Anda di halaman 1dari 24

‫الر ِحي ِْم‬

‫الر ْح ٰم ِن َّ‬ ‫ِب ْس ِم ه ِ‬


‫ّٰللا َّ‬
Review Kajian Memuliakan Ilmu
Ditulis oleh : Nurfadilah
1 Mensucikan Hati
Cara Memuliakan
Ilmu 2 Mengikhlaskan Niat

3 Membulatkan tekad
dalam belajar

4 Memprioritaskan
ilmu Al Quran dan
Sunnah
5 Memanfaatkan
masa muda

6 Tidak tergesa-gesa
dalam proses belajar

7 Bersabar dalam
menuntut ilmu

8 Menjaga adab
Memuliakan ilmu

Ilmu agama merupakan kunci kebahagian dunia dan


akhirat, ketika seseorang mempelajari sebuah ilmu
agama ada beberapa hal yang harus di perhatikan
yakni memuliakan ilmu dengan memuliakan ilmu
seseorang akan mengangungkan ilmu tersebut
hingga ilmu tersebut bisa masuk kedalam hatinya dan
ketika ilmu masuk ke dalam hati ini akan
membuahkan iman & amal shalih . Disini saya akan
menulis beberapa cara memuliakan ilmu yang telah
dijelaskan oleh Ustadz afifi Marzuki Muslim, Lc
‫ّٰللاُ ِب َما ت َ ْع َملُونَ َخ ِبير‬ ٍ ‫ّٰللاُ الَّذِينَ آ َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّذِينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا‬
َّ ‫ت َو‬ َّ ِ‫يَ ْرفَع‬

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di


antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).
Mensucikan Hati
Ketika kita ingin melakukan sebuah amalan maka ilmu yang harus kita depankan karena
dengan ilmu kita mengerti hakikat sebuah ibadah yang kita kerjakan serta mengetahui ibadah
yang sesuai Al-Quran dan sunnah kemudian orang yang mempelajari ilmu maka dia akan
mendapatkan kebaikan yakni dia akan dimuliakan serta akan diangkat derajatnya oleh Allah
subhanallahu wa ta’ala sebagaimana yang telah disebut kan pada Al-Quran :

َ ُ‫َّللاُ بِ َما ت َ ْع َمل‬


‫ون َخبِير‬ ٍ ‫ِين أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر َجا‬
‫ت َو ه‬ َ ‫ِين آ َمنُوا ِمن ُك ْم َوالهذ‬ ‫يَ ْرفَ ِع ه‬
َ ‫َّللاُ الهذ‬

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang


yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.“ (Al Mujadilah : 11).

Dan ada keutamaan yang lebih besar bagi orang yang mempelajari ilmu yakni sebuah
investasi terbaik di akhirat kelak apabila dia berniat
mempelajarinya,mengamalkannya,mengajarkannya sebagaimana dalam hadist :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

ُ‫ع لَه‬ َ ‫ص َدقَ ٍة َج ِاريَ ٍة َو ِع إل ٍم يُ إنتَفَ ُع ِب ِه َو َولَ ٍد‬


ُ ‫صا ِلحٍ يَ إد‬ َ ‫ع َملُهُ ِإ اَّل ِم إن ث َ ََلث َ ٍة ِم إن‬ َ َ‫سا ُن ا إنق‬
َ ‫ط َع‬ ِ ‫ِإذَا َماتَ إ‬
َ ‫اْل إن‬
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
(HR. Muslim no. 1631)
Kemudian mempelajari ilmu terlebih dahulu merupakan sebuah perintah Allah subhanahu
wa ta‘ala di dalam al-quran :

‫ب ِز ْدنِي ِع ْل ًما‬
ِ ‫ َوقُ ْل َر‬:
dan katakanlah :”Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan“. [Thâhâ/20:114]

Namun semua kebaikan ini tidak di dapatkan ketika seseorang tidak bersungguh-sungguh
mempelajari ilmu seperti imam malik dengan kesungguhannya dia mempelajari ilmu dia
rela menjual atap rumahnya.

Setelah kita mengetahui semua keutamaan mempelajari ilmu maka kita juga harus
mengetahui cara membersihkan hati karena hati wadahnya ilmu maka mensucikan hati
adalah hal yang penting dan illmu akan masuk ke dalam hati yang bersih yakni bersih
dari kotoran syubhat dan kotoran syahwat

.
.

We Create Quality Professional


PPT Presentation

LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET, CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.


ِِ ‫ِين ْالقَ ِي َم‬
ُ ‫الز َكاة َ َو َذ ِل َك د‬ َّ ‫صينَ لَهُ ال ِدينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال‬
َّ ‫صالة َ َويُؤْ تُوا‬ َ َّ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا ِإال ِليَ ْعبُدُوا‬
ِ ‫ّٰللا ُم ْخ ِل‬

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan


memurnikan ketaatan kepada-Nya (artinya: ikhlas) dalam (menjalankan)
agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah: 5).
Mengikhlaskan Niat
Sesungguhnya ikhlasnya amal merupakan pondasi agar amalan diterima dan terangkat,
Sebagaiman Allah telah sampaikan pada Al-Quran :

ِِ ‫ِين ْالقَيِِّ َم‬


ُ ِ ‫الز َكاة َ َوذَ ِل َك‬ ‫صينَ لَهُ ال ِدِّينَ ُحنَفَا َء َويُ ِقي ُموا ال ه‬
‫صالة َ َويُؤْ تُوا ه‬ ‫َو َما أ ُ ِم ُروا إِال ِليَ ْعبُد ُوا ه‬
ِ ‫َّللاَ ُم ْخ ِل‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya (artinya: ikhlas) dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah: 5).

Dalam ash-Shahihayn dari hadits Umar radhiallahu‘anhu, bahwasanya Rasulullah ‫صلىاللهعليهوسلم‬bersabda,


“amalan-amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan apa yang dianiatkan”.
Dan perlu kitaketahui bahwa luar biasanya para salaf dalam berbuat ikhlas seperti perkataan para salaf
mengenai ke ikhlasanya itu perkataan Sufyan ats- Tsaurirahimahullah : “Tidak ada sesuatu pun yang lebih
sulit untuk aku atasi dari meluruskan niat ku karena niat ituberbolak-balik dalam diriku.” Kemudian Sulayman
al-Hasyimi juga berkata : “Terkadanga aku ingin menyampaikan sebuah hadits, dan aku memiliki satu niat
yang baik, tatkala aku belum selesai menyampaikan satu hadits tersebut, berubahlah niatku. Ternyata
menyampaikan satu hadits saja membutuhkan lebih dari satu niat baik”.
.
.
Dan perkara ikhlas dalam menuntut ilmu bisa tegak terwujud dengan empat pondasi yang
dengan ini seorang penuntut ilmu bisa lurus niatnya jika memang dia menginginkannya:

1. Niat untuk mengangkat kebodohan dari dirinya, yaitu, dengan menyadari bahwa dirinya
bertanggungjawab dari perkara-perkara ubudiyyah serta menyadari bahwa ada perintah
bagi dirinya untuk ditaati juga larangan untukdijauhi.

2. Niat untuk mengangkat kebodohan dari orang lain. Dengan mempelajari ilmu serta
mengajari dan membimbing mereka tentang apa yang bisa memperbaiki dunia dan
akhirat mereka.

3. Niat untuk menghidupkan ilmu. Yaitu, menjaganya agar senantiasa ada

4. Niat untuk beramal,Sungguh dahulu para salaf khawatir akan luputnya diri mereka dari
perkara ikhlas dalam menuntut ilmu. Sampai-sampai mereka berhati-hati dari merasa
We Create
ikhlas; Quality
bukan karena Professional
keikhlasan itu tidak ada pada diri mereka.
PPT Presentation
Maka barangsiapa yang menelantarkan ikhlas, sungguh dia telah luput dariilmu dan kebaikan
yang banyak.
Membulatkan Tekad Dalam Belajar
.
.

Terkumpulnya tekad dalam mencapai sebuah tujuan itu bisa tercapai dengan merealisasikan tiga hal:

1. Bersemangat atas apa yang bermanfaat baginya. Maka kapan saja seseorang itu mendapatkan apa
yang bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan bersemangat atas hal tersebut.
2. Meminta pertolongan kepada Allah dalam menggapainya.
3. Tidak lemah dalam menggapai tujuannya.

Dan diantara yang menguatkan tekad adalah mengambil pelajaran dari kisah-kisah para ulama terdahulu,
serta mengenal bagaiman akuatnya tekad mereka. Dahulu Abu Abdillah Ahmad ibnu Hambal rahimahullah
tatkala masih belia, terkadang beliau ingin berangkat belajar ke majlis ilmu bahkan sebelum terbit fajar.
Maka karena rasa sayang, ibunya pun menahannya, menarik bajunya seraya berkata, "Tunggulah sampai
adzan fajar di kumandang kan atau sudah tiba waktu subuh".
Dan al-Khathib al-Baghdadi mengkhatamkan Shahih al-Bukhari kepada gurunya, Ismail al-Hiri, dalam tiga
majlis. Majlis pertama dan kedua dimulai dari setelah shalat maghrib, sampai menjelang shalat subuh.
We Create Quality Professional
Dan majlis yang ketiga, dari waktu dhuha sampai menjelang terbit fajar.
PPT Presentation
Maka, jadilah orang yang kakinya menapak kokoh di atas tanah, akan tetapi cita-cita dan tekadnya
tergantung di atas langit. Janganlah menjadi orang yang berfisik muda, tetapi tekadnya sudah menua.
Sungguh, tekad yang jujur itu tak akan pernah beruban
ِ ‫ع ٰلى‬
‫ص َراطٍ سم ۡستَ ِق ۡي ٍم‬ َ ‫ى اِلَ ۡي َك ۚ اِنَّ َك‬ ۡۤۡ ‫است َ ۡم ِس ۡك بِالَّذ‬
َ ‫ِى ا ُ ۡو ِح‬ ۡ

‘’maka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang


telah diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di
jalan yang lurus’’
Memprioritaskan ilmu
Al-Quran & Sunnah
Seorang penuntut ilmu hendaknya memprioritaskan ilmu agama Adapun Alasan mengapa kita harus
dibanding kan ilmu yang lain namun bukan berarti kita tidak memprioritaskan ilmu Al Quran dan sunnah :
boleh mempelajari ilmu yang berkaitan dengan Dunia namun
kita harus lebih mengutamakan mempelajari ilmu Quran dan 1.Al Quran merupakan sumber Ilmu, hidayah,
sunnah, Sebagaimana telah Allah Subhanahu Wa Ta'ala rahmat( Kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala),
firmankan dalam Al-Quran : kabar gembira. Dan kita hidup memiliki sebuah
Setiap tujuan memiliki jalan yang akan
ِ ‫ع ٰلى‬
‫ص َراطٍ سم ۡست َ ِق ۡي ٍم‬ َ ‫ى اِلَ ۡي َك ۚ اِنَّ َك‬ ۡۤۡ ‫است َ ۡم ِس ۡك ِبالَّذ‬
َ ‫ِى ا ُ ۡو ِح‬ ۡ menyampaikan kepada tujuan tersebut.

‘’maka berpegang teguhlah engkau kepada (agama) yang telah 2. Hidup mempunyai Tujuan maka barang siapa
diwahyukan kepadamu. Sungguh, engkau berada di jalan yang yang menempuh jalan yang sesuai petunjuk hidup
lurus’’ maka dia akan sampai kepada tujuannya. Barang
siapa yang berpaling dari jalan tersebut, maka dia
tidak akan mencapai tujuannya, makaketika kita
ingin mencapai tujuan hidup kita hendaklah kita
mengetahui sebuah jalan yang bisa menyampaikan
kita ke tujuan tersebut maka Al Quran & sunnah
inilah yang akan menuntun kita mencapai tujuan
hidup kita atas izin Allah subhanallahu wa' ta'ala
Setelah kita mengetahui prioritas keilmuan yang harus kita depankan,selanjutnya kita
melakukan metode yg benar dalam belajar yakni :

1. Guru
Karena dia akan mengarahkan proses belajar kita dan hendaklah kita memilih guru
yang diketahui tentang kebenaran ilmu yg dia kuasai yakni ilmu yg dia kuasai sesuai al-
quran dan sunnah rasulullah shallallahu alaihi WA sallam.

2. Tahapan mempelajari ilmu terlebih dahulu kita harus mengetahui yang wajib
terhadap diri kita dalam mewujudkan ubudiyah kita terhadap allah subhanallahu wa ta'
ala, yakni :

Kita harus mengetahui tentang ilmu fardhu ‘ain & ilmu fardhu kifayah, fardhu ain adalah
suatu ilmu yang menjadi syarat bisa terlaksananya (dengan benar) sebuah ibadah
yang hendak dilakukan oleh seorang hamba atau mu’amalah (aktifitas dengan orang
lain) yang hendak dikerjakannya, maka pada keadaan ini wajib ia mengetahui (ilmu
tentang )bagaimana beribadah kepada allah dengan ibadah itu, dan (ilmu tentang
)bagaimana bermu’amalah dengan aktifitas mu’amalah itu.

Adapun ilmu-ilmu selain itu adalah ilmu fardhu kifayah yaitu sebuah ilmu yang jika
sudah ada sebagian kaum muslimin yang mempelajarinya dengan mencukupi,maka
gugurlah kewajiban tersebut atas seluruh kaum muslimin yang lainnya, namun
disunnahkan bagi kaum muslimin yang lainnya tersebut untuk mempelajarinya
Memanfaatkan Masa Muda
Menuntut lmu pada masa muda itu lebih cepat masuk, lebih kuat dan lebih melekat.Berkata al-
Hasan al-Bashri rahimahullah,

“Menuntut ilmu ketika muda itu layaknya mengukir di atas sebuah batu.”Maka kekuatan lekatnya
ilmu yang diraih pada masa muda, seperti kuatnya ukiran di atas batu. Barang siapa yang
memanfaatkan masa mudanya, dia akan meraih ketajaman pikirannya dan dia akan bersyukur
atas segala jerih payahnya.

Namun ada beberapa hal yang menghalangi para anak muda untuk belajar di usia muda yakni :
1. Suka menunda untuk memulai
2. Panjang angan-angan yakni tidak ingin memulai karena merasa waktu masih panjang
sehingga terlewat masa mudanya hingga tibalah masa tua yang membuat dia susah
mendapatkan kesempatan untuk belajar dikarenakan banyaknya amanah atau pekerjaan
yang harus dia kerjakan diusia tua
"Sesungguhnya Kami akan memberikan
kepadamu perkataan yang berat“
(QS Al-Muzammil),
Tidak Tergesa-gesa Dalam Proses Belajar
Seorang penuntut ilmu seharusnya belajar secara bertahap karena ilmu agama
ini sangat banyak, kemudian ketika kita ingin menguasai semua ilmu dalam
semalam ini sesuatu yang sulit karena hati kita lemah. Pada saat Nabi
Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam menerima wahyu yakni :
"Sesungguhnya Kami akan memberikan kepadamu perkataan
yang berat" (QS Al-Muzammil),

Beliau saat itu bercucuran keringat padahal saat itu musim dingin ini
menunjukkan beliau merasa berat. Sungguh proses diturunkannya al-Qur’an itu
memperhatikan perkara ini, sehingga diturunkan secara berkala dan tidak
sekaligus. Ayat ini merupakan hujjah agar senantiasa kita perlahan dalam
menuntut ilmu, belajar secara bertahap di dalamnya dan meninggalkan sifat
tergesa-gesa
“Dan sabarkanlah jiwamu
bersama orang-orang yang beribadah kepada Rabb
mereka di waktu pagi dan petang, semata-mata
mengharapkan wajah-Nya” (Qs al-Kahfi ayat 28).

We Create
Quality Professional
PPT Presentation
Bersabar Dalam menuntut ilmu
Semua hal yang bernilai tidak akan dapat digapai kecuali dengan kesabaran.Dan di
antara yang paling besar yang diemban oleh jiwa dalam mencari hal yang mulia,
membuat jiwa itu terus bersabar dalam hal tersebut.
Oleh karena itu, bersabar dan istiqamah di atasnya merupakan dua hal yang
diperintahkan dalam mewujudkan pokok iman pada satu keadaan atau dalam meraih
sempurnaannya pada keadaan yang lain, sebagaimana telah Allah sampaikan di
dalam AL-Quran agar kita bersabar
Allah berfirman, “Dan sabarkanlah jiwamu
bersama orang-orang yang beribadah kepada Rabb mereka di waktu pagi dan
petang, semata-mata mengharapkan wajah-Nya” (Qs al-Kahfi ayat 28).
Sabar itu ada 2 yakni :

Pertama, sabar dalam mengemban ilmu dan mengambilnya seperti :


memahami butuh kesabaran, menghadiri majelis ilmu butuh
kesabaran,menghafalkan ilmu butuh kesabaran

Kedua, sabar dalam mengamalkan, menyebarkan dan mengajarkannya.


mengajarkan para murid butuh kesabaran, memahami mereka butuh
kesabaran dan memahami kekurangan dan kekeliruan mereka juga butuh
kesabaran.

Dan yang lebih berat dari dua kesabaran dalam ilmu tadi adalah untuk terus
istiqamah dalam mengamalkan dua jenis sabar tersebut.
Berkata ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarij
as-Salikin,

"Adabnya seseorang adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesannya. Dan tak punya
adab merupakan kunci kehancuran dan kebinasaannya. Maka, tidak ada yang bisa
meraih kebaikan dunia dan akhirat layaknya adab. Begitu pula, tak ada yang bisa
membuat terhalangnya kebaikan dunia dan akhirat layaknya tak punya adab".
Seorang penuntut ilmu tidak hanya sibuk dengan memperbanyak ilmu dan
hafalannya tapi dia juga harus memperhatikan adab-adab sebagaimana
perkataan ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarij as-Salikin,

"Adabnya seseorang adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesannya. Dan tak


punya adab merupakan kunci kehancuran dan kebinasaannya. Maka, tidak
ada yang bisa meraih kebaikan dunia dan akhirat layaknya adab. Begitu pula,
tak ada yang bisa membuat terhalangnya kebaikan dunia dan akhirat
layaknya tak punya adab".

Adapun beberapa adab yang harus diperhatikan yakni :


1. Adab ketika di majelis ilmu
2. Adab ketika bersama guru
Menjaga adab
3. Adab ketika bersama orang lain

Dan memperhatikan adab ini salah satu cara kita menjaga


ilmu itu dari hal yang tidak terpuji
Sekian dari catatan ringkas ini,
semoga saya dan orang yang membacanya bisa mengamalkan
dari apa yang kita ketahui ilmunya . Baarakallahu fiikum

Anda mungkin juga menyukai