Anda di halaman 1dari 8

HILYAH THOLIBIL ‘ILMI – perhiasan bagi penuntut ilmu (bagian-1)

Karya Syaikh Bakar Abu Zaid


Ustadz Muhammad Anwar, Lc MPd
12 Safar 1443H

Ini adalah kitab kecil (kutaib). Syaikh lahir di Najed, KSA.


Sebagai penuntut ilmu hendaknya dihiasi dengan adab yang Syaikh
utarakan dalam kutaib ini.
Perhiasan ini harusnya membuat terlihat indah bagi orang lain.

Kitab ini telah disyarah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin,
ditulis oleh Khauri Said.

Kitab ini sangat penting bagi penuntut ilmu, karena berisi adab-abad
sebagai penuntut ilmu (dengan teman, kepada guru, terhadap ilmu dst).

ADAB adalah 2/3 ilmu. Karena disetiap disiplin ilmu ada adabnya.

Para ulama terdahulu, lebih menekankan adab dalam menuntut ilmu.

Seorang ulama mengatakan bahwa beliau belajar adab selama 40 tahun.

Ibnul Mubarok berkata,

‫ وتعلمنا العلم عشرين‬،ً‫تعلمنا األدب ثالثين عاما‬

“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami


mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Dahulu, para penuntut ilmu mengeluarkan biaya dan usaha yang tidak
sedikit untuk mendapatkan ilmu, namun ilmu mereka berkah.

Sekarang ini mudah bagi kita akses ilmu namun ilmunya tidak berkah…

ADAB akan menghiasi penuntut ilmu di tengah-tengah masyarakat (awam),


dan ini akan mempermudah dakwah kepada orang-orang awam.

ADAB penuntut ilmu terkait diri sendiri

1. Yakini bahwa ilmu (yang sedang dipelajari) adalah ibadah.


Syaikh Bakar Abu Zaid mengatakan Pokok dasar dari perhiasan pada diri
penuntut ilmu adalah kita harus paham betul bahwa ilmu adalah ibadah.
Sampai-sampai seorang ulama mengatakan ilmu adalah sholat, dan ilmu
adalah ibadah hati (jiwa).

Menuntut ilmu bagian dari jihad.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

۟ ‫ِين َو ِليُنذ ُِر‬


‫وا قَ ْو َم ُه ْم ِإذَا‬ ِ ‫وا ِفى ٱلد‬ َ ‫وا َكآفَّ ًۭةً ۚ فَلَ ْو ََل نَف ََر ِمن ُك ِل ِف ْرقَ ٍۢة ِم ْن ُه ْم‬
۟ ‫طا ٓ ِئف ًَۭة ِل َيتَفَقَّ ُه‬ ۟ ‫۞ َو َما َكانَ ْٱل ُمؤْ ِمنُونَ ِل َين ِف ُر‬
َ‫َر َجعُ ٓو ۟ا ِإلَ ْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم َيحْ ذَ ُرون‬

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa
orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk
memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Surat At-Taubah (9) Ayat 122

Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelaskan,

‫َّللا َحتَّى يَ ْر ِج َع‬ َ ‫ب ْال ِع ْل ِم فَ ُه َو فِى‬


ِ َّ ‫سبِي ِل‬ ِ َ‫طل‬
َ ‫َم ْن خ ََر َج فِى‬

“Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di
jalan Allah sampai ia kembali.”

Duduknya kita dalam majelis ilmu adalah dalam rangka membela agama
Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫من يرد هللا به خيرا يفقهه في الدين‬

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan


ia dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Namun kita perlu hati-hati dalam memilih majelis ilmu.

Ilmu tidak ada sesuatu apapun (ibadah sunnah) yang bisa menandingi
menuntut ilmu asal niatnya benar (Imam Ahmad).
Niat dikatakan benar bila ketika dia niatkan untuk angkat kebodohan
dirinya dan orang lain (dengan cara disampaikan).

Matan lanjutan: “Syarat nya adalah ikhlas, memurnikan hanya untuk


Allah”

Allah berfirman,

‫ٱلزك َٰوةَ ۚ َو ٰذَلِكَ ِدينُ ْٱلقَ ِي َم ِة‬ ۟ ُ ‫صلَ ٰوةَ َويُؤْ ت‬


َّ ‫وا‬ ۟ ‫صينَ لَهُ ٱلدِينَ ُحنَفَا ٓ َء َويُ ِقي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ ِ ‫ٱَّللَ ُم ْخ ِل‬ ۟ ‫َو َما ٓ أ ُ ِم ُر ٓو ۟ا ِإ ََّل ِل َي ْعبُد‬
َّ ‫ُوا‬

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.
Surat Al-Bayyinah (98) Ayat 5

dari umar bin khattab bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam


bersabda:

‫إنما األعمال بالنيات وإنما لكل امرىء ما نوى‬

“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan
sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari)
apa yang diniatkannya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Matan lanjutan : Ketika seorang penuntut ilmu hilang keikhlasan, maka


ada perubahan dari sebaik-baiknya ibadah menjadi seburuk-buruknya
pelanggaran dalam Islam.

Dalam sebuah hadits ada tiga golongan yang pertama kali diseret ke dalam
neraka, salah satunya adalah penuntut ilmu yang tidak ikhlas.

TIDAK ada yang bisa menghancurkan ikhlas dalam menuntut ilmu


kecuali riya dan summah.

Riya biasa terjadi sebelum dan sedang beramal


Summah terjadi setelah beramal.
Riya ada dua..

Riyatul syirik, adalah riya yang sebagian karena Allah dan sebagian
bukan karena Allah.

Riyatul Ikhlas, 100% bukan karena Allah.

Ikhlas adalah perintah Allah

Dikatakan seseorang Ikhlas (Syaikh Utsaimin)

♦️1. Niatkan saat menuntut ilmu adalah ini adalah perintah Allah.
♦️2. Niatkan untuk menjaga syariat Allah
♦️3. Niatkan untuk membela syariat Allah
♦️4. Niatkan untuk ikuti semua yang disampaikan oleh Nabi ‫ﷺ‬

Matan lanjutan : pastikan kita hindari sesuatu yang dapat mencemari


niat kita.
Seperti cinta kepada popularitas, terlihat menonjol, cari ilmu untuk cari
harta dunia.
Adanya larangan ulama akan hal “seorang penuntut ilmu supaya terkenal”

Tergelincirnya para penuntut ilmu kadang terjadi bila dia ingin bahas
sesuatu yang buat dia terkenal.

Sufyan Ats Tsauri, “Dulu kami dimudahkan paham Al Qur’an, tapi setelah
aku sering terima hadiah dari pemimpin maka sekarang aku sulit
memahami Al Qur’an.”

Itulah sebabnya para ulama yang sholeh tidak mudah menerima hadiah
dari pemimpin.

Matan lanjutan : maka berpegang teguh dengan tali yang kokoh


supaya tidak tercemar niat ikhlas kita.

Kerahkan segala kemampuan untuk ikhlas. Dan harus ada ketakutan yang
besar agar tidak jatuh kepada hal yang hilangkan keikhlasan.
Tidak ada sesuatu yang berat yang aku obati kecuali menjaga keikhlasan
(Imam Ats Tsauri).

*HILYAH THOLIBIL ‘ILMI – perhiasan bagi penuntut ilmu* (bagian-2)


Karya Syaikh Bakar Abu Zaid
Ustadz Muhammad Anwar, Lc MPd
26 Safar 1443H

Sebagai penuntut ilmu hendaknya dihiasi dengan adab yang Syaikh


utarakan dalam kutaib ini.
Perhiasan ini harusnya membuat terlihat indah bagi orang lain.

1. Hendaknya seorang penuntut ilmu mengetahui bahwa ilmu yang kita


pelajari adalah seafdhol-afdholnya ibadah.

Syarat ibadah adalah

♦️ikhlas dan

♦️ Menggabungkan sifat yang gabungkan dunia dan akhirat yaitu cinta


kepada Allah dan Rasul-Nya.

Allah ‫ ﷻ‬berfirman.

ًۭ ُ‫غف‬
‫ور َّر ِح ًۭيم‬ َّ ‫ٱَّللُ َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم ۗ َو‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ َّ َ‫قُ ْل ِإن ُكنت ُ ْم ت ُ ِحبُّون‬
َّ ‫ٱَّللَ فَٱت َّ ِبعُونِى يُحْ ِب ْب ُك ُم‬

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya


Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. QS Ali-Imran (3) Ayat 31

Ayat ini adalah bukti nyata kepada Rasulullah ‫ﷺ‬,terutama dalam masalah
agama.

Dalam urusan dunia kita dibebaskan asalkan tidak bertentangan dengan


syariat yang telah dijelaskan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬.

Orang yang sedang jatuh cinta akan berusaha untuk mendapatkan


keridhaan atau sesuatu yang dicintai kekasihnya..
Demikian juga dalam hal ibadah, pembuktian cinta kepada Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬.
Bila Nabi ‫ ﷺ‬melarang maka kita harus tinggalkan. Bila Nabi ‫ﷺ‬
memerintahkan maka kerjakan.

Hendaknya kecintaan seseorang mencintai Rasulullah ‫ ﷺ‬hendaknya


membawa kita kepada mengikuti Rasulullah ‫ ﷺ‬bahkan dalam urusan dunia
(perkara mubah).

Matan lanjutan
Dua syarat diatas adalah dua dasar yang harusnya menghiasi ibadah
seseorang. Dua perkara ini jadi mahkota seseorang
Seseorang penuntut ilmu (sudah ikuti majelis ilmu), *hendaknya untuk
bertakwa* kepada Allah baik dalam kesendirian maupun dalam kondisi di
muka umum.

Dengan takwa akan mempermudah menyerap ilmu.

Allah berfirman,

‫س ِيـَٔاتِ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم‬ َ ‫ٱَّللَ يَجْ َعل لَّ ُك ْم فُ ْرقَا ًۭنًا َويُك َِف ْر‬
َ ‫عن ُك ْم‬ َّ ‫وا‬۟ ُ‫يَ ٰـٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإن تَتَّق‬

Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan
memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari
kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Surat Al-Anfal
(8) Ayat 29

Furqan bisa diperoleh dengan ilmu dan ilmu diperoleh dengan belajar.
Furqan juga bisa didapat dari firasat seorang mukmin.

Contoh firasat adalah apa yang Umar bin Khaththab dapat ilham tentang
pengharaman khamr dan wajibnya menutup aurat dengan hijab.

Furqan juga didapat dengan banyak istighfar

ِ ‫َّللاُ َوَل تَ ُك ْن ِل ْلخا ِئنِينَ خ‬


َّ ‫) َوا ْستَ ْغ ِف ِر‬105( ً ‫َصيما‬
‫َّللاَ ِإ َّن‬ َّ َ‫اس ِبما أَراك‬ ِ ‫تاب ِب ْال َح‬
ِ َّ‫ق ِلتَحْ ُك َم َبيْنَ الن‬ َ ‫ِإنَّا أَ ْنزَ ْلنا ِإلَيْكَ ْال ِك‬
ً ‫غفُورا ً َر ِحيما‬ َّ (106)
َ َ‫َّللاَ كان‬

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepada kamu


dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia
dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu
menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-
orang yang khianat, dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Qs An Nisa 105-106.

Perhiasan selanjutnya

2. *Jadilah kalian yang berpegang teguh di atas orang-orang sholeh


terdahulu (salafus sholeh)*, yaitu jalan para sahabat, tabi’in dan Tabiut
Tabiin serta ikuti mereka dalam semua bab agama.

Salaf artinya terdahulu.

Orang-orang yang ikuti salafus sholeh harus dalam semua hal agama
(adab, akhlak, muamalah, ibadah, aqidah dst).

Orang-orang yang berusaha mengikuti salafus sholeh sering dinisbatkan


pada mereka, salafi.. (namun seringkali dijumpai orang yang berusaha
menjauhkan dari kebaikan ini dengan memberi label tambahan wahabi).

Dan banyak orang yang mengaku salafi (pengikut salafus shaleh) namun
tidak mengikuti semua bab atau hal yang dilakukan oleh para salafus
shaleh.

Sebagai penuntut ilmu, Jadi lah orang yang unggul dalam ikuti jejak
Rasulullah ‫ﷺ‬.
Dalam perkara apapun dan *tinggalkan debat.*

Penyakit penuntut ilmu adalah suka debat.

Selanjutnya Syaikh menasihati untuk menjauhi berdalam-dalam ilmu kalam


(mantiq).

Ilmu filsafat sudah ada 700 tahun sebelum Masehi.

Imam Syafi’i berkata “hukumanku pada orang-orang yang perdalam ilmu


kalam adalah dipukul dengan pelepah kurma dan dikatakan inilah orang
yang mendalami ilmu kalam.”

Syarat pelajari ilmu kalam


1. Bekal ilmu syari (Al Qur’an dan Sunnah) sudah hebat, untuk benteng
syubhat
2. Tujuannya untuk membantah kesesatan dalam ilmu kalam.

Imam Ad Daaruqudny – tidak ada yang aku benci melebihi ilmu kalam.

Adz-Dzahabi (Syafi’iyah) mengatakan orang-orang yang meninggalkan


ilmu kalam dan meninggalkan debat, inilah para pengikut salafus shaleh
sejati.

Syaikh melanjutkan : Kaidah ilmu kalam dalam memahami sifat Allah.

1. Apabila ada nash yang jelaskan sifat Allah dan sesuai akal maka
dibenarkan.
2. Sifat Allah dalam Al Qur’an dan Sunnah yang tidak sesuai dengan akal,
maka ditolak. Dengan cara yang halus (takwil) atau kasar.
3. Apabila ada nash yang menceritakan sifat Allah namun akal tidak
sampai maka mereka berdiam diri.

Bagi mereka akal lebih tinggi dari naql (Al Qur’an dan Sunnah).

Ibnu Taimiyyah mengatakan Ahlussunnah Wal jamaah adalah kaum


muslimin yang murni, adalah orang-orang yang ikuti para salafus shaleh
dalam seluruh aspek agama.

Anda mungkin juga menyukai