3 Membulatkan tekad
dalam belajar
4 Memprioritaskan
ilmu Al Quran dan
Sunnah
5 Memanfaatkan
masa muda
6 Tidak tergesa-gesa
dalam proses belajar
7 Bersabar dalam
menuntut ilmu
8 Menjaga adab
Memuliakan ilmu
Dan ada keutamaan yang lebih besar bagi orang yang mempelajari ilmu yakni sebuah
investasi terbaik di akhirat kelak apabila dia berniat
mempelajarinya,mengamalkannya,mengajarkannya sebagaimana dalam hadist :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
ب ِز ْدنِي ِع ْل ًما
ِ َوقُ ْل َر:
dan katakanlah :”Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan“. [Thâhâ/20:114]
Namun semua kebaikan ini tidak di dapatkan ketika seseorang tidak bersungguh-sungguh
mempelajari ilmu seperti imam malik dengan kesungguhannya dia mempelajari ilmu dia
rela menjual atap rumahnya.
Setelah kita mengetahui semua keutamaan mempelajari ilmu maka kita juga harus
mengetahui cara membersihkan hati karena hati wadahnya ilmu maka mensucikan hati
adalah hal yang penting dan illmu akan masuk ke dalam hati yang bersih yakni bersih
dari kotoran syubhat dan kotoran syahwat
.
.
1. Niat untuk mengangkat kebodohan dari dirinya, yaitu, dengan menyadari bahwa dirinya
bertanggungjawab dari perkara-perkara ubudiyyah serta menyadari bahwa ada perintah
bagi dirinya untuk ditaati juga larangan untukdijauhi.
2. Niat untuk mengangkat kebodohan dari orang lain. Dengan mempelajari ilmu serta
mengajari dan membimbing mereka tentang apa yang bisa memperbaiki dunia dan
akhirat mereka.
4. Niat untuk beramal,Sungguh dahulu para salaf khawatir akan luputnya diri mereka dari
perkara ikhlas dalam menuntut ilmu. Sampai-sampai mereka berhati-hati dari merasa
We Create
ikhlas; Quality
bukan karena Professional
keikhlasan itu tidak ada pada diri mereka.
PPT Presentation
Maka barangsiapa yang menelantarkan ikhlas, sungguh dia telah luput dariilmu dan kebaikan
yang banyak.
Membulatkan Tekad Dalam Belajar
.
.
Terkumpulnya tekad dalam mencapai sebuah tujuan itu bisa tercapai dengan merealisasikan tiga hal:
1. Bersemangat atas apa yang bermanfaat baginya. Maka kapan saja seseorang itu mendapatkan apa
yang bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan bersemangat atas hal tersebut.
2. Meminta pertolongan kepada Allah dalam menggapainya.
3. Tidak lemah dalam menggapai tujuannya.
Dan diantara yang menguatkan tekad adalah mengambil pelajaran dari kisah-kisah para ulama terdahulu,
serta mengenal bagaiman akuatnya tekad mereka. Dahulu Abu Abdillah Ahmad ibnu Hambal rahimahullah
tatkala masih belia, terkadang beliau ingin berangkat belajar ke majlis ilmu bahkan sebelum terbit fajar.
Maka karena rasa sayang, ibunya pun menahannya, menarik bajunya seraya berkata, "Tunggulah sampai
adzan fajar di kumandang kan atau sudah tiba waktu subuh".
Dan al-Khathib al-Baghdadi mengkhatamkan Shahih al-Bukhari kepada gurunya, Ismail al-Hiri, dalam tiga
majlis. Majlis pertama dan kedua dimulai dari setelah shalat maghrib, sampai menjelang shalat subuh.
We Create Quality Professional
Dan majlis yang ketiga, dari waktu dhuha sampai menjelang terbit fajar.
PPT Presentation
Maka, jadilah orang yang kakinya menapak kokoh di atas tanah, akan tetapi cita-cita dan tekadnya
tergantung di atas langit. Janganlah menjadi orang yang berfisik muda, tetapi tekadnya sudah menua.
Sungguh, tekad yang jujur itu tak akan pernah beruban
ِ ع ٰلى
ص َراطٍ سم ۡستَ ِق ۡي ٍم َ ى اِلَ ۡي َك ۚ اِنَّ َك ۡۤۡ است َ ۡم ِس ۡك بِالَّذ
َ ِى ا ُ ۡو ِح ۡ
‘’maka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah 2. Hidup mempunyai Tujuan maka barang siapa
diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang yang menempuh jalan yang sesuai petunjuk hidup
lurus’’ maka dia akan sampai kepada tujuannya. Barang
siapa yang berpaling dari jalan tersebut, maka dia
tidak akan mencapai tujuannya, makaketika kita
ingin mencapai tujuan hidup kita hendaklah kita
mengetahui sebuah jalan yang bisa menyampaikan
kita ke tujuan tersebut maka Al Quran & sunnah
inilah yang akan menuntun kita mencapai tujuan
hidup kita atas izin Allah subhanallahu wa' ta'ala
Setelah kita mengetahui prioritas keilmuan yang harus kita depankan,selanjutnya kita
melakukan metode yg benar dalam belajar yakni :
1. Guru
Karena dia akan mengarahkan proses belajar kita dan hendaklah kita memilih guru
yang diketahui tentang kebenaran ilmu yg dia kuasai yakni ilmu yg dia kuasai sesuai al-
quran dan sunnah rasulullah shallallahu alaihi WA sallam.
2. Tahapan mempelajari ilmu terlebih dahulu kita harus mengetahui yang wajib
terhadap diri kita dalam mewujudkan ubudiyah kita terhadap allah subhanallahu wa ta'
ala, yakni :
Kita harus mengetahui tentang ilmu fardhu ‘ain & ilmu fardhu kifayah, fardhu ain adalah
suatu ilmu yang menjadi syarat bisa terlaksananya (dengan benar) sebuah ibadah
yang hendak dilakukan oleh seorang hamba atau mu’amalah (aktifitas dengan orang
lain) yang hendak dikerjakannya, maka pada keadaan ini wajib ia mengetahui (ilmu
tentang )bagaimana beribadah kepada allah dengan ibadah itu, dan (ilmu tentang
)bagaimana bermu’amalah dengan aktifitas mu’amalah itu.
Adapun ilmu-ilmu selain itu adalah ilmu fardhu kifayah yaitu sebuah ilmu yang jika
sudah ada sebagian kaum muslimin yang mempelajarinya dengan mencukupi,maka
gugurlah kewajiban tersebut atas seluruh kaum muslimin yang lainnya, namun
disunnahkan bagi kaum muslimin yang lainnya tersebut untuk mempelajarinya
Memanfaatkan Masa Muda
Menuntut lmu pada masa muda itu lebih cepat masuk, lebih kuat dan lebih melekat.Berkata al-
Hasan al-Bashri rahimahullah,
“Menuntut ilmu ketika muda itu layaknya mengukir di atas sebuah batu.”Maka kekuatan lekatnya
ilmu yang diraih pada masa muda, seperti kuatnya ukiran di atas batu. Barang siapa yang
memanfaatkan masa mudanya, dia akan meraih ketajaman pikirannya dan dia akan bersyukur
atas segala jerih payahnya.
Namun ada beberapa hal yang menghalangi para anak muda untuk belajar di usia muda yakni :
1. Suka menunda untuk memulai
2. Panjang angan-angan yakni tidak ingin memulai karena merasa waktu masih panjang
sehingga terlewat masa mudanya hingga tibalah masa tua yang membuat dia susah
mendapatkan kesempatan untuk belajar dikarenakan banyaknya amanah atau pekerjaan
yang harus dia kerjakan diusia tua
"Sesungguhnya Kami akan memberikan
kepadamu perkataan yang berat“
(QS Al-Muzammil),
Tidak Tergesa-gesa Dalam Proses Belajar
Seorang penuntut ilmu seharusnya belajar secara bertahap karena ilmu agama
ini sangat banyak, kemudian ketika kita ingin menguasai semua ilmu dalam
semalam ini sesuatu yang sulit karena hati kita lemah. Pada saat Nabi
Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam menerima wahyu yakni :
"Sesungguhnya Kami akan memberikan kepadamu perkataan
yang berat" (QS Al-Muzammil),
Beliau saat itu bercucuran keringat padahal saat itu musim dingin ini
menunjukkan beliau merasa berat. Sungguh proses diturunkannya al-Qur’an itu
memperhatikan perkara ini, sehingga diturunkan secara berkala dan tidak
sekaligus. Ayat ini merupakan hujjah agar senantiasa kita perlahan dalam
menuntut ilmu, belajar secara bertahap di dalamnya dan meninggalkan sifat
tergesa-gesa
“Dan sabarkanlah jiwamu
bersama orang-orang yang beribadah kepada Rabb
mereka di waktu pagi dan petang, semata-mata
mengharapkan wajah-Nya” (Qs al-Kahfi ayat 28).
We Create
Quality Professional
PPT Presentation
Bersabar Dalam menuntut ilmu
Semua hal yang bernilai tidak akan dapat digapai kecuali dengan kesabaran.Dan di
antara yang paling besar yang diemban oleh jiwa dalam mencari hal yang mulia,
membuat jiwa itu terus bersabar dalam hal tersebut.
Oleh karena itu, bersabar dan istiqamah di atasnya merupakan dua hal yang
diperintahkan dalam mewujudkan pokok iman pada satu keadaan atau dalam meraih
sempurnaannya pada keadaan yang lain, sebagaimana telah Allah sampaikan di
dalam AL-Quran agar kita bersabar
Allah berfirman, “Dan sabarkanlah jiwamu
bersama orang-orang yang beribadah kepada Rabb mereka di waktu pagi dan
petang, semata-mata mengharapkan wajah-Nya” (Qs al-Kahfi ayat 28).
Sabar itu ada 2 yakni :
Dan yang lebih berat dari dua kesabaran dalam ilmu tadi adalah untuk terus
istiqamah dalam mengamalkan dua jenis sabar tersebut.
Berkata ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarij
as-Salikin,
"Adabnya seseorang adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesannya. Dan tak punya
adab merupakan kunci kehancuran dan kebinasaannya. Maka, tidak ada yang bisa
meraih kebaikan dunia dan akhirat layaknya adab. Begitu pula, tak ada yang bisa
membuat terhalangnya kebaikan dunia dan akhirat layaknya tak punya adab".
Seorang penuntut ilmu tidak hanya sibuk dengan memperbanyak ilmu dan
hafalannya tapi dia juga harus memperhatikan adab-adab sebagaimana
perkataan ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarij as-Salikin,