OLEH:
Kiki Amallia Putri, S.Ked
10542049313
PEMBIMBING:
dr. Zulfikar Tahir, M.Kes, Sp.An
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 10542051513
Judul Laporan Kasus : Pemberian Anestesi Lokal Pada Pasien Abses Digiti I
Manus Dextra
Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing
PENDAHULUAN
Istilah ‘anestesi’ berasal dari Bahasa Yunani an yang artinya tidak, dan
perasaan atau sensasi. Walaupun demikian, istilah ini terutama digunakan untuk
suatu area tubuh yang relatif kecil atau terbatas yang tercapai dengan aplikasi
topikal atau injeksi obat-obat yang menekan eksitasi ujung saraf atau menghambat
Blok saraf perifer merupakan teknik anestesi yang cocok untuk operasi
menganggu kesadaran dan refleks saluran napas atas. Teknik ini menguntungkan
bagi pasien penyakit pulmoner kronik, gangguan jantung berat, atau gangguan
fungsi ginjal. Akan tetapi pencapaian efek anestetik yang adekuat pada teknik ini
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : NA
Agama : Islam
Suku : Bugis-Makassar
Pekerjaan : Pelajar
No. RM : 50.44.87
B. ANAMNESIS
yang terasa nyeri dan berisi nanah pada ibu jari tangan kanan yang dirasakan
sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat asma (-), alergi (-), penyakit jantung (-),
(E4M6V5)
2. Tanda Vital :
Suhu : 36,70C
3. VAS :5
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
4. HCT : 40%
9. CT : 8’25”
10. BT : 2’20”
E. KESAN ANESTESI
3. Informed consent mengenai persiapan pasien dalam hal ini yaitu puasa.
G. KESIMPULAN
LAPORAN ANESTESI
A. PRE OPERATIF
7. Tanda vital:
- Nadi : 80x/menit
B. TINDAKAN ANESTESI
Anestesi lokal
C. PENATALAKSANAAN ANESTESI
1. Kassa steril
2. Povidon Iodine
3. Plester
4. Lidocaine HCl 2%
5. Spuit 10 cc
7. Lampu
9. Alat-alat resusitasi
D. INTRA OPERATIF
pada digiti I manus dextra (bagian atas dari abses) pada pukul 09.15 WITA
PEMBAHASAN
meliputi persiapan alat, penilaian dan persiapan pasien, serta persiapan obat
akan dilakukan. Peniliaian pre-operatif dalam hal ini meliputi: riwayat penyakit
penyakit pasien sekarang dan dahulu berupa penyakit jantung, respirasi, metabloik
dan alergi. Dalam hal ini riwayat penyakit sekarang dan dahulu seperti Hipertensi,
DM, Asma, dan alergi obat pasien disangkal, pemeriksaan hasil laboratorium pada
pasien juga dilakukan penilaian, dalam hal ini terjadi kenaikan nilai leukosit
10.200 u/L, serta pasien masuk dalam klasifikasi ASA II (pasien mengalami
operasi, dan jenis serta teknik anastesi yang akan diberikan. Persiapan pasien
dalam hal ini yaitu puasa selama ±8 jam dengan tujuan untuk mengurangi volume
dan keasaman pada lambung agar terhindar dari adanya aspirasi atau regurgitasi
binding. Obat yang sangat lipofilik dengan mudah menembus membran sel
saraf memberi hasil yang lebih poten. Bahan obat dengan protein-binding
yang lebih besar mengikat membran saraf untuk interval waktu dan durasi
dibandingkan dengan lignocaine hanya 65%). Semua obat anestesi lokal yang
akan masuk ke sel saraf lebih mudah daripada obat terionisasi dan akan
jaringan yang terinfeksi tidak baik karena memiliki lingkungan yang lebih
Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar,
yaitu golongan ester dan golongan amide. Perbedaan kimia ini direfleksikan
potensi dan lama kerjanya menjadi 3 group. Group I meliputi prokain dan
kloroprokain yang memiliki potensi lemah dengan lama kerja singkat. Group
lama kerja sedang. Group III meliputi tetrakain, bupivakain dan etidokain
yang memiliki potensi kuat dengan lama kerja panjang. Anestesi lokal juga
prilokain dan etidokain memiliki mula kerja yang relatif cepat. Bupivakain
memiliki mula kerja sedang, sedangkan prokain dan tetrakain bermula kerja
lambat. Obat anestesi lokal yang lazim dipakai di negara kita untuk golongan
bupivakain.7
pada onset, durasi, dan derajat blok konduksi. Lidokain dan mepivakain, 1-
1,5% untuk operasi 10-20 menit dan 2-3 jam, sedangkan ropivakain 0,5% dan
bupivakain 0,375-0,5% memiliki onset lebih lambat dan kurang memblok
sistem motorik, akan tetapi efek anestesi dapat bertahan 6-8 jam.2
ginjal.9
epinephrine 7mg/kg.9
reseptor spesifik molekul obat anestesi lokal. Penyumbatan gerbang ion yang
potensial aksi tidak disebarkan. Obat anestesi lokal tidak mengubah potensial
meperidine, anestesi inhalasi, dan ketamin juga memiliki efek memblok kanal
sodium. Tidak semua serat saraf dipengaruhi sama oleh obat anestesi lokal.
Sensitivitas terhadap blokade ditentukan dari diameter aksonal, derajat
mielinisasi, dan berbagai faktor anatomi dan fisiologi lain. Diameter yang
autonom>sensorik>motorik.6
Blok pleksus brakialis adalah anestesi blok saraf perifer yang sering
SARAF PERIFER
anestesi yang digunakan, pasien pun dapat segera makan dan minum karena
pada beberapa pasien bila lebih lama. Pada pembiusan infraclavicular dapat
epidural atau robeknya duramater. Hipotensi dan retensi urine sering terjadi
pembiusan blok, namun dengan berjalannya waktu, teknik ini akan lebih
1. Utama YD. Anestesi Lokal dan Regional Untuk Biopsi Kulit. Kalbe Farma,
2. Irawan H. Blok Saraf Perifer. Kalbe Farma, Vol. 40, Issue 12, Dec. 2013.
3. Gwinnutt CL. Anastesi Klinis. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2012. Hal 73-5.
Preoperatif dan Kadar Gula Darah Sebelum Induksi Pada Pasien Operasi
9. Dr H. Branden, Grynspan Daid, cs. Anethesia and resuscitation, hal 24, 2000.
44-55 pp.