Anda di halaman 1dari 43

HAKIKAT SHOLAT

M. Muamar, Lc., M.H.


Pengertian Shalat
• menurut Bahasa/ Etimologi berarti do’a
• secara terminology/istilah shalat berarti
beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.,
yang dengannya kita beribadah kepada Allah
menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.
SHOLAT

LAHIR BATIN

gerakan-gerakan dalam ikhlas, kehadiran hati,


shalat yang diawali berzikir kepada Allah,
dengan takbiratul ikhram memberi hormat
dan diakhiri dengan salam kepada-Nya, bergantung
kepada wujud yang
abadi serta
merendahkan diri di
hadapan keagungan dan
kebesaran-Nya
• Sesungguhnya Allah Swt adalah
Tuhan yang maha Rahman dan maha
rohim,yang maha tahu akan segala
apa yang ada di bumi, sehingga
setiap apapun yang diperintahkan
dan dilarang olehnya benar – benar
menunjukan kasih sayang dan cinta-
Nya kepada setiap mahluk di muka
bumi.
Shalat adalah perintah Alloh
Shalat sebagai Rukun Islam
Rasulullah Saw bersabda: “Islam dibangun di atas lima
pilar:
1.Syahadat bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
2.mendirikan shalat,
3.menunaikan zakat,
4.pergi haji ke Baitullah,
5.dan berpuasa di bulan Ramadhan.”
(HR. Bukhari Muslim).
Shalat merupakan pembeda antara muslim
dan kafir
Shalat adalah tiang agama
Shalat merupakan ibadah yang
pertama kali dihisab
TUJUAN DAN FUNGSI SHALAT
 1. Agar tergolong orang yang bertaqwa.

‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُ ُد ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذي َْن ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْو ۙ َن‬
 
Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dan orang-orang yang
sebelum kamu, agar kamu bertakwa.
(Q.S. Al-Baqarah : 21)
2. Untuk mencegah timbulnya perbuatan
keji dan munkar.

َ ْ ْ ۤ
… ‫اِ َّن الص َّٰلوةَ تَ ْن ٰهى َع ِن ْالفَ ْح َشا ِء َوال ُمنك ِر‬
 “ Sesungguhnya shalat itu mencegah
perbuatan keji dan mungkar…
(QS. Al-Ankabut [29] : 45)
3. Agar bisa meraih keberuntungan yang
besar, yakni sorga.
“ Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyu dalam shalatnya”. (Q.S. Al-
Mu’minun : 1-2) 

Rasulullah saw bersabda, "Allah Ta’ala berfirman,


‘Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu salat lima waktu,
dan Aku berjanji bahwa barang siapa yang menjaga waktu-
waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke dalam surga,
dan barang siapa yang tidak menjaganya maka dia tidak
mendapatkan apa yang aku janjikan." (HR. Abu Daud).
4. Agar terhindar dari siksa neraka
5. Agar terhindar dari predikat Kafir.
6. Agar segala amal kebaikannya diterima
Allah SWT
8. Agar Tubuh Tetap Sehat Ditinjau dari segi
kesehatan,
9.Dengan shalat, kita bisa berkomunikasi
langsung dengan Allah
10. Agar Kita Menjadi Orang Disiplin.
AKHLAK DALAM SHOLAT
• Ikhlas
• menyempurnakan gerakan dalam shalat
• bersegera/tidak menunda-nunda
• dilakukan berjamaah
• memakai pakaian terbaik
• khusyu' (tidak banyak melakukan gerakan di luar
gerakan shalat)
• tuma'ninah/tidak tergesa-gesa
• tidak untuk main-main/bahan candaan
HIKMAH SHALAT
• a.Mewujudkan, Memelihara, dan
Meningkatkan Kebersihan serta Kesehatan
• Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah? 2: 222)
• b.Menumbuhkan Rasa Malu untuk
Mempertontonkan Aurat. 
• c.Membina Kedisiplinan. 
• Shalat lima waktu harus dikerjakan pada
waktunya dan sesuai dengan ketentuan syarat.
• Umat Islam yang tekun mengerjakan salat akan
terbiasa berdisiplin dalam memanfaatkan
waktu dan menaati peraturan-peraturan Allah.
• Kebiasaan berdisiplin dalam salat diharapkan
membentuk pribadi-pribadi yang berdisiplin
pula dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban yang lain. 
d.Menumbuhkan Sifat Sabar. 

Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya manusia


diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila
ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan
apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,
kecuali orang-orang yang mengerjakan salat,
yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya."
(QS. Al Ma'arij, 70: 19-23)
e.Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar. 
f.Menghapus Dosa 
g.Shalat dapat memperkokoh hubungan
seorang hamba dengan Tuhannya. Sehingga
tidak mudah berkeluh kesah saat menghadapi
persoalan.
MAKNA SPRITUAL SHALAT
• “Shalat adalah mi’ rajnya orang beriman”, demikian
sabda Rasul saw.
• Alangkah agung makna sabda tersebut bagi para
pecinta.
• Dalam setiap shalatnya, seorang pecinta akan
bercengkerama dengan Zat yang dicintainya.
Sehingga tidaklah heran apabila banyak riwayat yang
menyebutkan bahwa baginda Rasul saw dan para
sahabatnya selalu menanti-nantikan tibanya waktu
pelaksanaan shalat.
• Ibadah shalat merupakan ajang bagi seorang
pecintauntuk secara langsung berkeluh kesah dan
menyampaikan kerinduannya kepada Zat yang dicintainya.
• Setiap pecinta yang hendak menunaikan shalat akan
mempersiapkan betul keadaan dirinya dengan berhias
sebaik mungkin.
• Sebabnya, pada saat itu dirinya akan berjumpa dengan
kekasihnya, Allah swt.
• Ibadah shalat juga merupakan sarana komunikasi antara
manusia dengan Allah swt. Bahkan, boleh dibilang sebagai
sarana terbaik. Karena itulah, dalam berbagai riwayat,
disebutkan bahwa shalat merupakan tonggak agama.
ANCAMAN BAGI ORANG YANG
MENINGGALKAN SHALAT
• Meninggalkan shalat adalah perkara yang
teramat bahaya.
• Di dalam berbagai dalil disebutkan berbagai
ancaman yang sudah sepatutnya membuat
seseorang khawatir jika sampai lalai
memperhatikan rukun Islam yang mulia ini.
berikut ini akan diutarakan bahaya
meninggalkan shalat menurut dalil-dalil Al
Qur’an secara khusus.
• Dalil Pertama
• Firman Allah Ta’ala,
• “Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu
sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) ?” (Q.S. Al
Qalam [68] : 35)
• “Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk
bersujud, maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan)
pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi
kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru
untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” (Q.S. Al
Qalam [68] : 43)
• Dari ayat di atas, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak
menjadikan orang muslim seperti orang mujrim(orang yang
berbuat dosa). Tidaklah pantas menyamakan orang muslim dan
orang mujrim dilihat dari hikmah Allah dan hukum-Nya.
• Kemudian Allah menyebutkan keadaan orang-
orang mujrim yang merupakan lawan dari orang
muslim.
• AllahTa’ala berfirman (yang artinya),”Pada hari
betis disingkapkan”. Yaitu mereka (orang-orang
mujrim) diajak untuk bersujud kepada Rabb
mereka, namun antara mereka dan Allah
terdapat penghalang. Mereka tidak mampu
bersujud sebagaimana orang-orang muslim
sebagai hukuman karena mereka tidak mau
bersujud kepada-Nya bersama orang-orang yang
shalat di dunia.
• Dalil Kedua
• Firman Allah Ta’ala,
• “Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam
surga, mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-
orang yang berdosa, “Apakah yang memasukkan kamu ke
dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu
tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan
kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan
adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan
orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami
mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada
kami kematian”.” (QS. Al Mudatstsir [74] : 38-47)
• Dalil Ketiga
• Firman Allah Ta’ala,
• “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah
kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. An Nur
[24] : 56)
• Pada ayat di atas, Allah Ta’ala mengaitkan adanya
rahmat bagi mereka dengan mengerjakan perkara-
perkara pada ayat tersebut. Seandainya orang yang
meninggalkan shalat tidak dikatakan kafir dan tidak
kekal dalam neraka, tentu mereka akan mendapatkan
rahmat tanpa mengerjakan shalat. Namun, dalam ayat
ini Allah menjadikan mereka bisa mendapatkan rahmat
jika mereka mengerjakan shalat.
• Dalil Keempat
• Allah Ta’ala berfirman,
• “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang
shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.” (QS. Al Maa’un [107] : 4-5)
• Sa’ad bin Abi Waqash, Masyruq bin Al Ajda’,
dan selainnya mengatakan, ”Orang tersebut
adalah orang yang meninggalkannya sampai
keluar waktunya.”
• Dalil Kelima
• Firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Maka datanglah
sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman
dan beramal saleh.” (QS. Maryam : 59)
• Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah
mengatakan,”kecuali orang yang bertaubat,
beriman dan beramal saleh”. Maka seandainya
orang yang menyiakan shalat adalah mu’min, tentu
dia tidak dimintai taubat untuk beriman.
• Dalil Keenam
• Firman Allah Ta’ala,
• “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan
menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah
saudara-saudaramu seagama.” (QS. At Taubah [9] :
11)
• Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengaitkan
persaudaraan seiman dengan mengerjakan shalat.
Jika shalat tidak dikerjakan, bukanlah saudara
seiman. Mereka bukanlah mu’min sebagaimana
Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara.” (QS. Al Hujurat [49] : 10)
DO’A MOHON KEKUATAN DALAM BERIBADAH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai