Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

ANASTESI

ANESTESI DI LUAR
KAMAR OPERASI

Anestesi di luar kamar operasi merupakan prosedur tindakan


1 PENGERTIAN
yang memerlukan prosedur anestesi atau sedasi yang berada
diluar kamar operasi.
Yang termasuk didalamnya adalah :
 Ruang radiologi dan radioterapi.
o Computer tomografi (CT)
o Magnetic Resonace Imaging (MRI).
o Intervensi radiologi (vaskular dan nonvaskular).
o Terapi radiasi.
 Gastroenterologi.
o Endoskopi saluran cerna bagian atas.
o Endoscopic Retrograde Cholangio
Pancreatography (ERCP).
o Kolonoskopi.
 Unit psikiatri untuk terapi elektrokonvulsif (MECTA)
 Unit kebidanan dan kandungan
o Kuretaseterapidandiagnostik.
 Kardiologi
o Kateterisasi jantung.
o Kardioversi.
 Prosedur lain yang membutuhkan prosedur anestesi dan
sedasi (misal pasien tidak kooperatif, cemas,
claustrophobia dll.)

2 INDIKASI 1. Pemeriksaan sebelum tindakan pembiusan

2. Penilaian resiko pembiusan

3. Mempersiapkan pasien secara psikologi dan fisiologi

1. Pasien dengan Gangguan jantung dan Respirasi berat


3 KONTRA
INDIKASI 2. Pasien dengan hemodinamik tidak stabil
3. Pasien dengan Durasi tindakan lama
1. Monitor pasien (denyut jantung, EKG, tekanan darah,
4 PERSIAPAN
saturasi oksigen)
2. Sumber oksigen serta perlengkapan pemberian oksigen
ke pasien
3. Perlengkapan resusitasi
4. Obat-obatan emergensi
5. Obat-obatan lain yang dibutuhkan sesuai kondisi pasien.
6. Alat pelindung diri sesuai kondisi

5 PROSEDUR Anamnesis
TINDAKAN
Dilakukan evaluasi anamnesa meliputi riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,
serta riwayat lain yang diperlukan terkait prosedur anestesi atau
sedasi pasien.

Pemeriksaan Fisik

Dilakukan evaluasi tanda vital pasien serta pemeriksaan fisik


lengkap, terutama yang berkaitan dengan jalan nafas,
pernafasan, dan sirkulasi pasien terkait dengan prosedur
anestesi yang akan dijalani pasien.

Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, tes fungsi ginjal, tes


fungsi hati, elektrolit,faal koagulasi,gula darah sewaktu.

Pemeriksaan penunjang tambahan lain dipertimbangkan sesuai


dengan penyakit dan kondisi pasien.

Kriteria Diagnosis

Diagnosis pasien dilakukan sesuai penyakit yang diderita,


sesuai standar kriteria KSM terkait.

Diagnosa Anestesiologi ditentukan berdasarkan kriteria ASA


(American Society of Anesthesiology) sebagai berikut :

ASA 1 : Pasien sehat, tanpa kelainan organik, biokimia atau


psikiatri

ASA 2 : Pasien dengan penyakit sistemik ringan tidak


mempengaruhi aktifitas sehari-hari, termasuk terhadap anestesi
dan pembedahan.

ASA 3 :Penyakit sistemik berat yang mempengaruhi aktifitas


berdampak nyata pada aktifitas sehari-hari serta mempengaruhi
anestesi dan pembedahan.

ASA 4 : Penyakit berat yang mengancam jiwa yang


membutuhkan terapi intensif, aktifitas sehari-hari sangat
terbatas, sangat mempengaruhi anestesi dan pembedahan.
ASA 5 : Pasien dapat meninggal dalam 24 jam dengan atau
tanpa pembedahan

ASA 6 : pasien mati otak untuk donor organ

Terapi

Dapat dilakukan sedasi hingga anestesi menggunakan obat-


obat ananestesi intravena, yang disesuaikan dengan kondisi
pasien, seperti :

 Midazolam
 Propofol
 Ketamin
 Fentanyl

6 PASCA 1. Observasi tanda vital pasien


PROSEDUR 2. Observasi kesadaran pasien
TINDAKAN

7 KOMPETENSI Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif

8 KOMPETENSI Level 1 : Persiapan


PPDS Level 2 : Observasi
Level 3 : Melakukan tindakan dengan supervisi.
Level 4 : Melakukan tindakan mandiri

Merah Kuning Hijau Biru


Diagnosis 1 2 3 4
Pengelola 1 2 3 4
an Pra
Anestesi
Tindakan 1 3 3 4
Anestesi
Tindakan 1 3 3 4
Pasca
Anestesi

9 EDUKASI Sebelum dilakukan prosedur anestesi atau sedasi pasien,


keluarga pasien diberi penjelasan mengenai diagnosis, dasar
diagnosa, prosedur anestesi yang akan diberikan, indikasi
tindakan tersebut, tata cara resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi beserta alternatif yang mungkin dapat dilakukan pada
pasien tersebut.
Setelah mendapat penjelasan dan pasien mengerti, pasien atau
keluarga pasien diminta untuk mengisi lembar persetujuan
tindakan anesthesia atau sedasi yang tersedia.

10 TINGKAT A meta analysis dan randomized controlled trial level A


EVIDENS

11 TINGKAT Tingkat rekomendasi : I


REKOMENDASI
dr. Fachrizal Rikardi, Sp.AN
12 PENELAAH
KRITIS dr. Roniza Basri, Sp.AN

SKOR SEDASI RAMSAY


13 INDIKATOR
PROSEDUR
TINDAKAN
PASIEN DERAJAT DESKRIPSI PASIEN
1 Pasien cemas dan atau gelisah
Sadar 2 Pasien kooperatif, orientasi baik, tenang
3 Pasien mengantuk tetapi dapat merespon
perintah
4 Merespon cepat pada sentuhan ringan di
dahi atau rangsang suara
Tertidur 5 Merespon lambat pada sentuhan ringan
di dahi atau rangsang suara
6 Tidak merespon pada sentuhan ringan di
dahi atau rangsang suara

14 KEPUSTAKAAN 1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray. Clinical Anesthesiology,


5th Edition, Lange Medical Books,2013
2. American Society of Anesthesiologists (ASA), Potition on
Monitored Anesthesia Care, in ASA Directory of
Members, P 481, Park Ridge, Il, American Society of
Anesthesiologists, 1999.
3. Davis M, Anesthesia Care for Diagnostic or Terapeutic
Procedure Outside of the Operating Room, in
Anesthesiology, edited by Longnecker DE, et al, Mc
Graw Hill Companies, 2008.
4. Nishizawa et al. Dexmedetomidine versus midazolam for
gastrointestinal endoscopy : a meta analysis.2015

Anda mungkin juga menyukai