Anda di halaman 1dari 19

ADAB / ETIKA

MENUNTUT ILMU
Dr. H. Masyhudi AM., M.Kes
MOTTO :

TIDAK ADA YANG BISA


DILAKUKAN TANPA ILMU
AL-HADIST
“Barang siapa yang menginginkan
kebahagiaan di dunia haruslah dengan ilmu.
Barang siapa yang menginginkan
kebahagiaan akhirat juga harus dengan
ilmu,
dan barang siapa yang menginginkan
kebahagiaan dunia akhirat juga harus
dengan ilmu”
Mengapa Harus dengan Ilmu ?

Suatu Perbuatan untuk bisa menjadi amal shalih / amal


ibadah (mahdhah maupun ghairu mahdhah) manakala :
-Dilakukan dengan cara yang baik & benar
-Dilakukan dengan niat yang baik

Cara yang baik dan benar :

sesuai dengan ilmunya


(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)
ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.

(Q.S. Az-Zumar (39) : 9)


Dalam sebuah Hadist Riwayat Bukhari &
Muslim :

‫الدين في يفقهه خيرا به هللا يرد من‬


“Barang siapa yang dikehendaki Allah untuk
menjadi orang baik-baik, maka ia difaqihkan
dalam agama”

Arti difaqihkan adalah dipintarkan


dengan ilmu
Adab / Etika dalam Menuntut Ilmu
1. NIAT IKHLAS KARENA ALLAH
DALIL

"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang


dipelajari hanya karena Allah, sedang ia
tidak menuntutnya kecuali untuk
mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak
akan mendapatkan bau sorga pada hari
kiamat".
( HR: Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)
APA ITU NIAT ?
NIAT :
QOSHDU SYAI MUQTARINAN BIFI’LIHI
(melalukan suatu perbuatan dengan kesadaran
penuh sepanjang perbuatan itu berlangsung)
Artinya :
Niat bukan hanya di awal perbuatan
Niat juga bukan hanya sekedar bacaan (membaca niat)
Niat merupakan penggabungan seluruh potensi hati,
pikiran dan perbuatan
Dengan Istilah lain :
Niat adalah penggabungan seluruh potensi
manusia, yang meliputi :
Potensi IQ
Potensi EQ
Potensi SQ
Karena dengan kesadaran penuh
menggabungkan seluruh potensi

maka niat akan menghasilkan hubungan (rasa


sambung / tuning) yang terus menerus dengan
Allah dalam melakukan setiap perbuatan
NIAT YANG BAIK = IKHSAN
(Dalam beribadah seolah-olah engkau melihat Allah, dan jika tidak
melihat Allah, seolah-olah engkau dilihat Allah)
IKHSAN  IHKLAS
(Niat untuk mencapai ridlo Allah SWT)

Bukan niat yang terpecah (riya’)

“Maka kecelakaanlah bagi orang yang sholat. (yaitu) orang yang


lalai dari sholatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan
(menolong) barang berguna.” (QS. Al-Maa’uun : 4-7)
IKHSAN & IKHLAS adalah ULTIMATE GOAL

Seseorang yang tidak bisa mencapai IKHSAN & IKHLAS


dalam BELAJAR akan menimbulkan perasaan :

GELISAH
TAKUT
KECEMASAN
KECEWA

SPIRITUAL PHATOLOGYS
INILAH MAKSUD DARI HADIS RASULULLAH :

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niat.


Dan seseorang diganjar sesuai dengan niatnya.”
(HR. Bukhari Muslim)

”Maka barang siapa hijrahnya didasari (niat) karena Allah


dan Rasulullah, maka hijrahnya akan sampai diterima
oleh Allah dan Rasulullah. Dan barang siapa hijrahnya
didasari (niat) karena kekayaan dunia yang akan didapat
atau karena perempuan yang akan dikawini , maka
hijrahnya (tertolak) pada apa yang ia hijrah kepadanya.”
(HR. Muttafaqun Alaih)
2. Untuk menghilangkan kebodohan
dari dirinya dan orang lain.

DALIL

"Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat”


(HR: Bukhari)

Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya


apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya:
Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia
berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari
orang lain.
3. Berniat dalam menuntut ilmu untuk
membela kebenaran
4. Lapang dada dalam menerima
perbedaan pendapat
5. Mengamalkan ilmu yang telah
didapatkan
6. Menghormati para guru/ulama
dan memuliakan mereka
7. Mencari kebenaran dan sabar

Anda mungkin juga menyukai