Anda di halaman 1dari 13

Waktu yang Baik untuk Berdoa

©Pixabay/AveCalvar

Sebelum melangkah lebih lanjut ke arah tata cara berdoa yang benar sesuai adab.
Simak waktu istimewa yang diyakini menjadikan doa lebih mudah diijabah.
Kedekatan seorang hamba terlihat, salah satunya dari seberapa sering
menyampaikan doa.

"Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa
Aku dekat. Aku menjawab panggilan (doa)-nya orang yang berdoa ketika ia berdoa
kepada-Ku," (QS. Al-Baqarah: 186).
Dilansir dari NU online, Syekh M Ibrahim Al-Baijuri dalam karyanya berjudul Tuhfatul
Murid ala Jauharatit Tauhid. Waktu yang tepat untuk berdoa kepada Allah, yakni
saat:
1. Sujud.

2. Jeda antaZara azan dan iqamah.


3. Setelah salat wajib (fardhu).

4. Sepertiga malam.

5. Bulan Ramadhan.

6. Hari mulia, seperti hari arafah dan hari Jumat.

7. Di antara dua waktu salat (Zuhur dan Ashar, Ashar-maghrib).

8. Usai khatam AlQuran.
"Salah satu adabnya adalah menggunakan waktu-waktu yang utama, yaitu berdoa
saat sujud, berdoa saat jeda antara azan dan iqamah. Salah satu adabnya lagi
adalah bersuci terlebih dahulu, shalat, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan
ke arah langit, bertobat terlebih dahulu, pengakuan dosa terlebih dahulu, ikhlas
dalam berdoa, membuka doa dengan tahmid dan shalawat nabi, mengakhiri doa
dengan shalawat nabi, dan juga membaca shalawat nabi di tengah doa," (Lihat
Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru
Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 92).

Tata Cara Berdoa yang Benar Sesuai Islam


Allah SWT merupakan Tuhan yang Maha Kaya. Karenaya, hambanya wajib
menjadikan-Nya tempat bertumpu dengan penuh rendah hati.
©Shutterstock
Berikut beberapa tata cara berdoa sesuai adab supaya lekas dikabulkan, menurut
Imam An-Nawawi dan Syekh M Ibrahim Al-Baijuri dan :

1. Mengonsumsi yang halal.


2. Meyakini doanya ijabah.
3. Menjaga hati, agar tidak lalai saat berdoa.
4. Tidak meminta sesuatu yang mengandung dosa.
5. Tidak meminta hal yang bisa memutuskan silaturahmi.
6. Tidak meminta yang dapat menyia-nyiakan hak umat Islam.
7. Tidak meminta hal yang mustahil secara umum.
8. Memanfaatkan waktu yang afdhal dalam berdoa, seperti waktu sujud dan waktu
jeda antara azan dan iqamah.
9. Wudhu dan salat terlebih dahulu sebelum berdoa.
10.Menghadap kiblat, mengangkat tangan saat berdoa dan mengusap wajah
sesudahnya.
11.Tobat dan mengakui dosa terlebih dahulu sebelum berdoa.
12.Ikhlas dalam berdoa.
13.Membuka doa dengan tahmid dan shalawat nabi.
14.Mengakhiri doa dengan shalawat nabi.
15.Membaca shalawat nabi di tengah doa.
16. Prinsipnya tidak berlebihan dalam penggunaan kata saat berdoa.
17. Berdoa dengan penuh ketundukkan dan kekhusyukan.

Cara Allah SWT Mengabulkan Doa

Mengutip dari NU online yang lain, Imam Al-Baijuri dalam kitab Tuhfatul Murid 'ala
Jauharatit Tauhid, mengungkapkan tiga macam cara Allah mengabulkan permintaan
hamba-Nya.
"Dan Tuhanmu berfirman: 'Berdoalah kalian kepadaKu, niscaya akan Kukabulkan
bagi kalian'." (QS. Ghafir: 60).
1. Ada kemungkinan doa hamba dikabulkan oleh Allah. Sesuai dengan permintaan
yang disampaikan dalam waktu segera. Berarti Allah akan memenuhi permintaanya
tersebut, sesuai dengan apa yang ia minta dan pada waktu yang cepat.

2. Ada kalanya doa dikabulkan oleh Allah sesuai dengan permintaan yang diajukan.
Namun tidak dalam waktu segera. Allah menunda pemberian atau pengabulan
permintaaan tersebut. Lantaran ada kemaslahatan dan hikmah tertentu yang hanya
diketahui oleh Allah saja.

3. Bisa jadi sebuah doa dikabulkan oleh Allah dalam bentuk yang lain. Meski tidak
sesuai dengan apa yang diminta. Karena bisa jadi, hal itu tak ada maslahat dan
manfaat baginya. Sedangkan yang diberikan Allah ada manfaatnya
Tiga Tata Cara Berdoa yang Baik Kepada Allah Agar
Cepat Dikabulkan
Berdoa merupakan sebuah kebutuhan seorang hamba yang lemah
dan banyak melakukan kesalahan. Meski menjadi sebuah
kebutuhan, orang yang tidak berdoa kepada Penciptanya adalah
bentuk dari kesombongan. Bahkan Allah SWT akan membalas
orang yang enggan bedoa kepada-Nya dengan neraka jahanam.
Allah SWT bersabda:
ِ ‫ال َربُّ ُك ُم ا ْد ُعونِي َأ ْست َِجبْ لَ ُك ْم ۚ ِإ َّن الَّ ِذينَ يَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِي َسيَ ْد ُخلُونَ َجهَنَّ َم د‬
َ‫َاخ ِرين‬ َ َ‫َوق‬
Artinya, “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya
akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS. Al-Mu’min: 60)
Meskipun diperintahkan oleh Allah SWT, namun dalam berdoa
tidaklah sembarangan. Terdapat tata cara agar doa segera
dikabulkan.

Perbesar

Ilustrasi tata cara berdoa yang baik kepada Allah SWT. Foto: unsplash.com/dev_irl

Setidaknya terdapat tiga tata cara doa yang baik yang perlu
diketahui umat Islam. Seperti yang dikutip dari buku Doa & Zikir
Muslimah oleh Tim Redaksi Qultummedia (2017:10-11).
1. Berdoa di Tempat dan Waktu Mustajab
Agar doa segera dikabulkan Allah SWT, berdoalah pada tempat dan
waktu-waktu mustajab. Misalnya saat sujud, antara adzan dan
iqamah, sepertiga malam, sebelum berbuka puasa, maupun di
padang arafah saat menunaikan ibadah haji.
2. Memuji Allah SWT dan Bersholawat Kepada Nabi Muhammad
SAW
Salah satu tata cara yang harus dilakukan saat memanjatkan doa
adalah memuji kepada Allah SWT dengan menyebut nama-nama-
Nya yang mulai atau yang disebut dengan asmaul husna. Setelah itu
membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
3. Tidak Terburu-buru
Maksud dari dilarang berdoa dengan terburu-buru adalah perasaan
bahwa doa yang dipanjatkan tidak dikabulkan Allah SWT.
Dengan memanjatkan doa sesuai dengan tiga tata cara berdoa yang
baik di atas serta dengan hati yang tulus dan ikhlas, mudah-
mudahan Allah SWT segera mengabulkan segala doa yang Anda
pinta. Amiin ya Rabbal 'alamiin. (MZM)
Tata Cara Berdoa Sesuai Tuntunan
Oct 4, 2011 In Dzikir dan Doa, FIKIH, Ibadah, PERTANYAAN PEMBACA, Sholat

Tata cara berdoa sesuai tuntunan


Assalamu’alaikum. saya mau bertanya cara tata cara berdoa yang benar
seperti apa? karena saya melihat ada yang mengangkat tangan
ketika berdoa dan tidak. terimakasih.
Fahmi (GamXXXXXX@gmail.co)

13 Adab berdoa
Pertama, mencari waktu yang mustajab.

Diantara waktu yang mustajab adalah hari arafah, ramadhan, sore hari
jumat, dan waktu sahur atau sepertiga malam terakhir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ من يدعونى فأستجب‬:‫ عز وجل‬V‫ينزل هللا تعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل األخير فيقول‬
‫ من يستغفرنى فأغفر له‬،‫ من يسألنى فأعطيه‬،‫له‬

“Allah turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam
terakhir. Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan,
siapa yang meminta-Ku, Aku beri, dan siapa yang minta ampunan pasti
Aku ampuni.” (H.r. Muslim)
Kedua, memanfaatkan keadaan yang mustajab untuk berdoa.

Diantara keadaan yang mustajab untuk berdoa adalah: ketika perang,


turun hujan, ketika sujud, antara adzan dan iqamah, atau ketika puasa
menjelang berbuka. Abu Hurairah radliallahu ‘anhu mengatakan,
“Sesungguhnya pintu-pintu langit terbuka ketika; jihad fi sabillillah sedang
berkecamuk, ketika turun hujan, dan ketika iqamah shalat wajib.
Manfaatkanlah untuk berdoa ketika itu.” (Syarhus Sunnah al-Baghawi, 1:
327)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Doa antara adzan dan
iqamah tidak tertolak .” (H.r. Abu Daud, Nasa’i, danTurmudzi)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan terdekat antara
hamba dengan Tuhannya adalah ketika sujud. Maka perbanyaklah
berdoa.” (H.r. Muslim)
Ketiga, Menghadap kiblat dan mengangkat tangan

Dari Jabir radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika


berada di padang Arafah, beliau menghadap kiblat, dan beliau terus
berdoa sampai matahari terbenam. (H.r. Muslim)
Dari Salman radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhan kalian itu Malu dan Maha
Memberi. Dia malu kepada hamba-Nya ketika mereka mengangkat tangan
kepada-Nya kemudian hambanya kembali dengan tangan kosong (tidak
dikabulkan).” (H.r. Abu Daud & Turmudzi dan beliau hasankan)

Cara mengangkat tangan dalam berdoa:


Ibn Abbas radliallahu ‘anhu mengatakan, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam ketika berdoa, beliau menggabungkan kedua telapak tangannya
dan mengangkatnya setinggi wajahnya (wajah menghadap telapak
tangan). (H.r. Thabrani)
Catatan: Tidak boleh melihat ke atas ketika berdoa.

Keempat, dengan suara lirih dan tidak dikeraskan.

Allah berfirman,

‫ِت ِب َها َوا ْب َتغ َبي َْن َذل َِك َس ِبياًل‬


ْ ‫ِك َواَل ُت َخاف‬
َ ‫صاَل ت‬
َ ‫َواَل َتجْ َهرْ ِب‬
ِ

“Janganlah kalian mengeraskan doa kalian dan janganlah pula


merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (Q.s. Al-
Isra: 110)
Allah memuji Nabi Zakariya ‘alaihis salam, yang berdoa dengan penuh
khusyu’ dan suara lirih,

‫) ِإ ْذ َنادَ ى َر َّب ُه نِدَ ا ًء َخفِ ًّيا‬2( ‫ِّك َعبْدَ هُ َز َك ِريَّا‬ ِ ‫ذ ِْك ُر َرحْ َم‬
َ ‫ت َرب‬

“(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu


kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya
dengan suara yang lembut.” (Q.s. Maryam: 2 – 3)
Allah juga berfirman,

َ ‫ضرُّ عًا َو ُخ ْف َي ًة ِإ َّن ُه اَل ُيحِبُّ ْالمُعْ َتد‬


‫ِين‬ َ ‫ْادعُوا َر َّب ُك ْم َت‬
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.” (Q.s. Al-A’raf: 55)
Dari Abu Musa radliallahu ‘anhu bahwa suatu ketika para sahabat pernah
berdzikir dengan teriak-teriak. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengingatkan,
َ ‫ُون َأ‬
ٌ‫ ِإ َّن ُه َسمِي ٌع َق ِريب‬، ‫ ِإ َّن ُه َم َع ُك ْم‬، ‫ص َّم َوالَ َغاِئبًا‬ َ ‫ َفِإ َّن ُك ْم الَ َت ْدع‬، ‫ ارْ َبعُوا َعلَى َأ ْنفُسِ ُك ْم‬، ُ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناس‬

“Wahai manusia, kasihanilah diri kalian. Sesungguhnya kalian tidak


menyeru Dzat yang tuli dan tidak ada, sesungguhnya Allah bersama
kalian, Dia Maha mendengar lagi Maha dekat.” (H.r. Bukhari)
Kelima, Tidak dibuat bersajak.

Doa yang terbaik adalah doa yang ada dalam Alquran dan sunnah.

Allah juga berfirman,

َ ‫ضرُّ عًا َو ُخ ْف َي ًة ِإ َّن ُه اَل ُيحِبُّ ْالمُعْ َتد‬


‫ِين‬ َ ‫ْادعُوا َر َّب ُك ْم َت‬

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang


lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.” (Q.s. Al-A’raf: 55)
Ada yang mengatakan: maksudnya adalah berlebih-lebihan dalam
membuat kalimat doa, dengan dipaksakan bersajak.

Keenam, khusyu’, merendahkan hati, dan penuh harap.

Allah berfirman,

‫ِين‬ ِ ‫ُون فِي ْال َخي َْرا‬


َ ‫ت َو َي ْدعُو َن َنا َر َغبًا َو َر َهبًا َو َكا ُنوا َل َنا َخاشِ ع‬ ِ ‫ِإ َّن ُه ْم َكا ُنوا ي َُس‬
َ ‫ارع‬

“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam


(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada
Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang
khusyu’ kepada Kami.” (Q.s. Al-Anbiya’: 90)
Ketujuh, memantapkan hati dalam berdoa dan berkeyakinan untuk
dikabulkan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‫ُكره له‬
ِ ‫ال يقل أحدكم إذا دعا اللهم اغفر لي إن شئت اللهم ارحمني إن شئت ليعزم المسألة فإنه ال م‬
“Janganlah kalian ketika berdoa dengan mengatakan: Ya Allah, ampunilah
aku jika Engkau mau. Ya Allah, rahmatilah aku, jika Engkau mau.
Hendaknya dia mantapkan keinginannya, karena tidak ada yang memaksa
Allah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Apabila kalian berdoa, hendaknya dia mantapkan
keinginannya. Karena Allah tidak keberatan dan kesulitan untuk
mewujudkan sesuatu.” (H.r. Ibn Hibban dan dishahihkan Syua’ib Al-
Arnauth)
Diantara bentuk yakin ketika berdoa adalah hatinya sadar bahwa dia
sedang meminta sesuatu. Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ادعوا هللا وأنتم موقنون باإلجابة واعلموا أن هللا ال يستجيب دعاء من قلب غافل اله‬

“Berdoalah kepada Allah dan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah,


sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, dan
lengah (dengan doanya).” (H.r. Turmudzi dan dishahihkan Al-Albani)
Banyak orang yang lalai dalam berdoa atau bahkan tidak tahu isi doa yang
dia ucapkan. Karena dia tidak paham bahasa Arab, sehingga hanya dia
ucapkan tanpa direnungkan isinya.

Kedelapan, mengulang-ulang doa dan merengek-rengek dalam berdoa.

Misalnya, orang berdoa, “Yaa Allah, ampunilah hambu-MU, ampunilah


hambu-MU…, ampunilah hambu-MU yang penuh dosa ini. ampunilah ya
Allah…. ” Dia ulang-ulang permohonannya. Semacam ini menunjukkan
kesungguhhannya dalam berdoa.

Ibn Mas’ud mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila


beliau berdoa, beliau mengulangi tiga kali. Dan apabila beliau meminta
kepada Allah, beliau mengulangi tiga kali. (H.r. Muslim).
Kesembilan, tidak tergesa-gesa agar segera dikabulkan, dan menghindari
perasaan: “Mengapa doaku tidak dikabulkan atau kalihatannya Allah tidak
akan mengabulkan doaku.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ُ ‫يُسْ َت َجابُ َأل َح ِد ُك ْم َما لَ ْم َيعْ َج ْل َيقُو ُل دَ َع ْو‬
‫ت َفلَ ْم يُسْ َت َجبْ لِى‬

“Akan dikabulkan (doa) kalian selama tidak tergesa-gesa. Dia mengatakan:


Saya telah berdoa, namun belum saja dikabulkan.” (H.r. Bukhari dan
Muslim)
Sikap tergesa-gesa agar segera dikabulkan, tetapi doanya tidak kunjung
dikabulkan, menyebabkan dirinya malas berdoa. Dari Abu
Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ يا رسول هللا وما‬:‫ قيل‬،‫ ما لم يستعجل‬،‫ال يزال الدعاء يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم‬
‫ فيستحسر عند ذلك ويدع الدعاء رواه‬،‫ يقول قد دعوت وقد دعوت فلم أر يستجيب لي‬:‫االستعجال؟ قال‬
‫مسلم‬.

“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang
isinya dosa atau memutus silaturrahim, selama dia tidak terburu-buru. Para
sahabat bertanya: Ya Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru dalam
berdoa?. Beliau bersabda: “Orang yang berdoa ini berkata: Saya telah
berdoa, Saya telah berdoa, dan belum pernah dikabulkan. Akhirnya dia
putus asa dan meninggalkan doa.” (H.r. Muslim dan Abu Daud)
Sebagian ulama mengatakan: “Saya pernah berdoa kepada Allah dengan
satu permintaan selama dua puluh tahun dan belum dikabulkan, padahal
aku berharap agar dikabulkan. Aku meminta kepada Allah agar diberi taufik
untuk meninggalkan segala sesuatu yang tidak penting bagiku.”

Kesepuluh, memulai doa dengan memuji Allah dan bershalawat kepada


Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bagian dari adab ketika memohon dan meminta adalah memuji Dzat yang
diminta. Demikian pula ketika hendak berdoa kepada Allah. Hendaknya
kita memuji Allah dengan menyebut nama-nama-Nya yang mulia (Asma-ul
Husna).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar ada orang yang
berdoa dalam shalatnya dan dia tidak memuji Allah dan tidak bershalawat
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bersabda:
“Orang ini terburu-buru.” kemudian Beliau bersabda,
‫إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميد ربه جل وعز والثناء عليه ثم ليصل على النبي صلى هللا عليه وسلم ثم يدعو‬
‫بما شاء‬

“Apabila kalian berdoa, hendaknya dia memulai dengan memuji dan


mengagungkan Allah, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Kemudian berdoalah sesuai kehendaknya.” (H.r. Ahmad,
Abu Daud dan dishahihkan al-Albani)
Kesebelas, memperbanyak taubat dan memohon ampun kepada Allah.

Banyak mendekatkan diri kepada Allah merupakan sarana terbesar untuk


mendapatkan cintanya Allah. Dengan dicintai Allah, doa seseorang akan
mudah dikabulkan. Diantara amal yang sangat dicintai Allah adalah
memperbanyak taubat dan istighfar.
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
، ‫ َو َما َي َزا ُل َع ْبدِى َي َت َقرَّ بُ ِإلَىَّ ِبال َّن َواف ِِل َح َّتى ُأ ِح َّب ُه‬، ‫ت َعلَ ْي ِه‬
ُ ْ‫ب ِإلَىَّ َع ْبدِى ِب َشىْ ٍء َأ َحبَّ ِإلَىَّ ِممَّا ا ْف َت َرض‬
َ َّ‫َو َما َت َقر‬
‫ُأل‬ ‫ُأل‬
‫ِئن اسْ َت َع َاذنِى عِ َيذ َّن ُه‬ ِ َ‫ َول‬، ‫ َوِإنْ َسَألَنِى عْ طِ َي َّن ُه‬،.…‫ت‬ ُ ‫َفِإ َذا َأحْ َب ْب ُت ُه ُك ْن‬

“Tidak ada ibadah yang dilakukan hamba-Ku yang lebih Aku cintai melebihi
ibadah yang Aku wajibkan. Ada hamba-Ku yang sering beribadah kepada-
Ku dengan amalan sunnah, sampai Aku mencintainya. Jika Aku
mencintainya maka …jika dia meminta-Ku, pasti Aku berikan dan jika
minta perlindungan kepada-KU, pasti Aku lindungi…” (H.r. Bukhari)
Diriwayatkan bahwa ketika terjadi musim kekeringan di masa Umar bin
Khatab, beliau meminta kepada Abbas untuk berdoa. Ketika berdoa, Abbas
mengatakan, “Ya Allah, sesungguhnya tidaklah turun musibah dari langit
kecuali karena perbuatan dosa. dan musibah ini tidak akan hilang, kecuali
dengan taubat…”

Kedua belas, hindari mendoakan keburukan, baik untuk diri sendiri, anak,


maupun keluarga.

Allah berfirman, mencela manusia yang berdoa dengan doa yang buruk,

ً‫نسانُ َعجُوال‬ َ ‫نسانُ ِبال َّشرِّ ُد َعاءهُ ِب ْال َخي ِْر َو َك‬
َ ‫ان اِإل‬ َ ‫َو َي ْد ُع اِإل‬

“Manusia berdoa untuk kejahatan sebagaimana ia berdoa untuk kebaikan.


Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa.” (Q.s. Al-Isra’: 11)
Allah juga berfirman,

‫ي ِإلَي ِْه ْم َأ َجلُ ُه ْم‬Vَ ِ‫اس ال َّشرَّ اسْ تِعْ َجالَهُم ِب ْال َخي ِْر لَقُض‬
ِ ‫َولَ ْو ي َُعجِّ ُل هَّللا ُ لِل َّن‬

“Kalau sekiranya Allah menyegerakan keburukan bagi manusia seperti


permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur
mereka (binasa).” (Q.s. Yunus: 11)
Ayat ini berbicara tentang orang yang mendoakan keburukan untuk dirinya,
hartanya, keluarganya, dengan doa keburukan.
Dari Jabir radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ ال توافق‬،‫ وال تدعوا على أموالكم‬،‫ وال تدعوا على خدمكم‬،‫ وال تدعوا على أوالدكم‬،‫ال تدعوا على أنفسكم‬
‫من هللا ساعة يسأل فيها عطاء فيستجاب لكم‬

“Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, jangan


mendoakan keburukan untuk anak kalian, jangan mendoakan keburukan
untuk pembantu kalian, jangan mendoakan keburukan untuk harta kalian.
Bisa jadi ketika seorang hamba berdoa kepada Allah bertepatan dengan
waktu mustajab, pasti Allah kabulkan.” (H.r. Abu Daud)
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫ال يزال الدعاء يستجاب للعبد ما لم يدع بإثم أو قطيعة رحم‬

“Doa para hamba akan senantiasa dikabulkan, selama tidak berdoa yang
isinya dosa atau memutus silaturrahim.” (H.r. Muslim dan Abu Daud)
Ketiga belas, menghindari makanan dan harta haram.

Makanan yang haram menjadi sebab tertolaknya doa.

Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,
‫ِين َف َقا َل ( َيا َأ ُّي َها الرُّ ُس ُل ُكلُوا‬ َ ‫ِين ِب َما َأ َم َر ِب ِه ْالمُرْ َسل‬
َ ‫َأ ُّي َها ال َّناسُ ِإنَّ هَّللا َ َطيِّبٌ الَ َي ْق َب ُل ِإالَّ َط ِّيبًا َوِإنَّ هَّللا َ َأ َم َر ْالمُْؤ ِمن‬
.» )‫ت َما َر َز ْق َنا ُك ْم‬ ِ ‫ِين آ َم ُنوا ُكلُوا مِنْ َط ِّي َبا‬ َ ‫ون َعلِي ٌم) َو َقا َل ( َيا َأ ُّي َها الَّذ‬ َ ُ‫صالِحً ا ِإ ِّنى ِب َما َتعْ َمل‬ َ ‫ت َواعْ َملُوا‬ َّ ‫م َِن‬
ِ ‫الط ِّي َبا‬
‫ث َأ ْغ َب َر َي ُم ُّد َيدَ ْي ِه ِإلَى ال َّس َما ِء َيا َربِّ َيا َربِّ َو َم ْط َع ُم ُه َح َرا ٌم َو َم ْش َر ُب ُه َح َرا ٌم‬ َ ‫ُث َّم َذ َك َر الرَّ ُج َل يُطِ ي ُل ال َّس َف َر َأ ْش َع‬
‫ِى ِب ْال َح َر ِام َفَأ َّنى يُسْ َت َجابُ ل َِذل َِك‬
َ ‫َو َم ْل َب ُس ُه َح َرا ٌم َو ُغذ‬

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyib (baik). Dia tidak
akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya
Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang
diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul!
Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah
juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang
baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan
kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan
tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak
yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang
itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku,
wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram,
minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi
makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan
mengabulkan do’anya? (H.r. Muslim).
Allahu a’lam

Referensi: https://konsultasisyariah.com/7834-tata-cara-berdoa.html

Anda mungkin juga menyukai