Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)

PROSEDUR TINDAKAN
DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

Prosedur : ANESTESI REGIONAL DENGAN SUB ARACHNOID BLOCK


ICD9CM:03.91
1. Pengertian (Definisi) Tindakan anestesi dengan menggunakan obat anestesi
lokal yang disuntikkan ke ruang sub arachnoid.
2. Indikasi 1. Pembedahan daerah lower abdomen.
2. Pembedahan daerah ekstremitas bawah
3. Pembedahan daerah urogenitalia.
3. Kontraindikasi 1. Gangguan faal koagulasi
2. Kelainan Tulang belakang
3. Pasien menolak
4. Syok.
4. Persiapan 1. Pasien :
- Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan spinal anestesi.
- Ijin persetujuan tindakan spinal anestesi.an
- Puasa.
- Medikasi sesuai resiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
2. Alat:
- Kelengkapan jarum spinal 25/26/27 G (1
buah).
- Lidokain 2% (1 ampul).
- Bupivacain 0,5% (1 ampul).
- Spuit 5 cc(1 buah)
- Spuit 3 cc(1 buah)
- Kassa steril (5 lembar)
- Doeck steril (1 buah)
- Betadine (10cc)
- Efedrine (1 ampul)
- Midazolam (1 ampul)
- Sulfast atropin 0,25 mg (2 ampul)
- Oksigen
- Kanula oksigen
- Mesin anestesi.
3. Dokter :
- Visite perioperatif.
- penentuan klasifikasi ASA PS.
- Check list kesiapan anestesi.
- Pengelolaan nyeri pasca bedah.
5. Prosedur Tindakan 1. Pasang monitor standar berupa,
Tekanan darah, EKG, Saturasi oksigen.
2. Loading menggunakan cairan kristaloid sebanyak
500cc.
3. Posisikan Pasien duduk atau tidur miring.
4. Indentifikasi tempat insersijarum spinal dan
diberikan penanda.
5. Desinfeksi daerah insersi jarum spinal, injeksi
anestesi lokal lidokain 2% 40 mg.
6. Insersi jarum spinal ditempat yang telah ditandai.
7. Pastikan LCS keluar.
8. Barbotage cairan LCS yang keluar.
9. Injeksikan Bupivacain 0,5% 5-20 mg
dikombinasikan dengan fentanyl 25 µg/pethidin 25
mg intratekal.
10. Check level ketinggian block.
11. Maintanance dengan oksigen 2 lt/mnt, sedasi
dengan midazolam 2 mg. Jika terjadi hipotensi,
lakukan prosedur terapi hipotensi.
6. Pasca Prosedur Tindakan 1. Observasi tanda vital di kamar
pemulihan.
2. Observasi tanda-tanda peningkatan tekanan intra
kranial
3. Oksigenasi menggunakan oksigen via simple
mask.
4. Atasi komplikasi yang terjadi.
7. Tingkat Evidensi IV

8. Tingkat Rekomendasi C

9. Penelaah Kritis 1. Prof. dr. A. Husni Tanra, Ph.D, Sp.An-


KIC-KMN
2. Dr. dr. Ike Sri Redjeki, Sp.An-KIC-KMN
3. Dr. dr. Muh Ramli A, Sp.An-KAP-KMN
4. DR. dr. Syafri K. Arif, Sp.An-KIC-KAKV
5. dr. Syafruddin Gaus, Ph.D, Sp.An-KMN-KNA
6. dr. Ardi Zulfariansyah, SpAn., M.Kes
7. dr. Iwan Abdul Rachman, SpAn., M.Kes
10. Indikator Prosedur Tindakan 90 % spinal anestesi berhasil tanpa komplikasi.

11. Kepustakaan 1. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as


drugs. In: Pharmacology and physiology in
anesthesic practice. 4th Edition. Philadelphia:
Lippincott William and Wilkins; 2006. p.461-69.
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Spinal,
Spinal, Epidural and Caudal Blocks. In: Clinical
anesthesiology. 4th Edition. New York: Lange
Medical Books; 2006. p.472-99.
Palembang,
Ka Departemen
Anestesiologi dan Terapi Intensif
Dr. H. Zulkifli, SpAn, M.Kes. MARS
NIP. 196503301995031001

Anda mungkin juga menyukai