Anda di halaman 1dari 6

4 KAIDAH MEMAHAMI TAUHID ....

karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Yayasan Surabaya Mengaji Official

Hari Minggu 09/01/2022, di masjid Jami Mekkah, Bendul Merisi

Ustad Gemma Azhari

Bismillahirrohmanirrohim,

MUQADIMMAH

Apa kepentingan belajar Tauhid, adalah pembeda antara syurga dan neraka, jika di dunia merasa
memiliki/ memang memiliki segalanya, ttp blm tentu bisa masuk syurga, jika didalam hatinya ada
tauhid, dan memahami makna dan melakukan amal yg baik, maka selamat di dunia dan akhirat.

Maksiat adalah jalan menuju ke kufuran, begitu juga ke syirikan, maka tdk akan masuk syurga,
melainkan akan kekal di dalam neraka.

Cara belajar ilmu kitab yg benar itu sebaiknya, secara berurutan, sehingga penjabaran ilmunya detail dan
dimaknai.

Tawassul yg diperbolehkan ada 3 ; 1. Tawassul dengan nama2 dan sifat Allah, 2. Tawassul dengan
sholeh, contohnya, pernah kita melakukan sebuah amal sholeh, kemudian sebutkan kembali kebaikan yg
pernah kita lakukan sebelumnya kepada Allah, kemudian minta kepada Allah kebutuhan kita,, inilah yg
disebutkan tawassul dengan menggunakan amal sholeh, 3. Bertawassul dengan orang sholeh,
SEBAIKNYA TIDAK DILAKUKAN.

Siapapun bisa menjadi wali Allah, asalkan memiliki iman dan bertakwa, artinya wali Allah itu org yg
diurusi oleh Allah, jadi Allah akan mengistimewakan orang tersebut dibandingkan individu yg lainnya,
karena iman dan takwanya kepada Allah.

Orang bisa saja berbarokah, krn iman dan takwanya, sehingga setiap keberadaannya, bisa dirasakan oleh
orang lain, contohnya jika orang yg berbarokah itu dating atau memasuki suatu tempat, maka org lain
akan merasakan perbedaannya yg mengakibatkan suasana menjadi positif.

Terjemahan Qowaidhul Arba’ yg juga kesimpulan naratif dari penjabaran diatas ;

Artinya ,” Aku memohon kepada Allah yg Maha Mulia, Rabb Arsy’ yg Agung, semoga Dia menjagamu di
dunia dan di akhirat, dan menjadikanmu diberkahi dimanapun kamu berada, serta menjadikanmu
termasuk golongan yang jika diberi bersyukur, jika diuji bersabar, dan jika berbuat dosa beristighfar,
karena tiga hal ini merupakan tanda kebahagiaan. “

Bersabar bagi muslim itu hukumnya Wajib, bersyukur disetiap kenikmatan yg diperoleh ( yakinkan diri
kita bahwa disetiap rezeki yg kita peroleh, wajib hukumnya bersyukur sebelum menikmatinya )
Kita pernah mendengar bahwa Hanifiyah adalah agama dijaman Nabi Ibrahim, sebenarnya yg lebih tepat
adalah Tauhid,, Nabi Ibrahim telah ditetapkan oleh Allah, bahwa beliau adalah Bapaknya para Nabi.

Tujuan Allah menciptakan manusia dan jin di dunia, tidak lain Hanya utk beribadah kepada Allah. Sesuai
QS. 51:56, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku. “

*Tauhid adalah syarat utama diterimanya setiap amalan ibadah di dunia.

*Untuk mengetahui Tauhid, yg pertama harus dipelajari adalah, syirik, dengan mengetahui lawan dari
Tauhid, maka kita akan mengetahui lebih baik kebalikannya, yaitu Tauhid, yaitu dengan mempelajari 4
kaidah ysng disebutkan Allah dalam kitabnya.

KAIDAH PERTAMA :

Orang – orang kafir zaman dahulu itu mengetahui dengan jelas bahwa yg memberikan segala rezeki dan
syafaat adalah Allah semata (ada tauhid di hati dan akal pikirannya), tetapi kenapa orang2 musyrik
zaman dahulu, kenapa meminta syafaatnya kepada patung/ berhala ??. Jadi disinilah yg disebutkan
kenapa kemusyrikan orang2 zaman dulu itu sangat tidak logis, seperti yg tertera di QS 10:31, yg
berbunyi, “ Katakanlah, siapa yg memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang
kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yg mengeluarkan yg hidup dari yg
mati dan mengeluarkan yg mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan ? Maka
mereka akan menjawab : Allah. Maka katakanlah : Mengapa kamu tidak bertakwa kepadaNya ? “ ……. .
Itulah kenapa Nabi Muhammad saw memerangi mereka para kafir dan pendusta. Berbeda dengan
orang2 musyrik zaman sekarang, didalam hati dan akalnya tdk ada tauhidnya sama sekali, karena
mereka hanya mengikuti katanya2 dan bid’ah, juga perbuatan2 ibadah tanpa sanad yg jelas, dan sama
sekali bukan dari Allah penguasa semesta alam dan segala isinya.

KAIDAH KEDUA :

Mengenai syafaat – syafaat, ada syafaat di akhirat, yaitu meminta pertolongan para nabi dan rasul di
padang mahsyar, utk disampaikan kpd Allah, seperti, saat di padang mahsyar, saat semua manusia
dikumpulkan oleh Allah, dengan jarak matahari hanya kurang lebih 1 mil, disaat itu setiap manusia akan
berkeringat krn kepanasan, dan banyaknya keringat yg dikeluarkan setiap org akan berbeda – beda,
tergantung amal perbuatannya saat masih hidup di dunia, sehingga setiap manusia akan berbondong –
bonding, mencari syafaat berurutan dari para nabi dan rasul , sehingga akhirnya pada saat bertemu
Rasul saw, maka beliau akan bersujud memuji nama Allah, dan berdoa sangat lama, utk segera
disegerakan semua urusan para manusia di padang mahsyar, yg pd akhirnya Allah menghentikan
penantian manusia di padang mahsyar, itulah contoh syafaat di akhirat.

Selanjutnya adalah syafaat kpd manusia di dunia, artinya meminta bantuan kepada manusia di dunia,,
artinya meminta pertolongan, kpd manusia di dunia, utk keperluan dunia, kepada para tenaga ahli
ataupun manusia lainnya, contoh motor antum rusak maka minta pertolongan montir, ahli reparasi
computer, hp, sakit ke dokter, ataupun meminta bantuan/ pertolongan saudara utk kebutuhan sehari –
hari.

Syafaat itu ada 2 ; SYAFAAT MANFIYYAH (tertolak), SYAFAAT MUTSBATAH (diterima).

…….

……………….

KAIDAH KETIGA :

Mau apapun yg disembah/ sebaik apapun yang disembah, janganlah menyembah selain Allah, jangan
lah engkau bertasyabuh ( meniru – niru ibadahnya orang kafir/ orang musyrik ) kepada orang – orang
musyrik.

………………………..

……………………

KAIDAH KEEMPAT :

Orang – orang musyrik di zaman kita lebih parah kesyirikannya, daripada orang – orang zaman dahulu,
krn org2 terdahulu berbuat syirik hanya saat lapang saja, tetapi ikhlas saat kesulitan, sementara orang –
orang musyrik di zaman now, kesyirikan mereka terus – menerus saat lapang dan sulit. Dalilnya adalah
firman-Nya Allah Ta’ala, “ Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo’a kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya ; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampaike darat, tiba –
tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah). “ QS 29:65,,, ayat tersebut berkaitan dengan kisah
Ikrimah bin Abu jahal, perihal pelariannya saat kalah perang dengan Nabi Muhammad saw, kemudian
para orang kafir tersebut melarikan diri menggunakan kapal,, saat dirasa mereka takut dengan kondisi di
laut tersebut, sang kapten kapal, menyerukan untuk berdoa meminta keselamatan kepada Allah, dan
kesemuanya berdoa kpd Allah termasuk Ikrimah bin abu jahal tersebut, dan Allah mengabulkan
keselamatan mereka di laut hingga mencapai daratan, waLlahu a’lam bishawab.

Orang – orang syirik di zaman saat ini justru lebih parah dari pada orang – orang zaman dahulu. Orang –
orang zaman dahulu, syiriknya hanya sabagai WASILAH, artinya menggunakan patung2/ berhala2
tersebut, hanya sebagai PERANTARA kepada Allah swt, sedangkan orang – orang musyrik zaman
sekarang, memintanya bisa langsung kepada patungnya/ berhalanya, atau tuhan2 buatannya sendiri, jd
tidak ada Allah sama sekali dlm permintaannya, bahkan lebih tepatnya menolak keberadaan Allah yg
tauhid.

Sebagai ahlussunah waljamaah, memiliki posisi ditengah – tengah, antara dua kaum, yg syirik mutlak
tidak mengakui Allah dan RasulNya dan juga muslim yg mengaku menyembah kpd Allah, tetapai masih
menggunakan perantara – perantara, takhyul, budaya para leluhur, dll yang sebagainya mampu
memberikan akses lebih cepat utk dikabulkannya suatu do’a/ permintaan.

Menjadikan sesuatu yg bukan sebagai sebab yg benar secara syar’i maupun teknologi/ sains/
kedokteran, termasuk syirik, contohnya mempercayai, bahwa sebuah batu bisa menyembuhkan suatu
penyakit, dan secara syar’I tdk ada dalilnya, kemudian secara sains/ kedokteran juga tdk ada bukti hasil
penelitian yg sah, maka termasuk syirik.

Contoh selanjutnya ucapan bersumpah atas nama selain Allah, maka itu termasuk syirik kecil, yang
benar = , “demi Allah, aku tidak mempercayainya…!”,,, contoh yg syirik kecil, “ demi AlQur’an aku tidak
mempercayainya…!”

TERJEMAH QOWAIDHUL ARBA’

Aku memohon kepada Allah yang mahamulia, Rabb Arsy’ yang agung, semoga Dia menjagamu di
dunia dan di akhirat, dan menjadikanmu diberkahi di manapun kau berada serta menjadikanmu
termasuk golongan yang jika diberi bersyukur, jika diuji bersabar, dan jika berbuat dosa beristighfar,
karena tiga hal ini merupakan tanda kebahagiaan.

Ketahuilah, semoga Allah membimbingmu untuk mentaati-Nya, bahwa hanifiyah agama Ibrahim
adalah kamu menyembah Allah semata dengan ikhlas dalam beragama. Untuk hal itulah Allah menyuruh
semua makhluk dan menciptakan mereka untuk hal tersebut, seperti yang di firmankan-Nya, “Tidaklah
Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah-Ku.” [51:56]

 Rabb adalah yang mencipta kemudian iLlah adalah yang diibadahi

Apabila kamu sudah tahu bahwa Allah menciptakanmu untuk menyembah-Nya maka ketahuilah
bahwa ibadah tidak disebut ibadah, kecuali disertai tauhid, seperti shalat yang tidak disebut shalat,
kecuali disertai berwudhu. Apabila syirik masuk dalam ibadah, maka ibadah itu menjadi rusak, seperti
hadats yang apabila masuk dalam wudhu, seperti yang Dia firmankan, ‘ Tidaklah pantas orang – orang
musyrik itu memakmurkan masjid – masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir.
Itulah orang – orang yang sia – sia amal kebaikannya, dan mereka kekal di dalam Neraka. “ [9:17]

Apabila kamu telah tahu, bahwa syirik apabila bercampur dengan ibadah akan merusaknya,
menghapus pahala amal ibadah, dan menjadikan pelakunya kekal di neraka, kamu pun tahu bahwa
perkara sangat penting bagimu adalah mempelajari hal tersebut. Semoga Allah membebaskanmu dari
duri ini yaitu syirik kepada Allah. Yaitu dengan mempelajari 4 kaidah yang disebutkan Allah dalam kitab-
Nya.
Kaidah Pertama

Kamu mengetaahui bahwa orang – orang kafir yang diperangi RasuluLlah ShallaLlahu ‘Alaihi wa
sallam mengakui bahwa Allah Ta’ala adalah Pencipta, Pemberi rezeki, yang menghidupkan, yang
mematikan, pengatur segala sesuatu, tetapi hal itu tidak lantas memasukkan mereka ke dalam Islam.
Dalilnya adalah firman-Nya Ta’ala, “Katakanlah ; siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit
dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang mengatur segala urusan ?, Maka mereka
akan menjawab ; Allah, Maka katakanlah ; mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?” [10:31]

Kaidah Kedua

Mereka berkata, “Kami tidak menyembah mereka (berhala) dan tidak pula merendahkan diri kepada
mereka kecuali untuk mencari qurbah (pendekatan diri kepada Allah) dan syafaat (menjadikan berhala
sebagai perantara kepada Allah)”.

Dalil qurbah salah firman-Nya Ta’ala, “Dia orang – orang yang mengambil pelindung selain Allah
(berkata) : “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah
dengan sedekat – dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka, tentang apa yang
mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi hidayah kepada orang – orang yang
pendusta dan kufur.” [39:2]

Sementara dalil syafaat adalah firman-NyaTa’ala, “Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak
dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka
berkata : Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah. Katakanlah ,”apakah kamu
hendak memberitahu Allah apa yang Dia tidak ketahui di langit dan di bumi?, Mahasuci Dia dari apa
yang mereka persekutuan.” [10:18]

Syafaat itu ada dua ; syafaat manfiyyah (tertolak), dan syafaat mutsbatah (diterima).

 Syafaat manfiyyah adalah syafaat yang diminta kepada selain Allah pada perkara yang tidak
mampu melakukannya kecuali Allah. Dalilnya adalah firman-Nya Ta’ala, “ Hai orang – orang yang
beriman, belanjakanlah (dijalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan
yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang – orang kafir itulah orang – orang yang dzalim.
“ [2:254]
 Syafaat mutsbatah adalah syafaat yang diminta kepada Allah (dengan ketentuan) yang diberi
syafaat adalah orang yang dimuliakan dengan syafaat, dan yang memberi syafaat adalah orang
di-ridlai

Anda mungkin juga menyukai