Anda di halaman 1dari 46

Fasilitator : TRI WIDODO, SKM, MPH

Dita Ayu Pertiwi FAA 114 016


Theresia Bornok Bintang FAA 114 017
Mikhael Theofanimia FAA 114 018
Mochammad Ditya Pratama FAA 114019
Dharma Yuda FAA 114 020
Dody Indra Atmaja FAA 114 036
Devi Noor Jannah FAA 114 037
Nova Wulandari Palufi FAA 114 038
Rosariala Dta FAA 114 039
Ratuti Yetsi Bianca
FAA 114 040
Anto berjalan tergesa-gesa pergi ke sekolah saat
melewati sepeda motor yang sedang berhenti di
lampu merah, pergelangan kaki Anto terkena
knalpot. Anto kesakitan dan menangis. Anyo
ditolong oleh nenek-nenek yang menutup
lukanya dengan ramuan dari daun-daunan,
sehingga sakitnya lambat laun hilang. Akan
tetapi, empat hari kemudian lukanya menjadi
bengkak, merah, dan terasa sakit, bila
pergelangan kakinya digerakan.
1. Anto terkena knalpot di pergelangan kai
2. Kesakitan dan mnangis
3. Merah dan melepuh
4. Sakitnya lambat laun hilang
5. 4 hari kemudian, bengkak merah, terasa
sakit
6. Pergelangan kaki sakit jika digerakan
 Sel
 Jaringan Dasar
 Sakit
 Melepuh
 Bengkak (Edema)
Pergelangan kaki terkena knalpot
Luka Bakar

Respons Tanda Gejala

Merah Melepuh Sakit


Menangis Kulit

Kelenjar Jar. Epitel Jar. Ikat

Ditutup dengan ramuan daun


Infeksi
Bengkak Merah Sakit bila digerakan

Otot Jar. Ikat


Apakah ada hubungan antara kerusakan sel
dan jaringan dasar akibat terkena knalpot dan
infeksi yang disebabkan luka ditutup dengan
ramuan daun ?
“Ada hubungan antara kerusakan sel dan
jaringan dasar akibat terkena knalpot
dan infeksi yang disebabkan luka ditutup
dengan ramuan daun.”
1. Apa yang dimaksud dengan sel dan jaringan dasar ?
2. Apa saja jens dan fungsi dari jaringan dasar ?
3. Klasifikasi luka bakar pada pemicu ?
4. Apa saja fungsi dari kelenjar eksokrin dan endokrin?
5. Bagaimana penanganan luka yang baik ?
6. Mengapa luka bakar yang di tutupi ramuan daun
menimbulkan infeksi ?
7. Apa daja struktur dari kulit ?
8. Bagaimana peangan luka bakar yang terkena infeksi
9. Bagaimana adaptasi sel saat terjadi luka ?
10. Bagaiamana mekanisme menangis ??
11. Bagaimana mekanisme rasa sakit ?
12. Apa faktor penghambar regenerasi sel ?
 Sel
Sel, satuan dasar atau fundamental struktur dan
fungsi suatu makhluk hidup, adalah satuan
terkecil yang mampu melaksanakan yang mampu
melaksanakan proses-proses yang berkaitan
dengan kehidupan.
 Jaringan dasar: suatu jaringan yang terbentuk
dari sel-sel hidup.
 Blister (lepuhan) adalah area menonjol pada kulit
yang berisi cairan atau serum.
 Sakit : (Pemons, 1972) Sakit merupakan gangguan
dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas,
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis
dan penyesuaian sosialnya.
 Edema merupakan terkumpulnya cairan di dalam
jaringan interstisial lebih dari jumlah yang biasa atau
di dalam berbagai rongga tubuh mengakibatkan
gangguan sirkulasi pertukaran cairan elektrolit antara
plasma dan jaringan interstisial.
1. Sel merupakan satuan terkecil makhluk
hidup yang tidak dapat dibagi-bagi lagi
yang dapat melaksanakan kehidupan. sel
berkembang biak dengan cara membelah
diri (secara mitosis). Sel juga mengandung
materi genetik, yaitu materi penentu
sifat-sifat makhluk hidup.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
komponen dasar yang menyusunnya yaitu :
1. Sel, merupakan komponen yang bersifat
hidup dalam jaringan dan merupakan unit
terkecil dalam organisme.
2. Substansi seluler, bersifat tidak hidup
dan sebagai hasil produksi sel, dapat
berupa subtansi dasar yang tidak
berbentuk dapat juga berupa serabut.
3. Cairan, merupakan komponen yang
menonjol dalam plasma darah, cairan
limfa dan sebagainya.
Apa saja jenis dan fungsi dari jaringan dasar ?

Jenis jaringan dasar :


 Jaringan otot
Jaringan otot terdiri dari sel-sel yang
mengkhususkan diri untuk berkontraksi dan
menghasilkan gaya. Terdapat tiga jenis jaringan
otot : otot rangka; otot jantung; dan otot polos
 Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel yang khusus
memulai dan menyalurkan impuls listrik yang
bekerja sebagai sinyal yang menyalurkan
informasi dan satu bagian tubuh ke bagian lain.
Jaringan saraf ditemukan di otak, medula
spinalis, dan saraf.
 Jaringan epitel
Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang
mengkhususkan diri mempertukarkan bahan
antara sel dan lingkungannya. Sel-sel epitel
berkaitan secara erat membentuk lembaran
jaringan yang membungkus dan membatasi
berbagai bagian tubuh.
 Jaringan ikat
Jaringan ikat menghubungkan, menunjang,
dan mengikat berbagai bagian tubuh.
Jaringan ini mencakup beragam struktur
misalnya jaringan ikat longgar yang
melekatkan sel epitel ke struktur di bawahnya
;tendon, yang melekatkan otot rangka ke
tulang; tulang, yang memberi bentuk tubuh,
dukungan, dan perlindungan; dan darah,
yang mengangkut bahan dari satu bagian
tubuh ke bagian lain.
Luka bakar derajat 2
 Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis,
berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi
 Dijumpai bulla
 Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
 Dasar luka berwarna merah atau pucat sering terletak
lebih tinggi di atas kulit normal.
 Karena, setelah beberapa hari. Dapat dijumpai bulla
akibat inflamasi yang terjadi.
Apa saja fungsi dari kelenjar eksokrin dan endokrin?

Kelenjar Eksokrin
Kelenjar eksokrin mengeluarkan isinya melalui duktus ke
bagian luar tubuh (atau ke dalam suatu rongga yang
berhubungan dengan dunia luar) (ekso berarti
"eksternal": krin berarti "sekresi"), Contohnya adalah
kelenjar keringat dan kelenjar yang mengeluarkan
getah pencernaan.
 Kelenjar Endokrin
Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri dari
1. kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor pituitary
glanrl) yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar
otak;
2. kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenjar gondok yang
terletak di leher bagian depan;
3. kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat kelenjar
tiroid;
4. kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl) yang terletak di
kutub atas ginjal kiri-kanan;
5. pulau Langerhans (islets of langerhans) di dalam
jaringan kelenjar pankreas;
6. kelenjar kelamin (gonarl)laki di testis dan indung telur
pada wanita. Placenta dapat juga dikategorikan sebagai
kelenjar endokrin karena menghasilkan hormone.
Fungsi sistem endokrin
 Membedakan sistem saraf dan sistem
reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
 Menstimulasi urutan perkembangan
 Mengkoordinasi sistem reproduktif
 Memelihara lingkungan optimal
Pada umumnya setelah seseorang terkena luka, hal yang
semestinya dilakukan adalah membersihkan lukanya.
Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup.
Penutupan luka ini memiliki beberapa fungsi: pertama
melindungi luka dari kerusakan epitel dan meminimalkan
timbulnya koloni bakteri atau jamur.
Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah
evaporasi pasien tidak hipotermi. Ketiga, penutupan luka
diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa
nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit.
Pada luka bakar :
Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka
bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir
selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Proses
koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi
berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi
tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan
mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan
suhu dingin ini pada jam pertama sehingga kerusakan lebih
dangkal dan diperkecil.
Obat bahan alam juga memiliki beberapa kelemahan yang
juga merupakan kendala dalam pengembangan obat
tradisional antara lain : efek farmakologisnya lemah, bahan
baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines,
belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai
mikroorganisme.
Lalu selain ramuan yang memiliki kendala, infeksi pada luka
bakar juga dikarenakan tidak dibersihkannya luka terlebih
dahulu. Hal itu yang menyebabkan agen infeksi mampu
menginfeksi luka terbuka tersebut. Selain itu kebersihan juga
faktor penyebab terjadinya infeksi, karena bakteri dengan
cepat mampu berkembang biak di luka tersebut.
Kulit adalah organ tubuh yang terbesar (sekitar 2m2) dan
menjalankan banyak fungsi: kulit melindungi terhadap cedera
mekanis, menjadi termoregulator dan organ sensorik, dan
mencegah kehilangan cairan secara berlebihan.
 Cutis (kulit), tersusun dari epidermis dan dermis di bawahnya
(jaringan penyambung fibro-elastik dengan pleksus kapiler,
reseptor khusus, saraf, sel imun, sel penhasil melatonin, kelenjar
keringat, folikel rambut, kelenjar sebasea, sel otot
polos;ketebalanbervariasi tergantung pada daerah tubuh
mana).
 Di bawah dermis terdapat subcutis (jaringan lemak subkutan).
Penanganan luka bakar yang terkena infeksi (luka bakar ringan :< 20% pada dewasa, <

10% pada anak):

1. Terapi terbuka – bersihkan luka dan biarkan terpapar pada lingkungan khusus

yang bersih.

2. Terapi tertutup – tutup luka dengan kasa yang dibasahi dengan klorheksidin atau

silver sulfadiazine yang ditutup tipis.

3. Debridemen (pengangkatan jaringan) eskar (Kulit yang terbakar akan membentuk


permukaan yang keras dan tebal) dan split skin graft (pencangkokan sebagian

atau seluruh tebalnya kulit dari suatu daerah asal (donor) tanpa disertai

vaskularisasinya kedaerah lainnya (resipien) untuk menutupi suatu defek)

Kontrol rasa sakit dengan terapi farmakologi dari golongan opioid, NSAID dan

antibiotik pada luka infeksi. Preparat anestesi seperti ketamin, N2O (nitrous oxide)

digunakan pada prosedur ganti balut


Adaptasi sel saat terjadi luka adalah dengan
melakukan perubahan reversible dari jumlah,
ukuran, fenotip, aktivitas metabolit atau
fungsi sel dalam memberikan respons
terhadap prubahan lingkungan. Adaptasi sel
terhadap luka dapat terjadi dalam bentuk
berbeda-beda, sebagai berikut.
 Hipertrofia
Hipertrofia adalah penambahan ukuran sel dan
organ.
 Hiperplasia
Hiperplasia adalah penambahan jumlah sel.
 Atrofia
Atrofia adalah melisutnya ukuran sel dan organ.
 Metaplasia
Perubahan fenotip sel yang telah berdiferensiasi.
Terdapat 3 macam tipe dasar air mata :
1. Air mata basal
2. Air mata refleks
3. Air mata tangisan (air mata psikis)
Air mata tangisan (air mata psikis) disebabkan
stres emosional yang kuat, depresi atau nyeri fisik.
Diproduksi oleh sistem limbik. Khususnya
hipotalamus. Cabang parasimpatis sistem otonom
mengatur kelenjar lakrimasi (air mata) melalui
neurotransmiter asetilkolin, melalui reseptor
nikotinik dan muskarinik yang teraktivasi maka
kelenjar air mata akan menghasilkan air mata. Sistem
saraf parasimpatik bertanggung jawab untuk
relaksasi.
Mekanisme terjadinya nyeri terdiri dari
empat fase, yaitu :
1. Transduksi
2. Transmisi
3. Modulasi
4. Persepsi
SARAF SENSORIS PRIMERBERSINAPS
RANGSANGAN DENGAN NEURON ORDE 2 DI SSP

NEURON ORDE 2 MEMBAWA INPUT


MENGAKTIVASI NOSISEPTIF KE PUSAT LEBIH TINGGI
NOSISEPTOR YANG ADA
PADA BERBAGAI JARINGAN
NEURON ORDE 2 DALAM TANDUK DORSAL
SPINALIS DAN TANDUK DORSAL MEDULA
MENYILANG
TERJADI AKKTIVITAS
DEPOLARISASI DAN MENUJU THALAMUS
REPOLARISASI MELALUI JALUR
SISI KONTRALATERAL
SPINOTALAMIK

TERJADI POTENSIAL AKSI MEMPROYEKSIKAN IMPULS


HINGGA AKHIR AKSON KE SEREBRAL KORTEKS AKSON TRAKTUS
SENSOROS DAN SITEM SPINOTALAKMIK BERSINAPS
LIMBIK OTAK DENGAN NEURON ORDE 3
RANGSANGAN BERBAHAYA

PROSUKSI PEPTIDA OPIOID


SEL NOSISEPTIF BERSINAPS
DENGAN OTAK TENGAH

MENCEGAH PELEPASAN
NEUROTRANSMITTER EKSITATOR MENGAKTIFKAN PELEPASAN
SUBSTANSI P DI TERMINAL SARAF AFFEREN NOREPINEPHRINE DAN
PRIMER
SEROTONIN

TRANSMISI NOSISEPTIF MENURUN INHIBITOR TRABSMISI NYERI

Itu habis dari transmisi noseiseptif menurun ke sel nosiseptif


bersinaps... Baru kebawahnya lagi
Persepsi merupakan hal subyektif.
Proses persepsi berkaitan dengan proses fisiologis,
proses anatomis, cognition (pengenalan) dan memory
(mengingat).
Oleh karena itu, faktor psikologis, emosional, dan
berhavioral (perilaku) juga muncul sebagai respon
dalam mempersepsikan pengalaman nyeri.
1. Tingginya penumpukan bahan toksin pada sel-sel jaringan
organ tubuh yang berasal dari sisametabolisme. Ini biasanya
disebabkan tingkat stres yang tinggi.
2. Pembusukan di usus besar yang biasanya terjadi karena banyak
mengonsumsi daging atau unggas yang sulit dicerna dalam
usus.
3. Zat aditif (perasa, pengawet, pewarna). Biasanya didapat dari
makanan-makanan siap saji atau junk food.
4. Polutan (pestisida, limbah pabrik, asap mobil, asap pabrik, asap
rokok).
5. Pemakaian obat-obatan.
Pembengkakan dihasilkan oleh cairan dan
sel-sel yang berpindah dari aliran darah ke
jaringan interstisial. Pada awal perjalanan reaksi
peradangan, sebagian besar eksudat adalah
cairan, seperti yang terlihat secara cepat di
dalam lepuhan setelah luka bakar ringan.
Kemudian, sel-sel darah putih atau leukosit,
meninggalkan aliran darah dan tertimbun
sebagai bagian eksudat.
Pembengkakan terjadi pada bagian
epidermis kulit. Pada inflamasi sering terjadi
Eksositosis leukosit dan biasanya diikuti oleh
spongiosis (udema interselular). Pustula
(mikroabses) adalah vesikula berisi sel inflamasi
dengan tipe bervariasi dan lokasinya didalam
epidemis.
Hubungan reaksi inflamasi (peradangan)
dengan kerusakan jaringan dasar adalah
inflamasi merupakan respos terhadap mikroba
dan jaringan yang rusak.
Respon radang atau inflamasi jaringan adalah
suatu kompleks kejadian yang terjadi akibat
kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh luka
atau invasi mikroorganisme patogenik .
Jaringan yang dapat menggerakkan ekstremitas
adalah jaringan otot karena jaringan otot terdiri
dari sel-sel yang mengkhususkan diri untuk
berkontraksi dan menghasilkan gaya sehingga
dapat bergerak.
1. http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/1
96805091994031-KUSNADI/BUKU_ SAKU_ BIOLOGI_
SMA,KUSNADI _dkk/Kelas_ XI/1._S_sel_%26_transport/Bab_
struktur_dan_fungsi_sel.pdf yang diakses pada 17 Febuari
2015.
2. http://eprints.undip.ac.id /21412/1/1341-ki-fp-06.pdf/
yang diakses pada 16 Februari 2015.
3. Sumber: Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia : dari
Sel ke Sistem Ed. 6. Jakarta: EGC. Hal 4-5
4. Sumber : Handayana Yuda.2011.Luka Bakar dan Kontraktur.
Diakses pada 17 Februari 2015. Available at :
http://dokteryudabedah.com
5. Sherwood L. 2011. Fisiologi Manusia: dari sel ke system.
Jakarta : EGC.
6. http://www1-media.acehprov.go.id /uploads/PENANGANAN
LUKA BAKAR.pdf. Diakses pada 17 Februari 2015.
7. Paulsen, Friedrich. Waschke, Jens. 2012. Sobotta : atlas
anatomi manusia : anatomi umum dan sistem
musculoskeletal. Ed. 23.Jakarta : EGC. Hal 37
8. http://www 1-media.acehprov.go.id/uploads/PENANGANAN_
LUKA_BAKAR.pdf. diakses pada 18 Februari 2015.
9.Grace, Pierce A. Borley, Neil R. 2007. At a Glance Ilmu Bedah
Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Hal 87
9. Kumar, Vinay. Abbas, Abul K. Aster, Jon C. 2015. Buku Ajar
Patologi Robbins.Singapore: Elsevier Saunders. Hal 3-5
10.https://id.scribd.com/doc/143010225/Emirza-Sgd-2-Lbm-
1-Mata . diakses pada 18 februari 2015
11. Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan
nyeri. Jakarta : EGC. Hlm 1-63
12. Aryulina Diah. (2006). Biologi 3 SMA dan MA untuk kelas
XII. Jakarta: Esis. Hal 11
13. Feinberg,Todd.2001. How the Brain Creates the Self, 1st
Edition.Oxford University Press. Pg 12
14. Price, Sylvia Anderson. 2014. Patofisiologi :
konsep klinis proses-proses penyakit. Ed. 6.
Jakarta: EGC. Hal 58
15. Robbins. Patofisiologi edisi 6 volume 1. halaman 57
16. Nasar, I.M., Himawan, S. dan Marwoto, W.
2010. Buku Ajar Patologi II (Khusus).
17. Sumber: Kumar, Vinay. Abbas, Abul K. Aster, Jon C. 2015.
Buku Ajar Patologi Robbins. Singapore: Elsevier Saunders.
Hal 56
18. Power point RESPON INFLAMASI Dr. YENITA, M. BIOMED,
SpPA
19. Sistem Otot. Diperoleh 17 Februari, dari
https://akperkapuas.files.wordpress.com/2010/04/sistem-
otot.pdf

Anda mungkin juga menyukai