding Belakang
Nares posterior kesan normal, tidak ada sekret.
…PEMERIKSAAN HIDUNG
PEMERIKSAAN GIGI, MULUT,
KERONGKONGAN, TENGGOROK
1. Gigi
 Warna : Putih kekuningan
 Sekret/Sifat : Tidak ada
 Permukaan : Normal
2. Mulut
 Warna : Merah muda
 Sekret/Sifat : Tidak ada
 Permukaan : Mukosa bibir lembab
 Nyeri : (-)
 Hiperemis : (-)
 Trismus : (-)
 Lain – lain : (-)
…PEMERIKSAAN GIGI, MULUT,
KERONGKONGAN, TENGGOROK
3. Kerongkongan
 Orofaring
• Dinding dorsal : Normal / Normal
• Dinding lateral : Normal / Normal
• Ishtmus faucium : Normal / Normal
• Arcus anterior : Normal / Normal
• Arcus posterior : Normal / Normal
• Tonsil
− Warna : Merah muda / Merah muda
− Pembesaran : T1 / T1
− Detritus :-/-
− Perlengketan :-/-
…PEMERIKSAAN GIGI, MULUT,
KERONGKONGAN, TENGGOROK
 Hipofaring
 Fossa piriformis : Normal / Normal
 Vallekula : Normal / Normal
 Radiks lingua : Normal / Normal
 Tenggorok
 Tidak dilakukan pemeriksaan
 Kelainan Limfe Regional
 Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi

Darah rutin Hasil


Hemoglobin 13,3 g/dL
Eritrosit 4.83 juta/uL
Leukosit 9.400 /uL
Hematokrit 39,9%
Trombosit 338.000 /uL
MCV 82,6 fL
MCH 27,5 pg
MCHC 33,3%
RDW-CV 14,2%
Golongan darah O
…PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hemostasis

Pemeriksaan Hasil
Waktu perdarahan/BT 3 menit
Waktu pembekuan/CT 6 menit

Kimia Klinik

Pemeriksaan Hasil
Glukosa sewaktu 115 mg/dL
AST (SGOT) 36 U/L
ALT (SGPT) 34 U/L
Ureum 36,03 mg/dL
Kreatinin 0,9 mg/dL
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Interpretasi:
 Posisi Water’s kurang baik
 Septum nasi minimal deviasi ke kiri
 Tampak perselubungan opak inhomogen
di cavum nasi kanan, batas tidak jelas,
bagian inferior superposisi dengan gigi
 Sinus maksilaris, frontalis tampak cerah
 Tidak tampak destruksi tulang di
sekitarnya.
 Saran: bila perlu foto ulang posisi Water’s
PENATALAKSANAAN
1. Infus RL 20 tetes per menit
2. Injeksi Cefotaxime 1 gram / 12 jam
3. Injeksi Dexamethasone 1 mg / 8 jam
4. Injeksi Ranitidine 1 ampul / 8 jam
5. Injeksi Ketorolac 30 mg / 8 jam
Pada tanggal 13 Juni 2016, dilakukan aspirasi pus dan insisi
abses. Didapatkan pus sebanyak ±2cc.
FOLLOW UP
Hari/Tanggal Follow up Terapi
Minggu S: KU: Baik.  IVFD RL:D5% 2:1
12 Juni 2016 TD: 170/100 mmHg
 Cefotaxime 1 gr/12
N: 82 x/menit
R: 22 x/menit jam/IV
t: 36,2ºC  Dexamethasone
Hidung tersumbat (+), nyeri pada hidung (+),
injeksi/8jam/IV
suara sengau (+), sakit kepala (+).
O: Rinoskopi anterior tampak abses septum  Ranitidine injeksi/8
kanan dan kiri. jam/IV
Perdarahan (-).  Ketorolac 30 mg/8
Aspirasi pus campur darah ±1 cc
A: jam/IV
Abses septum bilateral  Amlodipine 1x10 mg.
Hipertensi
P: Rencana insisi dengan lokal anestesi.
…FOLLOW UP
Senin S:  Prolic 300 mg 3x1
13 Juni 2016 KU: Baik.
TD: 180/120 mmHg  Ocuson 2x1
N: 88 x/menit  Alco 2x1
R: 24 x/menit
t: 36,5ºC  Aquamaris nasal spray 2xII
Hidung tersumbat (+), suara cavum nasi sinistra
sengau (+)
O:
Rinoskopi anterior tampak abses
septum kanan dan kiri.
Perdarahan (-).
A:
Abses septum bilateral
Hipertensi
P:
Dilakukan insisi abses.
…FOLLOW UP
Senin Laporan operasi:
13 Juni 2016 1. Posisi setengah duduk, posisi duduk
miring ke kanan
2. Semprot lidocain nasal spray
3. Injeksi 0,3 cc lidokain pada septum kiri
4. Insisi kurang lebih 2 mm dengan
bisturi nomor 22 di bagian kaudal
(bawah) septum nasi. Kemudian
perdalam secara tumpul dengan
menggunakan klem arteri kecil hinggu
pus keluar. Kemudian suction.
5. Dilakukan penekanan pada septum
pada sisi kanan, sambil pus yang keluar
di sisi kiri di aspirasi hingga kesan
bersih.
6. Dilakukan pemasangan drain
handscoon
7. Kontrol perdarahan dengan memasang
tampon anterior kanan dan kiri.
…FOLLOW UP
Selasa S:  Klindamisin 300 mg 3x1
14 Juni 2016 KU: Baik.  Betamethason 0,25 mg 2x1
TD: 170/100 mmHg  BcC 2x1
N: 82 x/menit  NaCl nasal spray 2xII cavum
R: 22 x/menit nasi sinistra
t: 36,2ºC  Amlodipine 1x10 mg
O:
Lepas tampon anterior kanan dan kiri
serta drain. Lalu suction, pus kering.
Abses septum kanan dan kiri (-).
Hidung tersumbat (-), suara sengau
(-).
A:
Abses septum bilateral post insisi H1.
Hipertensi
Pasien boleh rawat jalan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasien Teori
Wanita, 51 tahun, keluhan progesifitas dari Semakin besar abses → aliran udara ke
kesulitan bernapas rongga hidung hingga paru ↓ → sulit
bernapas dan suara sengau
Kebiasaan mengorek2 hidung dan riwayat Trauma (penyebab 75%) → robeknya
hipertensi pembuluh darah → hematoma septum
nasi → media untuk pertumbuhan
bakteri → abses septum

Demam ± 3 minggu SMRS Trauma tercabutnya bulu hidung +


higienitas jari kurang bersih →
furunkulosis nasal → respon tubuh
terhadap infeksi
....HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasien Teori
Rinoskopi anterior: pembengkakan septum Septum nasi membengkak, kemerahan,
nasi bilateral, permukaan licin, kemerahan, dan nyeri tekan → hematoma atau abses
kenyal, fluktuasi, dan nyeri tekan
Aspirasi dan insisi abses didapatkan pus Aspirasi pada daerah fluktuasi → pus pada
bercampur darah sebanyak 2 cc abses septum nasi dan darah pada
hematoma septum nasi
Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu Insisi dan drainase merupakan terapi
dengan insisi dan drainase abses. definitif pada abses septum. Dilakukan
pemasangan tampon anterior dan
pemasangan salir untuk mencegah
rekurensi
Kultur dan tes sensitifitas tidak dilakukan Hasil aspirasi abses dikirim ke
karena keterbatasan pemeriksaan di RSUD laboratorium untuk pemeriksaan kultur
dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. dan tes sensitifitas
....HASIL DAN PEMBAHASAN
Pasien Teori
Pada follow up didapatkan respon Pus dan edem septum (-) → kesulitan
pengobatan yang baik. bernapas (-) → Berobat rawat jalan dan
kontrol di poli secara rutin
KESIMPULAN
• Seorang wanita, 51 tahun, memiliki keluhan progresifitas
kesulitan bernapas, nyeri hidung, kebiasaan mengorek-
ngorek lubang hidung.
• Pemeriksaan rinoskopi anterior: tampak pembengkakan
septum nasi bilateral, permukaan licin, kemerahan,
kenyal, fluktuasi, dan terdapat nyeri tekan.
• Hasil dari aspirasi dan insisi abses didapatkan pus
sebanyak 2 cc.
• Berdasarkan tanda, gejala, dan pemeriksaan fisik, pada
pasien didiagnosa dengan abses septum nasi.
....KESIMPULAN
• Abses septum nasi adalah kumpulan pus diantara kartilago septum nasi dan
mukoperikondrium atau mukoperostium.
• Penyebab abses septum nasi tersering adalah trauma hidung (kecelakaan,
perkelahian, olah raga, mengorek kotoran hidung atau mencabut bulu
hidung).
• Penatalaksanaan abses septum nasi yang dianjurkan saat ini yaitu drainase,
antibiotik parenteral dan rekonstruksi defek septum.
• Tujuan dari rekonstruksi adalah untuk menyangga dorsum nasi, memelihara
keutuhan dan ketebalan septum, mencegah perforasi septum yang lebih besar
dan mencegah obstruksi nasal akibat deformitas.
• Keterlambatan diagnosis dapat menyebabkan destruksi tulang rawan dan
tulang hidung sehingga terjadi deformitas yang berupa hidung pelana, retraksi
kolumella,dan pelebaran dasar hidung.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiman BJ dan Prijadi J. Diagnosis dan penatalaksanaan abses septum nasi. Bagian
Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher: Jurnal Kedokteran Andalas. Vol. 2,
No. 1. 2013.
2. Chung JC, Wong AT and Ho WK. Spontaneous nasal septal abscess presenting as
complete nasal obstruction. China: International Journal of Otolaryngology and
Head & Neck Surgery Vol. 2. 2013. Page 79-81.
3. Haryono. Abses septum dan sinusitis maksila. Departemen Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher: Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 39, No.
3. 2006.
4. Adnane C, Adouly T, Taali L, et al. Unusual Spontaneous Nasal Septal Abscess.
Journal of Case Report and Studies 2015; 3(3). 302.
5. Ozan F, Polat S, Yeler H. Nasal Septal Abscess Caused by Dental Infection: A Case
Report. The Internet Journal of Otorhinolaryngology 2005; 4(2). P. 1-4.
6. Forde R, Ashman H, Williams EW, et al. Idiopathic Nasal Septal Abscess-a Case
Report. West Indian Medical Journal 2012; 61(8).
7. Toluhula TT. Hubungan Tipe Deviasi Septum Nasi Menurut Klasifikasi Mladina
Dengan Kejadian Rinosinusitis dan Fungsi Tuba Eustachius. Makassar: Universitas
Hasanudin; 2013.
8. Dewi F. Profil Polip Nasi di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010. Medan:
Universitas Sumatera Utara; 2011.

Anda mungkin juga menyukai