Anda di halaman 1dari 16

MENGAPA KITA HARUS NGAJI

Sahabatku sering kita mendengar perkataan dari berbagai orang ketika ditanya "kenapa kok
gak ngaji?" dari mereka banyak yang menjawab "ah malu udah gede, ah gak ah, ah saya kan
dah bisa baca buat apa ngaji lagi atau gak ada waktu untuk ngaji dan seribu alasan lainnya".
Apa yang menjadi alasan mereka sepenuhnya keluar karena ketidakpahaman mereka dalam
hakikat menuntut ilmu agama atau dalam istilah sehari-hari kita disebut NGAJI. Padahal
menuntut ilmu khususnya ilmu agama adalah sebuah kewajiban sssuai dengan sabda
rasululloh.
Rasulullah saw bersabda: Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan
perempuan
Rasulullah bersabda, "Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap muslim". (HR. Ibnu
Majah),
"Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan hal itu Allah jalankan dia di
atas jalan di antara jalan-jalan Syurga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayap-
sayap mereka karena ridho kepada pencari ilmu agama. Sesungguhnya seorang alim itu
dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam
air. Sesungguhnya keutamaan seorang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama
daripada seluruh bintang-bintang.
.

Pertama, Kebutuhan Kita Selaku Manusia

Allah SWT berfirman:

3(


) 2(
)
) 1(

Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati
supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran (QS. Al
Ashr 1-3).

Dalam surat ini Allah taala menjelaskan bahwa seluruh manusia benar-benar berada dalam
kerugian. Kerugian yang dimaksud dalam ayat ini bisa bersifat mutlak, artinya seorang merugi
di dunia dan di akhirat, tidak mendapatkan kenikmatan dan berhak untuk dimasukkan ke dalam
neraka. Bisa jadi ia hanya mengalami kerugian dari satu sisi saja. Oleh karena itu, dalam surat
ini Allah mengeneralisir bahwa kerugian pasti akan dialami oleh manusia kecuali mereka yang
memiliki empat kriteria dalam surat tersebut [Taisiir Karimir Rohmaan hal. 934].

Dari artikel 'Tafsir Surat Al Ashr: Membebaskan Diri Dari Kerugian Muslim.Or.Id'

Salah satu kriteria manusia yang tidak merugi adalah mereka yang beriman kepada Allah. Dan
keimanan ini tidak akan terwujud tanpa ilmu, karena keimanan merupakan cabang dari ilmu dan
keimanan tersebut tidak akan sempurna jika tanpa ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syari
(ilmu agama). Seorang muslim wajib (fardhu ain) untuk mempelajari setiap ilmu yang
dibutuhkan oleh seorang mukallaf dalam berbagai permasalahan agamanya, seperti prinsip
keimanan dan syariat-syariat Islam, ilmu tentang hal-hal yang wajib dia jauhi berupa hal-hal
yang diharamkan, apa yang dia butuhkan dalam muamalah, dan lain sebagainya. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. (HR. Ibnu Majah nomor 224 dengan sanad shahih).

Jadi semua jelas bahwa menuntut ilmu agama atau NGAJI adalah sebuah kewajiban dan
kebutuhan manusia.
Kedua, Kondisi Zaman

Sahabatku yang dimuliakan Allah, tidak dapat dipungkiri kondisi zaman yang sudah semakin
rusak membuat remaja khusunya dan manusia pada umumnya mesti faham dan
mengaplikasikan nilai-nilai agama. tentunya kepemahaman ini dapat terbentuk dengan kita ikut
Ngaji.

Firman Allah SWT dalam surah Ar-Ruum ayat 41 :

Artinya :Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (kejalan yang benar).

Kerusakan yang dimaksud dapat berupa kerusakan secara alam maupun secara moral. dimana
praktik korupsi, perzinaan, pencuriaan, khamr dan lainnya sudah menjadi sesuatu hal yang
tidak asing terjadi di zaman saat ini. Bekal yang cukup dan pembimbingan dalam kelompok-
kelompok pengajian akan menguatkan kita terhadap hal-hal yang dapat merusak. Hal ini pula
yang akan menguatkan kondisi ruhiyah kita agar tetap terjaga.
Semoga Allah mengistiqomahkan kita.

Ketiga, Kita Semua Bakal Kembali

Firman Allah SWT:

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
(Q.S Al-'A`raf [7] : 34).

Dalam surat Al-Araf di atas Allah sudah menyatakan bahwa setiap manusia sudah memiliki
ajalnya. Dan sangat jelas NGAJI akan menjadikan kita selalu ingat akan kematian dan
mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian. Ibnu Umar ra. berkata, Aku datang
menemui Rasulullah bersama sepuluh orang, lalu salah seorang dari kaum Anshar bertanya,
"Siapakah orang yang paling cerdas dan paling mulia, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,
'Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah
orang-orang cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat."
(HR Ibnu Majah).

Keempat, Allah akan memuliakan kita

Allah SWT berfirman:


Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Mujaadilah: 11).

Ayat di atas menunjukkan betapa tingginya derajat orang-orang yang berilmu, beramal shaleh
dan berjihad di jalan Allah. Bukan hanya dihargai dan dihormati oleh sesamanya, akan tetapi
Allah pun mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Dengan mengikuti kajian-kajian
keislaman (Ngaji) yang rutin kita ikuti keilmuan kita akan bertambah dan itu akan mengangkat
derajat keimanan kita dihadapan Allah SWT.

Kelima, Yang Akan Menolong Orang Tua Kita

Sahabat Abi Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda:" Apabila seseorang
telah meninggal, maka semua amalnya terputus kecuali tiga perkara: Shadaqah jariyah, ilmu
yang bermanfaat, dan anak saleh yang senantiasa mendoakan kepada kedua orang tuanya."
(HR. Muslim).
Hadist dia atas menjelaskan bahwa tatkala seseorang meninggal dunia maka seluruh amalnya
akan terputus kecuali 3 perkara. Yang salah satunya adalah doa anak yang soleh. Tentunya,
dengan kita mengaji diri kita akan dibina untuk menjadi anak yang soleh secara pribadi dan
masyarakat sehingga doa-doa yang kita panjatkan untuk orang tua kita yang meninggal insya
Allah akan menjadi pahala untuk kedua orang tua kita. (wah senang sekali pastinya punya akan
yang soleh .
Amalan Ringan yang Besar Pahalanya
Alhamdulillah washshalatu wassalaamu ala Rasulillah. Kaum muslilmin yang dirahmati Allah,
diantara yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pada kita adalah rutin
mengamalkan amalan shalih meskipun amalan itu sedikit dan ringan, atau bahkan dipandang
remeh oleh sebagian orang. Namun ternyata tanpa kita sangka, ternyata amalan tersebut
mengandung pahala yang besar.

Berikut adalah beberapa amalan yang mudah dan ringan untuk dilakukan, namun besar
pahalanya, berdasarkan hadits yang shahih:

Pertama, membaca : subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil adzim

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Ada dua kalimat yang dicintai
oleh Allah, ringan di lisan, dan berat ditimbangan: (yaitu bacaan) subhaanallaahi wa bihamdihi
subhaanallaahil adzim [Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, Mahasuci Allah Yang
Mahaagung] (HR. Al Bukhari)

Kedua, wudhu dengan sempurna dan membaca doa,


sebagaimana hadits berikut:

Dari Umar bin Khattab, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang
berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai wudlu dia membaca: asyhadu allaa ilaha illallah
wa anna muhammadan abdullahi wa rasuuluh [aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
berhak disembah selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan
RasulNya, maka akan dibukakan untuknya pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh
masuk dari pintu mana saja yang dia sukai. (HR. Muslim)

Ketiga, menghadiri shalat jumat di awal waktu, dengan memperhatikan adabnya.

Dari Aus bin Aus Ats Tsaqafi, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa
yang membasuh (kepalanya) dan mencuci (seluruh tubuhnya) di hari jumat (mandi besar, ed.),
lalu berangkat ke masjid pagi-pagi, dan dia mendapatkan khutbah dari awal, dia berjalan dan
tidak naik kendaraan, dia mendekat ke khatib, konsentrasi mendengarkan khutbah dan tidak
berbicara maka setiap langkahnya (dinilai) sebagaimana pahala puasa dan shalat malam
selama setahun. (HR. Abu Dawud, At tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan
dinilai shahih oleh Al Albani)

Keempat, shalat dhuha dua rakaat

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Setiap ruas tulang kalian wajib
disedekahi, setiap tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir bernilai sedekah, amar maruf nahi munkar
bernilai sedekah, dan semua kewajiban sedekah itu bisa ditutupi dengan dua rakaat shalat
dhuha. (HR. Muslim & Abu Dawud)

Kelima, berdzikir di masjid setelah shubuh.

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang shalat
subuh berjamaah, kemudian tetap duduk di masjid sampai terbit matahari, kemudian shalat dua
rakaat maka dia mendapat pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna. (HR. At Tirmidzi dan
dinilai hasan oleh Al Albani)

Keenam, membaca Al Quran.

Dari Abdullah bin Masud, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang
membaca satu huruf dari Al Quran maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu
pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali. (HR. At Tirmidzi, At Thabrani dan dinilai shahih oleh Al
Albani)
Ketujuh, membaca dzikir ketika masuk pasar atau tempat keramaian.

Dari Abdillah bin Amr bin Ash, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang
masuk pasar kemudian dia membaca: laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku
wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khair, wa huwa ala kulli
syaiin qadiir [tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah tiada sekutu bagi Nya, milik
Nyalah seluruh kerajaan. Dan milik Nyalah seluruh pujian, Dia menghidupkan dan mematikan,
dan Dia Maha hidup dan tidak mati, di TanganNyalah segala kebaikan, dan Dia Mahakuasa
atas segala sesuatu] maka Allah catat untuknya sejuta kebaikan, Allah hapuskan sejuta
kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat. (HR. At Tirmidzi, Al Hakim, Ad Darimi
dan dinilai hasan oleh Al Albani)

Kedelapan, shalat berjamaah di masjid.

Dari Abu Umamah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang keluar
dalam keadaan suci, menuju masjid untuk melaksanakan shalat jamaah maka pahalanya
seperti pahala seperti orang yang sedang haji dalam keadaan ihram. (HR. Abu Dawud dan
dinilai hasan oleh Al Albani)

Kesembilan, berdzikir ketika terbangun dari tidur (nglilir -bhs. jawa)

Dari Ubadah bin Shamit, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang
terbangun (nglilir) ketika tidur malam kemudian dia membaca: laa ilaha illallahu wahdahu laa
syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syaiin qadiir. Alhamdulillah, wa
subhanallah, wa laa ilaha illallah wallahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illa billah [tiada
sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagiNya, milikNyalah
seluruh kerajaan, milkNyalah segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala
puji milik Allah, Mahasuci Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, Allah
Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah] kemudian dia beristighfar atau berdoa
maka akan dikabulkan. Jika dia berwudhu kemudian shalat dua rakaat maka shalatnya
diterima. (HR. Bukhari & Abu Dawud)

Kesepuluh, Shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh.

Dari Aisyah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Dua rakaat sebelum subuh lebih baik
dari pada dunia dan seisinya. (HR. Muslim)

Kesebelas, membaca shalawat.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang membaca
shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali. (HR.
Muslim)

Dalam riwayat lain: Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan
memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh kesalahan, dan diangkat
sepuluh derajat. (HR. An Nasai, shahih)

Kedua-belas, menjawab adzan dan membaca doa setelah adzan.

Dari Jabir bin Abdillah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang
mendengarkan adzan kemudian dia membaca doa: Allahumma rabba hadzihid dawatittammah
washshalatil qaimah, ati muhammadanil wasilata wal fadhilah wabats-hu maqamam
mahmudanilladzi waadtahu [Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna dan shalat wajib
yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan fadhilah. Bangkitkanlah beliau ke
tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya.] maka dia berhak mendapat syafaatku
pada hari kiamat. (HR. Bukhari)

Ketiga-belas, membaca dzikir setiap pagi dan sore. Diantara dzikir yang disyariatkan
adalah membaca : subahanallah wa bihamdihi

Dari Abu Hurairah radliallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa
di waktu pagi dan sore membaca: subahanallah wa bihamdihi seratus kali maka tidak ada
seorang pun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari
pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.
(HR. Muslim)
Keempat-belas, mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang mengajak
kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang
mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak
orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat maka dia mendapat dosa sebagaimana
dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun. (HR. Muslim)

Kelima-belas, rajin beristighfar.

Dari Ibn Abbas, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang rajin
beristighfar maka Allah akan berikan jalan keluar setiap ada kesulitan, Allah berikan
penyelesaian setiap mengalami masalah, dan Allah berikan rizki yang tidak disangka-sangka.
(HR. Abu Dawud, hasan lighairihi)
JALAN KITA MASIH PANJANG.. MASIH ADA WAKTU TERSISA?

Lihat posisi kita..


Perjalanan yang sudah kita lewati..
Tahapan berikutnya yang akan kita jalani..
Pintunya adalah... MATI

Setiap hari satu persatu sudah dipanggil kembali..


Kita pun masuk dalam jadwal antri..

Sudah siap bekal kita?


Ibadah sudah banyak?
Jiwa raga sudah bersih?

Atau....
Justru yang haram masih nempel disini dan disana?
Belepotan dalam tipu daya dunia..

Sayangnya Jadwal antrian dirahasiakan oleh Allah dan malaikatnya..


Yang tua bisa duluan..
Yang muda pun banyak yang tiba-tiba nyalip di depan..

Semua akan dipertanggungjawabkan..

Diujung sana hanya dua pilihannya..


Mau surga
Atau neraka..
Bola di tangan kita..

Selamat merenung di malam kelam..


Semoga menemukan jalan pulang..
14 Tanda- tanda Hati yang Mati

14 Tanda- tanda Hati yang Mati . Semoga kita tidak memiliki hati yang mati yang
ditunjukkan dengan beberapa tanda berikut :

1. Tarkush sholah : Berani meninggalkan sholat fardhu.


2. Adzdzanbu bil farhi : Tenang tanpa merasa berdosa padahal sedang
melakukan dosa besar (QS al A'raf 3)
3. Karhul Qur'an : Tidak mau membaca Al-Qur'an.
4. Hubbul ma'asyi : Terus menerus maksiat.
5. Asikhru : Sibuknya hanya mempergunjing dan buruk sangka, serta merasa
dirinya selalu lebih suci.
6. Ghodbul ulamai : Sangat benci dengan nasehat baik dan ulama.
7. Qolbul hajari : Tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, kuburan dan
akhirat.
8. Himmatuhul bathni : Gilanya pada dunia tanpa peduli halal haram yang
penting kaya.
9. Anaaniyyun : tidak mau tau, "cuek" atau masa bodoh keadaan orang lain,
bahkan pada keluarganya sendiri sekalipun menderita.
10. Al intiqoom : Pendendam hebat.
11. Albukhlu : sangat pelit.
12. Ghodhbaanun : cepat marah karena keangkuhan dan dengki.
13. Asysyirku : syirik dan percaya sekali kepada dukun & prakteknya.

Semoga Allah menghiasi hati kita dengan keindahan iman dan kemuliaan akhlak.
Ya Allah, berikanlah jodoh yang terbaik untuk orang yang membaca dan like status ini.
Ya Allah, berikanlah pasangan yang sholeh dan sholehah untuk orang yang
membagikan tulisan ini.
Ya Allah, berikanlah rezeki yang halal dan barokah untuk semua kaum muslimin dan
muslimah.
Ya Allah, kabulkanlah doa kami.
Ya Allah, matikanlah kami dalam khusnul khotimah. Aamiin ya Rabbal'alamin.
SHODAQOH sebagai PELEBUR DOSA dan PENANGKAL MUSIBAH

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berkata: Nabi SAW bersabda tentang apa yang
beliau terima dari Allah : Seorang hamba Allah berbuat dosa, lalu berdoa: Wahai
Tuhanku! Ampunkanlah dosaku. Allah SWT berfirman: Hamba-Ku telah melakukan
dosa, tetapi dia tahu bahwa ia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa atau
menghukumnya karena dosanya. Kemudian hamba Allah tersebut kembali melakukan
dosa, lalu berdoa: Wahai Tuhanku! Ampunkanlah dosaku. Allah berfirman: Hamba-Ku
melakukan dosa, tetapi dia tahu bahwa dia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni
dosa atau menghukumnya karena dosanya. Kemudian hamba Allah tersebut kembali
melakukan dosa, lalu berdoa: Wahai Tuhanku! Ampunkanlah dosaku.

Allah berfirman: Hamba-Ku melakukan dosa, tetapi dia tahu bahwa dia mempunyai
Tuhan yang akan mengampuni dosa atau menghukumnya karena dosanya. Oleh
karena itu berbuatlah sesukamu, Aku akan ampuni dosamu. Hamba tersebut berkata:
Aku tidak tahu sehingga yang ketiga kalinya atau yang keempat kalinya aku meminta
ampunan, tetapi Allah tetap berfirman: Berbuatlah sesukamu, Aku tetap akan
mengampuni dosamu.

Riwayat Bukhari di dalam Kitab Tauhid hadits nomor 6953


Riwayat Muslim didalam Kitab Taubat hadits nomor 4953
BENAR ! . Meski Allah akan dan selalu mengampuni dosa-dosa hamba-Nya
yang beriman karena Allah Maha Pengampun, akan tetapi yang tidak banyak
diketahui hamba-Nya, bahwa pengampunan dosa tersebut terkadang harus ada
syaratnya, yakni KAFAROT (peleburan dosa), padahal kafarot tersebut seringkali
diturunkan dalam bentuk MUSIBAH atau UJIAN HIDUP manakala orang yang
mau bertaubat itu tidak suka bershodaqoh.

Tentang KAFAROT atau peleburan dosa ini Allah menegaskan dengan firman-
Nya :

Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya
jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga
dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barang siapa
yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus
dosa baginya.(QS.Al-Maidah/45)

Disamping musibah dan ujian hidup itu sebagai kafarot, sesungguhnya juga bertujuan
sebagai pelajaran bagi yang mampu mengambil hikmahnya. Namun oleh karena tidak
semua hati orang beriman siap menerima musibah, kebanyakan lebih memilih senang
daripada susah, maka dengan musibah itu bisa jadi malah menjadikannya semakin
terjebak dalam dosa. Itu apabila musibah tersebut tidak mampu diterima dengan hati
selamat hingga berkembang menjadi fitnah yang berkepanjangan.

Oleh sebab itu, disamping orang beriman harus selalu bertaubat kepada Tuhannya,
juga hendaknya rajin bershodaqoh. Shodaqoh itu diniatkan mengeluarkan kafarot bagi
dosa-dosa yang sengaja dilakukan maupun yang tidak. Jadi, disamping shodaqoh itu
merupakan kafaror dan penangkal musibah juga pelicin kehidupan untuk menggapai
segala kesuksesan, karena ketika sumbatan telah terbuka maka jalan kehidupan
menjadi lancar. Semoga yg membagikan Mendapatkan rizki yg berlimpah Dan berkah..
aamiin
Assalamu'alaikum.

La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa"dil


amin

Eling-eling siro manungso (Ingatlah wahai manusia)


Elingono anggon mu sholat ngaji (ingatlah tempatmu sholat dan ngaji)
Mumpung durung katekanan (Selagi belum kedatangan)
Malaikat juru pati (Malaikat Pencabut Nyawa)

Panggilane Kang Moho Kuoso (Panggilan Tuhan Yang Maha Esa)


Gelem ora bakal di gowo (Mau ttidak mau pasti dibawa)
Disalini sandangan putih (Di beri pakaian putih)
Yen wes budal ra biso muleh (Kalau sudah berangkat tidak bisa pulang)

Tumpakane kereto jowo (Dinaikkan kereta jenazah)


Roda papat rupo manungso (Roda empat berwajah manusia)
Jujugane omah guwo ( Menuju rumah berbentuk gua)
Tanpo bantal tanpo kloso (Tanpa bantal, tanpa alas)

Omahe ra ono lawange (Rumahnya tidak berpintu)


turu ijen ra ono kancane (Tidur sendiri tidak ada temannya)
Di tutupi anjang- anjang (Ditutup dengan papan - papan)
Diurug lan di siram kembang (Dikubur dan disiram bunga)
Syair danri lagu Eling-eling
Hidup ini terasa nikmat dan indah apabila hidup yang kita jalani seperti mengendarai
kendaraan di jalan bebas hambatan. Kita semua pasti mengharapkan demikian, baik
yang muda apalagi yang sudah tua. Dijalan tersebut kita tidak menemukan jalan yang
berkelok-kelok dan berlubang, sampai-sampai penumpang dibelakang tidur sambil
mendengarkan musik kesukaannya.

Tapi kenyataannya tidak demikian, jalan yang kita hadapi jauh dari harapan kita tadi.
Banyak lubang yang kita lewati, bahkan kita pernah salah mencari jalan dan akhirnya
tidak sampai ketujuan. Itulah hidup ..... kita tidak bisa lari dari takdir Allah SWT, dan kita
sebagai hambaNya harus Ridho menerima cobaan dan musibah yang datang dari Allah
SWT. Ridlo dalam konteks musibah adalah mengetahui bahwa musibah itu adalah
bagian dari takdir Allah SWT, serta ikhlas menerimanya sebagai pilihan yang terbaik
dari Allah SWT bagi umat-Nya. Namun perlu diingat, kunci agar mampu mengupas
makna dan mengambil hikmah dan manfaat adalah iman dan sabar. Tanpa iman dan
sabar, tidak ada manfaat sedikitpun dari semua yang dialami.

Mudah-mudahan dengan kita selalu diberikan panjang umur, kekuatan dalam beribadah
dan bersedekah serta kesabaran dalam menghadapi musibah yang sedang terjadi
pada kita sendiri maupun kepada saudara kita. Aamiiin.
Belajar Dari Kisah Anjing-Anjing Neraka
Sabda Rasulullah S.A.W kepada Muadz, Wahai Muadz, apabila di dalam amal
perbuatanmu itu ada kekurangan:

Jagalah lisanmu supaya tidak terjatuh di dalam ghibah terhadap saudaramu


(muslimin).
Bacalah Al-Quran
Tanggunglah dosamu sendiri untukmu dan jangan engkau tanggungkan
dosamu kepada orang lain.
Jangan engkau mensucikan dirimu dengan mencela orang lain.
Jangan engkau tinggikan dirimu sendiri di atas mereka.
Jangan engkau masukkan amal perbuatan dunia ke dalam amal perbuatan
akhirat.
Jangan engkau menyombongkan diri pada kedudukanmu supaya orang
takut kepada perangaimu yang tidak baik.
Jangan engkau membisikkan sesuatu sedang dekatmu ada orang lain.
Jangan engkau merasa tinggi dan mulia daripada orang lain.
Jangan engkau sakitkan hati orang dengan ucapan-ucapanmu.

Niscaya di akhirat nanti, kamu akan dirobek-robek oleh anjing neraka. Firman Allah
S.W.T. yang bermaksud, Demi (bintang-bintang) yang berpindah dari satu buruj
kepada buruj yang lain.

Sabda Rasulullah S.A.W., Dia adalah anjing-anjing di dalam neraka yang akan
merobek-robek daging orang (menyakiti hati) dengan lisannya, dan anjing itupun
merobek serta menggigit tulangnya.

Kata Muadz, Ya Rasulullah, siapakah yang dapat bertahan terhadap keadaan seperti
itu, dan siapa yang dapat terselamat daripadanya?

Sabda Rasulullah S.A.W., Sesungguhnya hal itu mudah lagi ringan bagi orang yang
telah dimudahkan serta diringankan oleh Allah S.W.T.
RENUNGAN HARIAN - Adab Terhadap
Diri Sendiri

DETIK ISLAMI - RENUNGAN HARIAN


Oleh, Satriawan Muhammad Anun As-Sasakiy

SEORANG MUSLIM pastinya sangat memahami bahwa keselamatan dan


kebahagiannya di dunia maupun di akhirat sangatlah ditentukan oleh kebersihan
jiwanya, kesucian dan kemuliaan jiwanya dan sampai sejauh mana dia mendidiknya
dengan adab-adab Islam. Sebagaimana kesengsaraan dirinya sangat ditentukan oleh
kerusakan dan kekotoran jiwanya.
Karenanya lazim atas seorang Muslim untuk mendidik dirinya sendiri, mensucikan dan
membersihkan jiwanya, menjauhkannya dari hal yang bisa menodai dan mengotorinya
baik itu berupa keyakinan yang rusak, maupun perkataan dan perbuatan maksiat.

Firman Allah SWT. : Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mnegotorinya. (Q.S AsSyams:9-10)
Diantara langkah-langkah yang dilakukan untuk mendidik jiwa dalam memperbaikinya
serta mensucikannya adalah :
Taubat. Yaitu menghindarkan diri dari segala bentuk maksiat, mentesali dosa-dosa
yang telah dilakukan dan berazam untuk tidak kembali kedalam lumpur dosa pada sisa-
sisa umur yang ada.

Firman Allah SWT. : Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan
taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan-kesalahanmu dan memasukan kamu ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai (Q.s At-Tahrim:8)

Muraqabah. Yaitu membawa jiwa pada kondisi selalu merasa diawasi dan diintai oleh
Allah SWT. setiap saat, dimanapun dan kapanpun.
Firman Allah SWT. : Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (Q.S
An-Nisa : 1)

Mujahadah. Yaitu mengarahkan jiwa dengan sungguh-sungguh kepada ketaatan dan


kebaikan serta menekan dan melawannya dari berbuat keburukan dan kemaksiatan.
Firman Allah SWT. : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami (Q.S. Al-
Ankabut:69)
Muaqabah. Yaitu memberikan sangsi kepada diri bila lalai melakukan suatu kebaikan
atau tidak sempurna menunaikannya. Seperti halnya Abdullah Ibnu Umar, bila
ketinggalan berjamaah shalat, beliau selalu menghidupkan seluruh malam hari itu
dengan ibadah.Beliau pernah mengakhirkan shalat Maghrib sampai nampak dua
bintang dilangit, lalu beliau membebaskan dua orang budak.Ataupun Abu Thalhah yang
pernah disibukkan oleh kebunnya dari shalatnya (telat), lalu beliau mengeluarkan
shadaqah dari kebunnya itu.

Muhasabah. Yaitu mengintropeksi diri dalam pelaksanaan perintah Allah dan


meninggalkan laranganNya. Baik itu muhasabah harian, mingguan, bulanan maupun
tahunan. bagaikan seorang pedagang yang mengecek dagangannya diakhir bulan
apakah ia mengalami rugi atau untung.
Firman Allah SWT. : Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperlihatkan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr: 18 )
Seorang penulis buku Adab-Adab Islam
Ada banyak hal yang patut kita cermati dari berbagai ujian, bencana dan malapetaka yang
menimpa umat Islam dewasa ini. Dalam Al-Quran, sesungguhnya Allah Taala telah mengingat-
kan kepada kita bahwa adzab dan siksa Allah tidak khusus hanya menimpa orang-orang zhalim
di antara kita. Allah berfirman dalam Al-Quran:

Dan perihalah dirimu dari siksa yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara
kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaNya (QS. An-Anfal: 25).

Imam Ahmad bin Hambal juga meriwayatkan hadits dari Ummu Salamah, ia berkata bahwa
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:

: . :

:






: .

Artinya: Jika timbul maksiat pada umatku, maka Allah akan menyebarkan adzab (siksa)
kepada mereka. Aku berkata: Wahai Rasulullah, apakah tidak ada pada waktu itu orang-orang
shalih? Beliau menjawab:ada. Aku bertanya lagi: Apa yang akan Allah perbuat kepada
mereka? Jawab beliau: Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang
ditimpakan kepada orang-orang yang melakukan maksiat, kemudian mereka akan mendapat
ampunan dan keridhoan dari Robbnya. (HR. Imam Ahmad, VI/304, Al-Haitsami mengatakan
bahwa hadits ini perawinya terpercaya).

Maasyirol muslimin sidang Jumat yang berbahagia.

Demikianlah bila suatu kaum sudah bermaksiat dan menen-tang perintah-perintah Allah serta
mengkufuri nikmat-nikmatNya, maka sungguh Allah akan menurunkan kehinaan dan
kebinasaan kepada mereka baik kehinaan di dunia maupun kehinaan di akhirat. Lalu
bagaimanakah dengan kita yang hidup di negeri ini, negeri yang banyak di jumpai di dalamnya
kemaksiatan, kemungkaran dan penyelewengan-penyelewengan moral. Adakah kita sudah
meng-ingatkan kepada mereka akan siksa Allah yang maha pedih, Allah berfirman di dalam Al-
Quran.

Yang artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpa-maan dengan sebuah negeri yang
dahulunya aman dan tentram, rizqinya datang kepadanya melimpah ruah dari segala tempat
akan tetapi penduduknya mengingkari akan nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada
mereka pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan apa yang mereka perbuat. (QS. An-Nahl:
112).

Ayat di atas menggambarkan dengan jelas betapa Allah akan membinasakan sebuah negeri
yang penduduknya berbuat zhalim dan mengingkari nikmat-nikmat Allah, sehingga Allah
menimpakan kepada mereka siksaNya berupa kelaparan dan ketakutan.
Bahkan dalam sebuah hadits shohih, Imam Ibnu Majah meriwayatkan bahwa akan ada lima
bencana yang akan menimpa umat ini. Dari Abdullah bin Umar bin Khaththab ia berkata: Aku
adalah salah seorang dari sepuluh keluarga muhajirin yang berada di rumah kediaman
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami:
Wahai kaum Muhajirin!! sesungguhnya ada lima perkara dan aku berlindung kepada Allah agar
kalian tidak menemuinya, beliau bersabda:
Yang artinya:

Tidaklah muncul perbuatan keji (zina) pada suatu kaum hingga mereka melakukannya
secara terus terang kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka wabah dan berbagai
penyakit (thoun) yang belum pernah menimpa kepada orang-orang sebelum mereka.
Tidaklah suatu kaum mengurangi takaran dan timbangannya niscaya mereka akan ditimpa
dengan tandusnya tanah, paceklik sepanjang tahun serta berkuasanya penguasa-penguasa
yang zhalim.
Dan tidaklah suatu kaum enggan mengeluarkan zakat hartanya kecuali Allah akan
menimpakan kepada mereka bencana dengan tidak diturunkannya hujan dari atas langit
kepada mereka dan kalaulah bukan karena binatang ternak niscaya Allah akan menahan
turunnya hujan selama-lamanya.
Dan tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara mereka dengan Allah dan RasulNya
melainkan Allah akan mendatangkan musuh-musuh yang bukan dari golongan mereka, lalu
merampas sebagian harta yang ada di tangan mereka.
Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak berhukum dengan kitabullah dan tidak
memilih yang terbaik dari apa yang Allah turunkan kecuali Allah turunkan kepada mereka
kesengsaraan (perpe-cahan) di antara mereka. (HR. Imam Ibnu Majah, 4019, dan dihasankan
oleh Syaikh Al-Albani).
Maashiral muslimin sidang Jumat yang berbahagia.

Demikianlah dengan tegas Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan di hadapan


kaum muhajirin tentang lima bencana yang akan menimpa umat ini, yang pertama bahwa bila
kemaksiatan dan kemungkaran terjadi pada suatu kaum dengan terang-terangan, perjudian
yang semakin merajalela, pelacuran, prostitusi dan perzinaan serta kasus-kasus perkosaan
yang hampir setiap hari menghiasi halaman surat kabar, maka sungguh Allah akan
menimpakan kepada penduduk negeri tersebut bencana dengan wabah penyakit (thoun) yang
tidak akan pernah ada obatnya dan tidak pernah dialami oleh umat-umat seblumnya. Penyakit
Aids yang ditemukan pada penghujung tahun 1980 adalah bukti siksa Allah atas penyimpangan
moral yang dilakukan manusia. Di dalam Konfrensi AIDS sedunia di Amsterdam, Prof. Dr. J.
Man mengatakan bahwa penyakit Aids dapat menularkan tiga penderita dalam satu menit, dan
pada dekade tahun 2000 kedepan diprediksikan penderita Aids mencapai 110 juta jiwa, yang
berarti satu di antara lima puluh penduduk dunia dinyatakan positif mengidap menyakit tersebut,
sedangkan 65% penderitanya adalah anak-anak remaja (ABG). Adapun penu-larannya 90%
adalah melalui hubungan badan di luar nikah, pelacuran dan prostitusi, dan yang sejenisnya.

Selanjutnya yang kedua, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan bahwa bila
suatu kaum telah mengurangi takaran dan timbangannya, niscaya Allah akan menimpakan
kepada kaum tersebut dengan bencana berupa paceklik sepanjang tahun, serta berkuasanya
pemimpin-pemimpin yang bengis dan bejat moralnya (diktator), pemimpin-pemimpin yang akan
menindas bangsanya sendiri.

Selanjutnya yang ketiga: Tidaklah suatu kaum yang enggan mengeluarkan zakat malnya, baik
para petani, pedagang, pengusaha dan orang-orang berkewajiban mengeluarkan zakatnya,
kemudian mereka tidak mengeluarkannya, niscaya Allah akan menimpakan kepada mereka
siksa dan malapetaka dengan tidak diturunkannya hujan dari langit, dan bila karena tidak ada
binatang ternak, niscaya Allah tidak akan menurunkan hujan selama-lamanya, maknanya
bahwa Allah lebih mencintai binatang-binatang ternak dibandingkan orang-orang berharta
namun tidak mengeluarkan zakat hartanya.

Yang keempat: Tidaklah suatu kaum mengingkari janji antara dirinya dengan Allah dan
RasulNya, melainkan Allah akan mendatangkan kepada mereka musuh-musuh yang bukan dari
golongan mereka, lalu merampas sebagian harta yang ada pada mereka.

Selanjutnya yang kelima: Bahwa sungguh tidaklah suatu kaum, dimana pemimpin-pemimpin
mereka, imam-imam mereka sudah tidak tunduk dan berhukum dengan Kitabullah Al-Quran,
maka Allah akan mengadzab mereka dengan kesengsaraan dan perpecahan di antara mereka.
Dalam kaitannya berhukum dengan selain hukum Allah (Kitabullah), setelah iqomatul hujjah
sampai kepada mereka.
Sahabat Ibnu Abbas berkata:

Siapa yang menolak apa yang diturunkan oleh Allah, maka telah kafir. (Lihat Tafsir Al-Thobari,
VI/149).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata:








.

Dan kapan saja seorang alim meninggalkan apa yang dia ketahui dari Kitabullah (Al-Quran)
dan Sunnah Rasul-Nya lalu mengikuti hukum penguasa (pemerintah) yang bertentangan
dengan hukum Allah dan RasulNya, maka ia telah murtad dan kafir serta pantas baginya
mendapatkan siksa di dunia dan di akhirat. (Majmu Fatawa, 35/373).
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata:

.

Yang artinya: Jika seseorang berkeyakinan bahwa berhukum dengan hukum Allah adalah tidak
wajib, dan meyakini bahwa boleh memilih (antara berhukum dengan hukum Allah ataupun
tidak) serta berkeyakinan bahwa yang demikian itu adalah hukum Allah juga, ini adalah kufur
akbar. (Madarijus Salikin, I/337).

Maasyiral Muslimin Sidang Jumat yang berbahagia.


Bila kita mencermati lebih dalam sesungguhnya banyak ayat Al-Quran yang mengisahkan
tentang dibinasakannya umat-umat terdahulu sebagai ibroh (pelajaran) bagi umat yang datang
kemudian.



.

Anda mungkin juga menyukai