Anda di halaman 1dari 25

AKHLAK TERCELA

(MADZMUMAH)
Disusun oleh:
- Nurul Jannah (196141003)
- Farhan Al Faridzi Yusuf
(196141004)
- Fia Nur Hakiki (173221067)
DEFINISI AKHLAK TERCELA
(MADZMUMAH)
MADZMUMAH Berasal dari bahasa Arab
yang artinya tercela

AKHLAK MADZMUMAH Akhlak yang tercela

Istilah ini digunakan di beberapa kitab tetang akhlak, seperti:


Ihya ‘ulum ad-din dan ar-risalah al-qusairiyyah.

Istilah lain yang digunakan adalah masawi’ al-akhlaq sebagaimana


digunakan oleh asy-syamiri.
- Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat
merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya sebagai
manusia. Segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji
disebut akhlak tercela.

- Bentuk-bentuk akhlak madzmumah bisa berkaitan dengan Allah SWT.,


Rasulullah SAW., dirinya, keluarganya, masyarakat, dan alam sekitarnya.

Banyak keterangan yang menjelaskan perintah menjauhi akhlak tercela dan


pelakunya, di antaranya:

1. Rasulullah SAW. bersabda yang artinya: “Seandainya akhlak buruk itu


seseorang yang berjalan di tengah-tengah manusia, ia pasti orang yang buruk.
Sesungguhnya, Allah tidak menjadikan perangaiku jahat”.

2. Rasulullah SWA. bersabda:

‫َوإِنَّ س ُْو َء ْال ُخل ُ ِق ُي ْفسِ ُد ْال َع َم َل َك َما ُي ْفسِ ُد ْال َخ ُّل ْال َع َس َل‬
Artinya: “Dan sesungguhnya akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka
merusak madu”.
MACAM – MACAM AKHLAK TERCELA
HUB AL-DUNYA

- Hub al-dunya, artinya mencinta dunia. Menurut istilah,


mencintai dunia yang disangka mulia dan diakhirat menjadi sia-
sia dengan melalaikan kehidupan akhirat.
- Seseorang yang mencintai dunia akan mengakibatkan dirinya
melakukan kesalahan dan berakhir berbuat dosa, seperti
maksiat,keji,dan munkar,karena
- secara tidak langsung dia
melupakan Allah.
- Dengan demikian,setiap orang mukmin senantiasa beramal
demi memperoleh pahala dengan tujuan agar bahagia
diakhirat, disamping itu hari seorang mukmin tidak boleh
bergantung kepada hal hal yang menjuru kepada dunia dengan
melupakan Allah.
AL-THAM’
- Secara bahasa artinya rakus/tama’. Secara istilah, sifat rakus yang berlebihan
terhadap keduniawian tanpa mempertimbangkan halal/haramnya, yang
terpenting dapat memperoleh kemewahan hidup didunia.

- Sifat rakus membahayakan bagi orang lain, mengakibatkan rasa dengki, iri, dan
permusuhan antar manusia. Orang yang paling rakus didunia menjadi orang yang
paling hina disisi Allah, sebab ia tidak menyadari bahwa dirinya hamba Allah yang
seharusnya mengabdi kepadaNya.

‫هي الد نيا أقل من القليل وعاشقتها أذل من الذليل‬


 Yang artinya: Dunia itu lebih sedikit dari segala yang sedikit dan orang yang rakus
kepadanya lebih hina dari orang orang hina.

- Orang yang sangat rakus yang rakus terhadap dunia tidak pernah puas,
sehingga ia terus mengerjarnya sampai puas dan hingga mampus. Diibaratkan
seperti orang yang minum air laut semakin banyak ia minum maka semakin
bertambah kuat rasa dahaganya dan akhirnya ia mampus dan mati karena perutnya
penuh air.
Itba’ Al Hawa
- Dalam kitab Ri`ayat al-Himmat mengungkapkan definisi itba` al hawa , menurut
bahasa adalah mengikuti hawa nafsu, sedangkan menurut istilah adalah orang yang
mengikuti jeleknya hati yang diharamkan oleh hukum syariat itulah orang yang
mengikuti hawa maksiat.

- Dapat dipahami, bahwa itba` al hawa adalah sikap menuruti hawa nafsu untuk
melakukan perbuatan yang dilarang oleh syariat, menurut K.H Ahmad Rifai, orang
yang mengikuti hawa nafau berarti buta mata hatinya karena tidak mengetahui
adanya Allah. Dan termasuk prang yang tersesat.

- QS. Shad:26
“Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia menyesatkanmu dari jalan Allah.
Sungguhnya orang yang sesat dari jalan allah akan mendapat siksa yang sangat
pedih
karena mereka melupakan hari perhitungan”.

- Oleh karena itu hawaa nafsu harus dikekang agar manusia dapat meninggalkan
perbuatan
maksiatyang melanggar syariat, karena hawa nafsu merupakan pangkal dari
perbuatan
maksiat
AL- `UJB
- pengertian: menurut bahasa ialah membanggakan diri dalam batin, menuut
istilah ialah mewajbkan keselamatan badan dari siksa akhirat. Jadi ujb` adalah
membanggakan diri karena merasa dapat terhindar dari siksa akhirat, bahkan
menganggap wajib diirina selamat dari siksa akhirat.

- Sifat ini tercermin pada rasa tinggi hati dalam berbagai bidang, baik dalam bidang
amal ibadah,keilmuan,kesempurnaan moral atau lainnya., hukumnya haram dan
termasuk dosa besar karena seseorang sering tidak sadar melakukannya yag
dapat merusak iman. Jika dibandingkan antara dosa dosa ujb dengan dosa seperti
syirik,durhaka kepada orang tua,zina, maka dosa ujb lebih berbahaya.

- Hadist yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dari Anas, rasulullah bersabda yang
artinya:
“ 3 perkara yang membinasakan, yaitu kikie yang ditaati, hawa nafsu yang
diikuti,
dan kekaguman seseorang pada dirinya (ujb)”.
Oleh karena itu sungguh celaka orang beriman yang memiliki sifat ujb sehingga
ia menjadi orang yang merugi di kemudian hari.
- Menurut Al-Ghazali, Hakekat ujb adalah kesombongan yang terjadi dalam batin
seseorang karena menganggap adanta kessempurnaan ilmu,amal,harta,dsb.
Jika seseorang takut kessempurnaanya lenyap/dicabut oleh Allah, berarti ia
tidak ujb.

- Kemudian jika ia merasa gembira karena menganggap kesempurnaan itu


sebagai nikmat Allah, berari ia tidak ujb. Tetapi sebaliknya, jika ia menganggap
kesempurnaa itu sebagai sifat dirinya sendiri tanpa memikirnkan tentang
kemungkinan itu lenyat, dan tanpa memikirkan siapa pemberi kesempurnaan
itu, inilah yang disebut ujb.

- Dengan demikian, sifat ujb menjadikan hati seorang mukmin menjadi ingkar
dengan kenikmatan dari Allah, orang yang mengingkari nikmat Allah akan
mendapatkan siksa yang sangat pedih

- Dapat disimpulkan, KH Ahmad Rifa`i sependapat dengan al-Ghazali bahwa


sifat ujb merupakan dosa besar karena dapat merusak iman, oleh karena itu
hukumnya haram.
AL- RIYA`

- Menurut bahasa ialah, memperlihatkan amal kebaikannya kepada manusia. Menurut


istilah, melakukan ibadah dengan tujuan dalam batinnya karena demi manusia. Jadi
Al- Riya adalah memperlihatkan amal kebajikan kepada orang lain, batin seseorang
dalam melaksanakan amal ibadah hanya karena manusia bukan karena Allah, dengan
memperlihatkan amal ibadahnya kepada manusia agaar mendapat pujian,
penghargaan, kedudukan dsb. Dengan tujuan menegejar dunia semata.

- Perbuatan ini hukumnya haram, termasuk tanda tanda perbuatan orang kafir
munafik.. Jika seorag hamba melakukan ibadah kepada allah disetai dengan riya
berarti ia telah menyekutukan allah dan ibadahnya, maka amal ibadahnya tidak
diterima di sisi allah.

- HR. Muslim dan Malik dari Abu Hurairah:


“Barangsiapa melakukan suatu perbuatan karena Aku (Allah) yang didalam perbuatan
itu ia menyekutukanKu, maka semua perbuatan itu untuknya, dan Aku bebas dari
perbuatan itu. Aku adalah paling kaya diantara semua yang kaya dari kesekutuan”
Riya` terbagi menjadi 2 tingkatan =
1.) Riya` Khalish: Niat seseorang dalam melaksanakan ibadah hanya untuk
memperoleh pujian,kedudukan dsb dari manusia, tidak bertujuan untuk dekat dengan
Allah.
2.) Riya` Syirk: niat seseorang dalam melaksanakan ibadah karena terdorong untuk
memenuhi permintaan Allah serta terdorong unyuk memperoleh pujian dr manusia
(niatnya bercampur antara niat karena Allah dan karena manusia)
Dapat dikatakan bahwa Riya` Syirk tampak lebih ringan dosanya dibanding riya
khalish jarena dalam riya syitk masih ada niat dalam hatinya untuk memenuhi
perintah Allah, teapi sudah bercampur dengan niat manusia. Keduanya merupakan
dosa besar.

Menurut KH Ahmad Rifai, riya dibagi menjadi 2 lagi:


1.) Riya Jali
2.) Riya Khafi (Riya yang tersembunyi) terbagi 2 tingkatan:
a. Riya yang lebih sedikit tersembunyi daripada riya jali, riya yang tidak
mendorong seseorang untuk melakukan amal ibadah dengan tujuan demi mendapat
pahala. Riya tersebut meringankan seseorang untuk beribadah.
b. Riya yang lebih tersembunyi lagi, riya yang tidak membekas pada amal
perbuatan, tidak memudahkan seseorang beribadah. Riya ini sulit untuk diketahui
kecuali melalui tandanya seperti batin seseorang merasa senang, jika ketaatannya
kepada allah dilihat manusia.
AL-TAKABBUR

- Dalam kitab Abyan al-Haawa`ij, definisi al-takabbur menurut bahasa berarti


sombong karen luhur. Menurut istilah, menetapkan kebijakan pada diri sendiri ada
sifat baik dan luhur sebab banyak harta/kepandaian. Jadi al-takabbur adalah
menganggap dirinya besar dan mulia/ sombong yang disebabkan adanya kebaikan
pada dirinya baik berupa harta yang dimiliki, ilmu yang dikuasai,dll.

- Menurut KH. Ahmad Rifai, al takabbur adalah menolak kebenaran ilmu dan
menghina manusia yang tidak ada kejelekanyya, dosa besar batinnya orang yang
menghina agama Allah menjadi kafir. Pendapat iu, sejalan dengan hadist nabi yang
diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Allah
ta`ala berfirman: “Kesombongan itu kain selendang-Ku dan kebesaran itu kain
sarung-Ku. Barangsiapa menyaingi/ menentang Aku dengan melakukan 2 hal itu,
niscaya Aku lemparkan dia ke neraka jahannam, dan tidak Aku pedulikan”

- Hadist lain diriwayatkan oleh Amad dan Baihaqi, Rasulullah bersabda : “


Barangsiapa didalam hati riya` ada kesombongan sekcil apapun, niscaya Allah
menelungkupkan wajahnya ke dalam api neraka”
AL-HASD

- Dalam kitab Ri`ayat al-Himmat, definisi al-hasd menurut bahasa adalah


denki. Menurut istilah, mengharapkan sirnanya kenikmatan allah yang
berada pada orang lain baik berupa kebaikan ilmu,ibadah,harta,dll. Jadi al
hasd adalah mengharapkan hilangnya kenikmatan orang lain.

- Orang yang memiliki sifat hasd akan disiksa di neraka jahim, hukumnya
haram karena menentang ketentuan Allah/ tidak ridha terhadap kenikmatan
yang telah allah bagikan kepada hamba hambanya. Hasd dapat
menghancur leburkan seluruh amal kebaikan yang dilakukan hamba.

- Dalam hadis nabi yang diriwayatkan abu daud dari abu hurairah, yang
artinya:
“ hindarilah sifat hasd karena itu memakan amal kebajikan seperti api
memakan
kayu bakar”
AL-SUM`AH

- Definisi menurut bahasa adalah diperdengarkan kepada orang lain. Menurut istilah,
melakukan ibadah dengan benar ikhlas karena Allah kemudian amal kebaikannya
diceritakan kepada orang lain supaya orang lain memuliakannya. Jadi sum`ah adalah
amal ibadah yang dilakukan seseorang dengan benar sesuai syariat dengan niat
ikhlas karena Allah, kemudian amal itu dituturkan kepada orang lain suapaya orang
lain menghormatinya. Hukumnya haram, karena telah mencampur antara niat ikhlas
kepada allah dan niat ingin mendapat penghormatan dari manusia.

- Menurut KH Ahmad Rifai, sum`ah yang dilakukan dengan niat baik seperti untuk
memberi motivasi kepada orang lain supaya melakukan perbuatan yang utama,
maka diperbolehkan, bahkan pelakunya mendapat pahala. Syaratnya jangan sampai
mempunyai niat didalam hati iuntuk mendapatkan penghormatan dari manusia.

- Dengan demikian, sum`ah tergantung dari niatnya. Jika sum`ah dengan niat demi
masalah agama maka sum`ah itu menjadi terpuji, dan jika sum`ah dilakukan dengan
niat untuk memamerkan keutamaan/keistimewaan diri agar mendapat pujian dari
manusia, maka sum`ah itu menjaadi tercela.
SYIRIK
- Syirik secara bahasa adalah menyamakan dua hal. Secara istilah terdiri atas definisi umum dan
definisi khusus. Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah dalam hal-hal yang
secara khusus dimiliki Allah. definisi syirik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain Allah
SWT. dan memperlakukannya seperti Allah SWT seperti berdoa dan meminta syafaat.

- Ada tiga macam syirik berdasarkan definisi umum, yaitu:


(1) Asy-Syirk fi Ar-Rububiyyah, yaitu menyamakan Allah SWT. dengan makhluk-Nya mengenai
sesuatu berkaitan dengan pemeliharaan alam;
(2) Asy-Syirk fi Al-Asma’ wa Ash-Shifat, yaitu menyamakan Allah dengan makhluk-Nya
mengenai
nama dan sifat;
(3) Asy-Syirk fi Al-Uluhiyyah, yaitu menyamakan Allah SWT. dengan makhluk-Nya mengenai
ketuhanan.

- Ada 2 mcam syirik berdasarkan definisi khusus,yaitu:


1.) Syirik akbar adalah menjadikan sekutu selain Allah SWT, lalu menyembahnya. Pelakunya
keluar
dari Islam dan segala amal baiknya terhapus. Jika mati dalam keadaan seperti itu, ia akan
abadi
dalam neraka Jahannam. Siksanya tidak akan diringankan sedikitpun.
2.) Syirik asghar adalah setiap perbuatan yang menjadi perantara menuju syirik akbar, atau
perbuatan yang dicap syirik oleh nash, tetapi tidak sampai mencapi derajat syirik akbar.
Perbedaan antar syirik besar dan syirik kecil :
• Syirik besar tidak akan diampuni Allah SWT., kecuali melalui tobat yang
sebenarnya, sedangkan syirik kecil diampuni atau tidaknya tergantung pada
kehendak-Nya.
• Syirik besar akan menghapus seluruh amal baik, sedangkan syirik kecil tidak
sampai menghapus seluruh amal baik, kecuali perbuatan-perbuatan yang
menyertainya.
• Syirik besar menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam, sedangkan
syirik kecil tidak.
• Syirik besar menyebabkan pelakunya abadi dalam neraka, sedangkan syirik
kecil sama seperti dosa-dosa lainnya.
KUFUR
- Kufur secara bahasa berarti menutupi. Kufur merupakan kata sifat dari kafir. Jadi, kafir
adalah orangnya, sedangkan kufur adalah sifatnya. Menurut syara’, kufur adalah tidak
beriman kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya, baik dengan mendustakan atau tidak
mendustakan.

- Kufur ada dua jenis, yaitu kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar adalah perbuatan yang
menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam dan abadi dalam neraka. Kufur besar ada 5
macam:
1. Kufur karena mendustakan para rasul. Dalilnya adalah friman Allah SWT.:

َ ‫َو َمنْ أَ ْظ َل ُم ِم َّم ِن ا ْف َت َر ٰى َع َلى هَّللا ِ َك ِذ ًبا أَ ْو َك َّذ‬


َ ‫ب ِبا ْل َح ِّق َل َّما َجا َءهُ ۚ أَ َل ْي‬
َ‫س فِي َج َه َّن َم َم ْث ًوى لِ ْل َكاف ِِرين‬
Artinya: “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan
kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang
kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?”.
(Q.S. Al-Ankabut [29]: 68)

2. Kufur karena sombong, padahal tahu kebenaran risalah para rasul. Dalilnya firman
Allah SWT.:
ْ ‫ِيس أَ َب ٰى َو‬
َ‫اس َت ْك َب َر َو َكانَ مِنَ ا ْل َكاف ِِرين‬ َ ‫اس ُجدُوا آِل دَ َم َف‬
َ ‫س َجدُوا إِاَّل إِ ْبل‬ ْ ‫وَإِ ْذ قُ ْل َنا لِ ْل َماَل ئِ َك ِة‬
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 34)
 
3. Kufur karena ragu, yaitu ragu-ragu terhadap kebenaran para rasul. Dalilnya firman Allah SWT.:
 
‫ت إِ َل ٰى َر ِّبي أَل َ ِجدَ نَّ َخ ْي ًرا ِم ْن َها ُم ْن َق َل ًبا‬
ُ ْ‫اع َة َقائِ َم ًة َو َلئِنْ ُردِد‬ َ ‫س‬ َّ ‫َو َد َخل َ َج َّن َت ُه َوه َُو َظالِ ٌم لِ َن ْفسِ ِه َقال َ َما أَ ُظنُّ أَنْ َت ِبي َد ٰ َه ِذ ِه أَ َبدًا َو َما أَ ُظنُّ ال‬
‫ش ِر ُك ِب َر ِّبي أَ َحدًا‬ ْ ُ ‫س َّوا َك َر ُجاًل ٰ َل ِك َّنا ه َُو هَّللا ُ َر ِّبي َواَل أ‬ ٍ ‫او ُر ُه أَ َك َف ْر َت ِبالَّذِي َخ َل َق َك مِنْ ُت َرا‬
َ ‫ب ُث َّم مِنْ ُن ْط َف ٍة ُث َّم‬ ِ ‫ح ُب ُه َوه َُو ُي َح‬ ِ ‫صا‬َ ‫َقال َ َل ُه‬
 
Artinya: “Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini
tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku
kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun
itu. Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir
kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu
seorang laki-laki yang sempurna? Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak
mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”. (Q.S. Al-Kahf [18]: 35-38)
 
4. Kufur karena berpaling, yaitu berpaling secara menyeluruh dari agama dana pa yang dibawa para rasul.
Dalilnya firman Allah SWT.:

ُ ‫س ًّمى ۚ َوا َّلذِينَ َك َف ُروا َع َّما أ ُ ْن ِذ ُروا ُم ْع ِر‬


َ‫ضون‬ َ ‫ت َواأْل َ ْر‬
َ ‫ض َو َما َب ْي َن ُه َما إِاَّل ِبا ْل َح ِّق َوأَ َج ٍل ُم‬ َّ ‫َما َخ َل ْق َنا‬
ِ ‫الس َم َاوا‬
Artinya: “Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan
(tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang
diperingatkan kepada mereka”. (Q.S. Al-Ahqaf [46]: 3)
 
5. Kufur karena nifak, yaitu nifak I’tikad, menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran. Dalilnya
firman Allah SWT.:
ٰ
ِ ُ‫َذلِ َك بِأ َ َّن ُه ْم آ َم ُنوا ُث َّم َك َف ُروا َف ُطبِ َع َع َل ٰى قُل‬
َ‫وب ِه ْم َف ُه ْم اَل َي ْف َق ُهون‬
Artinya: “Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi
kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti”. (Q.S. Al-Munafiqun [63]: 3)
Adapun kufur kecil, yaitu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar
dari agama Islam, tidak abadi dalam neraka. Pelakunya hanya
mendapatkan ancaman yang keras. Kufur kecil adalah dosa-dosa yang
disebutkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagi dosa-dosa kufur,
tetapi tidak mencapai derajat kufur besar. Misalnya, kufur nikmat,
sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya.

َ‫َي ْع ِرفُونَ ن ِْع َم َت هَّللا ِ ُث َّم ُي ْن ِك ُرو َن َها َوأَ ْك َث ُر ُه ُم ا ْل َكافِ ُرون‬
Artinya: “Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka
mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
kafir”. (Q.S. An-Nahl [16]: 83)
 
GHIBAH

- Ibnu Hajar (773 H – 852 H) menuturkan bahwa para ulama berbeda pendapat dalam
mendefinisikan gibah. Raghib Al-Ashfahani menjelaskan bahwa gibah adalah
membicarakan aib orang lain dan tidak ada keperluan dalam penyeutannya.

- Al-Ghazali menjelaskan bahwa gibah adalah menuturkan sesuatu yang berkaitan


dengan orang lain yang apabila penuturan itu sampai pada yang bersangkutan, ia tidak
menyukainya.

- Ibnu Atsir menjelaskan bahwa gibah adalah membicarakan keburukan orang lain yang
tidak pada tempatnya walaupun keburukan itu memang ada padanya.

- An-Nawawi menjelaskan bahwa gibah adalah menuturkan keburukan orang lain, baik
yang dibicarakannya itu ada pada badannya, agamanya, dunianya, dirinya,
kejadiannya, akhlaknya, hartanya, anaknya, orangtuanya, istri atau suaminya,
pembantu rumah tangganya, pakaiannya, gaya berjalannya, gerakannya, senyumnya,
cemberutnya, air mukanya atau yang lainnya. Tetap disebut gibah baik yang dengan
lisan maupun tulisan, atau yang berbentuk rumus, isyarat dengan mata, tangan,
kepala, atau yang lain.
- Dasar larangan berbuat gibah dan adu domba adalah sebagai berikut
Allah SWT berfirman:

‫ َم ْي ًتا‬K‫ أَخِي ِه‬K‫ َل ْح َم‬Kَ ‫ َيأْ ُكل‬K‫ أَ ْن‬K‫ِب أَ َح ُد ُك ْم‬


Kُّ ‫ا ۚ أَ ُيح‬K‫ض‬ ُ ‫ َب ْع‬K‫سوا َواَل َي ْغ َت ْب‬
ً ‫ َب ْع‬K‫ض ُك ْم‬ َّ ‫ ۖ َواَل َت َج‬K‫ن إِ ْث ٌم‬Kِّ ‫الظ‬
ُ K‫س‬ َّ K‫ض‬
َ ‫ن َب ْع‬Kَّ ِ‫ن إ‬Kِّ ‫ ال َّظ‬K‫ِيرا ِم َن‬ ْ ‫ آ َم ُنوا‬K‫ا ا َّلذِي َن‬K‫ا أَ ُّي َه‬K‫َي‬
ً ‫اج َت ِن ُبوا َكث‬
‫اب َرحِي ٌم‬ ٌ ‫َف َك ِرهْ ُت ُموهُ ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۚ إِنَّ هَّللا َ َت َّو‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang
diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.

Rasulullah SAW bersabda:

ْ ْ‫ا َتقُولُ َف َقد‬K‫َن فِي ِه َم‬K ‫َ إِنْ َكا‬K‫ ُ َقال‬K‫ا أَقُول‬K‫ي أَخِي َم‬Kِ‫َن ف‬K ‫ْن َكا‬K ِ‫ت إ‬
ْ‫اغ َت ْب َت ُه َوإِن‬ ُ ‫َن َما ا ْلغِي َب ُة َقالُوا هَّللا ُ َو َر‬K ‫أَ َتدْ ُرو‬
َ ‫َ أَ َف َرأَ ْي‬K‫ا َي ْك َرهُ قِيل‬K‫ ِب َم‬K‫ أَ َخا َك‬K‫َ ِذ ْك ُر َك‬K‫سول ُ ُه أَ ْع َل ُم َقال‬
‫َل ْم َي ُكنْ فِي ِه َف َقدْ َب َه َّت ُه‬
Artinya: “Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak
suka.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu
kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang
engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila
ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya
(berbuat buhtan).” (HR. Muslim. 4/2001. Dinukil dari Nashihatii lin Nisaa’, hal. 26)
 
.
- Ghibah tidak hanya dapat dilakukan dengan lisan saja namun
juga bisa dilakukan dengan tulsan/isyarat seperti kerdipan
mata,, gerakan tangan, cibiran,dsb. Karena semua itu
memberitahukan kekurangan seseorang kepada orang lain.

- Mengatakan keburukan orang tertentu memang tidak salah


jika ini dilakukan untuk maksud yang baik, yaitu:
1. Untuk mencari keadilan/bantuan seseorang yang berwenang
2. Unruk menghilangkan kejahatn dengan memberitahukan
orang orang yang dapat menghapusnya
3. Untuk meminta pendapat hukum(nasehat) dari seorang hakim

Penyebab melakukan ghibah adalah karena ada rasa


dengki/amarah yang dapat memicu seseorang meiliki keinginan
agar seseorag tertentu menjadi tidak dipercaya orang lain
Akhlak tercela diatas merupakan suatu sikap
jelek yang merugikan diri sendiri dan orang
lain yang dilakukan jauh dari apa yang
dilarang agama dan tidak diridhoi oleh allah
swt. Seseorang yang melakukan akhlak
tercela akan mendapat kesulitan didunia dan
akhirat. Kesenangan yang didapat hanya
sementara.
1. Buatlah Ringkasan dan ditambahi
contoh yang mutahir dari materi di
atas( ditulis tangan) di buat PDF
2. bauatlah 5 Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai