Anda di halaman 1dari 38

ADAB/ETIKA MENUNTUT ILMU

DAN
KEUTAMAANYA

Oleh:
H. FITRAH SAPUTRA

YAYASAN PONDOK PESANTREN AL WASATH AL ISLAMIYAH


Dusun Sambik Baru Desa Sesaot Kec Narmada Kab Lombok Barat
KEDUDUKAN ORANG YANG BERILMU

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-


lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

(Q.S. Al-Mujadalah :11)


(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.

(Q.S. Az-Zumar (39) : 9)


Dalam sebuah Hadist Riwayat Bukhari &
Muslim :

‫من يرد هللا به خيرا يفقهه في الدين‬


“Barang siapa yang dikehendaki Allah untuk
menjadi orang baik-baik, maka ia difaqihkan
dalam agama”

Arti difaqihkan adalah dipintarkan


dengan ilmu
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU
DAN ORANG BERILMU

“Allah akan meninggikan orang-orang


beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat”.
(QS.Al Mujadalah:11)
‫‪700 tingkat‬‬
‫‪1 tingkat sama dengan‬‬
‫‪500 tahun perjalanan‬‬

‫قال ابن عباس ‪ :‬للعلماء درجات فوق المؤمنين‬


‫بسبعمائة درجة‪ ،‬ما بين الدرجتين مسيرة خمسمائة‬
‫عام‬
‫ض ِل ا ْلقَ َم ِر‬
ْ َ‫علَى ا ْلعَا ِب ِد َكف‬
َ ‫ض ُل ا ْلعَا ِل ِم‬
ْ َ‫َولَف‬
ِ ‫سا ِئ ِر ا ْل َك َوا ِك‬
ِ َ ‫لَ ْيلَةَ ا ْلبَ ْد ِر‬
َ ‫علَى‬
Keutamaan orang berilmu
atas ahli ibadah bagaikan
bulan purnama dan
bintang-bintang
‫من يرد هللا به خيرا يفقهه في الدين‬

Barang siapa yang Allah menginginkan kebaikan ada pada


dirinya maka akan difahamkan dalam urusan agama (HR
Bukhori)
‫من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل هللا له به طريقا‬
‫إلى الجنة‬

Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu,


maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga
(HR Bukhori)
Barang siapa keluar untuk mencari ilmu, maka dia tercatat
sebagai fisabilillah sampai ia kembali (HR Tirmidzi)
‫ فهو في سبيل هللا حتى يرجع‬،‫من خرج في طلِ العلم‬
AL-HADIST
“Barang siapa yang menginginkan
kebahagiaan di dunia haruslah dengan ilmu.
Barang siapa yang menginginkan
kebahagiaan akhirat juga harus dengan
ilmu,
dan barang siapa yang menginginkan
kebahagiaan dunia akhirat juga harus
dengan ilmu”
Mengapa Harus dengan Ilmu ?

Suatu Perbuatan untuk bisa menjadi amal shalih / amal


ibadah (mahdhah maupun ghairu mahdhah) manakala :
-Dilakukan dengan cara yang baik & benar
-Dilakukan dengan niat yang baik

Cara yang baik dan benar :

sesuai dengan ilmunya


ADAB / ETIKA DALAM MENUNTUT ILMU
1. NIAT IKHLAS KARENA ALLAH
DALIL

"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang


dipelajari hanya karena Allah, sedang ia
tidak menuntutnya kecuali untuk
mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak
akan mendapatkan bau sorga pada hari
kiamat".
( HR: Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)
APA ITU NIAT ?
NIAT :
QOSHDU SYAI MUQTARINAN BIFI’LIHI
(melalukan suatu perbuatan dengan kesadaran
penuh sepanjang perbuatan itu berlangsung)
Artinya :
Niat bukan hanya di awal perbuatan
Niat juga bukan hanya sekedar bacaan (membaca niat)
Niat merupakan penggabungan seluruh potensi hati,
pikiran dan perbuatan
Dengan Istilah lain :
Niat adalah penggabungan seluruh potensi
manusia, yang meliputi :
Potensi IQ
Potensi EQ
Potensi SQ
Karena dengan kesadaran penuh
menggabungkan seluruh potensi

maka niat akan menghasilkan hubungan (rasa


sambung / tuning) yang terus menerus dengan
Allah dalam melakukan setiap perbuatan
NIAT YANG BAIK = IKHSAN
(Dalam beribadah seolah-olah engkau melihat Allah, dan jika tidak
melihat Allah, seolah-olah engkau dilihat Allah)
IKHSAN  IHKLAS
(Niat untuk mencapai ridlo Allah SWT)

Bukan niat yang terpecah (riya’)

“Maka kecelakaanlah bagi orang yang sholat. (yaitu) orang yang


lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan
(menolong) barang berguna.” (QS. Al-Maa’uun : 4-7)
IKHSAN & IKHLAS adalah ULTIMATE GOAL

Seseorang yang tidak bisa mencapai IKHSAN &


IKHLAS dalam BELAJAR akan menimbulkan perasaan :

GELISAH
TAKUT
KECEMASAN
KECEWA

SPIRITUAL PHATOLOGYS
INILAH MAKSUD DARI HADIS RASULULLAH :

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niat.


Dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya.”
(HR. Bukhari Muslim)

”Maka barang siapa hijrahnya didasari (niat) karena Allah


dan Rasulullah, maka hijrahnya akan sampai diterima
oleh Allah dan Rasulullah. Dan barang siapa hijrahnya
didasari (niat) karena kekayaan dunia yang akan didapat
atau karena perempuan yang akan dikawini , maka
hijrahnya (tertolak) pada apa yang ia hijrah kepadanya.”
(HR. Muttafaqun Alaih)
2. UNTUK MENGHILANGKAN KEBODOHAN DARI
DIRINYA DAN ORANG LAIN.

DALIL

"Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat”


(HR: Bukhari)

Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya


apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya:
Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia
berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari
orang lain.
3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk
membela kebenaran
4. Lapang dada dalam menerima
perbedaan pendapat
5. Mengamalkan ilmu yang telah
didapatkan
6. Menghormati para guru/ulama
dan memuliakan mereka
7. Mencari kebenaran dan sabar
Bagaimana cara memilih ilmu, guru
dan teman dalam belajar ??
Memilih Ilmu :
Hendaknya memilih ilmu yang lebih baik
dan ilmu yang sedang dibutuhkan dalam
urusan agama dan dibutuhkan di masa-
masa akan datang.
Memilih Guru :
Sebaiknya memilih orang yang lebih alim
(pandai),wara (menjaga harga diri) dan lebih
tua.
Memilih Teman :
Pilihlah teman yang rajin, wira’i (memelihara
diri dari yang haram), bertabiat benar, dan
saling pengertian, jauhilah teman yang malas,
banyak bicara sia-sia, perusak dan tukang
fitnah.
Menghormati Ilmu dan
Menghormati Guru
adalah salah satu kunci
keberkahan
ADAB DALAM MAJLIS

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah


dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan”

(Q.S. Al-Mujadalah :11)


KISAH KISAH PARA ULAMA PENUNTUT ILMU

IBNU SINA DAN PERPUSTAKAAN


IMAM MUSLIM MENINGGAL DUNIA KARENA
KEPAYAAH MENUNTUT ILMU (ABU AMR BIN
ASH SHALAH)
IMAM ABDUL QADIR JAILANI MEMUNGUTI SISA
SISA MAKANAN UNTUK MENYAMBUNG HIDUP
IMAM AHMAD LUPA RAKAAT KARENA TIDAK
MAKAN SELAMA 3 HARI BERTURUT TURUT
PESAN IMAM AZZARNUZI

‫سأ ُ ْن ِب ْي َك ع َْن َم ْج ُم ْو ِع َها ِببَيَان‬


َ ‫ستاة‬ ِ ‫اَال الَ تَنا َ ُل اْل ِع ْل َم ِإالا ِب‬
‫ط ْو ِل ََ َمان‬ُ ‫ستَاذ َو‬ ْ ُ ُ ‫شا ِد‬
َ ‫َو ِإ ْر‬ ‫َذكاَء َو ِح ْرص َواص ِْطباَر َوبُ ْلغَة‬
Artinya: “Ingatlah! Engkau tidak akan
mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi
enam syarat. Saya akan beritahukan
keseluruhannya secara rinci. Yaitu:
Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya,
bimbingan guru dan waktu yang lama.”
Kecerdasan
Ulama membagi kecerdasan menjadi dua yaitu: yang pertama,
muhibatun minallah (kecerdasan yang diberikan oleh Allah).
Contoh, Seseorang yang memiliki hafalan yang kuat.
Yang kedua adalah kecerdasan yang didapat dengan usaha
(muktasab) misalnya dengan cara mencatat, mengulang materi
yang diajarkan, berdiskusi dll.
Bersungguh-sungguh
Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan
mendapatkan kesuksesan. Begitu pula dalam menuntut ilmu,
kesungguhan adalah salah satu modal untuk menguasai ilmu
yang sedang kita pelajari.
Pepatah mengatakan: “ ‫ َم ْن َج اد َو َج َد‬Siapa bersungguh-sungguh
pasti dapat”.
Kesabaran
Yang Ketiga Sabar dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam
belajar, sabar dalam diuji, sabar dalam segala hal yang kita alami dalam proses
menuntut ilmu, sabar dalam menjalani hukuman sekalipun jika ada.
Hidup ini adalah ujian pasti Allah akan uji kesungguhan kita dalam menuntut
ilmu, jikalau kita lolos dalam menjalaninya maka kita akan dinaikan tingkat kita
dari yang sebelumnya.
Pepatah mengatakan, “Orang yang cerdas adalah orang yang tidak akan pernah
berhenti belajar.
Biaya
Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu
tanpa biaya (bekal). Contoh para imam, Imam Malik menjual salah satu kayu
penopang atap rumahnya untuk menuntut ilmu.
Tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”.
Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau
menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang
kubur.”

Semoga kita mampu memahami dan mengaplikasikan syarat menuntut ilmu dari
Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallaahu ‘Anhu tersebut.
Imam Ahmad melakukan perjalanan jauh ke berbagai negara untuk
mencari ilmu. Beliau janji kepada Imam Syafi’i untuk bertemu di Mesir
akan tetapi beliau tidak bisa ke Mesir karena tidak ada bekal.
Seseorang untuk mendapat ilmu harus berkorban waktu, harta bahkan
terkadang nyawa.
Bimbingan Guru
Salah satu hal yang paling penting dalam menuntut ilmu adalah
bimbingan dari seorang guru. Terlebih belajar ilmu agama Islam,
haruslah sesuai dengan bimbingan guru. Belajar agama Islam janganlah
secara otodidak semata, karena akan menjadi bahaya jika salah
memahami suatu teks ayat atau hadits.
Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah
menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk
mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita
kepada Allah.
Waktu Yang Lama
Dalam menuntut ilmu butuh waktu yang lama. Tidak mungkin
didapatkan hanya dalam hitungan bulan saja.
Imam Al-Baihaqi berkata:”Ilmu
KISAH KISAH PARA ULAMA PENUNTUT ILMU

KEMAMPUAN MEMBACA --- IBNUL JAUZY


MEMBACA LEBIH DARI 20.000 JILID KITAB
BERSAMA ILMU SAMPAI WAFAT --- ABU ZURAH
ARRAZY MEMBACA HADIST TENTANG TALKIN
DAN MENINGGAL DUNIA
ALHAMDULILLAH 38

Anda mungkin juga menyukai