Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian ilmu.

Ilmu berasal dari kata bahasa arab yang memiliki arti mengetahui, lawan. Ilmu
pengetahuan adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris, Science, yang berarti pengetahuan.
Kata science itu sendiri berasal dari bahasa Yunani Scientia yang berarti pengetahuan.
Namun pengertian yang umum digunakan ilmu pengetahuan adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat diterima oleh
rasio.

Imam Raghib al- Ashfahani dalm kitabnya, Mufradat Al –Qur’an, berkata, “ ilmu
adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Ia terbagi dua: pertama, mengetahi inti
sesuatu itu (oleh ahli logika dinamakan ahli tashawwur). Kedua, menghukum adanya sesuatu
pada sesuatu yang ada (oleh ahli ligika dinamakan tashdiq, maksudnya mengetahui
hubungan sesuatu dengan sesuatu).”

Az-Zubaidi berkata dalam kamus Tajul-‘Arus, “Mayoritas ahli membedakan masing-


masing term itu. Bagi mereka ilmu adalah yamg paling tinggi karena ilmu itulah yang mereka
perkenankan untuk dinisbatkan kepada allah swt. Sementara, mereka tidak mengataknan:
‘Allah arif’ atau ‘Allah syair’. Perbedaan-perbedaaan tersebut disebut dalahm karangan-
karangan ahli basaha.

Al Manawi dalam kitab At-taufiq berkata , “ ilmu adalah keyakinan kuat yang tetap
sesuai dengan realita. Bisa juga bersifat yang membuat perbedaan tanpa kritik. Atau, ilmu
adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.”
B. Perintah Menuntut ilmu dalam islam

Dasar hukum menuntut ilmu yaitu berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits nabi
Muhammad saw. Banyak sekali hadits dan ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang
menuntut ilmu. Di dalam Islam, menuntut ilmu merupakan perintah sekaligus kewajiban.
Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan kita bisa
mencapai apa yang dicita-citakan baik di dunia maupun di akhirat. Apalagi sebagai seorang
muslim itu wajib hukumnya seperti dalam sebuah hadits disebutkan bahwa : Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap
muslim.”

(Hadits sahih, diriwayatkan dari beberapa sahabat diantaranya: Anas bin Malik, Ibnu
Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu Anhum)

Selain itu, para ulama sepakat, tidak ada dalil yang lebih tepat selain wahyu pertama
yang disampaikan Allah SWT kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw sebagai landasan
utama perintah untuk menuntut ilmu. Dijelaskannya pula sarana untuk mendapatkannya,
disertai bagaimana nikmatnya memiliki ilmu, kemuliaannya, dan urgensinya dalam mengenal
ke-Maha Agung-an Sang Khalik dan mengetahui rahasia penciptaan serta menunjukkan
tentang hakikat ilmiah yang tetap. Sebagaimana firman-Nya :“Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara
kalam (baca tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(Q.S. Al
‘Alaq [96]: 1-5).

Dalam ayat yang lain, Allah SWT juga berfirman : “…Katakanlah : “ Adakah sama
orang-orang yang mengetahui (ilmu agama Islam) dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S. Az
Zumar [39]: 9).

Maka jelas kiranya bahwa menuntut ilmu pengetahuan memang diwajibkan. Dengan
ilmu kita bisa meraih dunia, dengan ilmu kita dapat meraih akhirat dan dengan ilmu pula kita
bisa meraih kedua-duanya.
C. Keutamaan ilmu

Ilmu memiliki banyak sekali keutamaan diantaranya adalah:

Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: ”jika
manusia meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu
yang bermanfaat dan anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori
dan Muslim)

Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Allah
menyatakan bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan
keadilan. para malaikat dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali
Imran 18)

Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan


ilmu sebagaimana dalam firman Allah, (… dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah
kepadaku ilmu) (QS.Thahaa 114)

Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, (… Allah
mengangkat orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan). (QS. Mujadilah 11)

Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya:
(…. sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orangyang
berilmu). (QS. Fathir 25).

Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya: (Allah
menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah)
kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-
benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)). ( QS. Al-Baqarah 269)

Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang ”Barang siapa yang Allah
menghendaki kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama,” (HR
Bukhari dan Muslim).
Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, ”Barang siapa yang menempuh suatu
jalan dalam rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
surga,” (HR Muslim)

Diperbolehkannya ”hasad” kepada ahli ilmu,”Tidak hasad kecuali dalam dua hal,
yaitu terhadap orang yang Allah beri harta dan ia menggunakannya dalam kebenaran dan
orang yang Allah beri hikmah lalu ia mengamalkannya dan mengajarkannya,” (HR Bukhari )

Salah satu fadhilah ilmu dari ibadah adalah bahwa kebanyakan manfaat ibadah
terbatas pada pelakunya. Orang yang melakukan salat atau berpuasa, haji, zikir dan ibadah
yang lai, akan mendapat kebaikan-kebaikan amal perbuatannya dan peningkatan derajatnya.
Tetapi, masyarakat lain tidak akan mndapat ganjaran mereka sedikitpun secara langsung.
Berbeda dengan ilmu; ia bermanfaat jauh melampui si pilaku itu sendiri, sampai pada orang
yang mendengarnya, atau membacanya. Ilmu tidak mengenal ikatan, tidak pula mengakui
adanya dinding dan jurang pemisah. Lebih-lebih pada zaman kita sekarang, ketika ilmu
tersebar luas melalui radio dan televisi yang dapat ditangkap dalam beberapa detik dan
bahkan dalam seketika itu juga para pendengar dan para pemirsa yang ada diberbagai tempat.

Ilmu merupakan tanda kebaikan seorang hamba. Ketika seorang hamba diberi
kemudahan untuk memahami dan mempelajari ilmu syar’i, itu menunjukkan bahwa Allah
menghendaki kebaikan bagi hamba tersebut, dan membimbingnya menuju kepada hal-hal
yang diridhai-Nya.

Kehidupannya menjadi berarti, masa depannya cemerlang, dan kenikmatan yang tak
pernah dirasakan di dunia pun akan diraihnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda:

“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan kepada seorang hamba maka Ia akan

difahamkan tentang agamanya.”

(Muttafaq Alaihi dari Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu anhuma)

Orang yang berilmu akan ditinggian derajatnya. Sesungguhnya allah akan


meningkatkan derajat orang-orang yang mau menuntut ilmu sebagaimana firmannya:

Artinya :Hai orang orang yang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “
Berlapang lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( Q.S
Al-Mujaadalah:11)

Ditinggikannya derajat dengan beberapa derajat, ini menunjukkan atas besarnya


keutamaan, dan ketinggian di sini mencakup ketinggian maknawiyyah di dunia dengan
tingginya kedudukan dan bagusnya suara (artinya dibicarakan orang dengan kebaikan) dan
mencakup pula ketinggian hissiyyah (yang dirasakan oleh tubuh dan panca indera) di akhirat
dengan tingginya kedudukan di jannah. (Fathul Baarii 1/141)

Allah pun akan meninggikan derajat orang orang yang berilmu sebagaimana diri-Nya
memuliakan diri-Nya dan mengagungkan kekuasaan-Nya, lalu setelahnya Dia
memuliakan malaikat dan kemudian memuliakan orang orang yang berilmu, sebagaimana
firman-Nya:

Artinya :“ Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan(yang berhak disembah)


melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S Ali Imran:18)

Menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan merupakan Ibadah yang paling agung dan
paling utama, sehingga Allah menjadikannya sebagai bagian dari jihad fisabilillah,
sebagaimana firmanNya dalam surat At Taubah 122

Artinya :tidak sepatutnya bagi mu’min itu pergi semuanya (medan perang),
mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member peringatan pada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya
Rosulullah bersabda yang artinya barang siapa menempuh jalan demi mengharapkan suatu
ilmu, maka allah akan mempermudah jalan baginya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat
akan meletakkan sayap-sayapnya karena keridhaannya akan pencari ilmu. Sesungguuhnya
semua yang ada di langit dan di bumi dan bahkan lumba-lumba di lautan sekalipun, akan
selaly memintakan ampunan bagi orang yang berilmu.

Anda mungkin juga menyukai