Disusun Oleh :
10542 0359 12
Pembimbing :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
diabetes mellitus (DM), osteoarthritis, penyakit liver dan asma. Body Mass Index
Distribusi lemak pada pinggang atau lingkar leher lebih prediktif untuk menentukan
Dengan tingginya prevalensi kejadian obesitas, ada peluang yang besar pasien
obesitas untuk dijadwalkan pada semua jenis tindakan pembedahan umum. Pasien
anestesi yang membawa resiko minimal bagi pasien. Anestesi regional menawarkan
alternatif untuk menghindari kesulitan terkait anestesi umum seperti intubasi sulit,
depresi kardiopulmonal, mual, dan muntah. Namun, anestesi regional secara umum
juga dikaitkan dengan besarnya tingkat kegagalan blok akibat kesulitan teknik
2
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.H
Jeniskelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Pekerjaan : IRT
No. RM : 450249
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Yusuf dengan keluhan adanya keluar darah dari jalan lahir. Riwayat asma (-),
alergi (-), penyakit jantung (-), riwayat hipertensi (-), riwayat DM (-).
3
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
4. Tanda Vital :
Suhu : 36,60C
Pernapasan : 20 x/menit
5. VAS :6
9. Thorax
4
13. Berat Badan :70 kg
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
3. HGB : 12,9g/dL
4. HCT : 39,8%
Kimia Darah
Hemostasis
9. CT : 8’30”
10. BT : 3’
Seroimmunologi
5
E. KESAN ANESTESI
G. KESIMPULAN
6
BAB III
LAPORAN ANESTESI
A. PRE OPERATIF
Informed consent kepada pasien tentang tindakan anestesi yang akan dilakukan.
5. Tanda vital:
- Nadi : 84x/menit
- Suhu : 36,3celcius
7
B. TINDAKAN ANESTESI
Anestesi Regional
C. PENATALAKSANAAN ANESTESI
1. Kasa steril.
3. Povidon Iodine.
4. Plester.
6. Spinocan
8. Spoit 5 cc.
9. Lampu.
8
D. INTRA OPERATIF
ialah duduk.
tulang punggung ialah L4 atau L5. Tentukan tempat tusukan misalnya L2-3,
L3-4, atau L4-5. tusukan pada L1-2 atau diatasnya berisiko trauma terhadap
medula spinalis.
4. Beri Anestetik lokal pada tempat tusukan, misalnya dengan lidokain 1 atau
2% 2-3 ml.
dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi obat dan obat dapat
9
1. Kesadaran : Composmentis
2. TD : 130/70 mmHg
3. Nadi : 88 x/meit
4. Pernapasan : 20 x/menit
5. SpO2 : 100%
E. PEMBAHASAN
Pasien Perempuan, usia 34 Tahun Masuk RSUD Syekh Yusuf dengan keluhan
adanya keluar darah dari jalan lahir. Riwayat asma (-), alergi (-), penyakit
spesialis anestesi bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan mental pasien secara
lambung sebelum anestesi penting untuk mencegah aspirasi isi lambung karena
pada pasien ini dipuasakan selama 8 jam sejak pukul 00.00 WITA.
dan persiapan pasien, serta persiapan obat anestesi yang diperlukan. Penilaian
Penilaian pre-operatif dalam hal ini meliputi: riwayat penyakit pasien sekarang
10
dan dahulu berupa penyakit jantung, respirasi, metabolik dan alergi. Pasien tidak
dan saat introucer masuk seperti ada tahanan , setelah dilakukan ke arah yang
vital pasien meliputi tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu dan saturasi oksigen.
pasien bisa pindah diperawatan atau tidak, apabila total skor >9 maka pasien
dapat dipindahkan. Pada pasien ini setelah dilakukan alderet skor yang
NO KRITERIA Nilai
1. Aktivitas motorik :
Mampu menggerakkan empat
ekstremitas 2
Mampu menggerakkan dua
ekstremitas 1
Tidak mampu menggerakkan
ekstreitas 0
2. Respirasi:
Mampu napas dalam, batuk dan
nangis kuat 2
Sesak atau pernapasan terbatas
11
Henti napas 1
0
3. Tekanan darah :
Berubah sampai 20% dari pra bedah
Berubah 20%-50% dari pra bedah 2
Berubah >50% dari pra bedah 1
0
4. Kesadaran :
Sadar baik dan orientasi baik
Sadar setelah dipanggil 2
Tidak ada tanggapan terhadap 1
rangsangan 0
5. Warna kulit :
Kemerahan
Pucat agak suram 2
Sianosis 1
0
Tabel 2. Skor Alderete
12
BAB 4
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian
Pada umunya blok ini meliputi blok spinal, epidural dan kaudal(1)
Secara kimiawi obat anestesi local dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
golongan ester dan golongan amide. Perbedaan kimia ini direfleksikan dalam
13
oleh enzim pseudo – kolinesterase diplasma sedangkan golongan amide terutama
dimana golongan ester turunan dari p – amino benzoic acid memiliki frekuensi
lama kerjanya menjadi 3 grup. Group I meliputi prokain dan klorprokain yang
mepivakain, dan prilokain yang memiliki potensi dan lama kerja sedang. Group
III meliputi tetrakain, bupivakain dan etidokain yang memiliki potensi kuat
lidokain, mepivakain, prilokain dan etidokain memiliki mula kerja relative cepat.
untuk golongan ester dalah prokain sedangkan untuk amide adalah lidokain dan
bupivakain.
lebih murah.
14
2. Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi
15
Gambar 1. Anestesi Spinal
venosus). Pada dewasa berakhir setinggi L1, pada anak L2 dan pada bayi L3.
2.5.1 Indikasi
2. Bedah panggul
4. Bedah obstetrik-ginekologi
5. Bedah urologi
16
6. Bedah abdomen bawah
1. Pasien menolak
1. Infeksi sistemik
3. Kelainan neurologis
4. Kelainan psikis
5. Bedah lama
6. Penyakit jantung
7. Hipovolemia ringan
17
2.5.4 Persiapan analgesia spinal(9)
atau pasien gemuk sekali sehingga tak teraba tonjolan prosesus spinosus.
1. Informed consent
2. Pemeriksaan fisik
Thromboplastine Time).
2. Peralatan resusitasi
18
runcing/quinckebacock) atau jarum spinal dengan ujung pinsil (pencil
point whitecare)
19
2.5.6 Anastetik lokal untuk analgesia spinal
1.008. Anastetik lokal dengan berat jenis sama dengan CSS disebut
isobarik. Anastetik lokal dengan berat jenis lebih besar dari CSS disebut
hiperbarik. Anastetik lokal dengan berat jenis lebih kecil dari CSS disebut
3. Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm air: berat jenis 1.005, sifat isobarik,
20
Anestetik lokal Berat jenis Sifat Dosis
Bupivakain (Markain)
Posisi duduk atau posisi tidur lateral dekubitus dengan tusukan pada
dikerjakan di atas meja operasi tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan
dekubitus. Beri bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya
21
2. Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua garis Krista
2% 2-3ml
5. Cara tusukan median atau paramedian. Untuk jarum spinal besar 22G,
23G, 25G dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk yang kecil 27G
22
atau 29G dianjurkan menggunakan penuntun jarum yaitu jarum suntik
duramater, yaitu pada posisi tidur miring bevel mengarah ke atas atau
mandarin jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit berisi
Kalau yakin ujung jarum spinal pada posisi yang benar dan likuor
tidak keluar, putar arah jarum 90º biasanya likuor keluar. Untuk
23
Gambar 4. Tusukan Jarum pada Anestesi Spinal
1. Faktor utama:
b. Posisi pasien
24
Lidokain (Xylokain, Lignokain)
Bupivakain (Markain)
2. Faktor tambahan
a. Ketinggian suntikan
b. Kecepatan suntikan/barbotase
c. Ukuran jarum
2. Besarnya dosis
25
2.5.10 Level ketinggian blokade spinal anestesi(1)
1. Hipotensi berat
sebelum tindakan.
2. Bradikardia
Dapat terjadi tanpa disertai hipotensi atau hipoksia, terjadi akibat blok
sampai T-2
3. Hipoventilasi
5. Trauma saraf
26
6. Mual-muntah
7. Gangguan pendengaran
2. Nyeri punggung
4. Retensio urine
5. Meningitis
merupakan alat ukur yang paling berguna untuk mengukur tingkat overweight
dan obesitas yang sama untuk kedua jenis kelamin dan untuk semua usia
dewasa. Namun, dapat dianggap sebagai panduan kasar karena dapat tidak
sesuai dengan derajat kegemukan yang sama pada individu yang berbeda.
27
Nilai BMI diperoleh melalui penghitungan berat badan dalam kilogram di
bagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat atau dapat dirumuskan sebagai
berikut :(1,2)
BMI normal berkisar 18.5-24.9, over weight 25.0-29.9, obesitas > 30-
30 – 34,9 Obesity I
28
Obesitas terbagi atas obesitas android dan obesitas ginekoid2.
obseitas ginekoid2.
29
2.6.2 Patofisiologi
android pembedahan intra abdomen lebih sulit dilakukan dan hal ini
mungkin akan lebih sulit pada pasien dengan postur tubuh besar atau
kelebihan berat badan. Abe dkk melakukan penelitian pada 175 pasien
yang berusia 21-80 tahun dengan BMI antara 11,7-49,3 kg/m2 untuk
30
dengan berat badan dan berbanding terbalik dengan tinggi badan.
31
yang terjadi pada pasien obesitas ketika perubahan posisi dari sitting
ke supine2,4.
mana hubungan Antara FRC dan closing capacity terjadi lebih cepat2.
closing capacity menjadi tidak baik. Penurunan FRC dan ERV adalah
hal yang umum terjadi pada fungsi paru pasien obesitas. Pengurangan
fungsi paru2.
32
Banyak manifestasi sindrom obstruksi jalan napas selama tidur
pada pasien obesitas. Hal ini dapat diklasifikasikan atas tiga kategori,
lebih dari empat kali dalam 1 jam tidur, adanya usaha respirasi
Penurunan 50% aliran udara selama >10 detik yang terjadi >14
kali selama satu jam tidur, berhubungan dengan snoring dan disertai
desaturasi 4%.
digunakan untuk menilai derajat beratnya OSA. Berat jika lebih dari
30, ringan jika antara 5-15 dan sedang jika antara 16-304.
33
Total volume darah meningkat pada penderita obesitas, akan
aspirasi isi lambung. Pada hepar, Infiltrasi lemak juga muncul dan
34
dikaitkan dengan macrovesikuler fatty liver yang ireversibel dengan
penurunan berat badan, akan tetapi dapat menjadi hepatitis dan sirosis
secara progresif jika tidak diterapi. Infiltrasi lemak ini ini dapat
penurunan BMI2.
35
Obesitas meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes.
murah, pengaruh sistemis yang lebih kecil, menghasilkan analgesi yang cukup
adekuat dan kemampuan mencegah respon stress. Jika dilakukan dengan baik
anestesi umum3,5,6.
Akan tetapi, teknik anestesi regional bisa jadi sulit dilakukan pada
36
menyulitkan dilakukannya regional anestesi pada pasien obesitas antara
lain6,9:
tulang
pasien
Dosis obat anestesi lokal yang tepat sangat penting diketahui, karena
sebaliknya jika terlalu kecil akan terjadi kegagalan blok dan kemungkinan
Ada fakta yang menyatakan dosis obat anestesi lokal berbeda antara
pasien obesitas dan tidak obesitas. Pada sebuah penelitian dengan anestesi
spinal, 4 ml dari bupivacain 0,5% yang di berikan pada pasien posisi sitting di
37
interspasium L3-4, terdapat hubungan positif yang langsung antara ketinggian
bupivacaine 0,5% pada interspasium spinal L3-4 atau L4-5, didapatkan lebih
sensoris, yang cenderung lebih tinggi terjadi pada pasien dengan berat badan
dosis dan konsentrasi rendah untuk blok neuraksial pada pasien obesitas, hal
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi : edisi
5. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Local Anesthetics. In: Clinical Anesth
esiology. 4th
edition. New York: Mc Graw Hill Lange Medical Books, 2006 : 151-52, 263-
75
39
anestesi regional. Thesis. Fakultas kedokteran universitas diponegoro.
Semarang. 2006
10. Mulroy MF, Bernards CM, Salinas FV. A practical approach to regional
40