Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara Republik Indonesia, tercatat ada 5 Agama yang diakui oleh negara yaitu
Islam, Kristen, Hindu, Bundha dan Konghuchu. Dari 5 agama tersebut, Agama Islam adalah
agama terbesar dan menjadi agama mayoritas penduduk di Indonesia. Dalam agam Islam
dikenal dengan rukun Islam dan juga rukun Iman. Pada rukun Islam sendiri, terdapat 5 point
penting yang menjadi isi dari rukun Islam tersebut yang salah satunya adalah mengerjakan
Sholat.

Sholat merupakan point kedua dalam rukun Islam, yang mana ini merupakan kewajiban
yang harus dikerjakan atau dilaksanakan oleh seluruh umat Islam di dunia. Sholat merupakan
ibadah yang penting, karena sholat merupakan amalan yang bisa mempengaruhi amalan-
amalan selanjutnya, Nabi Muhammad SAW bersabda :

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah
shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika
shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya,
maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka
disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh
amalnya.” (HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466.1

Dalam hadist tersebut sangat jelas dikatakan bahwa jika sholat kita baik atau bagus
maka insyaallah berhasil, tetapi jika sholat kita buruk atau tidak baik maka rugilah kita. Maka
dari itulah kita seharusnya menjaga sholat kita karena dalam sholat tersebut lah kita bisa berdo'a
dan meminta kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman :

ِ ‫سيَ ْد ُخلُونَ َج َهنَّ َم د‬


َ‫َاخ ِرين‬ َ ‫ست َ ْك ِب ُرونَ ع َْن ِعبَا َدتِى‬ ْ َ ‫َوقَا َل َربُّكُ ُم ٱ ْدعُونِ ٓى أ‬
ْ َ‫ست َ ِج ْب لَكُ ْم ۚ إِنَّ ٱلَّ ِذينَ ي‬

1
https://rumaysho.com/16963-shalat-itu-yang-pertama-kali-akan-dihisab.html diakses pada 2 Oktober
2022 pukul 21.24 Wib.

1
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk
neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". 2

Dari ayat ini kita bisa ketahui bahwasanya Allah SWT pasti akan mengabulkan
permintaan hambanya, maka dari itulah kita sebagai umat Islam harus melaksanakan semua
perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

Sebagai muslim yang taat, kita harus melaksanakan segala perintah Allah SWT dan
menjauhi segala larangan-Nya karena bagaimana pun kita adalah hamba yang lemah yang pasti
membutuhkan pertolongan dari Allah SWT.

Dalam negara kita ini, juga banyak kepercayaan yang terdapat di dalamnya, mulai dari
percaya kepada pohon, benda-benda, laut, gunung dan lain-lain. Maka dari itulah, sebagai
rakyat atau anggota dalam negara yang multikultural kit harus bida menghargai dan
menghormati segala perbedaan yang ada karena dalam hukum yang berlaku juga diatus hak
untuk setiap orang warga Indonesia untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing.

Maka dari itulah, kali ini pemateri akan memberikan sedikit penyelasan mengenai
Agama, yaitu dari segi Sholat, Muslim dan juga Kepercayaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Sholat?


2. Bagaimana Al Qur'an dan Hadits memandang Sholat?
3. Apa yang dimaksud dengan Muslim?
4. Bagaimana menjadi muslim menurut Al Qur'an dan Hadits?
5. Bagaimana kepercayaan yang terdapat di Indonesia?

C. Tujuan

Makalah ini kami buat untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Isu-Isu Kontemporer yaitu Ibu Silvia Tabah Hati, M.Si dan juga sekaligus menambah
wawasan dan pengetahuan kami pribadi sebagai pemateri.

2
https://tafsirweb.com/8872-surat-al-mumin-ayat-60.html diakses pada 2 Oktober 2022 pukul 21.26 Wib.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sholat

Seperti yang sudah disebutkan dalam kata belakang sebelumnya, bahwasanya sholat itu
merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim yang taat. Sejatinya
kita yang membutuhkan sholat sebagai tanda syukur dan juga tempat berdo'a sekaligus tempat
menyerahkan semua urusan kita kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an
surat Al Fatihah ayat 5:

ْ َ‫ِإيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َوإِيَّاكَ ن‬


ُ‫ست َ ِعين‬
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan”.3

Dari ayat ini, jelas sekali dikatakan bahwasnya Allah SWT adalah tempat kita
bergantung dan memohon pertolongan dari segala urusan yang kita lakukan dalam hidup ini.
Orang yang melaksanakan sholat akan mendapatkan pahala dari Allah SWT, menjadi orang
yang beruntung dan sekaligus akan mendapat pengampunan dari Allah SWT. Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur'an surat Al Mu'min ayat 2-3 :

ِ َّ َ‫ت َ ِنزي ُل ٱ ْل ِك َٰت َبِ ِمن‬


‫ٱَّلل ٱ ْلعَ ِز ِيز ٱ ْلعَ ِل ِيم‬

“Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.

‫ط ْو ِل ۖ َ َٓل إِ َٰلَهَ إِ ََّل ه َُو ۖ إِلَ ْي ِه ٱ ْل َم ِصي ُر‬


َّ ‫ب ذِى ٱل‬
ِ ‫شدِي ِد ٱ ْل ِعقَا‬ ِ ‫غافِ ِر ٱلذَّ ۢنبِ َوقَا ِب ِل ٱلت َّ ْو‬
َ ‫ب‬ َ

“Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai
karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah kembali
(semua makhluk)”.4

Sholat ini sendiri mempunyai waktu-waktu yang telah ditetapkan dan harus
dilaksanakan sesuai dengan waktunya, yaitu :

3
https://tafsirweb.com/37082-surat-al-fatihah.html diakses pada 2 Oktober 2022 pukul 21.27 Wib.

4
https://tafsirweb.com/8815-surat-al-mumin-ayat-2-3.html diakses pada 2 Oktober 2022 pukul 21.27 Wib.

3
1) Waktu şalat subuh adalah mulai terbit fajar dadiq (fajar kedua) sampai terbitnya
matahari. Fajar sadiq; yaitu cahaya putih yang memancar diufuk Timur diwaktu subuh
dalam keadaan melintang dari kiri ke kanan. Lawannya adalah fajar kazib, yaitu cahaya
putih yang memanjang dari bawah ke atas langit.
2) Waktu şalat zuhur adalah mulai tergelincir matahari (zawal) sampai bayang-bayang
setiap benda sama panjangnya dengan benda tersebut. Tergelincir matahari (zawal)
adalah kemiringannya dari pertengahan langit ke arah Barat. Hal ini dapat dilihat
kepada seseorang atau sebuah tiang yang berdiri, bila mana bayang-bayangnya masih
persis ditengah atau belum sampai, menandakan waktu zuhur belum masuk.
3) Waktu ashar adalah mulai dari keluarnya waktu zuhur, yaitu bilamana bayang-bayang
melebihi panjang suatu benda, sampai terbenam matahari. Kebanyakan ulama
berpendapat bahwa sholat ashar diwaktu menguningnya cahaya matahari sebelum
terbenam hukumnya makruh.
4) Waktu salat magrib adalah mulai dari terbenam matahari, yaitu hilangnya bundaran
matahari secara sempurna, sampai hilangnya syafaq (sisa cahaya matahari diwaktu
senja), demikian menurut pendapat jumhur ulama. Menurut golongan Syafi’iyah,
Hanabilah dan dua orang sahabat Abu Hanafiah (Abu Yusuf dan Muhammad bin
Hasan) syafaq yang dimaksud adalah syafaq yang berwarna merah, sedangkan menurut
Abu Hanafiah warna putih-putih yang masih tersisa setelah terbenam matahari yang
biasanya masih tetap ada sesudah warna-merah.
5) Waktu sholat isya adalah sehabis waktu sholat magrib sampai terbit fajar şadiq dengan
pengertian sejenak sebelum terbit.
Ada 3 syarat wajib dalam sholat, yaitu :
a) Beragama Islam.
b) Baligh.
c) Berakal.

Selain itu juga, ada beberapa syarat sah Sholat, yaitu :

a) Mengetahui masuknya waktu.


b) Suci dari hadas kecil dan besar.
c) Suci badan, pakain dan juga tempat.
d) Menutup aurat.
e) Menghadap kiblat.

4
f) Niat.5

Sholat fardhu lebih baik dilakukan dengan cara berjamaah yang mana ini tentunya akan
mendapatkan pahala yang lebih banyak dengan sholat sendirian. Nabi Muhammad Saw
bersabda yang artinya:

“Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Shalat berjamaah 27 derajat
lebih utama daripada shalat sendirian.” (HR. Malik, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa’i-
At-Targhib).

Dalam hadist lain, Nabi Muhammad Saw besabda : Dari Abi Hurairah
radhiyallahu‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Shalatnya seseorang dengan berjamaah
lebih banyak dari pada bila shalat sendirian atau shalat di pasarnya dengan dua puluh sekian
derajat. Hal itu karena dia berwudhu dan membaguskan wudhu'nya, kemudian mendatangi
masjid dimana dia tidak melakukannya kecuali untuk shalat dan tidak menginginkannya
kecuali dengan niat shalat. Tidaklah dia melangkah dengan satu langkah kecuali ditinggikan
baginya derajatnya dan dihapuskan kesalahannya hingga dia masuk masjid dan malaikat tetap
bershalawat kepadanya selama dia berada pada tempat shalatnya seraya berdoa,"Ya Allah
berikanlah kasihmu kepadanya, Ya Allah ampunilah dia, Ya Allah ampunilah dia. Dan dia tetap
dianggap masih dalam keadaan shalat selama dia menunggu datangnya waktu shalat.". (HR.
Bukhari Muslim).6

Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Al Dzariyat ayat 56 :

ِ ‫نس إِ ََّل ِليَعْبُد‬


‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ٱ ْل ِجنَّ َو‬
َ ‫ٱْل‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku”. 7

Dalam ayat ini sangat jelas dikatakan oleh Allah SWT bahwasanya kita diciptakan
untuk menyembah, beribdah dan mengabdi kepada Allah SWT. Maka dari itulah jangan sekali-

5
Khoirul Abror, 2019, "Fiqh Ibadah", (Yogyakarta: Phoenix Publisher", hlm. 71-77.

6
Ahmad Sarwat, 2011, "Seri Fiqih Kehidupan 3 : Sholat", (Jakarta Selatan: DU Publishing), hlm. 169-
170.

7
https://tafsirweb.com/37749-surat-adz-dzariyat-ayat-56-58.html diakses pada 21.28 Wib.

5
sekali kita meninggalkan sholat karena bagaimana pun sholat itu adalah bagian penting dalam
hidup seorang muslim.

Nabi Muhammad Saw bersabda: ”Batas atau pembeda antara hamba (seseorang yang
ta`at beribadah) dengan orang kafir adalah meninggalkan şalat”. (HR. Muslim).

Nabi Muhammad Saw juga bersabda ”Ikatan antara mereka dengan kami adalah sholat.
Barangsiapa meninggalkan sholat, berarti ia sudah kafir”. (HR. Tirmidzi).

Maka dari itu, sholat adalah ibadah yang sangat penting bagi setiap orang Muslim
sebagai aktualisasi dari keyakiannya terhadap Allah SWT. 8

M. Quraish Shihab mengatakan bawah Ibadah itu terdiri dari ibadah murni (mahdhah)
dan ibadah tidak murni (ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah
ditentukan oleh Allah bentuk, kadar, atau waktunya, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji.
Ibadah ghairu mahdhah adalah segala aktivitas lahir dan batin manusia yang dimaksudkannya
untuk mendekatkan diri kepada Allah. 9

Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi ternyata
gerakan-gerakan shalat adalah gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Bahkan dari sisi medis, shalat adalah gudangnya obat dari berbagai macam penyakit. Kajian
tentang spiritualitas semakin berkembang tidak hanya menjadi domain bahasan para ahli
agama, namun juga psikolog maupun psikiater dan tak ketinggalan ilmuwan kedokteran. Nabi
Muhammad Saw bersabda yang artinya :

“Dari Abu Hurairah dia berkata : "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam keluar ketika matahari
sedang terik, lalu aku datang dan shalat. Setelah itu aku duduk dan menoleh ke arah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau pun bersabda: "Apakah kamu sakit perut." Jawabku, "Benar
wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Shalatlah, karena dalam shalat terdapat kesembuhan."
(Ibnu Majjah No 3449).10

8
Burhanuddin, 2016, "Islam Agamaku", (Subang: Royyan Press), hlm. 132.

9
M. Quraish Shihab, 2002, "Tafsir Al-Misbah", Vol.13 (Jakarta : Lentera Hati), hlm. 108.

10
Nur Kosim dan Muhammad Nur Hadi, 2019, "Implementasi Gerakan Sholat Fardlu Sebagai Motivasi
Spek Kesehatan", (Jurnal Mu’allim), Volume 1 Nomor 1, E-ISSN: 2655-8912, P-ISSN: 2655-8939, hlm. 145-
146.

6
Dari hadits ini jelas sekali dikatakan bahwa didalam sholat itu ada banyak obat untuk
menyembuhkan karena gerakan sholat itu sendiri jug bisa menjadi sebuah olah raga untuk
tubuh kita dan sangat dibutuhkan dalam tubuh kita, contoh saat kita melakukan sujud maka
posisi kepala akan lebih rendah dari jantung maka saat posisi ini dara akan mengalir dari
jantung ke otak dan ini merupakan hal yang bagus dan sangat dibutukan oleh tubuh kita.

Penentuan awal waktu shalat merupakan salah satu di antara beberapa bagian yang
dibahas dalam ilmu falak. Merujuk pada buku-buku ilmu falak disebutkan bahwa penentuan
awal waktu shalat didasarkan pada posisi matahari yang diukur dari suatu tempat di muka bumi
sesuai dengan kriteria yang ditentukan seperti yang telah disebutkan dalam riwayat Sunan an-
Nasa‟i berikut:

Dari Abdullah bin „Amr dia berkata: Rasulullah Saw. telah bersabda: “Waktu shalat
Dzuhur dimulai saat matahari tergelincir dan bayangan seseorang sama dengan tinggi
tubuhnya, selama waktu shalat Ashar belum datang, dan waktu shalat Ashar adalah selama
matahari belum menguning, dan waktu shalat Maghrib adalah selama mega merah belum
menghilang dari langit, dan waktu shalat Isya hingga pertengahan malam, dan waktu shalat
shubuh adalah sejak terbitnya fajar sebelum matahari terbit.” (HR. An-Nasa‟i).

Seluruh ibadah yang ada dalam syariah Islam memiliki keterkaitan dengan waktu.
Sedangkan waktu itu sendiri ditentukan dengan perhitungan dari suatu gerak dari benda-benda
langit dan dalam kasus ini benda langit yang dimaksud adalah matahari. 11

B. Muslim

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, muslim merupakan penganut agama Islam. 12
Muslim sebenarnya ditujukan untuk laki-laki yang beragama Islam dan untuk perempuan yang
beragama Islam disebut dengan Muslimah. Agama sendiri merupakan ajaran yang berasal dari
Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun
diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan
pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang di
dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan

11
Labibah Amil Farah, 2020, "Waktu Sholat Ashar, Magrib dan Isya Perspektif Hadis", (Elfakali: Jurnal
Ilmu Falak), Vol. 4, No. 1, hlm. 58-59.

12
https://kbbi.web.id/muslim.html diakses pada 2 Oktober 2022 pukul 10.47 Wib.

7
respon emosional dan keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada adanya
hubungan yang baik dengan kekuatan gaib tersebut. Agama merupakan peraturan yang
menghindarkan manusia dari kekacauan serta mengantar mereka hidup dalam keteraturan dan
ketertiban. Agama Islam merupakan agama Allah, dari Allah dan milik Allah.Diamanatkan
kepada umat pengikut utusan Allah. Jadi, sejak zaman Nabi Adam, Musa, dan Isa agama Allah
adalah Islam, meskipun sekarang agama Yahudi diklaim sebagai agama yang dibawa oleh
Musa begitu juga dengan ajaran Kristen yang diklaim sebagai ajaran yang dibawa oleh Isa.
Padahal sebenarnya ajaran yang dibawa oleh Musa dan Isa untuk masalah akidah adalah sama,
yaitu sama-sama mengesakan Allah SWT, hanya berbeda dalam hal syara’ yang lain. 13

Sebagai seorang muslim dan muslimah yang taat, kita berkewajiban untuk
melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya. Dalam rukun
Islam jelas dikatanyakn bahwasanya sebagai seorang muslim dan muslimah yang taat harus
melaksanakan Syahadat, Sholat, Puasa di bulan Ramadhan, Zakat dan Naik Haji bagi yang
mampu.

Masyarakat Muslim mempunyai karakteristik yaitu memiliki sifat-sifat positif dan


menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan yang diajarkan oleh Islam. Semua umat Islam atau
masyarakat Muslim memainkan peran masing-masing untuk membangun masyarakat secara
harmonis dengan mencerminkan kerukunan yang mana kedamaian dan kerukunan menjadi
karakteristik utama dari masyarakat yang bercorak Islami.

Ada 10 prinsip seorang Muslim dalam terdapat di dalam Al Qur'an, yaitu :

1) Berketuhanan Yang Maha Esa, Al Qur'an surat Al-Ikhlas ayat 1

ٌ‫ٱَّللُ أ َ َحد‬
َّ ‫قُ ْل ه َُو‬

“Katakanlah bahwa Allah itu Maha Esa”.

2) Umat yang satu (satu kesatuan umat), Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 213

ً‫اس أ ُ َّمةً َٰ َو ِح َدة‬


ُ َّ‫كَانَ ٱلن‬

“Manusia itu adalah umat yang satu…”

13
Ahmad Asir, 2014, "Agama Dan Fungsinya Dalam Kehidupan Umat Manusia", (Jurnal Penelitian Dan
Pemikiran Keislaman), Vol. 1, No. 1, hlm. 52-53.

8
3) Menjunjung tinggi keadilan, Al Qur'an surat An-Nisa ayat 135

َ ‫سكُ ْم أ َ ِو ٱ ْل َٰ َو ِل َدي ِْن َو ْٱْل َ ْق َر ِبينَ ۚ إِن يَك ُْن‬


‫غنِيًّا‬ ِ ُ‫علَ َٰ ٓى أَنف‬
َ ‫َّلل َولَ ْو‬
ِ َّ ِ ‫س ِط شُ َه َدآ َء‬ ْ ‫وا قَ َٰ َّو ِمينَ ِبٱ ْل ِق‬۟ ُ‫وا كُون‬ ۟ ُ‫َٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬

َّ َّ‫ُوا فَ ِإن‬
َ‫ٱَّللَ كَانَ ِب َما ت َ ْع َملُون‬ ۟ ‫وا ۚ َوإِن ت َ ْل ُٓۥو ۟ا أ َ ْو ت ُ ْع ِرض‬ ۟ ُ‫وا ٱ ْله ََو َٰ ٓى أَن ت َ ْع ِدل‬۟ ُ‫ٱَّللُ أ َ ْولَ َٰى ِب ِه َما ۖ فَ ََل تَت َّ ِبع‬ ً ‫أ َ ْو فَ ِق‬
َّ َ‫يرا ف‬
ً ‫َخ ِب‬
‫يرا‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”.

4) Menegakan amar ma’ruf dan nahi munkar, Al Qur'an surat Ali Imran ayat 104

‫وف َويَ ْن َه ْونَ ع َِن ٱ ْل ُمنك َِر ۚ َوأ ُ ۟و َٰلَٓ ِئكَ هُ ُم ٱ ْل ُم ْف ِل ُحو َن‬
ِ ‫َو ْلتَكُن ِمنكُ ْم أ ُ َّمة ٌ يَ ْدعُونَ إِلَى ٱ ْل َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُرو َن بِٱ ْل َم ْع ُر‬

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung”.

5) Bermusyawarah, Al Qur'an surat Asyura ayat 38

َ‫ُور َٰى بَ ْينَ ُه ْم َو ِم َّما َر َز ْق َٰنَ ُه ْم يُن ِفقُون‬


َ ‫صلَ َٰوةَ َوأ َ ْم ُرهُ ْم ش‬ ۟ ‫وا ِل َر ِب ِه ْم َوأَقَا ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬ ۟ ُ‫ستَجَاب‬
ْ ‫َوٱلَّ ِذينَ ٱ‬

“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.

6) Saling tolong menolong dalam kebaikan, Al Qur'an surat Al-Maidah ayat 2

‫ْى َو ََل ٱ ْلقَ َٰلَٓئِ َد َو َ َٓل َءا ِٓمينَ ٱ ْلبَيْتَ ٱ ْلح ََرا َم‬ َ ‫شه َْر ٱ ْلح ََرا َم َو ََل ٱ ْل َهد‬ ِ َّ ‫ش َٰعَٓئِ َر‬
َّ ‫ٱَّلل َو ََل ٱل‬ َ ‫وا‬ ۟ ُّ‫وا ََل ت ُِحل‬۟ ُ‫َٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
‫س ِج ِد‬ْ ‫صدُّوكُ ْم ع َِن ٱ ْل َم‬ َ ‫شنَـَٔانُ قَ ْو ٍم أَن‬ َ ‫ُوا ۚ َو ََل يَجْ ِر َمنَّكُ ْم‬۟ ‫ط اد‬َ ‫ص‬ ْ ‫ض َٰ َونًا ۚ َوإِذَا َحلَ ْلت ُ ْم فَٱ‬ْ ‫ض ًَل ِمن َّر ِب ِه ْم َو ِر‬ ْ َ‫يَ ْبتَغُونَ ف‬
‫شدِي ُد‬ َ َّ َّ‫ٱَّللَ ۖ إِن‬
َ ‫ٱَّلل‬ َّ ‫وا‬ ۟ ُ‫ٱْلثْ ِم َوٱ ْلعُد َٰ َْو ِن ۚ َوٱتَّق‬ ِ ْ ‫ع َلى‬َ ‫وا‬ ۟ ُ ‫اون‬َ َ‫ع َلى ٱ ْل ِب ِر َوٱلت َّ ْق َو َٰى ۖ َو ََل تَع‬ ۟ ُ‫اون‬
َ ‫وا‬ َ َ‫ُوا ۘ َوتَع‬۟ ‫ٱ ْلح ََر ِام أَن ت َ ْعتَد‬

ِ‫ٱ ْل ِعقَاب‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan
melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,
dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi

9
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-
Nya”.

7) Toleransi, Al Qur'an surat Al-Kafirun ayat 6

ِ ‫لَكُ ْم دِينُكُ ْم َو ِل َى د‬
‫ِين‬

“Untukmu agamamu dan untukku agamaku”.

8) Persamaan harkat dan martabat, Al Qur'an surat Al Hujarat ayat 13

َ َ‫اس إِنَّا َخلَ ْق َٰنَكُم ِمن ذَك ٍَر َوأُنث َ َٰى َو َجعَ ْل َٰنَكُ ْم شُعُوبًا َوقَبَآئِ َل ِلتَع‬
َّ ‫ارفُ ٓو ۟ا ۚ إِنَّ أَك َْر َمكُ ْم ِعن َد‬
َّ َّ‫ٱَّللِ أَتْقَ َٰىكُ ْم ۚ إِن‬
َ‫ٱَّلل‬ ُ َّ‫َٰيَٓأَيُّهَا ٱلن‬
ٌ ِ‫ع ِلي ٌم َخب‬
‫ير‬ َ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”.

9) Harmonis dan damai, Al Quran surat Al-Baqarah ayat 143

َ‫علَ ْيكُ ْم ش َِهيدًا ۗ َو َما َجعَ ْلنَا ٱ ْل ِق ْبلَة‬َ ‫ٱلرسُو ُل‬ َّ َ‫اس َويَكُون‬ ِ َّ‫علَى ٱلن‬ َ ‫وا شُ َه َدآ َء‬ ۟ ُ‫طا ِلتَكُون‬ ً ‫س‬َ ‫َو َك َٰذَ ِلكَ َجعَ ْل َٰنَكُ ْم أ ُ َّمةً َو‬
‫علَى ٱلَّ ِذينَ َهدَى‬ َ ‫يرةً إِ ََّل‬
َ ‫ع ِقبَ ْي ِه ۚ َوإِن كَانَتْ لَ َك ِب‬
َ ‫علَ َٰى‬ َ ‫ب‬ُ ‫لرسُو َل ِم َّمن يَنقَ ِل‬ َّ ‫علَ ْي َها ٓ إِ ََّل ِلنَ ْعلَ َم َمن يَت َّ ِب ُع ٱ‬
َ َ‫ٱلَّتِى كُنت‬
ٌ ‫اس لَ َر ُء‬
‫وف َّر ِحي ٌم‬ َ َّ َّ‫ٱَّللُ ِليُ ِضي َع إِي َٰ َمنَكُ ْم ۚ ِإن‬
ِ َّ‫ٱَّلل ِبٱلن‬ َّ َ‫ٱَّللُ ۗ َو َما كَان‬ َّ
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan
agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi
atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang)
melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang
yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia”.

10) Memiliki akhlak yang mulia, Al Qur'an surat Al-Ahzab ayat 21

10
َ َّ ‫اخ َر َوذَك ََر‬
ً ِ‫ٱَّلل كَث‬
‫يرا‬ ِ ‫َّلل َوٱ ْليَ ْو َم ٱ ْل َء‬ ۟ ‫سنَةٌ ِل َمن كَانَ يَ ْر ُج‬
َ َّ ‫وا ٱ‬ ْ ُ ‫ٱَّلل أ‬
َ ‫س َوةٌ َح‬ ِ َّ ‫قَ ْد كَانَ لَكُ ْم فِى َرسُو ِل‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah”. 14

Pendapat lain mengatakan bahwa ada beberapa prinsip muslim yaitu : Beriman kepada
Al qur’an, Beriman kepada semua Nabi, Beribadah hanya kepada Allah tidak
mempersekutukan Nya dengan apa pun, Berdakwah kepada tauhid dengan ikhlas
mengharapkan pahala dari Allah, Istiqomah dalam ketakwaan, Tidak sombong dan berserah
diri kepada Allah, Mau mendengar al qur‟an dengan penuh ketaatan, Bersegera untuk pasrah
kepada Allah (bertaubat), Orang muslim adalah orang yang beruntung di akhirat, Orang
muslim sangat memperhatikan keadaan keluarga, mendoakan mereka, berbakti kepada ibu
bapak dan Orang muslim akan bersungguh-sungguh dalam menjalankan agama islam. 15

C. Kepercayaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepercayaan adalah anggapan dan keyakinan
yang dipercayai itu benar atau nyata. 16

Kepercayaan sesungguhnya merupakan bagian dari agama, karena untuk dapat


memeluk suatu agama dan menjadi umat dari agama tersebut pertama-tama haruslah meyakini
dan memiliki kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan segala ajaran.

Agus Cremers mengatakan bahwa Kepercayaan merupakan perbuatan percaya yang


intens, secara pribadi dan sangat fundamental untuk menjalani kehidupan yang terjadi dalam
bentuk keagamaan ataupun tidak. Dijelaskan dalam Pasal 1 angka 18 Peraturan Pemerintah
Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan bahwa kepercayaan adalah peryataan dan pelaksanaan hubungan
pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan

14
Muhammad Hatta D, "Al Quran dan Karakteristik Masyarakat Muslim", (Jurnal Keislaman), Vol. 3, No,
2, hlm. 149-151.

15
Mahmud Muhsinin, 2017, "Kajian Semantik Al Qur'an: Melacak Kata Muslim Dalam Al Qur'an", (Al
Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama), Vol. 3, No. 2, hlm. 19.

16
https://kbbi.web.id/percaya.html diakses pada 2 Oktober 2022 pukul 21.28 Wib.

11
perilaku ketaqwaan dan peribadatan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa serta pengalaman
budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia. 17

Dalam iman, manusia berkeyakinan bahwa ia berhubungan dengan Allah, sebagai


tujuan dan isi iman atau kepercayaannya. Maka obyek iman bukanlah pengertian-pengertian,
gagasan-gagasan atau ide-ide mengenai Tuhan melainkan Tuhan sendiri. Tuhanlah yang
dipercayai manusia, Tuhan dalam kepribadian dan dalam manifestasi-manifestasi-Nya. Antara
orang yang beriman dengan Tuhan terdapat hubungan pribadi. Bagi orang beriman, Tuhan
menjadi tujuan hasrat-hasratnya yang intim, tetapi juga sekaligus penolong yang
diandalkannya dalam mengejar kesempurnaan eksistensinya. Oleh karena itu tindakan percaya
merupakan kenyataan yang kompleks. Dister mengatakan bahwa di dalamnya terdapat
keyakinan intelektual, ketaatan taqwa dan cinta kasih.

Dari segi psikologis perlu pembedaan arti kata iman dan kata percaya. Percaya lebih
statis dan tidak menunjukan adanya sikap emosi yang positif terhadap obyek atau ide yang
dipercayainya. Misalnya, percaya besok akan hujan. Kepercayaan seperti ini tidak selalu
disertai adanya kewajiban. Sementara itu, iman bersifat dinamis, kata iman menunjukan adanya
kehangatan emosi dan mengandung keharusan-keharusan atau kewajiban-kewajiban sebagai
akibat adanya keimanan. Misalnya, iman kepada Allah. Keimanan seperti ini berarti bukan
hanya percaya secara lisan kepada-Nya, tapi juga mengandung tuntutan kesetiaan, kecintaan
sebagai implikasi kewajiban kepada yang beriman. Kepercayaan bisa menjadi keimanan
melalui perkembangan sedikit demi sedikit. Orang tua dan lingkungannya sangat berpengaruh
dalam perkembangan kepercayaan menjadi keimanan. Ahyari mengatakan bahwa keimanan
pun dalam realitasnya mengalami perkembangan. 18

Ada beberapa kepercayaan yang ada di Indonesia, yaitu :

1) Teis atau Monoteis

Bangsa (masyarakat) Indonesia adalah masyarakat yang mengakui adanya Tuhan, sebagai
kekuatan gaib yang melindungi, mengendalikan dan mengatur umat manusia. Di samping itu
masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang menganut faham monoteisme, yaitu keyakinan

17
Muhammad Sidiq, 2019, "Perkawinan Orang Islam Dengan Penghayat Keyakinan: Studi Penghayat
Kepercayaan Sunda Wiwitan Di Cigugur Keningan Jawa Barat", (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah), hlm. 33-34.

18
Taufik, 2020, "Psikologi Agama", (Mataram: Sanabil), hlm. 60-61.

12
bahwa kekuatan gaib itu bersifat satu, dengan berbagai sebutan yang digunakan sesuai dengan
bahasa yang dipakai. Di tanah Batak disebut dengan Ompu Tuan Mula Jadi Na Bolon, Debata,
dan Mahatala. Di pulau Jawa awal disebut dengan Hyang. Kemudian dikaitkan dengan
sifatnya, seperti Hyang Widi, Hyang Suksma, dan sebagainya. Di Kalimantan disebut dengan
Maharaja Kulung Rahung. Di Sulawesi disebut dengan Puang Matua dan Kaubanan. Di Flores
disebut dengan Moil Mexe, Ama Mero Wulang Beta. Di Sumba disebut dengan Kak Hukti Gan
Mata Kajawa Timbu Ulle (yang tak berawal dan tak berakhir). Di Timor dinamakan dengan
Uis Pah, Uis Neno, Uis Afu (Tuhan darat, laut dan udara). Di Sawu dinamakan dengan Yi Tau,
Wulu Tau yang berarti Tuhan Yang Maha Esa. Di Bali dinamakan dengan Sang Hyang Tri
Loka Casana, dan sebagainya.

2) Dualisme

Di samping monoteisme dikenal pula keyakinan yang dualisme, yaitu pandangan bahwa
alam dan manusia dikendalikan oleh dua kekuatan, yaitu kekuatan (dewa) baik dan jahat, atau
dewa terang dan dewa gelap. Kepercayaan semacam ini dapat dijumpai di pulau Bali yang
meyakini bahwa tata tertib kosmos dibagi kepada dua bagian, yang di samping bertentangan
juga mempunyai keterkaitan, yaitu Kaja dan Kelod. Kaja mengandung arti arah gunung,
sedangkan Kelod ke arah laut. Oleh karena itu, pulau Bali di bagi kepada dua bagian, yaitu
sebelah ke laut dan sebelah ke gunung. Sebelah ke gunung dipandang sebagai keilahian,
kebaikan dan kebahagiaan. Sedangkan ke arah laut dipandang sebagai yang keduniaan,
keburukan dan kesengsaraan. Kedua kekuatan ini senantiasa mempengaruhi kehidupan
manusia, di mana manusia selalu terkait dengannya, misalnya siang dan malam, terang dan
gelap, bahagia dan derita, serta kehidupan dan kematian.

3) Politeisme

Yang dimaksud dengan Politeisme ialah keyakinan bahwa manusia dikendalikan oleh
bukan satu dan dua kekuatan melainkan banyak kekuatan, baik kekuatan tersebut dapat
dipersonifikasikan maupun yang tidak dapat dipersonifikasikan. Yang tidak dapat
dipersonifikasikan disebut dengan “mistis”, sedang yang dapat dipersonifikasikan cenderung
kepada “realistis” atau paganistis. Misalnya, Dewi Sri (Mbok Sri)bdikaitkan dengan padi,
Dewa Indrandikaitkan dengan kekuatan dan sebagainya.

4) Dewaraja

13
Faham lain yang juga berkembang ialah faham dewaraja, yaitu pandangan bahwa Tuhan
menampilkan dirinya di dalam wujud nyata di tengah-tengah manusia (teofani) dan di alam
raya (hierofani). Bentuk teofani misalnya dalam diri seorang raja, sehingga bermunculanlah
pandangan dan ungkapan yang berkaitan dengan faham tersebut, misalnya; “titisan dewa”,
“Penjelmaan Tuhan” dan sebagainya. Keyakinan ini tumbuh subur kemudian setelah dimasuki
oleh agama Hindu, yang mempunyai pandangan yang sama, dan juga memperoleh legitimasi
dari Islam dengan penafsiran-penafsiran para Ulama kala itu, seperti “khalifah”.

5) Animisme

Faham animisme merupakan merupakan kajian penting dalam kajian kepercayaan


masyarakat Indonesia, bahkan menurut sebahagian ahli berpendapat bahwa kepercayaan
bangsa Indonesia ialah animism yaitu percaya makhluk halus atau roh. Kamil Kartapradja
misalnya berkesimpulan bahwa kepercayaan rakyat zaman purbakala ialah animisme, sedang
agama rakyat Indonesia yang diakui berdasarkan UU No. 5/1969, ialah Islam , Buddha, Hindu,
Katolik, dan Protestan.

Istilah animisme diambil dari bahasa latin “anima” atau “animae” atau “animus”. Dalam
bahasa Yunani disebut “prana” dan bahasa Ibrani dengan “gruah”, yang kesemuanya
mengandung arti “nafas atau jiwa”. Tokoh pertama yang mengemukakan teori ini ialah Edward
Burnett Tylor (1832-1917) dengan bukunya Primiti ve Gulture, research in to development of
mytology, philosophy, relogion, language, art and costum. Menurut beliau keyakinan manusia
muncul secara evolusionistis yang dimulai dari istilah soul (jiwa) yang ada pada diri manusia,
dan sebagai pertanda kehidupan. Kemudian berevolusi dan ternyata soul tersebut mampu
berdiri sendiri tanpa jasad yang disebut dengan “spirit”. Spirit inilah kemudian
dipersonifikasikan sebagai pribadi-pribadi yang mempunyai pikiran, kemauan dan kehendak
yang dapat memengaruhi kehidupan manusia, sehingga muncullah teori animisme. Pendapat
yang hampir sama dengan tinjauan di atas di- kemukakan oleh Van Gennep, hanya bedanya
ruh manusia tidak dimasukkan ke dalamnya, dan ia menyebutkan bukan animisme,tetapi
dinamisme (serba tenaga). Baik animisme maupun dinamisme merupakan kebalikan dari
materialisme atau kebendaan, sebagai pandangan dunia dari masyarakat yang sederhana dari
suku-suku bangsa yang terdapat di kepulauan Indonesia.

Apabila dikaitkan dengan penyembahan, maka suku-suku bangsa Indonesia terkait dengan
tiga unsur, yaitu :

14
a) Suatu tinjauan dunia yang berjernih panteistis, di mana segala kekuatan dianggap
ditempati ruh atau zat ruh, atau kekuatan hidup yang sama, yang terdapat pada diri
manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.
b) Kepercayaan dari ruh pribadi manusia, yang setelah manusia mati, ruhnya hidup
langsung dalam alam ruh yang dilayanidan dipuja oleh kaum kerabatnya yang
ditinggalkannya.
c) Kepercayaan dan adanya pemujaan terhadap makhluk-makhluk dan dewa-dewa
yang dipandang penjelmaan dari kekuatan-kekuatan alam. 19

19
Dahlia Lubis, 2019, "Aliran Kepercayaan/Kebatinan", (Medan: Perdana Publishing), hlm. 27-31.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia merupakan negara yang multikultural dengan berbagai agama, suku, adat,
kepercayaan dan lain sebagainya. Ada banyak 5 Agama yang diakui di Indonesia yaitu Islam,
Kristen, Hindu, Budha dan Konghu Chu dan yang menjadi agama mayoritas di Indonesia
adalah Agama Islam. Salah satu sifat serang muslim atau umat Islam adalah menghargai dan
menghormati perbedaan serta memliki toleransi antar umat beragama yang mana telah di tetao
dalam UUD 1945 bahwa setiap warga negara Indonesia berhak beribadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing.

B. Saran

Sebagai negara yang multikultural, Indonesia mempunyai banyak keindahan dan


kekayaan yang patut untuk kita banggakan karena keberagaman yanga ada di Indonesia belum
tentu ada di tempat lain, maka dari itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bersama-sama
menjaga persatuan Republik Indonesia.

Kami sebagai pemateri merasa sangat banyak sekali kekurangan dalam makalah ini,
maka dari itu kami sebagai pemateri meminta saran dan kritik dari para pembaca sekalian agar
kami bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abror Khoirul, 2019, "Fiqh Ibadah", (Yogyakarta: Phoenix Publisher".


Asir Ahmad, 2014, "Agama Dan Fungsinya Dalam Kehidupan Umat Manusia", (Jurnal
Penelitian Dan Pemikiran Keislaman), Vol. 1, No. 1.

Burhanuddin, 2016, "Islam Agamaku", (Subang: Royyan Press).


D Muhammad Hatta, "Al Quran dan Karakteristik Masyarakat Muslim", (Jurnal Keislaman),
Vol. 3, No, 2.

Farah Labibah Amil, 2020, "Waktu Sholat Ashar, Magrib dan Isya Perspektif Hadis", (Elfakali:
Jurnal Ilmu Falak), Vol. 4, No. 1.
Kosim Nur dan Muhammad Nur Hadi, 2019, "Implementasi Gerakan Sholat Fardlu Sebagai
Motivasi Spek Kesehatan", (Jurnal Mu’allim), Volume 1 Nomor 1, E-ISSN: 2655-
8912, P-ISSN: 2655-8939.

Muhsinin Mahmud, 2017, "Kajian Semantik Al Qur'an: Melacak Kata Muslim Dalam Al
Qur'an", (Al Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama), Vol. 3, No. 2.
Sarwat Ahmad, 2011, "Seri Fiqih Kehidupan 3 : Sholat", (Jakarta Selatan: DU Publishing).

Shihab M. Quraish, 2002, "Tafsir Al-Misbah", Vol.13 (Jakarta : Lentera Hati).


Sidiq Muhammad, 2019, "Perkawinan Orang Islam Dengan Penghayat Keyakinan: Studi
Penghayat Kepercayaan Sunda Wiwitan Di Cigugur Keningan Jawa Barat", (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah).
Taufik, 2020, "Psikologi Agama", (Mataram: Sanabil).

Lubis Dahlia, 2019, "Aliran Kepercayaan/Kebatinan", (Medan: Perdana Publishing).


https://tafsirweb.com/37749-surat-adz-dzariyat-ayat-56-58.html
https://rumaysho.com/16963-shalat-itu-yang-pertama-kali-akan-dihisab.html

https://kbbi.web.id/muslim.html
https://tafsirweb.com/8872-surat-al-mumin-ayat-60.html

https://kbbi.web.id/percaya.html
https://tafsirweb.com/37082-surat-al-fatihah.html

https://tafsirweb.com/8815-surat-al-mumin-ayat-2-3.html

17

Anda mungkin juga menyukai