Anda di halaman 1dari 20

Selasa, 29 Januari 2013

TAFAKUR TERHADAP DIRI SENDIRI


TAFAKUR TERHADAP DIRI SENDIRI Rasulullah saw. pernah bersabda, Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nuaim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jamiish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan. Hadits itu berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir. Karena itu, Rasulullah saw. menghendaki kita, kaum muslimin, untuk punya budaya tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan, dan ketundukan kepada Allah Taala. Agar tujuan itu tercapai, Rasulullah saw. memberi rambu-rambu agar kita tidak salah dalam bertafakur. Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk bertafakur mengenai makhluk ciptaan Allah swt. Beliau melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena kita tidak akan mampu menjangkaunya, dan berpikir tentang Dzat Alllah bisa mengantarkan kita kepada kesesatan dan kebinasaan. Allah memuji orang-orang yang senantiasa bertafakur dan berdzikir Dalam setiap situasi dan kondisi dengan menceritakannya secara khusus dalam Al-Quran di surat Ali Imran ayat 190-191. Said Hawa dalam Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil Anfus halaman 93 berkata, Dari ayat ini kita memahami bahwa kemampuan akal tidak akan terwujud kecuali dengan perpaduan antara dzikir dan pikir pada diri manusia. Apabila kita mengetahui bahwa kesempurnaan akal berarti kesempurnaan seorang manusia, maka kita bisa memahami peran penting dzikir dan pikir dalam menyucikan jiwa manusia. Oleh karena itu, para ahli suluk yang berupaya mendekatkan diri kepada Allah senantiasa memadukan antara dzikir dan pikir di awal perjalanannya menuju Allah. Sebagai contoh, di saat bertafakur tentang berbagai hal, mereka mengiringinya dengan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. SUMBER : dakwatuna.com posted by Dewi R Diposkan oleh Putri Sumayyah di 17.55 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Tidak ada komentar: Poskan Komentar

Tafakur
Rubrik: Syarah Hadits | Oleh: Mochamad Bugi - 13/04/10 | 20:21 | 29 Rabbi al-Thanni 1431 H

4 Komentar 16502 hits 17 email

dakwatuna.com - Rasulullah saw. pernah bersabda, Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah. Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nuaim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jamiish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits AshShahihah berderajat hasan. Hadits itu berbicara tentang salah satu ciri khas manusia yang membedakanya dari makhluk yang lain, bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir. Dengan kemampuan itulah manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan, dan kebaikan. Namun, sejarah juga mencatat bahwa tidak sedikit manusia mengalami kesesatan dan kebinasaan akibat berpikir. Karena itu, Rasulullah saw. menghendaki kita, kaum muslimin, untuk punya budaya tafakur yang akan bisa mengantarkan kita kepada kemajuan, kemanfaatan, kebaikan, ketaatan, keimanan, dan ketundukan kepada Allah Taala. Agar tujuan itu tercapai, Rasulullah saw. memberi rambu-rambu agar kita tidak salah dalam bertafakur. Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk bertafakur mengenai makhluk ciptaan Allah swt. Beliau melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena kita tidak akan mampu menjangkaunya, dan berpikir tentang Dzat Alllah bisa mengantarkan kita kepada kesesatan dan kebinasaan. FADHAAILUT TAFAKKURI (KEUTAMAAN TAFAKUR) Setidaknya ada empat keutamaan tafakur, yaitu: 1. Allah memuji orang-orang yang senantiasa bertafakur dan berdzikir dalam setiap situasi dan kondisi dengan menceritakannya secara khusus dalam Al-Quran di surat Ali Imran ayat 190-191. Said Hawa dalam Al-Mustakhlash Fi Tazkiyatil Anfus halaman 93 berkata, Dari ayat ini kita memahami bahwa kemampuan akal tidak akan terwujud kecuali dengan perpaduan antara dzikir dan pikir pada diri manusia. Apabila kita mengetahui bahwa kesempurnaan akal berarti kesempurnaan seorang manusia, maka kita bisa memahami peran penting dzikir dan pikir dalam menyucikan jiwa manusia. Oleh karena itu, para ahli suluk yang berupaya mendekatkan diri kepada Allah senantiasa memadukan antara dzikir dan pikir di awal perjalanannya menuju Allah. Sebagai contoh, di saat bertafakur tentang berbagai hal, mereka mengiringinya dengan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. 2. Tafakur termasuk amal yang terbaik dan bisa mengungguli ibadah. Ada atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban berbunyi, Berpikir sesaat lebih utama daripada ibadah setahun. Kenapa begitu? Karena, berpikir bisa memberi manfaat-manfaat yang tidak bisa dihasilkan oleh suatu ibadah yang dilakukan selama setahun. Abu Darda seorang sahabat yang terkenal sangat abid pernah ditanya tentang amalan yang paling utama, ia menjawab, Tafakur. Dengan tafakur seseorang bisa memahami sesuatu hingga hakikat, dan mengerti manfaat dari yang membahayakan. Dengan tafakur, kita bisa melihat potensi bahaya hawa nafsu yang tersembunyi di dalam diri kita, mengetahui tipu daya setan, dan menyadari bujuk rayu duniawi.

3. Tafakur bisa mengantarkan kita kepada kemuliaan dunia dan akhirat. Kaab bin Malik berkata, Barangsiapa menghendaki kemuliaan akhirat, maka hendaknyalah ia memperbanyak tafakur. Hatim menambahkan, Dengan merenungi perumpamaan, bertambahlah ilmu pengetahuan; dengan mengingat-ingat nikmat Allah, bertambahlah kecintaan kepadaNya; dan dengan bertafakur, bertambahlah ketakwaan kepadaNya. Imam Syafii menegaskan, Milikilah kepandaian berbicara dengan banyak berdiam, dan milikilah kepandaian dalam mengambil keputusan dengan berpikir. (lihat Mauidhatul Muminin) 4. Tafakur adalah pangkal segala kebaikan. Ibnul Qayyim berkata, Berpikir akan membuahkan pengetahuan, pengetahuan akan melahirkan perubahan keadaan yang terjadi pada hati, perubahan keadaan hati akan melahirkan kehendak, kehendak akan melahirkan amal perbuatan. Jadi, berpikir adalah asas dan kunci semua kebaikan. Hal ini bisa menunjukkan kepadamu keutamaan dan kemuliaan tafakur, dan bahwasanya tafakur termasuk amalan hati yang paling utama dan bermanfaat sampai-sampai dikatakan, Tafakur sesaat lebih baik daripada ibadah setahun. Tafakur bisa mengubah dari kelalaian menuju kesadaran, dan dari hal-hal yang dibenci Allah menuju hal-hal yang dicintaiNya, dari ambisi dan keserakahan menuju zuhud dan qanaah, dari penjara dunia menuju keluasan akhirat, dari kesempitan kejahilan menuju bentangan ilmu pengetahuan, dari penyakit syahwat dan cinta kepada dunia menuju kesembuhan ruhani dan pendekatan diri kepada Allah, dari bencana buta, tuli, dan bisu menuju nikmat penglihatan, pendengaran, dan pemahaman tentang Allah, dan dari berbagai penyakit syubhat menuju keyakinan yang menyejukkan hati dan keimanan yang menentramkan. (Miftah Daris Saadah: 226). NATAAIJUT TAFAKKURI (BUAH TAFAKUR) 1. Kita akan mengetahui hikmah dan tujuan penciptaan semua makhluk di langit dan bumi sehingga menambah keimanan dan rasa syukur. Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. dan Sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan Pertemuan dengan Tuhannya. [Ar-Ruum, 8] 2. Kita bisa membedakan mana yang bermanfaat sehingga bersemangat untuk meraihnya, mana yang berbahaya hingga berusaha mengindarinya. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir. (Al-Baqarah: 219) 3. Kita bisa memiliki keyakinan yang kuat mengenai sesuatu, dan menghindari diri dari sikap ikut-ikutan terhadap opini yang berkembang.

Katakanlah: Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras. (Saba: 46) 4. Kita bisa memperhatikan hak-hak diri kita untuk mendapatkan kebaikan, sehingga tidak hanya berusaha memperbaiki orang lain dan lupa pada diri sendiri. Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (Al-Baqarah: 44) 5. Kita bisa memahami bahwa akhirat itu lebih utama, dan dunia hanya sarana untuk membangun kebahagiaan akhirat. Kami tidak mengutus sebelum kamu, melainkan orang laki-laki yang Kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan Rasul), dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memikirkannya? (Yusuf: 109) Dan apa saja[1130] yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka Apakah kamu tidak memahaminya? (Al-Qashash: 60). [1130] Maksudnya: hal-hal yang berhubungan dengan duniawi seperti, pangkat kekayaan keturunan dan sebagainya. 6. Kita bisa menghindari diri dari kebinasaan yang pernah menimpa orang-orang sebelum kita. Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu. (Muhammad: 10) 7. Bisa menghindari diri dari siksa neraka karena bia memahami dan mengamalkan ajaran agama dan meninggalkan kemaksiatan dan dosa-dosa, terutama syirik. Dan mereka berkata, Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. (Al-Mulk: 10) Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka Apakah kamu tidak memahami? (Al-Anbiyaa : 67) DHAWABITHUT TAFAKKURI (BATASAN TAFAKUR)

Imam Al-Ghazali berkata, Ketahuilah bahwa semua yang ada di alam semesta, selain Allah, adalah ciptaan dan karya Allah Taala. Setiap atom dan partikel, apapun memiliki keajaiban dan keunikan yang menunjukkan kebijaksanaan, kekuasaan, dan keagungan Allah Taala. Mendata semuanya adalah sesuatu yang mustahil, karena seandainya lautan adalah tinta untuk menuliskan semua itu niscaya akan habis sebelum menuliskan sepersepuluhnya saja dari semua ciptaan dan karya-Nya. Jadi, tafakur adalah ibadah yang bebas dan terlepas dari ikatan segala sesuatu kecuali satu ikatan saja, yaitu tafakur mengenai Dzat Allah. Saat bertafakur sebenarnya seorang muslim sedang berusaha meningkatkan ketaatan, menghentikan kemaksiatan, menghancurkan sifat-sifat destruktif dan menumbuhkembangkan sifat-sifat konstruktif yang ada dalam dirinya. Berhasil tidaknya hal itu dicapai sangat dipengaruhi banyak faktor, di antaranya:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kedalaman ilmu Konsentrasi pikiran Kondiri emosional dan rasional Faktor lingkungan Tingkat pengetahuan tentang objek tafakur Teladan dan pergaulan Esensi sesuatu Faktor kebiasaan

KENAPA KITA DILARANG TAFAKKUR MENGENAI DZAT ALLAH SWT.? Setidaknya ada dua alasan, yaitu: 1. Kita tidak akan sanggup menjangkau kadar keagunganNya. Allah swt. tidak terikat ruang dan waktu. Abdullah bin Masud berkata, Bagi Tuhanmu tidak ada malam, tidak pula siang. Cahaya seluruh langit dan bumi berasal dari cahaya wajah-Nya, dan Dia-lah cahaya langit dan bumi. Pada hari kiamat, ketika Allah datang untuk memberikan keputusan bumi akan tenang oleh cahayaNya. (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasanganpasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. (Asy-syuuraa: 11) Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha mengetahui. (Al-Anam: 103) Ibnu Abbas berkata, Dzat Allah terhalang oleh tirai sifat-sifat-Nya, dan sifat-sifat-Nya terhalang oleh tirai karya-karya-Nya. Bagaimana kamu bisa membayangkan keindahan Dzat yang ditutupi dengan sifat-sifat kesempurnaan dan diselimunti oleh sifat-sifat keagungan dan kebesaran.

2. Kita akan terjerumus dalam kesesatan dan kebinasan. Memberlakukan hukum Sang Khalik terhadap makhluk ini adalah sikap ghulluw (berlebihan). Itulah yang terjadi di kalangan kaum Rafidhah terhadap Ali r.a. Sebaliknya, memberlakukan hukum makhluk terhadap Sang Khalik ini sikap taqshir. Perbuatan ini dilakukan oleh aliran sesat musyabihhah yang mengatakan Allah memiliki wajah yang sama dengan makhluk, kaki yang sama dengan kaki makhluk, dan seterusnya. Semoga kita bisa terselamatkan dari kesesatan yang seperti ini. Amiin.

Tentang Mochamad Bugi


Mochamad Bugi lahir di Jakarta, 15 Mei 1970. Setelah lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta, ia pernah mengecap pendidikan di Jurusan Teknologi ... Selengkapnya.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2010/04/13/5974/tafakur/#ixzz2R5Nb31Yb Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

TAFAKUR 1 (TATA CARA BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH)

10 Votes

Ibarat Bayi Tidak Bisa Apa-apa Tafakur adalah perilaku seseorang dalam rangka berserah diri pada Tuhan.Ia tidak tahu apaapa,karenanya tidak mempunyai tujuan.Ibarat bayi yg hanya manut-manut saja,menjalankan pepesten(takdir).Apa saja diterima.Duduk tafakur melakukan perenungan.Bagaimana tafakur yg benar?

Tafakur berbeda dengan meditasi.Perbedaannya pada: tata cara dan aturan-aturan khusus.Tafakur adalah mengheningkan cipta,tafakur memusatkan segenap pikiran (dengan meniadakan segala hasrat jasmaniah).Aturan khususnya,diam dengan posisi duduk tegak(bersila).Mengatur pernapasan sedemikian rupa,halus,keluar masuknya nafas tidak boleh tersedak-sedak (megapmegap). orang yg melakukan tafakur adalah orang yg tidak tahu,belum mengerti apa-apa,tidak memiliki apa-apa.Bertafakur berarti melakukan perenungan.Berserah diri.Intinya pendekatan diri kepada tuhan sama sekali tidak memiliki tujuan juga tidak memiliki keinginan atau tuntutan. Orang yg melakukan tafakur diibaratkan bayi.Tidak tahu apa-apa,tidak tahu mana arah utara,selatan,timur maupun barat.Ia tidak memiliki kemampuan apa-apa,sehingga dipukul,dibentak,dibunuh atau diapakan diam saja.apakah bayi itu akan diberi umur hanya 2tahun atau hidup sampai 100tahun,hanya menjalani saja. Panembahan Orang yg berserah diri pada tuhan sudah barang tentu berkaidah dengan panembahan(menyembah).Orang yg beribadah,yg perlu dipahami bahwa panembahan yg dimaksud bukan sholat.Sebab,bertafakur tidak sama dengan sholat.Tetapi menyembah dalam arti beribadah.Tata caranya dengan duduk bersila,mengosongkan pikiran,berkonsentrasi penuh. Karena menyembah ,maka berhubungan dengan tuhan.orang yg sedang melakukan kontak dengan Tuhan,alam pikir harus dikosongkan.Pikiran yg macam-macam,ingatan yg macammacam,keinginan keinginan yg macam-macam,harus diusir jauh-jauh.Yg harus difungsikan adalah hati.suara hati,jeritan hati,keinginan hati untuk menuju Tuhan. Melakukan tafakur bukan berarti diam membisu dan mematung.Secara fisik memang demikian,tapi dalam ruhani harus ramai,bergemuruh ramai dalam diam,bergemuruh dalam kesunyian.Yg ramai ialah suara hati. Selaras Agar pikiran tidak melayang ke mana-mana,maka harus diisi.Isinya adalah dzikir.Dzikir yg harus dibaca,harus selaras antara hati dan pikiran.Artinya,dzikir yg dibaca didengar sendiri,dibaca terus menerus,diresapi dan dijaga sedemikian rupa agar alam pikir tidak melayang kemana-mana.kalau pikiran keluar jalur,harus dikembalikan ke jalur hati,sehingga terjaga terus.Dzikir yg harus dibaca banyak sekali.Setiap guru punya anjuran sendiri-sendiri.ada yg mewajibkan berdzikir kalimat tauhidLaa ilaaha illallah.Ada yg kalimat pendek mengambil dari asmaul husna ,misalnya Yaa hayyu yaa Qoyyum. Tapi,biasanya untuk penyerahan diri adalah berdzikir memuji Tuhan,yaitu membaca tasbih Subhaanallah walhamdulilah walaailla haillallahu allahu akbar laa haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim.Kalimat dzikir tsb dibaca dalam kondisi duduk bersila secara terus menerus.Tidak merasa bosan.Malahan harus merasa enjoy.Jika sudah merasa enak,maka senantiasa akan kurang.Lamanya juga tidak diperdulikan

Waktu untuk bertafakur sebenarnya tidak ada aturan,bisa siang,sore,pagi,atau malam.Tetapi yg paling baik dilakukan pada tengah malam tatkala orang-orang sudah terlelap,sehingga memperoleh kesunyian-kesunyian di malam hari. Dzikir dalam tafakur berarti suara hati.Tanpa suara,tanpa kata-kata juga gerakan-gerakan.Ini berbeda dengan tata cara berdzikir yg ada cara duduk,gerakan badan dan suara.Ada gelenggeleng ,manggut-manggut dan lainnya.

Apa itu ilmu Tafakur


APA ITU TAFAKUR ?

Tafakur adalah suatu perenungan dengan melihat, menganalisa, meyakini secara pasti untuk mendapatkan keyakinan terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah. Tafakur dalam Islam akan meningkatkan tauhid, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah berdasarkan akal pikiran dan perasaan atau hati. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah, Tafakur juga dapat digunakan untuk setiap saat melihat, memperhatikan perilaku, sifat, kejadian, masalah yang setiap saat muncul selama manusia menjalani kehidupan. Dalam menjalani kehidupan harus selalu diwaspadai, akan terjadi hal-hal baru yang baik atau buruk, menguntungkan dan atau merugikan. Semua ini ada yang dapat diatasi dan diatur, ada yang tidak, terjadi secara spontan menurutkan kehendak Allah Subhanahu Wa Taala, ada yang dapat diterima dan lebih sering tidak dapat diterima. Lalu Apa itu TAFAKUR MEDITASI ISLAM ABAH DIDI ? Istilah atau kata Tafakur dalam Agama Islam sering kita dengar , sederhana kata tersebut berarti Berpikir , atau bahkan kata Meditasi dalam bahasa kedokteran juga sering kita dengar , Islam karena asli dari Islam , Abah Didi bisa diartikan merk /cara /made in ABAH DIDI, karena

banyak istilah kata Tafakur dalam konteks pembelajaran untuk mendekat diri kepada Nya., misalkan tafakur alam, atau lain sebagainya Tafakur Meditasi Islam Abah Didi adalah suatu cara atau metode praktis dalam mengingat Allah dan mengingat akhirat untuk memperoleh ketenangan , kesabaran dan ketentraman dengan cara mengelola mental dan fisik yang melibatkan tehnik pernafasan serta konsentrasi pikiran dengan bertasbih didalam hati. Dengan pelatihan Tafakur Meditasi Islam Abah Didi , adalah merupakan salah satu cara atau alternatif yang mungkin selama ini anda butuhkan. Banyak pelatihan atau cara/ metode dalam beribadah yang di tawarkan kepada anda selama ini mungkin saja belum tepat atau cocok untuk pilihan Anda.

Tafakur, Cara Efektif Pelihara Iman!


Selasa, 22 November 2011

Kaos Distro Musli

SETIAP hari bahkan mungkin sepanjang tahun kita diperhadapkan dengan beragam kesulitan, cobaan, penderitaan, yang boleh jadi cukup melelahkan hati dan pikiran. Kondisi yang tidak saja mengundang emosi tapi juga memancing diri untuk membenci bahkan mungkin memusuhi. Di sinilah akal sehat kita dipertaruhkan. Sebab keunggulan manusia itu terletak pada kemampuannya berpikir. Bagi yang jarang bertafakur (merenungkan hikmah) atas kejadian yang menimpa itu, maka ia akan memilih sikap berkeluh kesah, minder, pesimis, atau selalu menyalahkan keadaan yang justru mengakibatkan pudarnya cahaya iman. Tetapi bagi yang mau mentafakuri-nya, maka ia akan mendapatkan pencerahan yang baik, sehingga bukan saja kenikmatan yang menyenangkan yang bisa membuatnya tersenyum, musibah pun tak mampu membuatnya menangis. Bahkan musibah justru menjadikannya semakin dekat kepada Allah SWT. Mukmin yang selalu bertafakur, ialah orang yang memahami maksud baik Allah atas setiap peristiwa dan kejadian yang dialaminya. Dan, keyakinan dalam hatinya justru terus-menerus bertambah kokoh bahwa tidak mungkin Allah akan berubah menjadi Maha Pembenci, sebab Dia adalah Maha Penyayang. Tafakkur tidak sama dengan bersemedi atau tepekur (istilah Jawa). Apalagi jika dilakukan tanpa ada ajaran Islam. Tafakur adalah perenungan untuk memikirkan, membesarkan dan mentadaburi tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Dari Nabi SAW., bahwa pada suatu hari ia keluar menuju suatu kaum. Mereka sedang bertafakur. Maka Nabi SAW bertanya, Apa yang kamu sedang kerjakan sehingga kamu tidak berbicara? Mereka menjawab, Kami sedang memikirkan ciptaan Allah SWT. Selanjutnya Nabi SAW bersabda, Kalau begitu, maka lakukanlah. Berpikirlah tentang ciptaan Allah, tetapi janganlah kamu memikirkan tentang-Nya. Sesungguhnya di barat ini ada bumi yang putih cahayanya perjalanan matahari empat puluh hari. Di dalamnya terdapat makhluk dari makhluk-makhluk Allah. Mereka tidak pernah mendurhakai Allah sekejap mata pun. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, lalu di mana setan terhadap mereka? Beliau bersabda, Mereka tidak tahu setan diciptakan atau tidak. Mereka berkata, Bagaimana dengan anak Adam? Beliau bersabda, Mereka tidak tahu Adam diciptakan atau tidak. Lebih jelas, al-Quran mengatakan;

Banyak pilihan bahan cotton c elegant. Pilih s


Sentra Mukena

Tersedia muke dengan berbag Mukena Isya, Mukena Attaq banyak lagi. H

Grosir Kaos Kaki

Kaos Kaki Mu dan banyak pil HARGA GRO Kaos Kaki Log http://grosirkao http://kaoskaki

19 Video Debat Is

Plus 4.000 arti ulama, serta na Kunjungi seka

www.digitalhu

Program Tebar H Gratis

Siapkan diri Anda u orang yang beruntu ini.

Program Tebar H Gratis, Mau ?

Artinya: ...dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (QS. Ali Imran (3): 191)

Kesimpulannya, dalam hal yang tidak menyenangkan pun dirinya bisa melihat dengan haqqul yakin, bahwa Allah sangat mencintai hamba-Nya. Bertafakur berarti berpikir dengan akal sehat untuk menemukan hikmah (kebijaksanaan) dalam setiap peristiwa yang dihadapi, dialami ataupun dirasakan. Dengan cara demikian, maka kita akan mengerti secara jelas sikap terbaik apa yang harus kita berikan atas peristiwa yang terjadi. Pada saat yang sama kita harus mampu menghubungkan peristiwa yang terjadi dengan konsep keimanan kepada Allah SWT. Inilah yang disebut dengan dzikir, sehingga kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan bersabar atas segala musibah. Sebagai contoh berikut penulis kutipkan satu kasus bagaimana bertafakur, dari buku Bahan Renungan Qalbu, karya Ir. Permadi Alibasyah tentang musibah. Bila dipikir dengan akal, musibah itu pasti hal yang buruk. Kemudian tak satu pun manusia yang mau apalagi ingin mendapat musibah. Bahkan musibah itu identik dengan apes atau sial. Musibah juga hasil kejahatan orang lain pada kita. Boleh jadi musibah juga karena kecerobohan kita saja. Cara berpikir seperti di atas, akan menghasilkan output yang buruk. Wajar orang yang mengalami musibah menjadi stres. Oleh karena itu dia perlu dikasihani karena kemalangan yang menimpanya. Maka lain kali buatlah perhitungan yang matang supaya tidak tertimpa musibah. Akan sangat berbeda hasilnya jika proses berfikir seorang mukmin diiringi proses dzikir. Kita harus selalu ingat bahwa Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. Allah tidak akan pernah berbuat dzalim, malah Ia Maha Adil. Allah Maha Pandai, Maha Pengatur lagi Maha Suci. Allah selalu mendengar doa hamba-hamba-Nya. Maka musibah dengan proses fikir dan dzikir akan menghasilkan semakin kuatnya keyakinan seorang mukmin pada kekuasaan Allah SWT. Tidak wajar bila kita stress saat mengalami musibah, bukankah musibah itu adalah realisasi dari permohonan kita, ihdinash shirata al-mustaqim? Hakikat dari musibah ialah Allah ingin kita mendapat hikmah. Betapa banyak kenikmatan yang didapat di antara taring-taring bencana. Bila awan tak menangis, mana mungkin taman akan tersenyum. Musibah adalah tanda cinta Allah pada kita. Dia telah memberikan peluang kepada kita untuk meningkatkan ketaqwaan, dan bukankah manusia yang paling tinggi derajatanya adalah orang yang paling taqwa? Belajar Dari Nabi Yusuf Sebelum menjadi nabi, Yusuf adalah anak, remaja, bahkan pemuda yang hidup dalam kubangan masalah, derita bahkan kesengsaraan. Belum cukup usia baligh beliau sudah harus dibuang ke dalam sumur oleh saudaranya sendiri. Kita bisa bayangkan, bagaimana hancurnya perasaan seorang Yusuf belia kala itu. Namun karena Yusuf sempat mendapat pelajaran dari sang ayah, Nabi Ayyub, bahwa dirinya akan mendapat kemuliaan besar dalam hidupnya yang tergambar dalam mimpi yang sempat dialaminya, ia mampu menghadapi derita yang berat itu dengan optimisme. Keimanannya pun mengantarkan pada satu keyakinan besar bahwa derita yang dialaminya adalah anak tangga pertama yang harus dilalui untuk menuju kemuliaan yang pernah dimimpikannya. Beberapa waktu lamanya, Yusuf juga sempat difitnah bahkan masuk penjara karena tuduhan palsu sang majikan atasnya. Yusuf pun tidak gusar bahkan sebaliknya, ia semakin yakin bahwa hal itu adalah tangga kesekian yang dapat mengantarkannya kepada kemuliaan yang pernah dimimpikannya. Yusuf selalu berhasil menetralisir jiwa dan emosinya pada kondisi seimbang. Bahkan ketika penjara akan

Berita Gaya H Mudah Memaa Ma... Beginilah Seha yang... Bertekad Meng Par... Zalim, Sumber Kiama... Tutup Peluang Persaudar... Muliakan Oran Hingga... Adakah yang M Kelu... Sekali lagi, Per

Inilah Karakter Tunduk pada W ...

menjadi tempat hidupnya, ia justru lebih memilih penjara daripada menuruti keinginan majikan yang dapat mengundang kemurkaan Allalh SWT. Al-Quran menjelaskan hal tersebut dengan gamblang. Yusuf berkata:

"Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."(QS. Yusuf: 33). Pada saat yang sama Yusuf terus-menerus memperbaiki diri, sembari senantiasa bertafakkur, berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT, hingga akhirnya ia dinobatkan sebagai perdana menteri Mesir. Yusuf semakin dewasa, berwibawa bahkan mulia justru karena ditempa oleh beragam kesulitan, fitnah dan pengasingan. Hal ini terlihat saat beliau menerima amanah sebagai perdana menteri. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya ia sama sekali tak berniat melampiaskan balas dendam terhadap saudarasaudaranya sendiri yang telah melemparkannya ke dalam sumur tatkala ia masih kecil. Nabi Yusuf justru mengundang mereka tinggal bersama, memaafkan mereka dan bahagia bisa berbuat baik terhadap mereka yang pernah membenci dan memusuhinya. Subhanallah. Jadi, marilah kita biasakan diri untuk bertafakkur dengan sepenuh hati. Temukanlah hikmah agung atas setiap masalah, musibah, kesulitan, penderitaan yang kita alami. Sebab tidak mungkin apa yang ada dalam kehidupan ini hadir tanpa maksud baik dari Allah SWT. Bukankah setiap kesuksesan itu harus dibayar dengan kelelahan, kepayahan, bahkan penderitaan? Ingat, kecelakaan tidak hanya terjadi di jalanan yang becek atau rusak. Bahkan maut seringkali mengintai justru di jalan mulus, lancar, dan bebas hambatan! Jadi, bertafakkurlah! Wallahu alam.*/Imam Nawawi

Red: Cholis Akbar Share | KOMENTAR Heruzy Al Fandyz , Senin, 28 November 2011 Dari ibroh nabi Yusuf, nampaklah, sebuah kebahagiyaan lahir bathin akan tercapai dengan keyakinan penuh kepada Sang Illahi Rabbi. Semoga kita merupakan hamba yang mendapatkan syafaatNya.

Nov , Ahad, 04 Desember 2011 "Ingat, kecelakaan tidak hanya terjadi di jalanan yang becek atau rusak. Bahkan maut seringkali mengintai justru di jalan mulus, lancar, dan bebas hambatan!" hati-hati, bos! pernyataan ini bisa disalahgunakan oleh kementerian/dinas PU, mereka jadi malas perbaiki jalan dan

jembatan dan rusak... korban yg meninggal akibat jalan rusak juga tidak sedikit, bukan krn mereka tdk hati-hati... tapi krn kerusakan itu sdh melebihi batas toleransi... seperti halnya, kecelakaan lalu lintas tdk hanya menimpa mereka yg melanggar aturan, justru orang-orang yg sdh benar pun bisa terseret jadi korban akibat ulah orang-orang yg tdk bertanggung jawab... semua penulis yg mengutip kisah-kisah nabi dan orang sholeh, yg menceritakan keunggulan iman dan akhlak mereka, tdk pernah bisa mendeskripsikannya secara detil... kita susah menirunya ke dalam kehidupan sekarang... okelah, Nabi Yusuf As. tentu saja adalah orang sholeh... tapi waktu dia kecil, apakah dia pernah ngambek, nangis, merajuk, iseng, nakal, bandel, jahil??? dan bagaimana Nabi Ayub As. menghadapi 'kenakalan' masa kecil anaknya hingga ia siap dilantik menjadi nabi/rasul???

Ratna Hermawati , Senin, 05 Desember 2011 rasanya qt perlu berulang-ulang untuk bermusahabah diri..

Alex , Rabu, 07 Desember 2011 segala tindakan dimulai dengan perencanaan yang baik akan menjadikan hasil yang baik, begitupun ketika mengalawinya dengan tidak baik berujung pada ketidak baikan,namun kadang kita lebih memilih perenungan yag berdasarkan napsu sehingga napsu yang jelek ini kita anggap menjadi sesuatu yang harus segera di realisasikan.ini sehingga Allah menyuruh hambanya untuk berfikir agar kita jauh dari kesimpulan yang membahayakan diri kita apalagi orang lain.... semoga kita menjadi orang yang senantiasa terpeliara imannya dari berbagai godaan yang menyesatkan....

Ruhana , Selasa, 10 Januari 2012 kesabaran dan keikhlasan terhadap diri sendiri amat perlu jika ingin bermuhasabah..................

KIRIM KOMENTAR ANDA : Nama Email

Komentar Anda

Kode Keamanan

Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Hidayatullah.com. Redaksi berhak menghapus/menutup komentar yang berbau pelecehan, kasar, intimidasi, bertendensi SARA.

Tafakur, Cara Efektif Pelihara Iman!


Selasa, 22 November 2011

Kaos Distro Musli

SETIAP hari bahkan mungkin sepanjang tahun kita diperhadapkan dengan beragam kesulitan, cobaan, penderitaan, yang boleh jadi cukup melelahkan hati dan pikiran. Kondisi yang tidak saja mengundang emosi tapi juga memancing diri untuk membenci bahkan mungkin memusuhi. Di sinilah akal sehat kita dipertaruhkan. Sebab keunggulan manusia itu terletak pada kemampuannya berpikir. Bagi yang jarang bertafakur (merenungkan hikmah) atas kejadian yang menimpa itu, maka ia akan memilih sikap berkeluh kesah, minder, pesimis, atau selalu menyalahkan keadaan yang justru mengakibatkan pudarnya cahaya iman. Tetapi bagi yang mau mentafakuri-nya, maka ia akan mendapatkan pencerahan yang baik, sehingga bukan saja kenikmatan yang menyenangkan yang bisa membuatnya tersenyum, musibah pun tak mampu membuatnya menangis. Bahkan musibah justru menjadikannya semakin dekat kepada Allah SWT. Mukmin yang selalu bertafakur, ialah orang yang memahami maksud baik Allah atas setiap peristiwa dan kejadian yang dialaminya. Dan, keyakinan dalam hatinya justru terus-menerus bertambah kokoh bahwa tidak mungkin Allah akan berubah menjadi Maha Pembenci, sebab Dia adalah Maha Penyayang. Tafakkur tidak sama dengan bersemedi atau tepekur (istilah Jawa). Apalagi jika dilakukan tanpa ada ajaran Islam. Tafakur adalah perenungan untuk memikirkan, membesarkan dan mentadaburi tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Dari Nabi SAW., bahwa pada suatu hari ia keluar menuju suatu kaum. Mereka sedang bertafakur. Maka Nabi SAW bertanya, Apa yang kamu sedang kerjakan sehingga kamu tidak berbicara? Mereka menjawab, Kami sedang memikirkan ciptaan Allah SWT. Selanjutnya Nabi SAW bersabda, Kalau begitu, maka lakukanlah. Berpikirlah tentang ciptaan Allah, tetapi janganlah kamu memikirkan tentang-Nya. Sesungguhnya di barat ini ada bumi yang putih cahayanya perjalanan matahari empat puluh hari. Di dalamnya terdapat makhluk dari makhluk-makhluk Allah. Mereka tidak pernah mendurhakai Allah sekejap mata pun. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, lalu di mana setan terhadap mereka? Beliau bersabda, Mereka tidak tahu setan diciptakan atau tidak. Mereka berkata, Bagaimana dengan anak Adam? Beliau bersabda, Mereka tidak tahu Adam diciptakan atau tidak. Lebih jelas, al-Quran mengatakan;

Banyak pilihan bahan cotton c elegant. Pilih s


Sentra Mukena

Tersedia muke dengan berbag Mukena Isya, Mukena Attaq banyak lagi. H

Grosir Kaos Kaki

Kaos Kaki Mu dan banyak pil HARGA GRO Kaos Kaki Log http://grosirkao http://kaoskaki

19 Video Debat Is

Plus 4.000 arti ulama, serta na Kunjungi seka

www.digitalhu

Program Tebar H Gratis

Siapkan diri Anda u orang yang beruntu ini.

Program Tebar H Gratis, Mau ?

Artinya: ...dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (QS. Ali Imran (3): 191)

Kesimpulannya, dalam hal yang tidak menyenangkan pun dirinya bisa melihat dengan haqqul yakin, bahwa Allah sangat mencintai hamba-Nya. Bertafakur berarti berpikir dengan akal sehat untuk menemukan hikmah (kebijaksanaan) dalam setiap peristiwa yang dihadapi, dialami ataupun dirasakan. Dengan cara demikian, maka kita akan mengerti secara jelas sikap terbaik apa yang harus kita berikan atas peristiwa yang terjadi. Pada saat yang sama kita harus mampu menghubungkan peristiwa yang terjadi dengan konsep keimanan kepada Allah SWT. Inilah yang disebut dengan dzikir, sehingga kita senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan bersabar atas segala musibah. Sebagai contoh berikut penulis kutipkan satu kasus bagaimana bertafakur, dari buku Bahan Renungan Qalbu, karya Ir. Permadi Alibasyah tentang musibah. Bila dipikir dengan akal, musibah itu pasti hal yang buruk. Kemudian tak satu pun manusia yang mau apalagi ingin mendapat musibah. Bahkan musibah itu identik dengan apes atau sial. Musibah juga hasil kejahatan orang lain pada kita. Boleh jadi musibah juga karena kecerobohan kita saja. Cara berpikir seperti di atas, akan menghasilkan output yang buruk. Wajar orang yang mengalami musibah menjadi stres. Oleh karena itu dia perlu dikasihani karena kemalangan yang menimpanya. Maka lain kali buatlah perhitungan yang matang supaya tidak tertimpa musibah. Akan sangat berbeda hasilnya jika proses berfikir seorang mukmin diiringi proses dzikir. Kita harus selalu ingat bahwa Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. Allah tidak akan pernah berbuat dzalim, malah Ia Maha Adil. Allah Maha Pandai, Maha Pengatur lagi Maha Suci. Allah selalu mendengar doa hamba-hamba-Nya. Maka musibah dengan proses fikir dan dzikir akan menghasilkan semakin kuatnya keyakinan seorang mukmin pada kekuasaan Allah SWT. Tidak wajar bila kita stress saat mengalami musibah, bukankah musibah itu adalah realisasi dari permohonan kita, ihdinash shirata al-mustaqim? Hakikat dari musibah ialah Allah ingin kita mendapat hikmah. Betapa banyak kenikmatan yang didapat di antara taring-taring bencana. Bila awan tak menangis, mana mungkin taman akan tersenyum. Musibah adalah tanda cinta Allah pada kita. Dia telah memberikan peluang kepada kita untuk meningkatkan ketaqwaan, dan bukankah manusia yang paling tinggi derajatanya adalah orang yang paling taqwa? Belajar Dari Nabi Yusuf Sebelum menjadi nabi, Yusuf adalah anak, remaja, bahkan pemuda yang hidup dalam kubangan masalah, derita bahkan kesengsaraan. Belum cukup usia baligh beliau sudah harus dibuang ke dalam sumur oleh saudaranya sendiri. Kita bisa bayangkan, bagaimana hancurnya perasaan seorang Yusuf belia kala itu. Namun karena Yusuf sempat mendapat pelajaran dari sang ayah, Nabi Ayyub, bahwa dirinya akan mendapat kemuliaan besar dalam hidupnya yang tergambar dalam mimpi yang sempat dialaminya, ia mampu menghadapi derita yang berat itu dengan optimisme. Keimanannya pun mengantarkan pada satu keyakinan besar bahwa derita yang dialaminya adalah anak tangga pertama yang harus dilalui untuk menuju kemuliaan yang pernah dimimpikannya. Beberapa waktu lamanya, Yusuf juga sempat difitnah bahkan masuk penjara karena tuduhan palsu sang majikan atasnya. Yusuf pun tidak gusar bahkan sebaliknya, ia semakin yakin bahwa hal itu adalah tangga kesekian yang dapat mengantarkannya kepada kemuliaan yang pernah dimimpikannya. Yusuf selalu berhasil menetralisir jiwa dan emosinya pada kondisi seimbang. Bahkan ketika penjara akan

Berita Gaya H Mudah Memaa Ma... Beginilah Seha yang... Bertekad Meng Par... Zalim, Sumber Kiama... Tutup Peluang Persaudar... Muliakan Oran Hingga... Adakah yang M Kelu... Sekali lagi, Per

Inilah Karakter Tunduk pada W ...

menjadi tempat hidupnya, ia justru lebih memilih penjara daripada menuruti keinginan majikan yang dapat mengundang kemurkaan Allalh SWT. Al-Quran menjelaskan hal tersebut dengan gamblang. Yusuf berkata:

"Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."(QS. Yusuf: 33). Pada saat yang sama Yusuf terus-menerus memperbaiki diri, sembari senantiasa bertafakkur, berdzikir dan berdoa kepada Allah SWT, hingga akhirnya ia dinobatkan sebagai perdana menteri Mesir. Yusuf semakin dewasa, berwibawa bahkan mulia justru karena ditempa oleh beragam kesulitan, fitnah dan pengasingan. Hal ini terlihat saat beliau menerima amanah sebagai perdana menteri. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya ia sama sekali tak berniat melampiaskan balas dendam terhadap saudarasaudaranya sendiri yang telah melemparkannya ke dalam sumur tatkala ia masih kecil. Nabi Yusuf justru mengundang mereka tinggal bersama, memaafkan mereka dan bahagia bisa berbuat baik terhadap mereka yang pernah membenci dan memusuhinya. Subhanallah. Jadi, marilah kita biasakan diri untuk bertafakkur dengan sepenuh hati. Temukanlah hikmah agung atas setiap masalah, musibah, kesulitan, penderitaan yang kita alami. Sebab tidak mungkin apa yang ada dalam kehidupan ini hadir tanpa maksud baik dari Allah SWT. Bukankah setiap kesuksesan itu harus dibayar dengan kelelahan, kepayahan, bahkan penderitaan? Ingat, kecelakaan tidak hanya terjadi di jalanan yang becek atau rusak. Bahkan maut seringkali mengintai justru di jalan mulus, lancar, dan bebas hambatan! Jadi, bertafakkurlah! Wallahu alam.*/Imam Nawawi

Red: Cholis Akbar Share | KOMENTAR Heruzy Al Fandyz , Senin, 28 November 2011 Dari ibroh nabi Yusuf, nampaklah, sebuah kebahagiyaan lahir bathin akan tercapai dengan keyakinan penuh kepada Sang Illahi Rabbi. Semoga kita merupakan hamba yang mendapatkan syafaatNya.

Nov , Ahad, 04 Desember 2011 "Ingat, kecelakaan tidak hanya terjadi di jalanan yang becek atau rusak. Bahkan maut seringkali mengintai justru di jalan mulus, lancar, dan bebas hambatan!" hati-hati, bos! pernyataan ini bisa disalahgunakan oleh kementerian/dinas PU, mereka jadi malas perbaiki jalan dan

jembatan dan rusak... korban yg meninggal akibat jalan rusak juga tidak sedikit, bukan krn mereka tdk hati-hati... tapi krn kerusakan itu sdh melebihi batas toleransi... seperti halnya, kecelakaan lalu lintas tdk hanya menimpa mereka yg melanggar aturan, justru orang-orang yg sdh benar pun bisa terseret jadi korban akibat ulah orang-orang yg tdk bertanggung jawab... semua penulis yg mengutip kisah-kisah nabi dan orang sholeh, yg menceritakan keunggulan iman dan akhlak mereka, tdk pernah bisa mendeskripsikannya secara detil... kita susah menirunya ke dalam kehidupan sekarang... okelah, Nabi Yusuf As. tentu saja adalah orang sholeh... tapi waktu dia kecil, apakah dia pernah ngambek, nangis, merajuk, iseng, nakal, bandel, jahil??? dan bagaimana Nabi Ayub As. menghadapi 'kenakalan' masa kecil anaknya hingga ia siap dilantik menjadi nabi/rasul???

Ratna Hermawati , Senin, 05 Desember 2011 rasanya qt perlu berulang-ulang untuk bermusahabah diri..

Alex , Rabu, 07 Desember 2011 segala tindakan dimulai dengan perencanaan yang baik akan menjadikan hasil yang baik, begitupun ketika mengalawinya dengan tidak baik berujung pada ketidak baikan,namun kadang kita lebih memilih perenungan yag berdasarkan napsu sehingga napsu yang jelek ini kita anggap menjadi sesuatu yang harus segera di realisasikan.ini sehingga Allah menyuruh hambanya untuk berfikir agar kita jauh dari kesimpulan yang membahayakan diri kita apalagi orang lain.... semoga kita menjadi orang yang senantiasa terpeliara imannya dari berbagai godaan yang menyesatkan....

Ruhana , Selasa, 10 Januari 2012 kesabaran dan keikhlasan terhadap diri sendiri amat perlu jika ingin bermuhasabah..................

KIRIM KOMENTAR ANDA : Nama Email

Komentar Anda

Kode Keamanan

Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi Hidayatullah.com. Redaksi berhak menghapus/menutup komentar yang berbau pelecehan, kasar, intimidasi, bertendensi SARA.

Anda mungkin juga menyukai