Anda di halaman 1dari 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penurunan Resiko Infeksi


Sub Pokok Bahasan : Penurunan Resiko Infeksi pada Proses Invasif (ICRA Cairan)
Sasaran : IPCLN
Hari/tanggal : Sabtu, 28 Juli 2018
Waktu : 20 menit
Tempat : Ruang Akreditasi
Penyuluh : Yeni Arsita, Amd. Kep

I. Tujuan Instruksional Umum


Stelah di lakukan penyuluhan IPCLN mampu memahami tentang penurunan resiko
infeksi pada proses invasive.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan diharpkan IPCLN menyebutkan:
a. Pengertian tindakan invasive
b. Tujuan
c. Pencampuran obat
d. Pemberian suntikan
e. Pemberian cairan

III. Strategi Pelaksanaan


 Metode: Ceramah dan Tanya jawab
 Media : Leaflet
 Garis besar materi (penjelasan terlampir)
a. Pengertian tindakan invasive
b. Tujuan
c. Pencampuran obat
d. Pemberian suntikan
e. Pemberian cairan
IV. proses Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu


1. Pendahuluan  Salam pembuka - Menjawab salam 5 menit
 Menyampaikan tujuan - Menyimak
penyuluhan - Mendengarkan
 Kontrak waktu - Menjawab
pertanyaan
2. Kerja  Menyampaikan garis - Mendengarkan 10 menit
besar dengan penuh
 Memberi kesempatan perhatian
peserta untuk bertanya - Menanyakan hal-
 Menjawab pertanyaan hal yang belum
 Evaluasi jelas
- Memperhatikan
jawaban
penceramah
- Menjawab
pertanyaan
3. Penutup  Menyimpulkan - Mendengarkan 5 menit
 Salam penutup - Menjawab salam

V. Seting Tempat
IPCLN duduk berhadapan dengan IPCN

VI. Kriteria Evaluasi


a. IPCLN mengetahui tentang pengertian tindakan invasive
b. IPCLN mengetahui tentang tujuan
c. IPCLN mengetahui tentang pencampuran obat
d. IPCLN mengetahui tentang pemberian suntikan
e. IPCLN mengetahui tentang pemberian cairan

VII. Referensi
Permenkes No 27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit.
Lampiran Materi

Penurunan Resiko Infeksi Pada Proses Invasif (ICRA Cairan)

1. Pengertian
Tindakan Invasif adalah tindakan medik yang yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh.

2. Tujuan
a. Mengurangi angka peningkatan komplikasi saat pemberian suntikan
b. Mengurangi resiko infeksi
c. Mengendalikan resiko infeksi pada saat pencampuran obat

3. Pencampuran Obat
Persiapan campuran larutan intravena
 Campurkan cairan parenteral di bagian farmasi menggunakan teknik aseptic
 Pemeriksaan contauner cairan parenteral apakah ada kekeruhan, kebocoran,
partikel, dan kadaluarsa
 Pakai vial dosis tunggal aditif parenteral
 Bila menggunakan vial multi dose:
- Dinginkan dalam kulkas bersihkan karet penutup dengan alcohol sebelum
menusuk vial
- Gunakan alat steril setiap mengambil cairan dari multi vial dan hindari
kontaminasi alat sebelum menembus karet vial
- Buang vial multi dosis bila sudah kosong dan di curigai ada kontaminasi

4. Pemberian Suntikan
Pemberian suntikan harus dilakukan dengan hati-hati terutaa obat perina dan anastesi
karena berpotensi menimbulkan KLB.
Prosedur penyuntikan yang aman:
 Menerapkan aseptic technique untuk mencegah kontaminasi alat-alat injeksi
 Tidak menggunakan spuit yang sama untuk penyuntikan lebih dari satu pasien
 Semua alat suntik yang di pergunakan harus satu kali pakai untuk satu pasien dan
satu procedural.
 Gunakan cairan palarut hanya untuk satu kali
 Gunakan single dose untuk obat injeksi
 Bila menggunakan obat-obatan multi dose semua alat harus steril
 Tidak menggunakan cairan pelarut untuk lebih ari satu pasien.

5. Pemberian Cairan
Pemberian cairan nutrisi parenteral yang tidak mengandung lemak sekurang-kurangnya
96 jam. Ganti cairan infus atau kantong plastic cairan infus stiap 24 jam. Infus hanya
diselesaikan dalam 24 jam untuk satu botol cairan parenteral yang mengandung lemak.
Sedangkan bila hanya berisi emulsi lemak yang diberikan selesaikan infus dalam 12 jam
setelah botol emulsi mulai digunakan. Serta set infus harus diganti jika rusak atau secara
rutin setiap 72 jam.

Anda mungkin juga menyukai