OLEH
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
A. DEFENISI DOA
Doa berasal dari bahasa Arab yang artinya: panggilan, mengundang, permintaan,
permohonan, doa, dan sebagainya. Berdoa artinya menyeru, memanggil, atau memohon
pertolongan kepada Allah SWT atas segala sesuatu yang diinginkan. Seruan kepada Allah
SWT itu bisa dalam bentuk ucapan tasbih (Subhanallah), Pujian (Alhamdulillah), istighfar
(astaghfirullah) atau memohon perlindungan (A`udzubillah), dan sebagainya.
Ketetapan hukum berdoa, selain hukum-hukum yang telah ditetapkan dalam al-
Qur`an dan sunah Nabi, cukup menjadi bahasan yang masih kontroversi antara pakar doa
masa kini. Hal ini sulit untuk merincikan mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak.
Oleh karena itu, sebaik-baik berdoa adalah doa yang bersumber dari al-Qur`an, dan
menghujamkannya ke dalam kalbu (hati). Kemudian tingkat selanjutnya adalah doa yang
diajarkan oleh Rasulullah Saw, melalui sunahnya selama bisa dipahami dengan benar, atau
bisa juga berdoa dengan bahasa komunikasi apa pun, yang penting lahir dari keyakinan dan
kecintaan kepada Allah SWT.21 Adapun hukum berdoa yang sudah dijelaskan dalam al-
Qur`an dan Hadis-hadis Nabi, antara lain adalah:
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang- orang yang
berbuat baik." (QS. Al-A`raf [7]: 55-56)
C. KEUTAMAAN DOA
Allah berfirman:
Rasulullah bersabda: ُ
“Do'a adalah ibadah, Rabb kalian berfirman: 'Berdo'alah kepada-Ku, niscaya Aku
akan memperkenankan untuk kalian. "' (QS. Al- Mu'min: 60)."
Sesungguhnya Rabb kalian yang Mahasuci lagi Mahatinggi itu Mahamalu lagi Mahamulia,
Dia malu terhadap hamba-Nya jika dia mengangkat kedua tangannya kepada-Nya untuk
mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan)."
"Tidaklah seorang muslim berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a yang di dalamnya
tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturrahmi, melainkan Dia akan memberikan
kepadanya salah satu dari tiga kemungkinan; (yaitu, baik) dikabulkan segera do'anya
itu, atau Dia akan menyimpankan baginya di akhirat kelak, atau Dia akan
menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya." Maka para sahabat pun berkata:
"Kalau begitu kita memperbanyaknya." Beliau bersabda: "Allah lebih banyak
(memberikan pahala)."
Di dalam Al-Quran kata-kata doa banyak kita temukan dalam beberapa ayat dan surah,
mempunyai beberapa arti yang berbeda kandungan dan makna dari ayat-ayatnya dengan
perbedaan susunan kalimat-kalimatnya pula. Diantaranya yaitu :
Artinya : “Dan jangan kamu berdoa (menyembah) selain Allah, sesuatu yang tidak
memberi manfaat dan mudharat kepadamu...”(QS. Yunus :106)
Artinya :”dan minta tolonglah kepada saksi-saksimu (sekutu- sekutumu) selain Allah
jika kamu orang-orang yang benar.”(QS. Al-Baqarah : 23)23
Artinya : “yaitu pada hari DIA memanggil kamu” (QS. Al-Isra': 52)24
5) Doa yang berarti Ath-Thana' (pujian). Seperti Firman Allah:
Artinya :”Katakanlah Pujilah Allah atau Pujilah Ar-Rahman” (QS. Al-Isra': 110)25
Artinya :”Ucapan mereka di dalamnya ialah: Maha Suci Ya Allah” (QS. Yunus: 10)
1. Do'a seorang Muslim untuk saudaranya yang Muslim yang tidak ada di
hadapannya.
Dari Ummu Darda telah berkata kepada Sofwan, "Apakah kamu hendak berhaji
tahun ini? Lalu aku berkata, 'Ya,' berkata Ummu Darda, 'Berdo'alah kepada Allah
untuk kami dengan kebaikan, maka sesungguhnya Nabi telah bersabda
"Do'a seorang Muslim untuk saudaranya yang tidak berada di hadapannya akan
dikabulkan, di atas kepalanya ada malaikat, setiap dia berdo'a untuk saudaranya
dengan kebaikan, berkata malaikat yang bertugas dengannya, 'Amin dan bagi kamu
seperti Itu juga." (HR. Muslim).
Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Nabi telah mengutus Mu'adz ke negeri Yaman, dan
beliau berwasiat kepadanya salah satunya adalah sabdanya: ُ
"Dan berhati-hatilah kamu dengan do'a orang yang dizhalimi, maka sesungguhnya
tidak ada pembatas antara dia dengan Allah. " (HR. al-Bukhari).
Abu Hurairah رضي هللا عنهtelah berkata, telah bersabda Rasulullah : "Tiga macam
do'a yang dikabulkan dan tidak ada keraguan di dalamnya: Do'a orang yang
terzhalimi, do'a orang musafir dan do'a orang tua untuk anaknya." (HR. at-Tirmidzi,
Abu Daud, Ibnu Majah, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).
"Tiga kelompok yang tidak akan ditolak do'a mereka: Orang yang berpuasa sampai
dia berbuka, seorang imam yang berlaku adil, do 'a orang yang terzhalimi. Allah
mengangkatnya ke atas awan dan membukakan baginya pintu-pintu langit dan Rabb
berfirman, 'Demi kemuliaan- Ku sungguh aku akan menolongmu walaupun dalam
jangka waktu yang lama'." (HR. at-Tirmidzi).
Dari Abu Hurairah di dalam hadits yang panjang dari Nabi tentang mensifati surga
dan kenikmatannya yang kekal.
10. Do'a orang yang terbangun dari tidur apabila berdo'a dengan do'a yang ma'tsur
(do'a yang ada tuntunannya).
Firman Allah:
"Atau siapakah yang memperkenankan (do'a) orang yang dalam kesulitan apabila ia
berdo'a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan. " (QS. An-Naml/27: 62).
G. SYARAT-SYARAT TERKABULNYA DOA
1. IKHLAS, yaitu membersihkan doa dan amal dari segala yang mencampurinya dan
menjadikannya hanya untuk semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, tidak ada riya, tidak
pula berbangga diri, bukan mengharap materi yang bakal sirna dan bukan pula karena
berpura-pura melainkan mengharap pahala dari Allah, dan takut akan azab-Nya serta
mengharap keridhaan-Nya. Firman Allah:
“katakanlah, Rabbku menyuruh menjalankan keadilan.” Dan katakanlah, luruskan
mukamu (dirimu) disetiap sholat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan
ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana dia telah menciptakan kamu pada permulaan
(demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-a’raf: 29)
2. ITTIBA’
Mengikuti Rasulullah didalam tata cara berdoa dan ini adalah syarat diterimanya
seluruh ibadah, sebagaimana firman Allah :
“katakanlah, “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku: “bahwa sesunggunya Ilah kamu itu adalah Ilah Yang Maha
Esa. Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia
mengerjakan amal sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam
beribadah kepada Rabb-Nya.” (QS. Al-Kahfi/18: 110)
3. YAKIN DITERIMA ALLAH
Diantara syarat yang terpenting agar doa diterima adalah percaya dengan Allah. Dan
bahwa Allah Maha Kuasa, karena apabila Allah berkehendak, Allah berkata,
“Jadi,” maka jadilah ia. Firman Allah:
“sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami mengkehendakinya,
Kami hanya mengatakan kepadanya : “kun (jadilah), maka jadilah ia.” (QS. An-
Nahl/16: 40)
4. KHUSYU’
Menghadirkan hati sewaktu berdoa dan khusyu’, mengharapkan ganjaran pahala dari
Allah dan takut kepada azab-Nya.
5. KESUNGGUHAN DALAM BERDOA
Ada keinginan yang kuat, dan kesungguhan dalam berdoa. Seorang muslim apabila
memohon kepada Allah hendaklah ia pastikan permohonan tersebut diiringi dengan
keinginan yang kuat. Oleh karena itu, Rasulullah melarang istitsna’ (mengecualikan
dengan mengatakan jika Engkau menghendaki) dalam berdoa.
"Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang
shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. al-
Mukminun/23:51).
Boleh jadi melakukan pekerjaan haram menjadi penghalang terkabulnya do'a, oleh
karenanya sebagian ulama Salaf berkata, "Jangan mengharap terkabulnya do'a padahal
engkau sungguh-sungguh sudah menutup jalan terkabulnya dengan maksiat."
Tidak diragukan lagi bahwa lalai dan melakukan keinginan syahwat yang haram adalah
bagian dari penyebab tercegahnya kebaikan. Firman Allah:
"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-
kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd/13:11).
Sebagaimana ketaatan kepada Allah akan menjadi penyebab terkabulnya do'a, begitu
pula meninggalkan kewajiban kepada Allah akan menjadi penghalang terkabulnya do'a,
sebagaimana telah diriwayatkan dari Nabi yang pengertiannya seperti itu.
5. Berdo'a dengan do'a yang mengandung dosa atau pemutusan hubungan silaturrahim.
6. Sebagai hikmah Allah, ia berikan yang lebih baik dari yang diminta.
"Setiap Muslim yang bermohon suatu permohonan yang bukan dosa dan bukan pula
memutuskan hubungan silaturrahim, (kepada Allah), pastilah permohonan itu
dikabulkan Allah dengan memberikan salah satu dari tiga perkara: Adakalanya
disegerakan Allah permohonannya, adakalanya ditangguhkan di akhirat atau dipa-
lingkan darinya kejahatan sebanding permohonannya." Para sahabat berkata, "Kalau
begitu kami akan memperbanyak do'a", jawab Rasul, "Allah Mahakaya." (HR.
Ahmad).
DAFTAR PUSTAKA
--------- buku Jahalatun nas fid du‟a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa, oleh Ismail
bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 37-42, terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal
Abidin, Lc.]
---------- https://almanhaj.or.id/72-keutamaan-dan-kemuliaan-doa.html
Netton, Ian Richard (1994), "Allah Transcendent: Studies in the Structure and
Semiotics of Islamic Philosophy, Theology and...", Publisher:Routledge , ISBN 0-
7007-0287- 3 [4]
www.ibnumajjah.wordpress.com
www.doandzikir.wordpress.com
www.soaldanjawab.wordpress.com
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir: Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
Progresif, cet. 25, 2002) hlm. 402 6
Kaelany HD, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm.
121
Imam Az-Zaibidi, Ringkasan Shahih Bukhari, (Jakarta: Pusaka Amani, cet.1, 2002), hlm.
1000