(MADZMUMAH)
Disusun oleh:
- Nurul Jannah (196141003)
- Farhan Al Faridzi Yusuf
(196141004)
- Fia Nur Hakiki (173221067)
DEFINISI AKHLAK TERCELA
(MADZMUMAH)
MADZMUMAH Berasal dari bahasa Arab
yang artinya tercela
َوإِنَّ س ُْو َء ْال ُخل ُ ِق ُي ْفسِ ُد ْال َع َم َل َك َما ُي ْفسِ ُد ْال َخ ُّل ْال َع َس َل
Artinya: “Dan sesungguhnya akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka
merusak madu”.
MACAM – MACAM AKHLAK TERCELA
HUB AL-DUNYA
- Sifat rakus membahayakan bagi orang lain, mengakibatkan rasa dengki, iri, dan
permusuhan antar manusia. Orang yang paling rakus didunia menjadi orang yang
paling hina disisi Allah, sebab ia tidak menyadari bahwa dirinya hamba Allah yang
seharusnya mengabdi kepadaNya.
- Orang yang sangat rakus yang rakus terhadap dunia tidak pernah puas,
sehingga ia terus mengerjarnya sampai puas dan hingga mampus. Diibaratkan
seperti orang yang minum air laut semakin banyak ia minum maka semakin
bertambah kuat rasa dahaganya dan akhirnya ia mampus dan mati karena perutnya
penuh air.
Itba’ Al Hawa
- Dalam kitab Ri`ayat al-Himmat mengungkapkan definisi itba` al hawa , menurut
bahasa adalah mengikuti hawa nafsu, sedangkan menurut istilah adalah orang yang
mengikuti jeleknya hati yang diharamkan oleh hukum syariat itulah orang yang
mengikuti hawa maksiat.
- Dapat dipahami, bahwa itba` al hawa adalah sikap menuruti hawa nafsu untuk
melakukan perbuatan yang dilarang oleh syariat, menurut K.H Ahmad Rifai, orang
yang mengikuti hawa nafau berarti buta mata hatinya karena tidak mengetahui
adanya Allah. Dan termasuk prang yang tersesat.
- QS. Shad:26
“Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia menyesatkanmu dari jalan Allah.
Sungguhnya orang yang sesat dari jalan allah akan mendapat siksa yang sangat
pedih
karena mereka melupakan hari perhitungan”.
- Oleh karena itu hawaa nafsu harus dikekang agar manusia dapat meninggalkan
perbuatan
maksiatyang melanggar syariat, karena hawa nafsu merupakan pangkal dari
perbuatan
maksiat
AL- `UJB
- pengertian: menurut bahasa ialah membanggakan diri dalam batin, menuut
istilah ialah mewajbkan keselamatan badan dari siksa akhirat. Jadi ujb` adalah
membanggakan diri karena merasa dapat terhindar dari siksa akhirat, bahkan
menganggap wajib diirina selamat dari siksa akhirat.
- Sifat ini tercermin pada rasa tinggi hati dalam berbagai bidang, baik dalam bidang
amal ibadah,keilmuan,kesempurnaan moral atau lainnya., hukumnya haram dan
termasuk dosa besar karena seseorang sering tidak sadar melakukannya yag
dapat merusak iman. Jika dibandingkan antara dosa dosa ujb dengan dosa seperti
syirik,durhaka kepada orang tua,zina, maka dosa ujb lebih berbahaya.
- Hadist yang diriwayatkan oleh al-Thabrani dari Anas, rasulullah bersabda yang
artinya:
“ 3 perkara yang membinasakan, yaitu kikie yang ditaati, hawa nafsu yang
diikuti,
dan kekaguman seseorang pada dirinya (ujb)”.
Oleh karena itu sungguh celaka orang beriman yang memiliki sifat ujb sehingga
ia menjadi orang yang merugi di kemudian hari.
- Menurut Al-Ghazali, Hakekat ujb adalah kesombongan yang terjadi dalam batin
seseorang karena menganggap adanta kessempurnaan ilmu,amal,harta,dsb.
Jika seseorang takut kessempurnaanya lenyap/dicabut oleh Allah, berarti ia
tidak ujb.
- Dengan demikian, sifat ujb menjadikan hati seorang mukmin menjadi ingkar
dengan kenikmatan dari Allah, orang yang mengingkari nikmat Allah akan
mendapatkan siksa yang sangat pedih
- Perbuatan ini hukumnya haram, termasuk tanda tanda perbuatan orang kafir
munafik.. Jika seorag hamba melakukan ibadah kepada allah disetai dengan riya
berarti ia telah menyekutukan allah dan ibadahnya, maka amal ibadahnya tidak
diterima di sisi allah.
- Menurut KH. Ahmad Rifai, al takabbur adalah menolak kebenaran ilmu dan
menghina manusia yang tidak ada kejelekanyya, dosa besar batinnya orang yang
menghina agama Allah menjadi kafir. Pendapat iu, sejalan dengan hadist nabi yang
diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah. Allah
ta`ala berfirman: “Kesombongan itu kain selendang-Ku dan kebesaran itu kain
sarung-Ku. Barangsiapa menyaingi/ menentang Aku dengan melakukan 2 hal itu,
niscaya Aku lemparkan dia ke neraka jahannam, dan tidak Aku pedulikan”
- Orang yang memiliki sifat hasd akan disiksa di neraka jahim, hukumnya
haram karena menentang ketentuan Allah/ tidak ridha terhadap kenikmatan
yang telah allah bagikan kepada hamba hambanya. Hasd dapat
menghancur leburkan seluruh amal kebaikan yang dilakukan hamba.
- Dalam hadis nabi yang diriwayatkan abu daud dari abu hurairah, yang
artinya:
“ hindarilah sifat hasd karena itu memakan amal kebajikan seperti api
memakan
kayu bakar”
AL-SUM`AH
- Definisi menurut bahasa adalah diperdengarkan kepada orang lain. Menurut istilah,
melakukan ibadah dengan benar ikhlas karena Allah kemudian amal kebaikannya
diceritakan kepada orang lain supaya orang lain memuliakannya. Jadi sum`ah adalah
amal ibadah yang dilakukan seseorang dengan benar sesuai syariat dengan niat
ikhlas karena Allah, kemudian amal itu dituturkan kepada orang lain suapaya orang
lain menghormatinya. Hukumnya haram, karena telah mencampur antara niat ikhlas
kepada allah dan niat ingin mendapat penghormatan dari manusia.
- Menurut KH Ahmad Rifai, sum`ah yang dilakukan dengan niat baik seperti untuk
memberi motivasi kepada orang lain supaya melakukan perbuatan yang utama,
maka diperbolehkan, bahkan pelakunya mendapat pahala. Syaratnya jangan sampai
mempunyai niat didalam hati iuntuk mendapatkan penghormatan dari manusia.
- Dengan demikian, sum`ah tergantung dari niatnya. Jika sum`ah dengan niat demi
masalah agama maka sum`ah itu menjadi terpuji, dan jika sum`ah dilakukan dengan
niat untuk memamerkan keutamaan/keistimewaan diri agar mendapat pujian dari
manusia, maka sum`ah itu menjaadi tercela.
SYIRIK
- Syirik secara bahasa adalah menyamakan dua hal. Secara istilah terdiri atas definisi umum dan
definisi khusus. Definisi umum adalah menyamakan sesuatu dengan Allah dalam hal-hal yang
secara khusus dimiliki Allah. definisi syirik secara khusus adalah menjadikan sekutu selain Allah
SWT. dan memperlakukannya seperti Allah SWT seperti berdoa dan meminta syafaat.
- Kufur ada dua jenis, yaitu kufur besar dan kufur kecil. Kufur besar adalah perbuatan yang
menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam dan abadi dalam neraka. Kufur besar ada 5
macam:
1. Kufur karena mendustakan para rasul. Dalilnya adalah friman Allah SWT.:
2. Kufur karena sombong, padahal tahu kebenaran risalah para rasul. Dalilnya firman
Allah SWT.:
ْ ِيس أَ َب ٰى َو
َاس َت ْك َب َر َو َكانَ مِنَ ا ْل َكاف ِِرين َ اس ُجدُوا آِل دَ َم َف
َ س َجدُوا إِاَّل إِ ْبل ْ وَإِ ْذ قُ ْل َنا لِ ْل َماَل ئِ َك ِة
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk
golongan orang-orang yang kafir”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 34)
3. Kufur karena ragu, yaitu ragu-ragu terhadap kebenaran para rasul. Dalilnya firman Allah SWT.:
ت إِ َل ٰى َر ِّبي أَل َ ِجدَ نَّ َخ ْي ًرا ِم ْن َها ُم ْن َق َل ًبا
ُ ْاع َة َقائِ َم ًة َو َلئِنْ ُردِد َ س َّ َو َد َخل َ َج َّن َت ُه َوه َُو َظالِ ٌم لِ َن ْفسِ ِه َقال َ َما أَ ُظنُّ أَنْ َت ِبي َد ٰ َه ِذ ِه أَ َبدًا َو َما أَ ُظنُّ ال
ش ِر ُك ِب َر ِّبي أَ َحدًا ْ ُ س َّوا َك َر ُجاًل ٰ َل ِك َّنا ه َُو هَّللا ُ َر ِّبي َواَل أ ٍ او ُر ُه أَ َك َف ْر َت ِبالَّذِي َخ َل َق َك مِنْ ُت َرا
َ ب ُث َّم مِنْ ُن ْط َف ٍة ُث َّم ِ ح ُب ُه َوه َُو ُي َح ِ صاَ َقال َ َل ُه
Artinya: “Dan dia memasuki kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata: "Aku kira kebun ini
tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku
kembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada kebun-kebun
itu. Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir
kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu
seorang laki-laki yang sempurna? Tetapi aku (percaya bahwa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak
mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”. (Q.S. Al-Kahf [18]: 35-38)
4. Kufur karena berpaling, yaitu berpaling secara menyeluruh dari agama dana pa yang dibawa para rasul.
Dalilnya firman Allah SWT.:
ََي ْع ِرفُونَ ن ِْع َم َت هَّللا ِ ُث َّم ُي ْن ِك ُرو َن َها َوأَ ْك َث ُر ُه ُم ا ْل َكافِ ُرون
Artinya: “Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka
mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
kafir”. (Q.S. An-Nahl [16]: 83)
GHIBAH
- Ibnu Hajar (773 H – 852 H) menuturkan bahwa para ulama berbeda pendapat dalam
mendefinisikan gibah. Raghib Al-Ashfahani menjelaskan bahwa gibah adalah
membicarakan aib orang lain dan tidak ada keperluan dalam penyeutannya.
- Ibnu Atsir menjelaskan bahwa gibah adalah membicarakan keburukan orang lain yang
tidak pada tempatnya walaupun keburukan itu memang ada padanya.
- An-Nawawi menjelaskan bahwa gibah adalah menuturkan keburukan orang lain, baik
yang dibicarakannya itu ada pada badannya, agamanya, dunianya, dirinya,
kejadiannya, akhlaknya, hartanya, anaknya, orangtuanya, istri atau suaminya,
pembantu rumah tangganya, pakaiannya, gaya berjalannya, gerakannya, senyumnya,
cemberutnya, air mukanya atau yang lainnya. Tetap disebut gibah baik yang dengan
lisan maupun tulisan, atau yang berbentuk rumus, isyarat dengan mata, tangan,
kepala, atau yang lain.
- Dasar larangan berbuat gibah dan adu domba adalah sebagai berikut
Allah SWT berfirman:
ْ ْا َتقُولُ َف َقدKَن فِي ِه َمK َ إِنْ َكاK ُ َقالKا أَقُولKي أَخِي َمKَِن فK ْن َكاK ِت إ
ْاغ َت ْب َت ُه َوإِن ُ َن َما ا ْلغِي َب ُة َقالُوا هَّللا ُ َو َرK أَ َتدْ ُرو
َ َ أَ َف َرأَ ْيKا َي ْك َرهُ قِيلK ِب َمK أَ َخا َكKَ ِذ ْك ُر َكKسول ُ ُه أَ ْع َل ُم َقال
َل ْم َي ُكنْ فِي ِه َف َقدْ َب َه َّت ُه
Artinya: “Tahukah kalian apa itu ghibah?”, Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
tahu.” Beliau bersabda, “Yaitu engkau menceritakan tentang saudaramu yang membuatnya tidak
suka.” Lalu ditanyakan kepada beliau, “Lalu bagaimana apabila pada diri saudara saya itu
kenyataannya sebagaimana yang saya ungkapkan?” Maka beliau bersabda, “Apabila cerita yang
engkau katakan itu sesuai dengan kenyataan maka engkau telah meng-ghibahinya. Dan apabila
ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dirinya maka engkau telah berdusta atas namanya
(berbuat buhtan).” (HR. Muslim. 4/2001. Dinukil dari Nashihatii lin Nisaa’, hal. 26)
.
- Ghibah tidak hanya dapat dilakukan dengan lisan saja namun
juga bisa dilakukan dengan tulsan/isyarat seperti kerdipan
mata,, gerakan tangan, cibiran,dsb. Karena semua itu
memberitahukan kekurangan seseorang kepada orang lain.