FAKULTAS KEDOKTERAN
Tonsilitis
Disusun Oleh:
Ilham Akbar
10542044512
Pembimbing
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
1
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :
Konsulen Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi umum saat ini telah banyak berkembang dan terlibat dalam
Anestesi umum juga telah banyak digunakan untuk prosedur diagnostik invasif
minimal dan terapeutik yang memerlukan imobilisasi dan sedasi dalam pada
berkurang hingga mencapai 1 per 250.000 pasien sehat. Mengingat ada banyak
efek samping dari anestesi umum, pemilihan agen inhalasi yang bekerja cepat
dan memiliki sedikit efek samping harus dipertimbangkan dan terus diteliti.1
dapat menetap untuk sementara waktu ataupun untuk waktu yang lama dan
mengalami penurunan). Penyakit ini terjadi sebagai akibat infeksi akut atau
subklinis yang berulang yang bisa disebabkan oleh rangsangan yang menahun
dari rokok, beberapa jenis makanan, hygiene mulut yang buruk, pengaruh
cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat
3
penyakit yang paling sering terjadi dari seluruh penyakit dibidang telinga,
hidung, dan tenggorokan (THT). Penelitian yang dilakukan oleh Khan dkk di
tonsilitis kronis sebanyak 27,37%. Dalam penelitian ini tonsilitis kronis berada
4
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Usia : 24 tahun
Berat Badan : 45 kg
Agama : Islam
Diagnosis : Tonsilitis
B. ANAMNESIS
sejak 1 bulan yll. Keluhan nyeri menelan disertai perasaan tidak enak di
sering merasa demam, sakit kepala. Batuk (-), flu (-), lendir(-), gangguan
5
puskesmas sebanyak 7 kali dan sebelumnya diberi obat dari puskesmas
C. PEMERIKSAAN FISIK
(E4M6V5)
2. Tanda Vital :
Suhu : 36,50C
3. VAS :5
6
9. Ektremitas : Tidak tampak kelainan
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Lab Nilai Normal
7
E. KESAN ANESTESI
3. Informed consent mengenai persiapan pasien dalam hal ini yaitu puasa.
G. KESIMPULAN
disimpulkan:
H. LAPORAN ANESTESI
1. Diagnosis Pra Bedah
Tonsilitis Kronik
2. Diagnosis Pasca Bedah
Tonsilitis Kronik
3. Penatalaksanaan Preoperasi
a Infus RL 500 cc
4. Penatalaksanaan Anestesi
8
a. Jenis Pembedahan : Tonsilectomy
b. Jenis Anestesi : General Anestesi
c. Teknik Anestesi : GETA
g. Induksi : Propofol 80 mg iv
1) PRE OPERATIF
7. Tanda vital:
Suhu : 36,50C
9
2) TINDAKAN ANESTESI
GETA
3) PENATALAKSANAAN ANESTESI
1. Kassa steril
2. Povidon Iodine
3. Plester
4. Spuit
6. Lampu
8. Alat-alat resusitasi
4) INTRA OPERATIF
atau muntah pada saat dilakukannya tindakan anestesi akibat efek samping
dari obat- obat anastesi yang diberikan sehingga refleks laring mengalami
10
penurunan selama anestesia. Operasi Tonsilektomi dilakukan pada tanggal
dan O2 dengan hasil TD 119/80 mmHg; Nadi 90x/menit, dan SpO2 100%.
dengan oksigen dari mesin ke jalan napas pasien sambil dilakukan bagging
selama kurang lebih 2 menit menunggu kerja dari pelemas otot sehingga
efek induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat dibanding dengan gas lain..
11
aritmia. Setelah pasien di intubasi dengan mengunakan endotrakheal tube,
Operasi selesai tepat jam 10:00 WIB. Lalu mesin anestesi diubah ke
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Defenisi
yang berulang yang bisa disebabkan oleh rangsangan yang menahun dari
13
merupakan salah satu penyakit yang paling sering terjadi dari seluruh
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan
permanen pada tonsil atau kerusakan ini dapat terjadi bila fase
3. Manifestasi klinis
Karena proses radang berulang yang timbul maka selain
14
Manifestasi Klinik :
limfe.
4. Terapi
Penatalaksanaan tonsilitis kronik dengan antimikroba sering
tonsilitis akut dalam setahun yaitu tonsilitis akut berulang 3 kali atau
15
paska tonsilektomi, ditemukan jenis kuman patogen yang sama
5. Tonsilektomi
yang praktis dan aman, namun hal ini bukan berarti tonsilektomi
kholinergik yang berguna untuk menekan produksi air liur agar hewan
16
anestesi yang ideal dapat menimbulkan anestesi dengan tenang dan cepat
tersebut juga harus punya batasan keamanan yang luas dan tidak
ASA III : Pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik
sebab.
Intubasi Endotrakeal
17
salah satu tindakan pengamanan jalan nafas terbaik dan paling
4. Gagal nafas
5. Pasien syok
7. Mengurangi WOB
kesulitan intubasi
dilakukan intubas
3. Dekompresi lambung
18
tepat untuk prosedur yang aman
3. Bukaan mulut kurang 3 jari atau 6cm diperkirakan akan sulit intubasi.
19
Manajemen Rutin Jalan Nafas
3. Preoksigenas
8. Ektubation
Langkah Intubasi
5. Buka mulut pasien dengan ibu jari bertumpu pada premolar mandibula
menyilang.
20
pasien ke dalam trakea. Dengan melihat melalui blade laringoskop ,
dengan kebutuhan.
dan oksigenasi.
11. Lakukan juga asukultasi pada daerah apek dan basal kedua paru untuk
kanan).8
1. Cek suara nafas di kedua lapang paru pada daerah apek dan basal (pastikan
2. Jika tidak ada suara nafas , pastikan tidak terjadi laringospasme atau
21
4. Lakukan ventilasi dan oksigenisasi lagi . Lakukan intubasi ulang7
Komplikasi
pelepasan katekolamin.9
defisiensi cairan yang ada sebelumnya, dan kehilangan darah pada tindakan
pembedahan.
Prinsip pemberian cairan prabedah adalah untuk mengganti cairan dan kalori
yang dialami pasien prabedah akibat puasa. Cairan yang digunakan adalah :
22
2) Terapi Cairan selama Operasi
diatasi dengan penggantian cairan dengan kristaloid atau koloid untuk menjaga
diatasi.
Hal yang terpenting juga berdasarkan dari kondisi klinis pasien dan
prosedur operasi yang akan pasien jalani. Jumlah kehilangan darah dapat
badan pasien.
preop)
3. Menghitung volume sel darah merah pada hematokrit 30% (RBCV 30%)
23
3) Terapi Cairan Pasca Bedah
A. Dewasa:
pemeliharaan
Apabila pasien puasa dan diperkirakan < 3 hari diberikan cairan nutrisi
dasar yang mengandung air, eletrolit, karbohidrat, dan asam amino esensial.
Sedangkan apabila diperkirakan puasa > 3 hari bisa diberikan cairan nutrisi
yang sama dan pada hari ke lima ditambahkan dengan emulsi lemak.
Pada keadaan tertentu, misalnya pada status nutrisi pra bedah yang buruk
B. Bayi dan anak, memiliki prinsip pemberian cairan yang sama, hanya
berkualitas10.
24
,
25
BAB IV
PEMBAHASAN
pemeriksaan fisikakan dibahas masalah yang timbul, baik dari segi medis,
atau muntah pada saat dilakukannya tindakan anestesi akibat efek samping
dari obat- obat anastesi yang diberikan sehingga refleks laring mengalami
dan O2 dengan hasil TD 119/80 mmHg; Nadi 90x/menit, dan SpO2 100%.
dengan oksigen dari mesin ke jalan napas pasien sambil dilakukan bagging
selama kurang lebih 2 menit menunggu kerja dari pelemas otot sehingga
26
menghilangkan efek anestesi perlahan-lahan dan untuk membangunkan
pasien.
operasi hampir selesai. Operasi selesai tepat jam 10.00 WIB. Lalu mesin
anestesi diubah ke manual supaya pasien dapat melakukan nafas spontan. Gas
isofluran dihentikan karena pasien sudah dapat bernafas spontan dan adekuat.
27
DAFTAR PUSTAKA
Muhammadiyah Palembang.
Rara Waigapu.
28
29