Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PROSEDUR KLINIS

ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF


RS PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

Ditetapkan,
Tgl. Terbit : Direktur
RS PKU MUHAMMADIYAH
SAMPANGAN SURAKARTA JULI 2022
dr Rosnedy Ariswati, M.Kes
Semanggi RT 02 RW 20 Pasar Kliwon
Surakarta, Jawa Tengah 57131
Telp: (0271) 633894 Fax: (0271) 630229
e-mail: pkusampangan@gmail.com

Anestesi Umum

1 PENGERTIAN Tehnik anestesi dengan menggunakan obat anestesi secara


inhalasi, intravena, intramuskuler, subkutan, peroral, perrektal
yang mengakibatkan hilangnya kesadaran yang reversibel serta
analgetik dan relaksasi.

Dapat dilakukan dengan

 Anestesi umum intra vena


 Anestesi umum inhalasi

1. Infant dan anak-anak.


2 INDIKASI
2. Operasi yang luas.
3. Pasien dengan kelainan mental.
4. Bila pasien menolak anestesi lokal.
5. Operasi yang lama.
6. Operasi dimana dengan anestesi lokal tidak praktis dan tidak
menguntungkan.
7. Pasien dalam terapi anti coagulant.
8. Pasien yang alergi terhadap obat anestesi lokal.

3 KONTRA 1. Pasien menolak


INDIKASI 2. Alergi obat anestesi Umum

1. Persiapan mesin anestesi, alat, dan obat anestesi umum


4 PERSIAPAN
2. Monitor pasien (denyut jantung, EKG, tekanan darah,
saturasi oksigen)
3. Obat-obatan emergensi
4. Obat-obatan lain yang dibutuhkan sesuai kondisi pasien.
5. Alat pelindung diri sesuai kondisi

5 PROSEDUR Anamnesis
TINDAKAN Dilakukan evaluasi anamnesa meliputi riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,
serta riwayat lain yang diperlukan terkait prosedur anestesi atau
sedasi pasien.

Pemeriksaan Fisik

Dilakukan evaluasi tanda vital pasien serta pemeriksaan fisik


lengkap, terutama yang berkaitan dengan jalan nafas,
pernafasan, dan sirkulasi pasien terkait dengan prosedur
anestesi yang akan dijalani pasien.

Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, tes fungsi ginjal, tes


fungsi hati, elektrolit,faal koagulasi,gula darah sewaktu.

Pemeriksaan penunjang tambahan lain dipertimbangkan sesuai


dengan penyakit dan kondisi pasien.

Kriteria Diagnosis

Diagnosis pasien dilakukan sesuai penyakit yang diderita,


sesuai standar kriteria KSM terkait.

Diagnosa Anestesiologi ditentukan berdasarkan kriteria ASA


(American Society of Anesthesiology) sebagai berikut :

ASA 1 : Pasien sehat, tanpa kelainan organik, biokimia atau


psikiatri

ASA 2 : Pasien dengan penyakit sistemik ringan tidak


mempengaruhi aktifitas sehari-hari, termasuk terhadap anestesi
dan pembedahan.

ASA 3 :Penyakit sistemik berat yang mempengaruhi aktifitas


berdampak nyata pada aktifitas sehari-hari serta mempengaruhi
anestesi dan pembedahan.

ASA 4 : Penyakit berat yang mengancam jiwa yang


membutuhkan terapi intensif, aktifitas sehari-hari sangat
terbatas, sangat mempengaruhi anestesi dan pembedahan.

ASA 5 : Pasien dapat meninggal dalam 24 jam dengan atau


tanpa pembedahan

ASA 6 : pasien mati otak untuk donor organ

Terapi

Dapat dilakukan dengan

 Anestesi umum intra vena


 Anestesi umum inhalasi
6 PASCA 1.Observasi Tanda Vital
PROSEDUR 2.Observasi nilai Aldrete dan Steward
TINDAKAN 3.Observasi mual-muntah
4.Observasi nyeri paska tindakan

7 KOMPETENSI Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif

8 KOMPETENSI Level 1 : Melakukan tindakan dengan supervisi.


PPDS Level 2 : Melakukan tindakan mandiri
Level 3 : Melakukan tindakan mandiri
Level 4 : Melakukan tindakan mandiri.

Merah Kuning Hijau Biru


Diagnosis 3 4 4 4
Pengelolaan 3 4 4 4
Pra Anestesi
Tindakan 3 4 4 4
Anestesi
Tindakan 3 4 4 4
Pasca
Anestesi

9 EDUKASI 1. Puasa 6 jam sebelumnya.


2. Inform consent
3. Resiko dan komplikasi

10 TINGKAT A systematic review, meta analysis dan multiple randomized


EVIDENS controlled trial level A

11 TINGKAT I
REKOMENDASI

12 PENELAAH 1. dr. Nurrohman Anindieta, Sp.An


KRITIS 2. dr. Bambang Sutanto, Sp.An

3. dr. Sigit Prasetya Utama, Sp.An

Evaluasi stadium kedalaman anestesi


13 INDIKATOR
Bi Spectral Index
PROSEDUR
TINDAKAN

1. Morgan GE, Mikhhail MS, Murray MJ. Clinical


14 KEPUSTAKAAN
Anaesthesiology, 4th ed, New York: Lange Medical
Books/McGraw-Hill; 2006
2. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Clinical Anaesthesia,
5th ed. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins ; 2006

Anda mungkin juga menyukai