Anda di halaman 1dari 32

INTISARI

KITAB
AL-‘ILMI
Karya Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin
Rahimahullah

Penyusun
Prima Ibnu Firdaus al-Mirluny

2 | Kitab Al-„Ilmi
KATA PENGANTAR

ْ ‫ِهَّلل‬
ًِ ْ ِ ‫ِ ْص ًِ اِ ِهَّللار َ َِ ِهَّللار‬

ُ َ ‫اص‬
‫ال َ ُ َو ِهَّلل‬ َ ْ ٍَ‫ْل ٍْ ُد ِ ِهَّللاِ َر ّب ىْ َعاا‬
‫ َو ِهَّلل‬, ‫ْي‬ َ ْ َ
ِ ِ

ًُْٓ ‫حاةِّ َو ٌَ َْ تَت َع‬ ْ َ َ ِ ِ َ َ َ ‫َ َ َ ُ ْ ِهَّلل‬


َ ‫ص‬
ِ ِ ‫لَع رشٔ ِل اِ ولَع آِل وأ‬

ُ ْ َ ‫َ َ ْ ِ ّ ْ َ ِهَّلل‬ َ ْ ‫بإ‬
: ‫ أٌا بعد‬. َِ ‫دلي‬ ِ ٔ‫ان إَِل ي‬
ٍ ‫ص‬ ِِ
Ini merupakan catatan faedah dari Kitab al-„Ilmi karya
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin Rahimahullah.
Buku ini sudah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia,
oleh beberapa penerbit. Dan dalam catatan ini, kami tidak
terpaku dengan ucapan syaikh, terkadang kami menyadur
bahasa yang beliau gunakan untuk memudahkan
pemahaman. Bisa dikatakan ini sebuah rangkuman atau
intisari dari kitab tersebut.
. Semoga bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Penyusun
Prima Ibnu Firdaus al-Mirluny
Merlung, Senin : 12/03/2018 M

3 | Kitab Al-„Ilmi
INTISARI

KITAB AL-‘ILMI
Karya
Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin

Berikut intisari dan faidah yang didapat

1. Pengertian Ilmu
Ilmu (Al-'Ilmu) adalah Pengetahuan (Ma'rifah) lawan dari
Kebodohan (al-Jahlu).
Sedangkan secara istilah Ilmu adalah
ُ َ َ َ ْ ‫َ ْ ْ ُ ْ َ ُ ِهَّلل‬
‫اْ َٔ َ يَ ِّْ إ ْ َر اًكا َ از اًك‬
ِ ِ ٌ ‫ إ ِ ر ا ال ٍ لَع‬: ً‫ىعِي‬

“Mengetahui sesuatu sebagaimana keadaan sebenarnya


dengan pengetahuan yang pasti.”

---oOo---

2. Pengertian Ilmu Syar'i


Ilmu Syar'i adalah ilmu yang diturunkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala kepada Rasul-Nya berupa
keterangan dan petunjuk (yakni wahyu).

---oOo---
4 | Kitab Al-„Ilmi
3. Diantara Keutamaan Ilmu dan Ahli Ilmu
a. Ilmu adalah harta warisan para Nabi
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda :

ُْٔ‫ِإَوج ٍَا َو َرث‬


‫ِهَّلل‬ ‫اًك‬ َ ْ َ َ ‫ِهَّلل ْ َ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ْ َ اًك‬
, ‫إِن ْلُب ِ ا اً ئرِثٔ ِحِار وَل ِرٍْا‬

َ َ َ َ َ َُ َ َ ْ ََ َْ ْ
‫ أخذ ة ِ ح ٍ و ا ٍِر‬, ‫ ذٍَ أخذه‬, ً‫ىعِي‬

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar atau


dirham, yang mereka wariskan hanyalah ilmu, maka
barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah
mengambil bagian yang banyak.” (Shahih : Diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi)

b. Ilmu itu abadi manfaatnya, sedangkan harta adalah


fana (akan sirna)
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda :
َ َ ْ ‫َ َ َ ْ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ ُ ِهَّلل‬
, ‫ ِجلطع خٍيّ إَِل ٌَِ ث ٍث‬, ‫إِذ ٌات ِْلنصان‬

َ ََ َْ ُ ََُْ ْ َْ َ َ َ َ َ
‫دل صاى ٍِح‬
ٍ ‫ أو و‬, ِِّ‫صدك ٍث ارِي ٍث أو ِي ٍم ينتفع ة‬

ُ‫يَ ْد ُ ْٔ َِل‬
5 | Kitab Al-„Ilmi
“Apabila anak Adam mati, maka terputuslah segala
amalnya kecuali tiga, 1.shadaqah jariyah, 2. Ilmu yang
bermanfaat, dan 3. Anak shaleh yang mendoakan nya.”
(Shahih : Diriwayatkan oleh Muslim)

c. Ilmu adalah saran menuju Surga


Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda :

ُ‫ا َِل‬
ُ ‫ َش ِهَّللٓ َو ِهَّلل‬, ‫م َطريْ اًكلا يَيْ َت ٍِ ُس ذِ ِّْ ِيْ اًكٍا‬
َ َ َ ْ ََ
‫وٌَ شي‬
ِ

َ ْ ‫َطريْ اًكلا إ ِ ََل‬


‫ْلِثِِهَّلل‬
ِ
“Dan barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari
ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju
Surga.” (Shahih : Diriwayatkan oleh Muslim)

d. Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan hidup


seorang hamba, baik dalam keadaan susah maupun
senang, sempit ataupun lapang. Begitu juga dengan
Orang yang berilmu, mereka adalah cahaya bagi
manusia. Sebab mereka menjelaskan syariat Allah
kepada manusia, sehingga terang jalan yang benar
tersebut.

6 | Kitab Al-„Ilmi
e. Pemilik ilmu tidak merasa lelah didalam menjaga ilmu,
bahkan ilmu itulah yang akan menjaga pemiliknya dari
keburukan atas izin Allah Subhanahu wa Ta'ala.
f. Para Ahli Ilmu termasuk golongan yang menjadi saksi
akan keesaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman :
ْ ْ ُ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ َ ُ ‫َ َ ِهَّلل ُ َ ِهَّلل ُ َ َ ٰ َ ِهَّلل‬
ًِ ‫ش ِٓد ا أُّ َل إِلّ إَِل ْٔ و اٍ ئِهث وأوأ ى ِعي‬

ًُ ‫ه‬ َ ْ ُ َ ْ َ ُ ‫َ َ َ ِهَّلل‬ ْ ْ ‫َ اًك‬


ٰ
ِ ‫كائٍِا ةِاى ِلص ِ ۚ َل إِلّ إَِل ْٔ ىع ِزيز ْل‬

“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak


di ibadahi melainkan Dia, Demikian juga para Malaikat,
dan orang yang berilmu yang tehak diatas keadilan. Tak
ada Tuhan yang berhak di sembah melainkan Dia, (Dia-
lah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S Ali
Imran ayat 18)

g. Ahli Ilmu termasuk golongan Ulul Amri yang wajib


ditaati oleh seorang Muslim. Sebab mereka memiliki
wewenang untuk menjelaskan syari‟at Allah dan
mengajak manusia untuk melaksanakan nya,
sedangkan penguasa adalah pelaksana penerapan

7 | Kitab Al-„Ilmi
syar‟iat-Nya dan mewajibkan manusia untuk tunduk
dan melaksanakan syariat itu.
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman :

ْ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ‫َ َ ُ َ ِهَّلل ْ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ ِهَّلل‬
‫يا أحٓا َّلِح ََ آٌِٔ أ ِط عٔ ا وأ ِط عٔ ِهَّللارشٔل وأو ِِل‬

ًْ ُ ٌِِْ ‫ْْلَ ْ ر‬
ِ
“Wahai orang – orang beriman, taatilah Allah dan taatilah
Rasul dan Ulil Amri diantara kalian.” (Q.S An-Nisa ayat 59)

h. Para Ahli Ilmu termasuk orang yang melaksanakan


perintah Allah Ta'ala sampai hari kiamat.
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda :
َ َ َ َ ‫ِهَّلل‬ ّ َ ‫َ ْ اًك‬ ُ ‫ٌَ َْ يُر ِ ِهَّلل‬
, ًِ‫ ِإَوجٍا أُا كاش‬, َِ ْ ‫دلي‬
ٌ ِ ّ ‫ْي ُحفلِ ُّ ِِف‬ ‫ا ةِِّ خ‬ ِ
‫َ ِهَّلل ُ ُ ْ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ ُ ِهَّلل َ َ ٌ َ َ َ ْ ِهَّلل‬
ِ‫ وىَ تز ل ْ ِذه ِ ْلٌثِ كائٍِث لَع أ ِر ا‬, ‫و ا حع ِطي‬

‫َ َ ُ ُ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ ِهَّلل َ ْ َ َ ْ ُ ِهَّلل‬
ِ‫ي ِ أ ر ا‬ ًٓ‫ َل ي ًْ ٌَ خاىف‬,

“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka


Allah akan membuatnya faham tentang agamanya. Aku

8 | Kitab Al-„Ilmi
hanyaah Qasim dan Allah-lah yang memberi. Dan di
kalangan umat ini akan senantiasa ada sekelompok orang
yang selalu tegak di atas perintah Allah, tidak ada yang
membahayakan mereka dari orang – orang yang
menyelisihi mereka sampai datang nya urusan Allah.”
(Shahih : Diriwayatkan oleh al-Bukhari)

i. Dilarangnya hasad kecuali kepada orang yang mencari


ilmu lalu mengamalkan ilmu nya dan dan orang yang
memiliki harta lalu digunakan untuk memperjuangkan
Islam.
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda :

ُ ‫ َر ُ ٌو َأتَاهُ ِهَّلل‬: ‫ِف ثْنَ َت ْْي‬


َ ‫ اَ َصيِهَّلل‬, ‫ا ٌَ اًكاَل‬ ْ ‫َ َ َ َ ِهَّلل‬
ِ ِ ‫َل صد إَِل‬
ْ ُ ‫ْ َ ّ َ َ ُ ٌ َ َ ُ ِهَّلل‬
َُٔٓ ‫ِه ٍَ اًكث َذ‬ َ َ َ ََ
‫ ور و أتاه ا‬, ‫لَع ْيهتِِّ ِِف ْل ِق‬
ّ َ ْ
‫ُحلَض ة ِ َٓا َو ُي َعي ِ ٍُ َٓا‬

“Tidak boleh hasad kecuali dalam dua hal : Seorang yang


diberi harta oleh Allah lalu dia habiskan hartanya itu untuk
membela kebenaran, dan seseorang yang diberi ilmu oleh
Allah lalu dia mengamalkan dan mengajarkan nya.”
(Shahih : Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)
9 | Kitab Al-„Ilmi
j. Para Ahli Ilmu seperti tanah yang baik dan subur,
yang mampu menyimpan manfaat, dan bisa
bermanfaat untuk orang lain.
Rasulullah Shallallahu‟alaihi wa sallam bersabda :
“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah telah
mengutus ku dengan membawa keduanya adalah seperti
hujan yang turun ke bumi, maka diantara bumi itu ada
tanah yang baik (subur) yang menyerap air dan
menumbuhkan tumbuh – tumbuhan dan rumput yang
banyak… Demikianlah perumpamaan orang yang
memahami agama Allah dan bisa memberi manfaat dari
apa yang Allah telah mengutusku dengan membawa
ajaran ini, lalu dia mengetahui dan mengajarkan nya,..”
(Shahih : Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim).

k. Orang yang paham agama termasuk golongan yang


dikehendaki kebaikan oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala. (dalilnya lihat poin H)

l. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengangkat derajat orang


yang berilmu didunia dan diakhirat beberapa derajat.
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman :
َ ََ ‫ا ِهَّللَّل ِْح‬
ًْ ُ ٌِِْ ْٔ ُِ ٌ‫آ‬ ُ ‫يَ ْراَعِ ِهَّلل‬
10 | Kitab Al-„Ilmi
َ َ َ َ ْ ْ ُ ُ َ ْ ‫َ ِهَّلل‬
‫ات‬
ٍ ‫و َّلِحَ أوتٔ ى ِعيً ر‬
“…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S Al-Mujadillah ayat
11)

---oOo---

4. Hukum Mencari Ilmu


Hukum asal mencari ilmu syar'i adalah fardhu kifayah,
yakni apabila sudah ada sekelompok orang yang sudah
mempelajarinya, maka hukumnya menjadi sunnah bagi
yang yang lain nya. Tapi mencari ilmu itu bisa Fardhu 'Ain
(Wajib 'Ain) bagi manusia. Batasan nya adalah apa ibadah
dan muamalah yang wajib atas nya. Maka wajib pula dia
mengetahui hukum - hukum nya. Seperti mengetahui
rukun iman, rukun islam, thaharah, shalat, puasa dan lain
nya. Termasuk Jual beli, jika dia berdagang.

---oOo---

5. Sebab Pentingnya Mempelajari Ilmu


Ada tiga hal yang menyebabkan para pemuda zaman
sekarang harus bersungguh - sungguh dalam mencari ilmu
11 | Kitab Al-„Ilmi
a. Pertama : Bid'ah yang mulai tampak kejelek -
kejelekan nya.
b. Kedua : Banyaknya manusia berfatwa tanpa ilmu.
c. Ketiga : Banyaknya perdebatan dalam masalah -
masalah yang terkadang sudah jelas menurut para
Ulama, tetapi datang orang yang jahil mendebat dalam
hal itu tanpa ilmu."

---oOo---

Adab - Adab yang Harus Dimiliki oleh Penuntut Ilmu


6. Adab Pertama : Niat yang Benar didalam Belajar
Niat yang benar bisa terealisasi dengan point berikut :
a. Pertama : Ikhlas didalam belajar yakni engkau mencari
ilmu untuk mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla dan
pahala dinegeri Akhirat.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :
َ ‫َ ْ َ َ ِهَّلل َ ْ اًك َ ْ َ ْ َ ْ َ ِهَّلل‬
‫ َل‬, ‫ٌَ تعيً ِيٍا يبت ِِغ ةِِّ و ّ اِ زو و‬

َ ْ ُ َ ‫َ َ اًك‬ َ ْ ُ ‫َ َ َ ِهَّلل ُ ُ ِهَّلل‬


, ‫حتعيٍّ إَِل ِِل ِل ب ةِِّ رضا ٌَِ دلج ا‬

َ َ ‫ْل ِهَّللِثِ يَ ْٔ َ ىْل‬


َ ْ َْ َ ْ َ َْ
ِ‫اٌث‬ ِ ‫َيد رف‬ ِ ً‫ا‬

12 | Kitab Al-„Ilmi
"Barangsiapa yang mencari ilmu yang seharusnya
ditujukan untuk mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla,
lalu tidaklah dia mempelajari nya melainkan untuk mencari
keuntungan dunia, maka dia tidak akan mencium bau
aroma Surga." (Shahih : Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu
Dawud, Ibnu Majah, al Hakim dan selain nya)

Masalah 1 : Hukum orang belajar agama untuk


mendapatkan Ijazah?
Jawab : Dalam hal ini ada 2 keadaan nya :
Pertama : Orang yang belajar untuk memperoleh
ijazah AGAR dengan ijazah itu dia mendapatkan
kedudukan atau penghasilan, maka dia termasuk kedalam
hadits diatas.
Kedua : Orang yang belajar untuk memperoleh ijazah
AGAR bisa memberikan manfaat kepada orang lain
dengan cara mengajar, sebab sistem yang berlaku
menuntut hal itu. Maka niat seperti ini selamat dari
ancaman hadits diatas.

b. Kedua : Engkau mencari ilmu karena melaksanakan


perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebab Allah
Subhanahu wa Ta'ala lah yang memerintahkan kita untuk
belajar dan memiliki ilmu. Sebagaimana firman-Nya :
13 | Kitab Al-„Ilmi
َ ْ َ ْ ْ َ ْ َ ُ ‫َ ْ َ ْ َ ِهَّلل ُ َ َ َ ِهَّلل ِهَّلل‬
‫اا يً أُّ َل إِِل إَِل ا و شت ِفر َِّلُتِم‬

"Maka Ketahuilah bahwa tidak ada ilah (sesembahan)


yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah dan
minta ampunlah atas dosa - dosa mu." (Q.S Muhammad
ayat 19)

c. Ketiga : Engkau belajar karena ingin menghilangkan


kebodohan dari diri mu dan dari orang lain.
Imam Ahmad rahimahullah berkata : "Ilmu itu tidak ada
bandingnya bagi orang yang niatnya benar?"
Beliau ditanya : "Bagaimana mewujudkan hal itu?"
Imam Ahmad menjawab : "Engkau berniat dengan
belajar itu untuk menghilangkan kebodohan dari diri mu
dan dari orang lain."

Masalah 2 : Apakah disyaratkan dalam menebarkan


manfaat ilmu itu harus duduk di masjid (mengajar dan
mengisi kajian) dalam satu halaqah atau tidak?
Jawab : Tidak disyaratkan menebarkan ilmu dan memberi
manfaat kepada orang lain harus duduk (mengajar) di
masjid dalam satu halaqah, akan tetapi dimana saja dan
kapan saja kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada

14 | Kitab Al-„Ilmi
orang lain, maka itu sudah termasuk kedalam
mengangkat kebodohan dari orang lain. Sebab Rasulullah
Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda : "Sampaikanlah dari
ku walaupun satu ayat." (Shahih : Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari)

d. Keempat : Dengan belajar, engkau berniat untuk bisa


membela syari'at karena membela syari'at tidak bisa
dilakukan kecuali oleh manusia. Adapun kitab - kitab yang
tersusun rapi di perpustakaan, tidak bisa berbicara untuk
membantah para penebar syubhat dan kesesatan.

---oOo---

7. Adab Kedua : Berlapang Dada


Yakni berlapang dada didalam menyikapi masalah -
masalah yang diperselisihkan para Ulama yang bersumber
dari hasil ijtihad, dimana hal tersebut memungkinkan
manusia berbeda pendapat didalamnya, sesuai dengan
kemampuan dan ilmu yang dimilikinya.

8. Adab Ketiga : Mengamalkan Ilmu


Yakni mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari, baik
dalam masalah aqidah, ibadah, akhlak, adab dan
muamalah, karena buah dari ilmu adalah amal.
15 | Kitab Al-„Ilmi
9. Adab Keempat : Menerima Syari’at
Yakni tunduk, patuh dan menerima apa saja yang
dikabarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-
Nya Shallallahu'alaihi wa sallam tentang perkara - perkara
yang ghaib, sebab perkara yang ghaib tidak akan
terjangkau oleh akal. Maka dari itu seorang pelajar dituntut
untuk tidak membantahnya dengan apa - apa yang tersirat
dalam pikiran nya.

10. Adab Kelima : Berdakwah


Yakni Mengajak Manusia kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala dengan ilmu nya disetiap waktu, tempat dan
keadaan. Karena penuntut ilmu selalu ingin agar ilmu
tersebar dan dia mendapatkan pahala dari hal tersebut.
Sebab dakwah termasuk amal shaleh yang utama.

11. Adab Keenam : Memiliki Sifat Hikmah


Yakni seorang penunutut ilmu harus menghiasi diri nya
dengan sifat HIKMAH (Bijaksana). Orang yang Hikmah
adalah oang yang mampu menempatkan segala sesuatu
pada tempatnya, sebab kata Hikmah diambil dari kata
Ihkaam yang artinya Itqaan yaitu menempatkan sesuatu
pada tempatnya.

16 | Kitab Al-„Ilmi
Sikap Hikmah seorang penuntut ilmu berarti :
a. Mendidik orang lain dengan akhlak yang dimilikinya.
b. Berbicara kepada setiap orang dengan cara yang
sesuai dengan keadaan dan pemahaman orang
tersebut.
c. Memilih metode dakwah yang tepat bagi setiap orang
atau kelompok yang dihadapinya.

12. Adab Ketujuh : Bersabar


Seorang penunutut ilmu harus Sabar dalam Belajar.
Artinya dalam mencari ilmu, dia tidak boleh merasa bosan
dan putus ditengah jalan, akan tetapi dia harus senantiasa
terus menerus dalam belajar semampunya.

Apabila dia bersabar dalam belajar, maka dia akan


memperoleh dua hal yakni dia akan memperoleh pahala
orang - orang yang bersabar dan dia juga akan memetik
hasil dari belajar kelak.

13. Adab Kedelapan : Menghormati Ulama


Setiap penuntut ilmu wajib menghormati Ulama dan
memuliakan mereka. Poin ini bisa dengan beberapa hal
berikut ini yakni :
a. Mencintai para Ulama
17 | Kitab Al-„Ilmi
b. Berlapang dada ketika terjadi perbedaan pendapat
diantara Ulama.
c. Menjaga lisan dari mencela dan merendahkan Ulama.
d. Memaafkan para Ulama yang jatuh dalam kesalahan
ijtihad.
e. Berdialog dan berdiskusi dengan para Ulama yang kita
anggap jatuh dalam kesalahan.
f. Tidak bergembira dengan kesalahan dan
penyimpangan seorang Alim untuk disebarkan.

14. Adab Kesembilan : Perhatian Terhadap Al-Quran


dan As-Sunnah dan Berpegang Teguh Dengan nya
Seorang penuntut ilmu wajib Berpegang Teguh kepada al-
Quran dan as-Sunnah yakni berusaha semaksimal
mungkin untuk mempelajari, menghafal, memahami dan
mengamalkan al Quran dan as Sunnah.

Banyak penuntut ilmu yang memberikan perhatian yang


besar terhadap as Sunnah, baik Syarah (penjelasan nya),
sanad sanad (rawinya) atau istilah istilah nya (musthalah).
Namun ketika dihadapkan kepada satu ayat dari al Quran,
dia terlihat bodoh tentang hal itu. Tidak bisa memahami
nya. Maka ini kesalahan yg besar dalam metode belajar.

18 | Kitab Al-„Ilmi
Seharusnya seorang penuntut ilmu, Tidak membedakan
antara al-Quran dengan as-Sunnah, sebab al-Quran dan
as-Sunnah bagi seorang penunutut ilmu seperti dua sayap
bagi seekor burung. Apabila salah satu sayap nya patah,
maka burung tersebut tidak bisa terbang.
Maka dari itu, seorang penuntut ilmu berusaha
semaksimal mungkin untuk memahami apa yang
dimaksud oleh Allah Azza wa Jalla (Al-Quran) dan
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam (Hadits Nabi).
Sebab dua ini adalah sumber pokok ilmu.
Selain itu, Jangan menyepelekan pendapat Ulama yakni
seorang penunutut ilmu tidak boleh meremehkan atau
menyepelekan pendapat Ulama, karena ilmu para Ulama
lebih mendalam dari kita. Mereka memiliki kaidah - kaidah
syar'iyyah, rahasia - rahasia serta batasan - batasan nya
yang tidak kita ketahui.

15. Adab Kesepuluh : Teliti Dalam Menerima Kabar


Jika dinukilkan kepada kita sebuah berita dari seseorang
dan kita berpendapat bahwa dia salah dalam hal tersebut,
maka kita tempuh dengan tiga jalan berikut menurut urutan
nya :
a. Pertama : Tatsabbut yakni menyelidiki kebenaran nya.
19 | Kitab Al-„Ilmi
b. Kedua : Melihat hukum yang benar, jika ia memang
benar, maka kita kuatkan pendapat dia. Namun jika
dia salah, maka jalan yang ketika, yaitu :
c. Ketiga : Menghubungi orang yang diberitakan untuk
berdiskusi dengan nya, dan hendaklah kita melakukan
nya dengan tenang dan rasa hormat.

16. Adab Kesebelas : Memiliki Sifat Tsabat


Yakni sabar dan ulet artinya seorang penunutut ilmu tidak
merasa jemu dan tidak pula merasa bosan dalam belajar
serta tidak mengambil sebagian ilmu dari setiap kitab atau
sedikit dari satu disiplin ilmu lalu ditinggalkan nya, pindah
ke ilmu yang lain nya, sebelum menguasai dan
menyelesaikan kitab dan ilmu tersebut.

---oOo---

Faktor – Faktor yang Dapat Membantu Didalam


Memperoleh Ilmu
17. Faktor Pertama : Takwa dan Menjauhi Maksiat
Seorang penuntut ilmu harus bertakwa kepada Allah Azza
wa Jalla. Takwa nya seorang hamba kepada Allah Azza
wa Jalla adalah dia beriman kepada Allah dan
mengerjakan perintah Allah serta menjauhi larangan-Nya.

20 | Kitab Al-„Ilmi
Sebab hal itu bisa menjadi benteng bagi diri nya dari
kemurkaan dan azab Allah Azza wa Jalla. Selain itu takwa
termasuk sebab dibukakan nya ilmu.
Allah Ta'ala mengatakan :
‫َ ِهَّلل ُ ِهَّلل َ َ ْ َ ِهَّلل ُ ْ ُ ْ َ اًك‬ ُ َ َ ْ ‫َ َ ُ َ ِهَّلل‬
‫يا أحٓا َّلِحَ آٌِٔ إِن تتلٔ ا َيعو ى ً اركاُا‬

"Hai orang - orang yang beriman, jika kamu bertakwa


kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqaan
kepada mu.... " (Q.S al Anfaal ayat 29)

18. Faktor Kedua : Ulet dan Terus Menerus


Seorang penuntut ilmu harus mengerahkan seluruh
usahanya dalam meraih ilmu dan sabar dalam hal ini serta
memelihara ilmu tersebut setelah berhasil diraihnya,
karena ilmu tidak mungkin dicapai dengan bermalas –
malasan.

19. Faktor Ketiga : Menghafal


Seorang penuntut ilmu harus gigih dalam mengulang
pelajaran yang telah dikuasainya dengan cara menghafal
atau menulisnya karena manusia itu sering kali lupa.
Diantara hal yang bisa membantu seseorang didalam
menghafal adalah mendakwahkan ilmu yang sudah
dipahami dengan baik.
21 | Kitab Al-„Ilmi
Allah Ta'ala mengatakan :
ُ َ َ ‫َ ِهَّلل َ ْ َ َ ْ َ َ ُ ْ ُ اًك‬
ًُْْ َٔ ‫اْ ًْ َت ْل‬ ‫و َّلِيَ ْتدو ز ًْ ْدى وآت‬

"Dan orang - orang yang memberi petunjuk, maka Allah


akan menambah petunjuk bagi mereka dan akan
memberikan kepada mereka ketakwaan mereka" (Q.S
Muhammad ayat 17)

20. Faktor Keempat : Berguru


Yakni Mempelajari ilmu dari guru yang lurus dan bagus
pemahaman nya. Namun perlu dicatat, diawal belajar
seseorang pelajar hendaknya tidak banyak guru dalam
satu cabang ilmu, sebab hal itu bisa membingungkan nya
didalam proses belajar. Karena terkadang setiap guru,
memiliki pandangan tersendiri dalam suatu masalah.

21. Faktor Keempat : Mengabungkan Dua Metode


Belajar
Seseorang bisa meraih ilmu dengan dua cara :
 Pertama : Mengkaji ilmu dari kitab - kitab para Ulama
terpercaya.
Mengambil ilmu dari berbagai kitab pasti akan
mengantarkan seseorang kepada tujuan tertentu, tetapi
akan timbuk dua akibat yakni
22 | Kitab Al-„Ilmi
a.Pertama : lama nya waktu artinya seseorang
membutuhkan waktu yang sangat lama dan penderitaan
yang sangat serta kesungguhan yang besar untuk bisa
meraih ilmu yang di inginkan nya.

b.Kedua : Ilmu nya lemah karena tidak dibangun diatas


dasar kaidah dan landasan yang kuat serta pemahaman
yang selamat. Kecuali para pelajar yang telah memiliki
modal didalam belajar mandiri.

 Kedua : Mengkaji ilmu dari seorang guru yang


terpercaya. Ini tentu akan lebih cepat waktu nya dan
lebih kokoh dalam meraih pemahaman.

Jika seseorang bisa mengabungkan kedua metode diatas,


mengkaji kitab dan belajar ke guru, Maka ini akan
membuat nya bisa lebih cepat didalam menguasai ilmu
dan mendapatkan apa yang di inginkan.

22. Faktor Kelima : Menguasai Kaidah Pokok


Yakni seorang pelajar harus berusaha agar bisa
Menguasai kaidah - kaidah pokok dan matan dalam setiap
bidang ilmu. Ini sangat penting, sebab itu para Ulama
mengatakan "Barangsiapa yang tidak menguasai pokok,,
maka dia tidak akan sampai kepada cabang - cabang nya."
23 | Kitab Al-„Ilmi
23. Faktor Keenam : Memulai dengan mempelajari ilmu
- ilmu yang ringkas
Seorang penuntut ilmu harus memulai dengan ilmu - ilmu
yang ringkas, sebelum mempelajari ilmu yang detail,
sehingga dia akan meningkatkan dari satu tahap ke tahap
berikut nya, dia tidak akan melangkah ke satu tahap
selanjutnya, sebelum dia mantap pada tahap sebelumnya
agar peningkatan nya selamat. Hal ini seperti seseorang
menaiki tangga, setahap demi setahap. Siapa yang
menloncatkan anak tangga tersebut, dia bisa saja terjatuh.

---oOo---

Beberapa Kesalahan yang Wajib Dijauhi


Oleh Seorang Penuntut Ilmu

24. Pertama : Hasad


Syaikhul Ibnu Taimiyyah rahimahullah
ْ َ ََ ُ ‫ِهَّلل‬ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َ ُ َ َْ َ
ِ ‫ْي‬
ِ ‫ان ٌا أجعً ا ةِِّ لَع د‬ ِ ‫ْلصد نر ْث ِْلنص‬
Hasad adalah kebencian seseorang atas nikmat yang
Allah Ta'ala berikan kepada orang lain.

24 | Kitab Al-„Ilmi
25. Kedua : Berfatwa Tanpa Ilmu
Seorang penuntut ilmu, tidak boleh berbicara masalah
agama yang tidak dia ketahui.

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengatakan : "Katakanlah :


"Rabbku hanyalah mengharamkan kekejian..... (sampai
ayat)
َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ‫َ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ِهَّلل‬
‫وأن تلٔأ لَع اِ ٌا َل تعئٍن‬

dan kalian berkata tentang Allah apa - apa yang tidak


kalian ketahui." (Q.S al-A'raaf ayat 33)

26. Ketiga : Sombong


Seorang pelajar hendak menjauhi sifat sombong.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda :

‫ِهَّلل‬ ُ ْ َ َ ّ َْ ُ َ َ ُ ْ ْ َ
ِ ‫ه بطر ْل ِق ودٍ ا‬
‫اس‬ ِ ‫ى‬

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan


manusia." (Shahih : Diriwayatkan oleh Muslim)
Dan termasuk kesombongan adalah membantah
orang yang mengajari kita (yakni guru kita), baik dengan
memperpanjang pembicaraan ataupun dengan adab yang
jelek terhadapnya.
25 | Kitab Al-„Ilmi
Juga termasuk kesombongan, menganggap rendah
orang yang belajar kepada kita (yakni murid kita) dari
kalangan orang yang lebih rendah dari kita, baik dari segi
usia, kedudukan nasab dan lain nya.

27. Keempat : Fanatik kepada Madzhab dan Pendapat


Sebagian orang ada yang mengikat kesetiaan (loyalitas
atau al Wala') kepada kelompok atau golongan tertentu.
Tidak diragukan lagi bahwa hal ini menyimpang dari
manhaj salaf. Sebab para Salafus Shalih tidak ada
golongan, tidak ada kelompok dan tidak ada kecintaan
atau pun permusuhan kecuali berdasarkan atas apanyang
dijelaskan dalam al Quran dan as Sunnah. Maka dari itu,
seorang pelajar, wajib menghindari sikap berkelompok dan
bergolong golongan, yang hal itu menyebabkan mereka
terjerumus kedalam kefanatikan dan pertengkaran.

28. Kelima : Merasa Mampu Alim Sebelum Layak


Orang yang merasa dirinya mampu yakni merasa berilmu
sebelum waktunya, maka hal bisa menyebabkan nya jatuh
kedalam beberapa hal berikut ini :
a. Takjub terhadap dirinya sendiri.

26 | Kitab Al-„Ilmi
b. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan dirinya.
Sehingga terbuka aib - aib nya. Bahwa dia sebenarnya
bukan seorang „Alim.
c. Jatuh kedalam berbicara masalah agama tanpa ilmu.
d. Jatuh kedalam kesombongan.
Maka dari itu, seorang penuntut ilmu wajib menjauhi sikap
merasa diri mampu dan layak sebelum waktu nya.

29. Keenam : Buruk Sangka


Jika seorang pelajar berburuk sangka kepada seseorang,,
baik kepada para penuntut ilmu atau kepada lain nya,
maka wajib baginya untuk memperhatikan, apakah
terdapat bukti, data dan fakta nya.? Jika itu hanya sekedar
dugaan, maka haram bagi kita untuk berburuk sangka
kepada orang yang zhahirnya adil. Allah Subhanahu wa
Ta‟ala berfirman :
َ
َ ْ ‫ِهَّلل‬ ‫ِهَّلل‬ ‫ْ َتن ِ ُتٔ َنث ِ اًك‬
‫ْي ٌّ ََِ ىّظ َِّ إِن َبعض‬ ٌُِٔ‫آ‬ َ ‫يَا أ ُح َٓا ِهَّللَّل‬
َ َ‫ِي‬

‫ْ ُ ُ ْ اًك‬ ْ َ َ َ ْ ‫ِهَّلل‬
ۚ ‫ىّظ َِّ إِث ًٌ ۖ َوَل َتَ ِهَّللص ُصٔ َوَل َح َتب ِهَّللبعض ً َبعضا‬

27 | Kitab Al-„Ilmi
ُ ۚ ‫هر ْْ ُت ٍُٔه‬َ َ ‫َ ْ اًك‬ َ َ َ ُ َْ َ ْ ُ ُ َ َ ُ َُ
‫ا‬ ‫ا‬‫ت‬ ٌ ِ ّ ‫خ‬
ِ ‫أ‬ َ ْ‫أُيِب أ دكً أن ي كو ْل‬
ً
ِ
َ َ ‫َ ِهَّلل ُ ِهَّلل َ ِهَّلل ِهَّلل‬
ًٌ ِ ‫ا ت ِهَّللٔ ٌب ِهَّللر‬ ‫و تلٔ ا ۚ إِن‬

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan


purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-
sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.” [Q.S Al-Hujurat yat 12]

Nasehat Agar Menjaga Adab Dan Akhlak


30. Engkau wahai penuntut ilmu adalah orang terhormat.
Maka janganlah engkau turunkan derajat diri mu pada
kehinaan dan kerendahan, tetapi jadilah engkau
sebagaimana mestinya. Sebab seorang penuntut ilmu,
dimuliakan oleh Allah Ta'ala dengan ilmu nya dan
menjadikan nya sebagai contoh dan teladan sehingga
Allah Ta'ala mengembalikan urusan manusia kepada
Ulama ketika menemukan permasalahan.
28 | Kitab Al-„Ilmi
Kitab - Kitab Para Penuntut Ilmu
31. Cara Bermu’amalah Dengan Kitab
Bermu'amalah dengan kitab dapat dilakukan dengan
beberapa cara :
a. Mengetahui isi materi atau topik atau tema kitab
tersebut.
b. Mengetahui istilah - istilah yang digunakan didalam
kitab tersebut. Biasalah terletak dimuqaddimah kitab
(kitab bahasa indonesia biasa nya diakhir)
c. Mengetahui uslub (metode) dan ibarah (ungkapan atau
gaya bahasa)
d. Memberi menulis komentar di catatan kaki dan catatan
pinggir, jika terdapat hal yang penting dan penjelasan
yg lain nya.
Dengan memperhatikan 4 (empat) hal diatas maka
seseorang lebih bisa menghemat waktu didalam menelaah
kitab tersebut.

32. Cara Menelaah Kitab


Menelaah Kitab terbagi menjadi dua macam :
a. Pertama : Telaah mendalam yakni memperhatikan isi
kitab tersebut dan mempelajari nya dengan detail,
sehingga didapatlah tujuan dari telaah yakni
memahami isi kandungan kitab.
29 | Kitab Al-„Ilmi
b. Kedua : Telaah sekilas yakni memperhatikan isi kitab
tersebut hanya sekilas saja (sekali baca saja).

Cara yang lebih utama dalam membaca kitab - kitab


adalah cara yang pertama yakni mentadabburinya,,
memikirkan makna - makna nya dan meminta bantuan
kepada ahli ilmu yang shalih agar kita dapat memahami isi
kitab tersebut.

33. Mengumpulkan kitab


Penuntut ilmu harus bersemangat dalam mengumpulkan
kitab. Tetapi dia harus memulai dari kitab yang terpenting
kemudian yang penting. Jika kemampuan nya sedikit
didalam mendapatkan kitab, maka tidaklah baik jika dia
berhutang didalam mengumpulkan kitab. Sebab hal seperti
itu terlalu memaksakan diri dan cara pengeluaran yang
jelek. Namun bisa jadi dia meminjam kitab tersebut dari
perpustakaan yang ada. Tanpa harus membebani dirinya
dengan hutang.
Selain itu, Penuntut ilmu harus mempunyai minat
terhadap kitab - kitab induk yang pokok selain kitab - kitab
kontemporer. Sebab, sebagian penulis kontemporer tidak
mempunyai ilmu yang mendalam.

30 | Kitab Al-„Ilmi
34. Menyeleksi Kitab - Kitab
Kitab terbagi menjadi 3 (tiga) macam :
a. Kitab yang Baik
b. Kitab yang Jelek
c. Kitab yang tidak baik dan tidak juga jelek.
Bersungguh sungguhlah agar perpustakaan mu
kosong dari kitab - kitab yang tidak mengandung kebaikan
didalam nya atau didalam nya mengandung kejelekan.
Sebab kitab adalah makanan bagi ruh seseorang
seperti makanan dan minuman bagi badan seseorang,
maka apabila kita mengkonsumsi makanan yang jelek dan
buruk, maka kita akan mendapatkan mudharat (bahaya)
yang sangat besar dan bisa menyimpang dari manhaj
(jalan) yang lurus.

35. Kitab – Kitab yang Direkomendasikan oleh Syaikh


al-Utsaimin untuk dibaca dan dipelajari
1) Tsalatsatul Ushul, Al-Qawa‟id al-Arba‟, Kasyfusy
Syubhat, Kitab At-Tauhid Syaikh Muhammad Abdul
Wahhab
2) Al-Aqidah Al-Washithiyyah, Aqidah Al-Hamawiyyah,
Aqidah At-Tadmuriyyah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah
3) Aqidah Ath-Thahawiyyah dan Syarahnya Ibnu Abi Izz.
4) Ad-Durarus Saniyyah fi Ajwibah an-Najdiyyah
31 | Kitab Al-„Ilmi
5) Fathul Baari Syarah Shahih al-Bukhari
6) Subulus Salam Syarah Bulughul Maram
7) Nailul Authar Syarah Muntaqa al-Akhbar
8) Umdatul Ahkam Al-Hafizh Abdul Ghani al-Maqdisi
9) Arba‟in an-Nawawiyyah Imam An-Nawawi
10) Bulughul Maram Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani
11) Nukhbatul Fikr Ibnu Hajar
12) Kutubus Sittah (Kitab hadits induk yang 6)
13) Adabul Masyi ilash Shalah
14) Za‟adul Mustaqni‟ fi Ikhtisharil Muqni‟ dan Ar-Raudhul
Murabi‟ Syarh Za‟adul Mustaqni
15) „Umdatul Fiqih Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi
16) Ar-Rahabiyyah dan Al-Burhaniyyah dalam ilmu waris.
17) Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir as-Sa‟di dan Tafsir Asy-
Syinqithi.
18) Muqaddimah fi Tafsir Ibnu Taimiyyah
19) Al-Ajurumiyyah dan Alfiyah Ibnu Malik
20) Za‟adul Ma‟ad Imam Ibnu Qayyim
21) Raudhatul „Uqalaa Imam Ibnu Hibban al-Busti
22) Siyar A‟lamin Nubala Imam adz-Dzahabi.
Semoga ada manfaatnya

Prima Ibnu Firdaus al Mirluny


Catatan ini selesai ditulis, pada Selasa Malam.
Di Merlung, pada tanggal 17 April 2018 M
---oOo---
32 | Kitab Al-„Ilmi

Anda mungkin juga menyukai