0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
108 tayangan2 halaman
Standar prosedur operasional memantau status fisiologis pasien selama dan pasca bedah. Dokter spesialis anestesi dan perawat anestesi bertanggung jawab memantau tekanan darah, nadi, nafas, saturasi oksigen setiap 5 menit dan dicatat. Pemantauan dilakukan sejak pasien di kamar operasi hingga keluar kamar pemulihan.
Standar prosedur operasional memantau status fisiologis pasien selama dan pasca bedah. Dokter spesialis anestesi dan perawat anestesi bertanggung jawab memantau tekanan darah, nadi, nafas, saturasi oksigen setiap 5 menit dan dicatat. Pemantauan dilakukan sejak pasien di kamar operasi hingga keluar kamar pemulihan.
Standar prosedur operasional memantau status fisiologis pasien selama dan pasca bedah. Dokter spesialis anestesi dan perawat anestesi bertanggung jawab memantau tekanan darah, nadi, nafas, saturasi oksigen setiap 5 menit dan dicatat. Pemantauan dilakukan sejak pasien di kamar operasi hingga keluar kamar pemulihan.
STANDAR Direktur PROSEDUR OPERASIONAL dr. H. Hasmudin, Sp.B NIP. 19650510 199703 1 008 Pengertian Melakukan observasi dan mencatat informasi status fisiologis pasien selama dan pasca bedah .
Tujuan 1. Mengu payakan fungsi vital pasien dalam batas-batas normal
selama menjalani pembedahan dan menjaga agar pasien tidak merasa nyeri dan cemas serta pembedahan dapat berjalan lancar dengan baik.
Kebijakan 1. Keputusan Direktur BLUD RSUD Kota Baubau Nomor:
.................tentang kebijakan pelayanan intalasi bedah sentral BLUD RSUD Kota Baubau . 2. Dokter spesialis anestesi bertanggung jawab memantau perkembangan pasien selama dan pasca pembedahan. 3. Hasil pemantauan dicatat di status anestesi. Kompetensi Dokter Spesialis Anestesi dan Perawat Anestesi
1. Kerjakan pemantauan status fisiologis selama dan pasca
bedah dalam kerja sama tim yang terdiri dari seorang dokter spesialis anestesiologi dan harus didampingi perawat terlatih. 2. Lakukan pemantauan status fisiologis selama dan pasca bedah pada semua jenis anestesi, umum maupun regional, sedasi sedang dan dalam, baik yang dilakukan di kamar bedah maupun di luar kamar bedah. 3. Keamanan pasien selama anestesi (umum, regional, sedasi sedang dan dalam) dan pembedahan memerlukan pemantauan fungsi vital yang terus menerus/berkala 4. Lakukan pemantauan dengan memasang alat pengukur tekanan darah, pola EKG, dan satu rasi oksigen pada pasien. 5. Bila diperlukan, pasang kateter urin dan atau kateter vena sentral antara lain pada kasus seperti operasi lebih dari 2 jam, pasien yang harus menjalani tirah baring pascaoperasi, pasien dengan kondisi penyakit yang berat, atau pasien dengan gangguan kesadaran. MONITORING STATUS FISIOLOGIS SELAMA PASCA BEDAH No. Dokumen: No.Revisi : Halaman:
BLUD RSUD 2 / 2 KOTA BAUBAU
6. Pemantauan minimal meliputi tekanan darah, laju nadi, laju
nafas, saturasi oksigen, perdarahan, dan keseimbangan cairan.
7. Apabila terpasang alat monitoring yang lain, lakukan juga
pemantauan menggunakan alat tersebut .
8. Pemantauan dilakukan sejak pasien menjalani anestesi dan
sedasi di kamar operasi (atau di luar kamar operasi) sam pai dinyatakan selesai dan keluar dari kamar pemulihan.
9. Lakukan pemantauan tekanan darah sedikitnya setiap 5
menit. Pemantauan laju nadi, laju nafas, dan saturasi oksigen dilakukan secara kontinyu dan dicatat sedikitnya setiap 5 menit.
10. Lakukan pemantauan lain sedikitnya setiap 4 jam, atau
pada akhir masa operasi untuk operasi yang lebih singkat.
11. Catat seluruh pemantauan pasien selama dan pasca bedah
dengan baik pada rekam medik anestesi pasien.
12. Kebijakan ini akan ditinjau secara berkala oleh Dokter