Anda di halaman 1dari 3

RS PKU MUHAMMADIYAH

SAMPANGAN SURAKARTA

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


RS PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN
SURAKARTA
Semanggi RT 02 RW 20 Pasar
Kliwon
Surakarta, Jawa Tengah 57131
Telp: (0271) 633894 Fax: (0271)
630229
e-mail:
pkusampangan@gmail.com

Prosedur Monitoring Tindakan Anestesi

1. Pengertian (Definisi) Melakukan observasi dan mencatat informasi status fisiologis pasien
selama menjalani tindakan anestesia.

2. Anamnesis a. Identifikasi pasien,nama,umur, alamat dll


b. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita yang mungkin
dapat menjadi penyulit anestesi seperti: hipertensi, alergi, asma,
diabetes mellitus, penyakit paru kronik, penyakit jantung, hati dan
ginjal
c. Riwayat obat yang sedang atau telah digunakan
d. Riwayat operasi dan anestesi yang dialami
e. Kebiasan buruk pasien sehari-hari seperti merokok dan meminum
alkohol

3. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan fisik meliputi: keadaan psikis, keadaan gizi, system
respirasi, system cardiovascular, kepala leher, mallampati, system
syaraf, kulit, region lumbal
4. Indikasi Monitoring a. Pembiusan dengan general anestesi
Tindakan Anestesi b. Pembiusan dengan regional anestesi
c. Pembiusan dengan lokal anestesi

5. Prosedur 1. Persiapan alat


Penatalaksanaan
1) Alat tulis
Pembiusan Umum via
2) Lembar monitoring tindakan anestesi/lembar Durante
ET
3) Bed Site Monitor
2. Persiapan obat

1) Obat anti nyeri


2) Obat penenang
3) Obat anti perdarahan
3. Tindakan

1. Pemantauan tindakan anestesia harus dikerjakan dalam kerja


sama tim yang terdiri dari seorang dokter spesialis
anestesiologi dan harus didampingi perawat anestesi/perawat
yang berkompeten.
2. Pemantauan tindakan anestesia dilakukan pada semua jenis
anestesia, umum maupun regional, baik yang dilakukan di
kamar bedah maupun di luar kamar bedah.
3. Keamanan pasien selama anestesia dan pembedahan
memerlukan pemantauan fungsi vital yang terus
menerus/berkala.
4. Pemantauan dilakukan dengan memasang alat pengukur
tekanan darah, nadi, dan saturasi oksigen pada pasien.
Pemantauan pola EKG dilakukan bila diperlukan.
5. Bila diperlukan, antara lain pada kasus seperti operasi lebih
dari 2 jam, pasien yang harus menjalani tirah baring
pascaoperasi, pasien dengan kondisi penyakit yang berat, atau
pasien dengan gangguan kesadaran, dapat dipasang kateter urin
dan atau kateter vena sentral.
6. Pemantauan minimal meliputi tekanan darah, laju nadi, laju
nafas, saturasi oksigen, perdarahan, dan keseimbangan cairan.
7. Apabila terpasang alat monitoring yang lain, dilakukan juga
pemantauan menggunakan alat tersebut.
8. Pemantauan dilakukan sejak pasien menjalani anestesia di
kamar operasi sampai dinyatakan selesai dan keluar dari kamar
operasi.
9. Pemantauan tekanan darah dilakukan sedikitnya setiap 5 menit.
Pemantauan laju nadi, dan saturasi oksigen dilakukan secara
kontinyu dan dicatat sedikitnya setiap 5 menit. Pemantauan lain
dilakukan sedikitnya setiap 4 jam, atau pada akhir masa operasi
untuk operasi yang lebih singkat.
10. Seluruh pemantauan pasien selama tindakan anestesia dicatat
dengan baik pada rekam medik anestesi pasien.
11. Kebijakan ini akan ditinjau secara berkala.
12. Alat-alat dirapikan kembali
6. Pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium dan uji lain: Pemeriksaan laboratorium ada
Penunjang 2 yaitu pemeriksaan umum dan khusus.
a. Pemeriksaan laboatorium umum:
 Darah: Hb,leukosit,hitung jenis leukosit,masa pembekuan dan
masa pendarahan
 Foto thorax:terutama untuk bedah mayor
 EKG: terutama untuk pasien yang berusia 40 tahun keatas
b. Pemeriksaan khusus:
Dilakukan bila ada riwayat atau indikasi,misalnya:
 EKG pada anak
 Fungsi hati pada pasien ikterus
 Fungsi ginjal pada pasien hipertensi, diabetes melitus
 Elektrolit pada pasien ileus obstuktif atau bedah mayor
c. Jika diperlukan,maka dokter anestesi dianjurkan meminta
konsultasi spesilalistik lain
d. Hasil pemeriksaan,evaluasi ,konsultasi dan tindak lanjut dicatat
dalam dokumen rekam medis

7. Obat Bahan dan Alat


8. Edukasi
9. Prognosis
10. Tingkat Evidens
11. Tingkat Rekomendasi
12. Penelaah Kritis 1.dr Nurrohman Anindieta, Sp. An
2.dr Bambang Sutanto, Sp. An
3.dr Sigit Prasetya Utama, Sp.An
13. Indikator a. Tanda –tanda vital

14. Kepustakaan 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 519/Menkes/PER/III/2011


tentang Pedoman Pelayanan Anestesiologi dan terapi intensif di
Rumah Sakit.
2. Surat Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah Surakarta No.
768/SK/RS.PKU/X/2013 tentang Kebijakan Pelayanan
Anestesiologi (termasuk Sedasi moderat dan dalam) RS PKU
Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai