AIK
MEMAHAMI,MENGEMBANGKAN DAN MENGAMALKAN ILMU
Dosen: Dr.Cahaya Khaeron,Mpd.i
Kelompok 2
Lutfi Fania Nasuha (21910004)
Aulia Nawarani (21910002)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun Terlepas dari semua itu, kami meyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah tentang MEMAHAMI,MENGEMBANGKAN DAN
MENGAMALKAN ILMU
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Perintah Menuntut Ilmu
Perintah untuk menuntut ilmu tersurat dalam QS. At Taubah ayat 122. Dia
berfirman:
۞ َو َما َكانَ ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ لِيَ ْنفِرُوْ ا َك ۤافَّ ۗةً فَلَوْ اَل نَفَ َر ِم ْن ُك ِّل ِفرْ قَ ٍة ِّم ْنهُ ْم طَ ۤا ِٕىفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْ ا
١٢ - ن َ ࣖ ْفِى ال ِّد ْي ِن َولِيُ ْن ِذرُوْ ا قَوْ َمهُ ْم اِ َذا َر َجع ُْٓوا اِلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّهُ ْم يَحْ َذرُو
Artinya: "Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke
medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak
pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat
menjaga dirinya."
Menurut ulama tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut merupakan penjelasan dari
Allah SWT mengenai apa yang dikehendaki-Nya, yaitu berkenaan dengan
keberangkatan semua kabilah bersama Rasulullah SAW ke medan Tabuk serta
sejumlah kecil dari masing-masing kabilah apabila mereka tidak boleh berangkat
semuanya.
Ibnu Katsir menjelaskan, hal ini dimaksudkan agar mereka yang berangkat
bersama Rasulullah SAW dapat memperdalam agamanya melalui wahyu-wahyu
yang diturunkan kepada Rasul. Begitu mereka kembali kepada kaumnya, mereka
bertugas untuk memberikan peringatan tentang segala sesuatu yang menyangkut
musuh agar mereka waspada.
Menurut tafsir ini, menuntut ilmu (belajar agama) sama wajibnya dengan
berjihad atau fardhu kifayah hukumnya,
"Dengan demikian, maka golongan yang tertentu ini memikul dua tugas
sekaligus. Tetapi sesudah masa Nabi SAW maka tugas mereka yang berangkat
dari kabilah-kabilah itu tiada lain adalakanya untuk belajar agama atau berjihad,
karena sesungguhnya hal tersebut fardhu kifayah bagi mereka," jelas Ibnu Katsir.
Dalam tafsir Kementerian Agama (Kemenag) disebutkan, perang bertujuan
untuk mengalahkan musuh-musuh Islam serta mengamankan jalan dakwah agama
1
Islam, sedangkan menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama bertujuan
untuk mencerdaskan umat dan mengembangkan agama Islam.
Perintah untuk menuntut ilmu ini juga dijelaskan dalam sabda Rasulullah
SAW dalam hadits riwayat Ibnu Majah.
Artinya: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim." (HR.
Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha'if Sunan
Ibnu Majah no. 224.).
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga berpesan kepada umatnya untuk
belajar, menghormati guru, dan berlaku baik kepada orang-orang yang
mengajarkan ilmu,
(ضعُوْ الِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْ{م َولَيَلَوْ ا لِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم) َرواهُ الطَّب َْرانِ ْي
َ تَ َعلَّ ُموْ ا َو َعلِّ ُموْ ا َوتَ َوا
Artinya: "Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan hormatilah
guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang mengajarkanmu." (HR
Tabrani).
2
اريَ ٍة َأوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه َ ِإ َذا َماتَ اِإل ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِإالَّ ِم ْن ثَالَثَ ٍة ِإالَّ ِم ْن
ِ ص َدقَ ٍة َج
ُح يَ ْدعُو لَه
ٍ ِصال َ َأوْ َولَ ٍد
Artinya: "Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya
kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya
atau anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim).
3
otak inilah, segala ilmu pengetahuan yang dipelajarinya bersemayam. Dan dengan
ilmu pengetahuan ini pula, manusia memiliki keutamaan di bandingkan dengan
makhluk yang lainnya.
Ketika Allah Swt menciptakan Adam ‘alaihissalam, Allah mengajarkan
ilmu pengetahuan tentang al-asma’ (nama-nama) seluruh ciptaan-Nya, dengan
berbagai jenisnya, dan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda sebagai bekal
bagi Adam untuk mengelola bumi. Hal ini mencerminkan, betapa pentingnya
ilmu pengetahuan bagi manusia. Maka, seseorang yang memiliki ilmu
pengetahuan yang menghadirkan kemaslahatan bagi umat manusia, Allah Swt
akan mengangkat derajatnya. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an surat
al-Mujadilah ayat 11:
ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذا قِ ْي{ َل ِ ِٰيٓاَيُّهَ{{ا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ{ ْٓ{وا اِ َذا قِ ْي{ َل لَ ُك ْم تَفَ َّس{حُوْ ا فِى ْال َم ٰجل
ِ {س فَا ْف َس{حُوْ ا{ يَ ْف َس
ت َوهّٰللا ُ بِ َم{{{ا
ٍ ۗ {{{ع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ{{{وْ ا ِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذ ْينَ اُوْ تُ{{{وا ْال ِع ْل َم د ََر ٰج
ِ َا ْن ُش{{{ ُزوْ ا{ فَا ْن ُش{{{ ُزوْ ا{ يَرْ ف
تَ ْع َملُوْ نَ َخبِ ْي ٌر
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian pula) para
Malaikat dan orang-orang yang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada
tuhan selain Dia, yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana”.
4
Di dalam surat az-Zumar ayat 9 Allah berfirman:
ِ قُلْ هَلْ يَ ْست َِوى الَّ ِذ ْينَ يَ ْعلَ ُموْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ اَل يَ ْعلَ ُموْ نَ ۗ اِنَّ َما يَتَ َذ َّك ُ{ر اُولُوا ااْل َ ْلبَا
ب
“Hanya saja yang takut kepada Allah dari sekian hamba-Nya adalah ulama,”
“diriwayatkan dari Nabi Saw. beliau bersabda: Allah Swt memberi wahyu kepada
Ibrahim as.: sesunggunya Aku (Allah Maha) mengetahui, Aku (Allah) mencintai
orang-orang yang berilmu”
أح{{دهما ع{{الم: ُسِئل رسول هللا صلّى هللا عليه وسلّم{ عن رجلين:روى{ أبو أمامة قال
فضل العالم على العب{{اد كفض{{لى على أدن{{ا: فقال صلّى هللا عليه وسلّم,واالخر{ عابد
كم رجال
5
Di dalam kitab Tanqih al-Qoul al-Hatsits bi Syarh Lubab al-hadits karya
Imam Nawawi halaman 8, terdapat hadis tentang keutamaan orang yang berilmu,
yaitu:
ِ ان ِم ْن َأ ْل
ف عَابِ ٍد ُمجْ تَ ِه ٍد ِ َع َأ َش ُّد َعلَى ال َّش ْيط
ٌ ار ِ وقال صلى هللا عليه وسلم{ فَقِ ْيهٌ َو
ِ اح ٌد ُمتَ َو
ع
ٍ ار
ِ َجا ِه ٍل َو
Nabi Saw. Bersabda: Seorang faqih (alim dalam ilmu agama), wira’i (menjaga
diri dari hal-hal yang diharamkan) adalah lebih berat (sulit) bagi syaitan
disbanding seribu ahli ibadah yang bersungguh-sungguh, (tapi) bodoh,
(meskipun) wira’i.
َ َلى ال َعابِ ِد َكفَضْ ِل القَ َم ِر لَ ْيلَةَ البَ ْد ِر ع
َلى َس{{اِئ ِر َ وقال صلى هللا عليه وسلم{ فَضْ ُل ال َعالِ ِم ع
ِ ال َك َوا ِك
ب
Nabi saw. bersabda, “Tidurnya seorang yang berilmu (yakni orang alim yang
memelihara adab ilmu) lebih utama dari pada ibadahnya orang yang bodoh
(yang tidak memperhatikan adabnya beribadah).”
6
“Belajarlah ilmu, sesungguhnya mempelajari ilmu adalah suatu kebaikan,
mencari ilmu adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih, membahas suatu ilmu
adalah jihad, bersungguh-sungguh terhadao ilmu adalah pengorbanan,
mengajarkan ilmu kepada orang yang tidak memiliki pengatahuan adalah
sedekah”
Sufyan bin ‘Uyainah ra. Berkata:
ْ اس ِع ْن َد هّللا َم ْن ِزلَةً َم ْن َكانَ بَ ْينَ هّللا ِ َوبَ ْينَ ِعبَا ِد ِه َوهُ ْم اَأل ْنبِيِا ُء
وال ُعلَ َما ُء ِ ََّأرْ فَ ُع الن
“Kedudukan tertinggi manusia di sisi Allah adalah para Nabi dan ‘Ulama (orang
yang berilmu”
7
ٰ
َ {َُش ِه َد هَّللا ُ َأنَّهُ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو َو ْال َماَل ِئ َكةُ َوُأولُو ْال ِع ْل ِم قَاِئ ًم{{ا بِ ْالقِ ْس{ ِط ۚ اَل ِإلَٰ هَ ِإاَّل ه
{و ْال َع ِزي{ ُز
ْال َح ِكي ُم
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia (demikian pula) para
malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada tuhan selain
Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS Ali Imran: 14)
Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa berpindah tempat (dari satu tempat ke
tempat yang lainnya, baik dengan berjalan kaki atau dengan menaiki kendaraan)
dengan tujuan belajar (ilmu syariat) maka di ampuni dosa-dosanya (dosa-dosa
kecil yang pernah dia lakukan) sebelum dia melangkah (dari tempatnya, jika
niatnya karena Allah).” (HR Assyairazi dari Aisyah RA)
8
keadaan memelihara adabul ibadah (adab-adab ibadah) itu lebih afdal dari pada
orang bodoh yang beribadah tetapi tidak memperhatikan adabul ibadah.
9
4. Mengamalkan Ilmu
A. Hadits Mengamalkan Ilmu
ُال تَ َعلَّ ُموا ْال ِع ْل َم تُ ْع َرفُوا بِ ِھ َوا ْع َملُوا بِ ِھ تَ ُكونُوا ِم ْن َأ ْھلِ ِھ فَِإنَّھ
َ َع َْن َعلِ ٍّي ق
ْ
ُْرفُ فِی ِھ تِ ْس َعةُ ُع َش َراِئ ِھ ْم ال َم ْعرُوفَ َوالَ یَ ْنجُو ِم ْنھ ِ ان الَ یَع ٌ َسیَْأتِي بَ ْع َد ھَ َذا َز َم
َح َوال ِ صابِی ُح ْال ِع ْل ِم لَیْسُوا بِ ْال َم َساِیی
َ ك َأِئ َّمةُ ْالھُدَى َو َم َ ِإالَّ ُكلُّ نُ َو َم ٍة فَُأولَِئ
ْال َم َذایِی ِع ْالب ُْذ ِر قَا َل َأبُو ُم َح َّمد نُ َو َمةٌ غَافِ ٌل ع َْن ال َّش ِّر ْال َم َذاِیی ُع ْالب ُْذ ِر َكثِی ُر
ْال َكالَ ِم
Telah disampaikan kabar dari Ali radliallahu 'anhu ia berkata; "
Pelajarilah ilmu, kamu akan mengenalnya, dan amalkanlah ilmu kalian,kalian
menjadi ahlinya. Akan datang satu jaman yang ketika itu Sembilan persepuluh
kebaikan sudah tidak dikenali lagi. Tidak ada yang selamat kecuali
sekelompok kecil. Mereka adalah para pemimpin yang tercerahkan dan
menjadi cahaya ilmu, mereka bukanlah orang yang selalu berbuat buruk dan
mengadu domba, dan mereka juga bukan orang yang hanya pandai bicara ".1
B. Penjelasan
Hadits di atas menjelaskan bahwa setelah mempelajari dan memiliki
ilmu, kewajiban yang harus ditunaikan adalah mengamalkan ilmu tersebut.
Karena ilmu tidak dicari kecuali untuk diamalkan yaitu mengubah ilmu
tersebut menjadi sebuah perilaku nyata yang tercermin dalam setiap tindak
tanduk dan pemikiran seorang manusia. Para ulama Ahlussunnah wal Jamaah
menasihati kita supaya menuntut ilmu dan mempelajarinya, serta
mengamalkannya. Mereka mengatakan bahwa tegaknya agama serta kunci
kemenangan adalah dengan ilmu.
10
C. Keutamaan Mengamalkan Ilmu
1. Anjuran agar kita semakin bersemangat dalam menuntut ilmu syar’I
sehingga semoga setiap ilmu yang kita dapatkan, kita berusaha untuk
dapat kita amalkan.
2. Maka seharusnya ini dapat kita jadikan sebagai tujuan utama kita dalam
menuntut ilmu, yaitu kita mencari ilmu agar kita dapat mengamalkannya;
bukan hanya sekedar “koleksi” ilmu saja, namun tercermin dalam amal-
amal kita, baik amalan hati, lisan maupun anggota badan.
3. Dengan mengamalkan ilmu (dengan ikhlas), maka pasti Allah akan
menunjuki kita akan ilmu-ilmu yang belum kita ketahui.
4. Dengan mengamalkan ilmu (dengan ikhlas) pula, maka akan memperkuat
keimanan dalam hati kita. Seperti yang firman Allah dalam QS. An-Nisa
ayat 66.
ً َِولَوْ َأنـَّهُ ْم فـ َ َعلُوا{ َما يُو َعظُونَ بِ ِه لَ َكانَ خَيـْرًا لهَُ ْم َوَأ َش َّد تـ َ ْثب
يت
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.darusyahadah.com/mengamalkan-ilmu/
https://bdksemarang.kemenag.go.id/berita/keutamaan-orang-yang-berilmu
https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alfath/article/view/875
12