Anda di halaman 1dari 282

MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaraan
Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan
Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum
2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh
berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan
dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku
ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa
diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat
meningkatkan kualitas buku ini.
Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang–Undang

MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN

Penulis : Sri Widodo


Penyunting materi : AT. Sugeng Priyanto
Penyunting bahasa : Badan Bahasa

Kotak katalog dalam terbitan (KDT)

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PPKn SMALB -


Tunarungu: Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
– Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016.
xiv, 271 hl. : ilus.; 25 cm.
Untuk SMALB-B Kelas X

ISBN 978-602-358-448-2 (jilid lengkap)


ISBN 978-602-358-449-9 (jilid I)

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan – Studi dan Pengajaran I .


Judul
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Cetakan ke-1, 2016


Disusun dengan huruf Bookman Old Style, 12pt

iv Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kata Pengantar

Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi


peserta didik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan
sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam
perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga
kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi
dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan,
dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata
pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk kelas
X SMALB-B (TUNARUNGU) dirancang untuk menghasilkan
siswa yang memiliki keimanan dan akhlak mulia sebagaimana
diarahkan oleh falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila
sehingga dapat berperan sebagai warga negara yang efektif dan
bertanggung jawab. Pembahasannya secara utuh mencakup
empat pilar kebangsaan yang terkait satu sama lain, yaitu
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dirancang berbasis aktivitas yang diharapkan dapat mendorong
siswa menjadi warga negara yang baik melalui kepeduliannya
terhadap permasalahan dan tantangan yang dihadapi
masyarakat sekitarnya. Kepedulian tersebut ditunjukkan dalam
bentuk partisipasi aktif dalam pengembangan komunitas yang
terkait dengan dirinya. Kompetensi yang dihasilkan bukan lagi
terbatas pada kajian pengetahuan dan keterampilan penyajian
hasil kajiannya, tetapi lebih ditekankan kepada pembentukan
sikap dan tindakan nyata yang harus mampu dilakukan oleh
tiap siswa. Dengan demikian akan terbentuk sikap yang cinta
dan bangga sebagai bangsa Indonesia.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan
siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai
dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013,

Kata Pengantar v
siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain
yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru
dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa
dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting.
Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam berbagai
bentuk kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber
dari lingkungan sosial dan alam.
Sebagai edisi pertama, buku guru ini sangat terbuka dan
perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik,
saran dan masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada
edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan
terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan
yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka
mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka
(2045).

Jakarta, April 2016


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

ANIES BASWEDAN

vi Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Pengantar Penulis

Rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa atas selesainya penulisan buku ini. Berkat rahmat-Nya,
buku ini dapat hadir di hadapan pembaca. Buku ini ditulis
sebagai bagian dari upaya mewujudkan kepedulian pemerintah
untuk membantu guru untuk mengantarkan peserta didik
dalam mencapai hasil belajar yang baik.
Buku guru mata pelajaran PPKn ini merupakan pedoman bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk siswa tunarungu
kelas X. Buku ini memuat dua bagian besar yaitu 1) Petunjuk
Umum dan 2) Petunjuk Khusus Pembelajaran tiap Bab.
Pada petunjuk umum ini, ada tiga bab yaitu Bab I
Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, tujuan,
ruang lingkup, pengembangan materi, karakteristik peserta
didik tunarungu, karakteristik mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, dan integrasi nilai-nilai
pendidikan karakter. Bab II membahas tentang model-
model pembelajaran yang berisi tentang model pembelajaran
langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran
berbasis masalah,strategi pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran, dan model sistem pembelajaran tunarungu. Bab
III tentang kompetensi inti,kompetensi dasar dan indikator
pada bahasan materi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kelas X pada SMALB-B (Tunarungu).
Pada petunjuk khusus pembelajaran per-bab memuat
tentang peta konsep, kompetensi inti (KI), kompetensi dasar
(KD) Indikator, materi pembelajaran, proses pembelajaran
penilaian pembelajaran, pengembangan kompetensi, pengayaan,
remedial, interaksi guru dan orang tua pada masing-masing
babyang wajib diajarkan kepada siswa SMALB-B kelas X dan
diharapkan sebelum menyusun perangkat pembelajaran guru
perlu melakukan asesmen terhadap siswa materi yang akan
diajarkan.

Pengantar Penulis vii


Setelah mempelajari petunjuk umum dan petunjuk khusus
dalam buku ini, diharapkan guru lebih mudah memberikan
layanan pembelajaran PPKn kepada siswa tunarungu kelas X.
Buku guru ini sangat terbuka untuk dikembangkan oleh para
pembaca terutama bapak ibu guru di SMALB-B.
Terima kasih, Selamat bertugas!

Bandung, April 2016


Penulis,

viii Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................v
Pengantar Penulis.............................................................vii
Daftar Isi...........................................................................ix
Daftar Tabel.......................................................................xii
Daftar Lampiran................................................................xiii

Bagian Umum....................................................................1

B a b 1 Pendahuluan.........................................................2
A. Latar Belakang.................................................2
B. Tujuan Kompetensi..........................................4
C. Ruang Lingkup.................................................5
D. Pengembangan Materi......................................6
E. Format Buku...................................................18
F. Karakteristik Peserta Didik Tunarungu............20
G. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X
SMALB-B (Tunarungu).....................................24
H. Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter..........27

B a b 2 Model-Model Pembelajaran..................................31
A. Model Pembelajaran Langsung.........................31
B. Model Pembelajaran Kooperatif........................35
C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah.............38
D. Pembelajaran Kontekstual
dalam Pembelajaran.........................................42
E. Model Sistem Komunikasi
Pembelajaran Tunarungu ...................................48
F. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)............56

Daftar Isi ix
B a b 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar...............59
A. Petunjuk Umum...............................................59
B. Strategi Umum Pembelajaran Mengacu
pada Buku Siswa.............................................66
C. Penggunaan Media dan Sarana Pembelajaran.....71
D. Format Penilaian Pembelajaran........................72

Bagian Khusus..................................................................77

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara.........79


A. Peta Konsep.....................................................80
B. Kompetensi Inti (KI)..........................................81
C. Kompetensi Dasar............................................81
D. Indikator..........................................................82
E. Materi Pembelajaran........................................82
F. Proses Pembelajaran........................................83
G. Penilaian Pembelajaran....................................106
H. Pengembangan Kompetensi..............................116
I. Pengayaan........................................................116
J. Remedial..........................................................117
K. Interaksi Guru dan Orang Tua ........................118

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia...................................119


A. Pendahuluan....................................................120
B. Kompetensi Inti (KI)..........................................121
C. Kompetensi Dasar............................................121
D. Indikator..........................................................122
E. Materi Pembelajaran........................................122
F. Proses Pembelajaran........................................123
G. Penilaian Pembelajaran....................................142
H. Pengembangan Kompetensi...............................151
I. Pengayaan........................................................151
J. Remedial..........................................................152
K. Interaksi Guru dan Orang Tua.........................152

x Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Bab 3 Integrasi Nasional.................................................153
A. Pendahuluan....................................................154
B. Kompetensi Inti (KI)..........................................154
C. Kompetensi Dasar............................................155
D. Indikator..........................................................156
E. Materi Pembelajaran........................................156
F. Proses Pembelajaran........................................157
G. Penilaian Pembelajaran....................................179
H. Pengembangan Kompetensi..............................189
I. Pengayaan........................................................189
J. Remedial..........................................................189
K. Interaksi Guru dan Orang Tua ........................190

Bab 4 Wawasan Nusantara..............................................191


A. Pendahuluan....................................................192
B. Kompetensi Inti (KI)..........................................193
C. Kompetensi Dasar............................................193
D. Indikator..........................................................194
E. Materi Pembelajaran........................................194
F. Proses Pembelajaran........................................195
G. Penilaian Pembelajaran....................................218
H. Pengembangan Kompetensi..............................228
I. Pengayaan........................................................228
J. Remedial..........................................................228
K. Interaksi Guru dan Orang Tua ........................229

Lampiran-Lampiran..........................................................231
Glosarium..........................................................................249
Daftar Pustaka..................................................................259
Biodata..............................................................................263

Daftar Isi xi
Daftar Tabel

Bagian Umum
Tabel 1.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran PPKn Kelas X TUNARUNGU.... 6
Tabel 1.2 Silabus Mata Pelajaran PPKn
Kelas X TUNARUNGU..................................... 10
Tabel 1.3 Penggunaan Buku Siswa................................ 19
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran
Kooperatif...................................................... 36
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran
Berbasis Masalah........................................... 40
Tabel 3.1 Contoh Indikator dari Kompetensi Dasar
pada KI 1-4.................................................... 59

Bagian Khusus
Tabel 1.1 Contoh Lembar Format Observasi.................. 107
Tabel 1.2 Instrumen Pengamatan Sikap Siswa.............. 108
Tabel 1.3 Contoh Lembar Format Penilaian Individual... 109
Tabel 1.4 Contoh Lembar Format Penilaian Proses........ 115
Tabel 2.1 Alokasi Waktu Penggunaan Buku.................. 143
Tabel 2.2 Instrumen Pengamatan Sikap Siswa.............. 144
Tabel 2.3 Contoh Lembar Format Penilaian Individual... 145
Tabel 2.4 Contoh Lembar Format Penilaian Proses........ 150
Tabel 3.1 Contoh Lembar Format Observasi.................. 180
Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Sikap Siswa.............. 181
Tabel 3.3 Contoh Lembar Format Penilaian Individual... 182
Tabel 3.4 Contoh Lembar Format Penilaian Proses........ 188
Tabel 4.1 Contoh Lembar Format Observasi.................. 219
Tabel 4.2 Instrumen Pengamatan Sikap Siswa.............. 220
Tabel 4.3 Contoh Lembar Format Penilaian Individual... 221
Tabel 4.4 Contoh Lembar Format Penilaian Proses........ 227

xii Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Daftar Lampiran

Lampiran 1 Contoh Lembar Format Observasi/


Pengamatan Sikap...................................... 233
Lampiran 2 Contoh Format Penilaian Individu.............. 235
Lampiran 3 Contoh Format Penilaian Proses................. 241
Lampiran 4 Contoh Lembar Penilaian
Dokumen Laporan...................................... 243
Contoh Lembar Format
Penilaian Dokumen Laporan....................... 243
Lampiran 5 Contoh Lembar Pengamatan Presentasi...... 245
Lampiran 6 Contoh Lembar Format
Pengamatan Presentasi............................... 245
Contoh Format Penilaian Akhir................... 247

Daftar Lampiran xiii


xiv Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X
Bagian Umum

Pedoman buku guru digunakan untuk mengelola pembelajaran


terutama dalam memfasilitasi peserta didik tunarungu untuk
memahami materi dan mengamalkan pesan-pesan moral yang
ada pada buku teks pelajaran. Bagian umum pada buku guru
mata pelajaran Pendidikan PPKn ini merupakan pedoman bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk peserta didik
tunarungu kelas X.
Ada tiga bab yang diuraikan dalam bagian umum ini, yaitu
Bab I Pendahuluan yang menguraikan latar belakang, tujuan,
ruang lingkup, pengembangan materi, karakteristik peserta
didik tunarungu, karakteristik mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, dan integrasi nilai-nilai
pendidikan karakter. Bab II membahas tentang model-
model pembelajaran yang berisi tentang model pembelajaran
langsung, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran
berbasis masalah, strategi pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran, dan model sistem pembelajaran tunarungu. Bab
III tentang kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator
pada bahasan materi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kelas X pada SMALB-B (Tunarungu).
Uraian pada bagian ini adalah petunjuk umum, strategi
umum pembelajaran mengacu pada buku siswa, penggunaan
media dan sarana pembelajaran, dan format model penilaian
pembelajaran.

Bagian Umum 1
B ab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan
warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis,
melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi
baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat
yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
berkontiribusi penting menunjang tujuan bernegara
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
PPKn berkaitan dan berjalan seiring dengan perjalanan
pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara
Indonesia. PPKn merupakan bagian integral dari ide,
instrumentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara Indonesia. Pendidikan nasional
pada hakikatnya adalah PPKn untuk melahirkan warga
negara Indonesia yang berkualitas baik dalam disiplin sosial
dan nasional, dalam etos kerja, dalam produktivitas kerja,
dalam kemampuan intelektual dan profesional, dalam
tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan, kemanusiaan
serta dalam moral, karakter dan kepribadian (Soedijarto
dalam Darmadi, 2013).

2 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kehadiran kurikulum Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan berupaya menanamkan sikap kepada
warga negara Indonesia umumnya dan generasi muda
bangsa khususnya siswa tunarungu agar:
1. Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan
rasa cinta tanah air sebagai perwujudan warga negara
Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan
hidup bangsa dan negara.
2. Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap
keanekaragaman masyarakat Indonesia sehingga mampu
berkomunikasi baik dalam rangka memperkuat integrasi
nasional.
3. Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam
melaksanakan hak, kewajiban, tanggung jawab dan peran
sertanya sebagai warga negara yang cerdas, trampil dan
berkarakter.
4. Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-
hak dasar manusia serta kewajiban dasar manusia
sehingga mampu memperlakukan warga negara secara
adil dan tidak diskriminatif.
5. Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia
yang demokratis dengan berlandaskan pada nilai dan
budaya demokrasi yang bersumber pada Pancasila.
6. Memiliki pola sikap, pola pikir dan pola perilaku yang
mendukung ketahanan nasional Indonesia serta mampu
menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perkembangan
zaman demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Bab 1 Pendahuluan 3
B. Tujuan Kompetensi
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
kelas X SMALB B bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Menyadari nilai-nilai dalam sistem pemerintah sesuai
dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Mengamalkan nilai-nilai dalam sistem pemerintah
sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
3. Menganalisis sistem pemerintah negara sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
4. Menyaji hasil keputusan bersama tentang perbedaan
pandangan terkait sistem pemerintah negara sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
5. Menghargai nilai-nilai fungsional lembaga-lembaga
Negara sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
6. Menyetujui nilai-nilai tentang hubungan struktural
dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
7. Menelaah kewenangan lembaga-lembaga Negara
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
8. Mempresentasikan kewenangan lembaga-lembaga
Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

4 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


9. Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
10. Mengamalkan nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
11. Memprediksi faktor-faktor pembentuk integrasi nasiona
dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
12. Menyajikan hasil analisis tentang faktor-faktor pembentuk
integrasi nasional dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
13. Menghayati nilai-nilai pentingnya wawasan nusantara
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
14. Menghargai pentingnya wawasan nusantara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
15. Mengevaluasi arti pentingnya Wawasan Nusantara
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
16. Memaparkan hasil keputusan bersama terkait arti
pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kelas X SMALB-B (Tunarungu) meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
1. Nilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintah Negara.
2. Kewenangan Lembaga-lembaga Negara.
3. Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional.
4. Arti pentingnya Wawasan Nusantara.

Bab 1 Pendahuluan 5
D. Pengembangan Materi
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kelas X SMALB-B (Tunarungu) memiliki
4 (empat) Kompetensi Inti (KI) yang dijabarkan dalam 16
Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan terurai dalam
empat Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti 1 berkaitan
dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kompetensi Inti 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap
sosial. Kompetensi Inti 3 berisi Kompetensi Dasar tentang
pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan Kompetensi
Inti 4 berisi Kompetensi Dasar tentang penyajian Ketrampilan
KI1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan
melalui proses pembelajaran pada setiap materi pokok yang
tercantum dalam KI 3.
KI 1 dan KI 2 pada setiap kegiatan pembelajaran diajarkan
langsung (direct teaching) dan indirect teaching.
Rincian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas
X SMALB-B (Tunarungu) adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
PPKn Kelas X TUNARUNGU
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghargai dan 1.1 Menyadari nilai-
menghayati ajaran nilai dalam sistem
agama yang dianutnya pemerintah sesuai
dengan Pancasila dalam
kehidupan berbangsa
dan bernegara

6 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1.2 Menghargai nilai-nilai
terkait fungsional
lembaga-lembaga
Negara sesuai Undang-
Undang Dasar Negara
Republik Indonesia
Tahun 1945
1.3 Mensyukuri nilai-
nilai yang membentuk
komitmen integrasi
nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
1.4 Menghayati nilai-
nilai pentingnya
wawasan nusantara
dalam konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Menghargai dan 2.1 Mengamalkan nilai-
menghayati perilaku nilai dalam pemerintah
jujur, disiplin, sesuai dengan
tanggungjawab, peduli Pancasila dalam
(toleransi, gotong kehidupan berbangsa
royong), santun, percaya
dan bernegara
diri, dalam berinteraksi
2.2 Menyetujui nilai-
secara efektif dengan
nilai tentang
lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan hubungan struktural
pergaulan dan dan fungsional
keberadaannya pemerintahan

Bab 1 Pendahuluan 7
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
pemerintahan pusat
dan daerah menurut
Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
2.3 Mengamalkan nilai-
nilai yang membentuk
komitmen integrasi
nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
2.4 Menghargai pentingnya
wawasan nusantara
dalam konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
3. Memahami pengetahuan 3.1 Menganalisis sistem
(faktual, konseptual, pemerintah negara
dan prosedural) sesuai dengan nilai-
berdasarkan rasa ingin nilai Pancasila dalam
tahunya tentang ilmu kehidupan berbangsa
pengetahuan, teknologi, dan bernegara.
seni, budaya terkait 3.2 Menelaah kewenangan
fenomena dan kejadian lembaga-lembaga
nyata dalam kehidupan Negara menurut
Undang-Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

8 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3.3 Memprediksi faktor-
faktor pembentuk
integrasi nasional
dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika
3.4 Mengevaluasi arti
pentingnya Wawasan
Nusantara dalam
konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia
4. Mencoba, mengolah dan 4.1. Menyaji hasil
menyajikan dalam ranah keputusan bersama
konkret (menggunakan, tentang perbedaan
mengurai, merangkai, pandangan terkait
memodifikasi, dan sistem pemerintah
membuat) dan ranah negara sesuai dengan
abstrak (menulis, nilai-nilai Pancasila.
membaca, menghitung, 4.2. Mempresentasikan
menggambar, dan kewenangan lembaga-
mengarang) sesuai lembaga Negara
dengan yang dipelajari menurut Undang-
di sekolah dan sumber Undang dasar Negara
lain yang sama dalam Republik Indonesia
sudut pandang/teori Tahun 1945

Bab 1 Pendahuluan 9
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
4.3. Menyajikan hasil
analisis tentang faktor-
faktor pembentuk
integrasi nasional
dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
4.4. Memaparkan hasil
keputusan bersama
terkait pentingnya
Wawasan Nusantara
dalam konteks Negara
Kesatuan Republik
Indonesia

Tabel 1.2
Silabus Mata Pelajaran PPKn Kelas X TUNARUNGU
Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
1.1 Menyadari Nilai-nilai Pan- • Mengamati
nilai-nilai casila dalam gambar /
dalam sistem kerangka praktik tayangan vid-
pemerintah penyelenggaraan io/film dengan
sesuai den- pemerintahan penuh rasa
gan Pan- Negara syukur dan
casila dalam a. Sistem atau membaca
kehidupan Pembagian dari berbagai
berbangsa Kekuasaan
sumber (buku,
dan berne- Negara
media cetak
gara

10 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
2.1 Mengamal- b. Nilai-nilai maupun elek-
kan nilai- Pancasila tronik) nilai-
nilai dalam dalam Penye- nilai Pancasila
pemerintah lenggaraan dalam kerang-
sesuai den- pemerintah- ka praktik pe-
gan Pan- an nyelenggaraan
casila dalam c. Kedudukan pemerintahan
kehidupan dan Fungsi negara
Kemente-
berbangsa • Mengiden-
rian Negara
dan berne- tifikasi dan
Republik
gara mengajukan
Indonesia
3.1 Menganalisis pertanyaan
dan Lembaga
Nilai-nilai mendalam/di-
Pemerintah
Pancasila alektis dengan
Non Kemen-
dalam terian menggunakan
kerangka d. Penugasan/ high-order-
praktik Pendel- thinking skills
penyeleng- egasianTugas (HOTS)
garaan pe- Pemerintah
merintahan Pusat ke
Negara Daerah
4.1 Menyaji hasil • tentang Nilai-
keputusan nilai Pancasila
bersama dalam kerang-
tentang ka praktik pe-
perbedaan nyelenggaraan
pandangan pemerintahan
terkait Negara

Bab 1 Pendahuluan 11
Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
sistem pe- • Mengumpul-
merintah kan informasi
dari berbagai
negara ses-
sumber (Buku
uai dengan
yang relevan,
nilai-nilai media masa,
Pancasila. memanfaat-
kan Teknologi
Informasi dan
Komunikasi)
dengan penuh
kejujuran dan
toleransi ten-
tang Nilai-nilai
Pancasila da-
lam kerangka
praktik pe-
nyelenggaraan
pemerintahan
Negara
• Menganalisis
dan mempre-
sentasikan
hasil analisis
kerja kelompok
tentangtentang
Nilai-nilai Pan-
casila dalam
kerangka prak-
tik penyeleng-
garaan pemer-
intahan negara.

12 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
1.2 Menghar- Kewenangan • Mengamati
gai nilai- lembaga-lembaga gambar/
nilai terkait Negara. tayangan
fungsional vidio/film
a. Suprastruk-
lembaga- dengan
tur dan In-
lembaga penuh rasa
frastruktur
Negara ses- syukur
sistem politik
dan atau
uai Undang- Indonesia
membaca
Undang b. Lembaga- dari berbagai
Dasar Nega- lembaga Neg- sumber
ra Republik ara Republik (buku,
Indonesia Indonesia artikel,
Tahun 1945 menurut Un- media cetak
2.2 Menyetujui dang-undang maupun
nilai-nilai Dasar Negara elektronik)
tentang Republik tentang
hubungan Indonesia kewenangan
struktural Tahun 1945 lembaga-
dan fung- Tata kelola lembaga
sional pe- pemerintah- Negara.
merintahan • Mengiden-
an yang baik
pusat dan tifikasi dan
c. Partisipasi
daerah mengaju-
warga negara
menurut Un- kan pertan-
dalam sistem yaan dengan
dang-Undang
politik RI mengguna-
Dasar Negara
kan high-or-
Republik
der-thinking
Indonesia
skills (HOTS)
Tahun 1945

Bab 1 Pendahuluan 13
Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
3.2 Menelaah tentang ke-
kewenangan wenangan
lembaga- lembaga-lem-
lembaga baga Negara
Negara • Mengumpul-
kan informasi
menurut Un-
dari berbagai
dang-Un-
sumber den-
dang Dasar
gan penuh
Negara Re-
disiplin dan-
publik Indo- tanggung
nesia Tahun jawab tentang
1945 kewenangan
4.2 Mempre- lembaga-lem-
sentasikan baga Nega-
kewenangan ramenurut
lembaga- Undang-un-
dang Dasar
lembaga
Negara Re-
negaara
publik Indo-
menurut nesia Tahun
Undang-Un- 1945
dang dasar • Menyim-
Negara Re- pulkan dan
publik Indo- mempresen-
nesia Tahun tasikan hasil
1945 analisis kerja
kelompok
tentangke-
wenangan

14 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
lembaga-
lembaga Neg-
aramenurut
Undang-un-
dang Dasar
Negara Re-
publik Indo-
nesia Tahun
1945
1.3 Mensyukuri Faktor-faktor • Mengamati
nilai- pembentuk gambar
nilai yang integrasi nasional. tayangan
membentuk a. Kebhinnekaan vidio/film
komitmen dengan penuh
Bangsa
integrasi rasa syukur
Indonesia
dan atau
nasional b. Konsep membaca
dalam
Integrasi dari berbagai
bingkai
Nasional sumber (buku,
Bhinneka
c. Faktor-faktor media cetak
Tunggal Ika.
Pembentuk maupun
2.3 Mengamal- elektronik)
Integrasi
kan nilai- tentang
Nasional
nilai yang Faktor-faktor
d. Tantangan
membentuk pembentuk
dalam Menjaga
komitmen integrasi
Keutuhan nasional
integrasi
nasional da- Negara • Mengidenti-
lam bingkai Kesatuan fikasi dan ber-
Bhinneka Republik tanya menda-
Tunggal Ika Indonesia lam/dialektis

Bab 1 Pendahuluan 15
Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
3.3 Memprediksi e. Peran serta secara damai
faktor-faktor warga negara dan toleran
dengan meng-
pembentuk dalam menjaga gunakan high-
integrasi Persatuan order-thinking
nasional dan Kesatuan skills (HOTS)
tentang faktor-
dalam Bangsa faktor pemben-
bingkai tuk integrasi
Bhineka nasional
• Mengumpul-
Tunggal Ika
kan informasi
4.3 Menyajikan dengan Me-
hasil analisis manfaatkan
Teknologi
tentang Informasi dan
faktor-faktor Komunikasi,
pembentuk menga-nalisis
dan menyim-
integrasi pul-kan hasil
nasional analisis/dis-
dalam kusi kelompok
tentang faktor-
bingkai faktor pem-
Bhinneka bentuk inte-
Tunggal Ika grasi nasional
• Mempresen-
tasikan hasil
analisis kerja
kelompok
melalui de-
bat pro kon-
tra tentang
faktor-fak-
tor pemben-
tuk integrasi
nasional

16 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
1.4 Menghayati Arti pentingnya • Mengamati
nilai-nilai Wawasan gambar /
pentingnya Nusantara tayangan
wawasan a. Konsep vidio/film
nusantara Wawasan dengan penuh
dalam rasa syukur
Nusantara
konteks
b. Fungsi dan dan atau
Negara
Tujuan membaca
Kesatuan
Wawasan dari berbagai
Republik
Nusantara sumber (buku,
Indonesia.
c. Aspek artikel, dan
2.4 Menghargai
Trigatra dan media cetak
pentingnya
Pancagatra maupun
wawasan
nusantara dalam elektronik
dalam Wawasan tentang arti
konteks Nusantara pentingnya
Negara d. Peran serta Wawasan
Kesatuan warga negara Nusantara
Republik dalam • Mengidin-
Indonesia tifikasi dan
mendukung
3.4 Mengevalu- implementasi mengajukan
asi arti pertanyaan
wawasan
pentingnya dengan meng-
nusantara
Wawasan gunakan high-
Nusantara order-thinking
dalam kon-
skills(HOTS)
teks Negara
tentang arti
Kesatuan
pentingnya
Republik
Wawasan Nu-
Indonesia
santara

Bab 1 Pendahuluan 17
Kompetensi Materi Kegiatan
Dasar Pembelajaran Pembelajaran
4.4 Memaparkan • Mengumpul-
hasil kan informasi,
keputusan dan menganal-
bersama isis tentang
terkait arti pentingnya
pentingnya Wawasan Nu-
Wawasan santara
Nusantara • Menyimpulkan
dalam dan mengambil
konteks keputusan
Negara bersama
Kesatuan hasil analisis
Republik tentang arti
Indonesia pentingnya
Wawasan
Nusantara

E. Format Buku
Format buku yang akan dibuat berdasarkan Ke-4
Kompetensi Inti (KI) yang kemudian dijabarkan menjadi 16
Kompetensi Dasar (KD) itu merupakan bahan kajian yang
akan ditransformasikan dalam kegiatan pembelajaran selama
satu tahun (dua semester) yang terurai dalam 36 minggu.
Kegiatan pembelajaran selama 36 minggu dibagi menjadi
dua semester, semester pertama dan semester kedua. Setiap
semester terbagi menjadi 18 minggu. Selama 18 minggu, juga
dilaksanakan ulangan/kegiatan lain seperti ulangan tengah

18 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


semester dan ulangan akhir semester yang masing-masing
diberi waktu 2 jam/minggu. Dengan demikian waktu efektif
untuk kegiatan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran
wajib di SMALB Tunarungu disediakan waktu 2 x 45 menit
x 32 minggu/per-tahun (16 minggu/ semester).
Secara garis besar, penggunaan buku siswa pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan kelas X SMALB Tunarungu
dapat digambarkan pada tabel di bawah ini. Satu bab pada
buku siswa dapat diajarkan selama 8 (delapan) minggu tatap
muka dan non tatap muka/tugas mandiri. Adapun siklus
pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut.
Tabel 1.3
Penggunaan Buku Siswa
Pertemuan Minggu Ke-…
Bab
1-4 5-8 9-11 12-14 15-19 20-24 25-28 29-32 Smt

I I

II UAS

III II

IV UAS

Untuk efektivitas dan optimalisasi pelaksanaan


pembelajaran pihak pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku teks
pelajaran untuk mata pelajaran pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan kelas X. Berdasarkan jumlah KD terutama
yang terkait dengan penjabaran Kompetensi Inti (KI) 3, buku
teks pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kelas X disusun menjadi empat bab.

Bab 1 Pendahuluan 19
BabI : Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara
Bab II : Lembaga NegaraIndonesia
Bab III : Integrasi Nasional
Bab IV : Wawasan Nusantara Dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia

F. Karakteristik Peserta Didik Tunarungu


DudiGunawan(2012)menyatakan tunarungu merupakan
istilah umum untuk menunjukkan kepada seorang yang
mengalami ketidak mampuan pendengaran (deaf) dan
kekurangan pendengaran (hard of hearing) yang disebabkan
oleh adanya kerusakan atau ketidak fungsian pada alat
pendengaran, sehingga mengakibatkan perkembangan
bahasa terhambat dan memerlukan suatu pelayanan khusus
dalam mengembangkan potensinya. Arthurt Boothroyd,
(1982), dalam Mahmud (2003) memprediksi masalah
yang akan muncul akibat kurang berfungsinya indra
pendengaran bila tidak ditangani sejak dini, yaitu terjadinya
hambatan dalam bidang persepsi sensori, kognisi, bahasa
dan komunikasi, keterampilan bicara, sosial, emosi dan
intelektual sehingga akan mempersempit pula kesempatan
mendapatkan pendidikan dan pekerjaan di kemudian hari.
Sebagai dampak adanya kerusakan organ telinga
(pendengaran) maka karakteristik khusus anak tunarungu
dapat dilihat dari hal-hal berikut ini.

1. Perkembangan Bicara dan Bahasa


Sebagai dampak dari ketunarunguan adalah
terbatasnya/kurangnya pemerolehan atau

20 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


pembendaharaan bahasa (vocabulary) akibatnya
seseorang mengalami keterlambatan dalam
perkembangan bicara/bahasa, terlambatnya komunikasi
secara oral. “Interdependensi antara pendengaran dan
perkembangan bahasa sangat besar dan merupakan
masalah yang besar bagi anak tunarungu. Kurang atau
tidak adanya keterampilan berbahasa akan sangat
terasa pada anak dengan gangguan pendengaran yang
berat dan parah. (Suppes, 1975 Suran, 1979 dalam
Mangunsong 1998).
Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
terganggunya alat pendengaran akan menghambat
kepada perkembangan bahasa untuk berinteraksi
menerima akses bahasa yang banyak, tetapi lain lagi
bagi tunarungu, dia kurang dalam bicara dan bahasa
karena disebabkan pendengarannya terganggu.

2. Aspek Kepribadian dan Emosi


Akibat keterbatasan pendengaran menyebabkan siswa
tunarungu menjadi frustasi, cepat marah dan mudah
tersinggung. Uden (Bunawan 1983), mengemukakan
beberapa karakteristik kepribadian dan emosi siswa
tunarungu, yaitu sifat egosentris yang lebih besar dari
pada siswa yang mendengar, mempunyai perasaan takut
(khawatir), terhadap lingkungan sekitar, ketergantungan
terhadap orang lain dan mempunyai sifat cepat marah
(tersinggung).
Hallahan & Kaufman (1991) Perkembangan sosial dan
kepribadian manusia sangat dipengaruhi oleh kemampuan

Bab 1 Pendahuluan 21
untuk berkomunikasi, demikian pula pada anak tunarungu.
Oleh karenanya, tidaklah mengherankan apabila banyak
anak tunarungu mengalami kesepian. Karena mereka
tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Penyebab kekurangan pendengaran anak tunarungu
kurang memahami akan bahasa lisan dan tulisan
(berkomunikasi) sering kali menafsirkan suatu yang
negatif atau salah, hal ini sering mengakibatkan tekanan
kepada emosi. Tekanan pada emosi itu dapat menghambat
perkembangan pribadinya dengan menampilkan sikap
menutup diri.

3. Perkembangan Kemampuan Akademik Terhambat


Akibat kerusakan organ telinga (pendengaran) siswa
tunarungu dalam prestasi akademik kelihatan lebih
rendah dibandingkan siswa mendengar. Walaupun
ketunarunguan tidak mengakibatkan intelegensi anak
tunarungu itu kurang, tetapi secara potensial pada
umumnya intelegensi mereka sama dengan anak normal,
tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi
oleh tingkat kemampuan berbahasa. Bunawan
(1983) mengemukakan bahwa ketunarunguan tidak
mengakibatkan kekurangan dalam potensi kecerdasan
mereka, tetapi siswa tunarungu sering menampakkan
prestasi akademik yang rendah dibandingkan siswa
mendengar seusianya.

4. Ciri Penyesuaian Sosial dan Pribadi


Sebagai akibat kerusakan organ telinga (pendengaran)
keterbatasan dalam komunikasi sering menimbulkan
kesulitan sosial dan prilaku. Moores (1982) diungkapkan

22 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


bahwa. “Walaupun anak tunarungu kurang mendapatkan
pengajaran dalam bahasa, berbicara dan pelajaran lain
di sekolah, dan orang tua mereka salah mengarahkan,
ternyata bahwa anak tunarungu dapat melakukan
adjustent (penyesuaian diri) terhadap dunia sekitarnya”
mengatakan juga “media yang paling tepat untuk
membantu perkembangan sosial dan pikiran anak
tunarungu adalah dengan pengalaman langsung dalam
situasi nyata”.
“Dari segi penyesuaian diri, memang anak tunarungu
mengalami masalah mereka cenderung kaku, egosentris,
kurang kreaktif, impulsive dan kurang mampu berempati”,
(Meadow, Suran 1979 dalam Mangunsong 1998).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa
tunarungu mempunyai ciri yang khas dalam penyesuaian
diri, mereka berjalan kaku, gerakan tangan dan matanya
cepat, pernapasannya pendek, emosinya tinggi dan
kurang bergaul dengan orang yang tidak dikenalnya, ini
semua disebabkan terganggunya pendengaran.Dengan
melihat beberapa karakteristik tersebut di atas, maka
dalam kebutuhan anak tunarungu sama dengan anak
normal pada umumnya, dari segi fisik anak tunarungu
membutuhkan makan, minum dan bernafas. Sedang
dari psiko-sosial anak tunarungu membutuhkan rasa
aman, membutuhkan kasih sayang, diterima ditengah-
tengah masyarakat, dihargai, membutuhkan pendidikan
dan membutuhkan pekerjaan supaya bisa mandiri.

Bab 1 Pendahuluan 23
G. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas X SMALB-B
(Tunarungu)

1. Pengertian
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
kelas X SMAL-B (tunarungu) berupaya peserta didik
mensyukuri, mengamalkan, menganalisis, mewujudkan
bersama-sama sesuai nilai-nilai Pancasila dalam
penyelenggaraan Negara.
PPKn memiliki peran pentingdalamkehidupan
berbangsa dan bernegara. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan kelas X SMALB-B (Tunarungu) adalah
bentuk pengemblengan peserta didik agar menghargai,
mendukung, mensintesiskan, mendemonstrasikan hasil
analisis tentang kewenangan lembaga-lembaga Negara
menurut Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas
X SMALB-B (Tunarungu) berkontiribusi penting dalam
membentuk komitmen integrasi nasional dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika dan wawasan nusantara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia secara
adil.
PPKnkelas X SMAL-B (Tunarungu) berupaya
menanamkan sikap kepada peserta didik agar:
a. Memiliki rasa mensyukuri, mengamalkan,
menganalisis dan mewujudkan keputusan bersama

24 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kerangkapraktik
penyelenggaraan pemerintah Negara.
b. Menghargai, mendukung perilaku peduli,
mensintesiskan, mendemonstrasikan hasil analisis
tentang kewenangan lembaga-lembaga Negara
menurut Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
c. Memiliki rasa mensyukuri, mendukung, menganalisis,
mendemonstrasikan faktor-faktor pembentuk
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika;
d. Memiliki dan menghayati, mengembangkan,
mengkarakteristikkan, mewujudkan keputusan
bersama terkait arti pentingnya nilai-nilai Wawasan
Nusantara dalam konteks Negara Kestauan Republik
Indonesia;

2. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Kelas X SMALB Tunarungu bertujuan
agar peserta didik tunarungu memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Menyadari nilai-nilai dalam sistem pemerintah sesuai
dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
b. Mengamalkan nilai-nilai dalam sistem pemerintah
sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara

Bab 1 Pendahuluan 25
c. Menganalisis sistem pemerintah negara sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
d. Menyaji hasil keputusan bersama tentang perbedaan
pandangan terkait sistem pemerintah negara sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.
e. Menghargai nilai-nilai fungsional lembaga-lembaga
Negara sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
f. Menyetujui nilai-nilai tentang hubungan struktural
dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
g. Menelaah kewenangan lembaga-lembaga Negara
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
h. Mempresentasikan kewenangan lembaga-lembaga
Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
i. Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.
j. Mengamalkan nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.
k. Memprediksi faktor-faktor pembentuk integrasi
nasiona dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

26 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


l. Menyajikan hasil analisis tentang faktor-faktor
pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika.
m. Menghayati nilai-nilai pentingnya wawasan nusantara
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
n. Menghargai pentingnya wawasan nusantara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
o. Mengevaluasi arti pentingnya Wawasan Nusantara
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
p. Memaparkan hasil keputusan bersama terkait arti
pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

H. Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter


Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan
sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik.
Budaya adalah keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral,
norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan
masyarakat. Sedangkan pengertian karakter adalah watak,
tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasilinternalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang
diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Pendidikan budaya karakter bangsa dapat diartikan
sebagai suatu usaha sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik agar mampu
melakukan proses internalisasi, menghayati nilai-nilai

Bab 1 Pendahuluan 27
menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat,
dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang
bermartabat. Nilai-nilai yang dikembangan dalam pendidikan
budaya karakter bangsa adalah sebagai berikut:
1. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, serta
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta
hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur, perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi, sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan suku, agama, etnis, pendapat, sikap, tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras, perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
6. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
7. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.

28 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


9. Rasa ingin tahu, sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas
dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan, cara berpikir, bertindak dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
11. Cinta tanah air, cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulia, dan penghargaan
yang tinggi tehadap bangsa, lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai prestasi, sikap dan tindakan yang
mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/komunikatif, tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerjasama dengan orang lain.
14. Cinta damai, sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas
kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca, kebiasaan menyediakan waktu
luang untuk membaca berbagai bacaan-bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan, sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

Bab 1 Pendahuluan 29
17. Peduli sosial, sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
18. Tanggung jawab, sikap dan perilaku seseorang untuk
Melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha
Esa.

30 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


B ab 2
Model-Model Pembelajaran
A. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung merupakan sebuah model
pembelajaran yang bersifat teacher centered (berpusat pada
guru). Saat Melaksanakan model pembelajaran ini, guru
harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
yang akan dilatihkan kepada peserta didik, selangkah
demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki
peran yang sangat dominan. Pada direct instruction, guru
harus bisa menjadi model yang menarik bagi peserta didik.
Beberapa pakar pendidikan seperti Good dan Grows, (1985)
menyebut direct instruction (model pembelajaran langsung)
ini dengan istilah ‘pengajaran aktif’. Atau diistilahkan
sebagai mastery teaching (mengajar tuntas) oleh Hunter,
(1982). Oleh Rosenshine dan Stevens, (1986) disebut sebagai
pengajaran eksplisit (explicit instruction).
Prakteknya di dalam kelas, direct instruction (model
pembelajaran langsung) ini sangat erat berkaitan dengan
metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi, walaupun
sebenarnya tidaklah sama (tidak sinonim). Model
pembelajaran langsung atau direct instruction menuntut
peserta didik untuk mempelajari suatu keterampilan dasar
dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah
demi selangkah.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 31


Karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran langsung
menurut Faiq (2013) adalah sebagai berikut:
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada
peserta didik termasuk prosedur penilaian hasil belajar.
2. Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan
pembelajaran.
3. Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model
yang diperlukan peserta didik agar kegiatan pembelajaran
tertentu dapat berlangsung dengan sangat baik.

Tujuan-tujuan pembelajaran pada mata pelajaran PPKn


dapat dicapai melalui implementasi Direct Instruction
(Model Pengajaran Langsung). Umumnya, para ahli teori
pembelajaran membedakan pengetahuan ke dalam dua
(2) jenis, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
prosedural.
1. Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan ‘mengenai
sesuatu’ dan dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Contoh pengetahuan deklaratif misalnya bahwa:
‘Presiden RI dipilih melalui pemilu yang dilaksanakan
setiap 5 tahun sekali.’
2. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
‘bagaimana melakukan sesuatu’. Contoh pengetahuan
prosedural misalnya, ‘bagaimana tata cara dan langkah-
langkah pelaksanaan pemilu di Indonesia’. Atau,
“bagaimanakah tata cara menyampaikan pendapat di
dalam diskusi?”

32 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Tujuan-tujuan pembelajaran PPKn dapat dicapai bila
mengimplementasikan model pembelajaran langsung (direct
instruction). Model pembelajaran ini dirancang khusus
untuk mengembangkan pembelajaran peserta didik baik
yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural maupun
pengetahuan deklaratif yang tersusun dengan baik dan
dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Langkah-Langkah atau Fase-Fase Direct Instruction
(Model Pembelajaran Langsung) adalah:
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik.
Fase ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus,
memberi informasi tentang latar belakang pembelajaran,
memberikan informasi mengapa pembelajaran itu
penting, dan mempersiapkan peserta didik baik secara
fisik maupun mental untuk mulai pembelajaran secara
utuh.
2. Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan.
Pada fase ke-dua ini guru berperan sebagai model dengan
mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
secara benar. Guru harus memiliki kemampuan untuk
menyajikan informasi secara bertahap selangkah demi
selangkah sesuai struktur dan urutan yang benar.
3. Membimbing pelatihan.
Pada fase ke-tiga guru harus memiliki kemampuan untuk
memberikan bimbingan dan pelatihan awal agar peserta
didik dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan
yang sedang diajarkan.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 33


4. Mencek pemahaman dan memberikan balikan (umpan
balik).
Pada fase ke-empat ini guru melakukan pengecekan
apakah peserta didik dapat melakukan tugas dengan
baik, apakah mereka telah menguasai pengetahuan atau
keterampilan, dan selanjutnya memberi umpan balik
yang tepat.
5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan
dan penerapan.
Pada fase terakhir (ke-lima) ini guru kemudian
menyediakan kesempatan kepada semua peserta didik
untuk melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian
khusus pada penerapan kepada situasi yang lebih
kompleks atau penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.
Bila guru ingin menerapkan model pembelajaran
langsung,
maka guru harus melakukan perencanaan yang hati-hati
dan matang. Setiap detil keterampilan yang diajarkan
harus diidentifikasi secara seksama dan teliti, begitupun
langkah-langkah dan penjadwalan demonstrasi dan
pelatihan. Lingkungan belajar, meskipun berpusat pada
guru akan tetapi tetap merujukkepada peserta didik
yang aktif belajar baik secara fisik maupun mental.
Pembelajaran langsung tidak akan berhasil jika hanya
guru yang aktif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru
harus menjamin terjadinya keterlibatan peserta didik,
terutama memperhatikan saat demonstrasi dilakukan
oleh guru, memberikan kesempatan tanya jawab

34 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


untuk klarifikasi dan penguatan. Sistem pengelolaan
dan lingkungan belajar yang sesuai akan mendorong
implementasi direct instruction yang dilakukan oleh
guru.

B. Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang mengutamakan kerjasama diantara peserta didik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keterampilan
kooperatif yang harus dikuasai peserta didik berfungsi
untuk melancarkan hubungan kerja, dan tugas. Peranan
hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangan
komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan
tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota
kelompok selama kegiatan. Menurut Rusman (2012), “Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu
hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,
dan pengembangan keterampilan sosial”. Pembelajaran
kooperatif menurut Sanjaya (2010) memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Untuk menuntaskan materi, peserta didik belajar dalam
kelompok dan bekerja sama.
2. Kelompok dari peserta didik yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang dan rendah.
3. Jika dalam kelas terdapat peserta didik yang heterogen
ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan
agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 35


4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok
daripada perorangan.

Tujuan dari pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya


(2010) adalah:
1. Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja
peserta didik dalam tugas akademik. Pembelajaran
model ini dianggap unggul dalam membantu peserta
didik dalam memahami konsep yang sulit.
2. Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar peserta
didik menerima temannya yang mempunyai berbagai
macam latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk
mengembangkan keterampilan sosial peserta didik
diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya,
mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam


pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan untuk peserta didik tunarungu menurut
Rusman (2012) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
1. Menyampaikan Guru menyampaikan
tujuan dan semua tujuan pelajaran
memotivasi peserta yang ingin dicapai pada
didik. pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.

36 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
2. Menyajikan Guru menyajikan informasi
informasi. kepada peserta didik
dengan jalan demonstrasi
atau lewat bahan bacaan.
3. Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada
peserta didik ke peserta didik bagaimana
dalam kelompok- caranya membentuk
kelompok belajar. kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok
agar melakukan transisi
efisien.
4. Membimbing Guru membimbing
kelompok bekerja kelompok-kelompok belajar
dan belajar. pada saat mengerjakan
tugas.
5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil
kerjanya.
6. Memberikan Guru mencari cara untuk
penghargaan. menghargai upaya atau
hasil belajar peserta didik
baik individu maupun
kelompok.
Pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan
pelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Fase
ini diikuti oleh penyajian informasi, sering kali dengan
bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya, peserta

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 37


didik dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini
diikuti bimbingan guru pada saat peserta didik bekerja
bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase
terakhir pembelajaran kooperatif meliputi presentasi hasil
akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah
mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-
usaha kelompok maupun individu.

C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah
kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran
berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model
pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar
bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah
yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik
pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.
Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta
didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang harus dipecahkan.
Terdapat lima strategi penggunaan Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL), yaitu:
1. Permasalahan sebagai kajian.
2. Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman.

38 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3. Permasalahan sebagai contoh.
4. Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari
proses.
5. Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik.

Peran guru, peserta didik dan masalah dalam


Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based
Learning (PBL), adalah sebagai berikut:
1. Peran Guru sebagai Pelatih
a. Bertanya tentang pemikiran.
b. Memonitor pembelajaran.
c. Menantang peserta didik untuk berpikir.
d. Menjaga agar peserta didik terlibat.
e. Mengatur dinamika kelompok.
f. Menjaga berlangsungnya proses.
2. Peran Peserta Didik sebagai Problem Solver
a. Peserta yang aktif.
b. Terlibat langsung dalam pembelajaran.
c. Membangun pembelajaran.
3. Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi
a. Menarik untuk dipecahkan.
b. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya
dengan pelajaran yang dipelajari.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau


Problem Based Learning (PBL), adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan
masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini ditujukan
untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 39


2. Pemodelan peranan orang dewasa. Bentuk pembelajaran
berbasis masalah penting menjembatani ‘gap’ antara
pembelajaran sekolah formal dengan aktivitas mental
yang lebih praktis yang dijumpai di luar sekolah. Berikut
ini aktivitas-aktivitas mental di luar sekolah yang dapat
dikembangkan: (a) PBL mendorong kerjasama dalam
menyelesaikan tugas; (b) PBL memiliki elemen-elemen
magang. Hal ini mendorong pengamatan dan dialog
dengan yang lain sehingga peserta didik secara bertahap
dapat memi peran yang diamati tersebut; dan (3) PBL
melibatkan peserta didik dalam penyelidikan pilihan
sendiri, yang memungkinkan mereka menginterpretasikan
dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun
femannya tentang fenomena itu.
3. Belajar Pengarahan Sendiri (self directed learning).
Pembelajaran berbasis masalah berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus dapat menentukan sendiri apa
yang harus dipelajari, dan dari mana informasi harus
diperoleh, di bawah bimbingan guru.

Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
1. Orientasi peserta Menjelaskan tujuan
didik pada pembelajaran, menjelaskan
masalah. logistik yang diperlukan,
dan memotivasi peserta
didik terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.

40 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Tahap Indikator Tingkah Laku Guru
2. Mengorganisasi Membantu peserta didik
peserta didik mendefinisikan dan
untuk belajar. mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan
dengan masalah tersebut.
3. Membimbing Mendorong peserta didik
pengalaman untuk mengumpulkan
individu/ informasi yang sesuai,
kelompok. Melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan
masalah.
4. Mengembangkan Membantu peserta didik
dan menyajikan dalam merencanakan dan
hasil karya. menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan
membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan
temannya.
5. Menganalisis dan Membantu peserta didik
mengevaluasi untuk melakukan refleksi
proses pemecahan atau evaluasi terhadap
masalah. penyelidikan mereka
dan proses yang mereka
gunakan.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 41


Masalah yang disajikan dalam pembelajaran berbasis
masalah tidak perlu berupa penyelesaian masalah (problem
solving) sebagaimana biasanya, tetapi pembentukan
masalah (problem posing) yang kemudian diselesaikan.
Melalui pendekatan PBM peserta didik mempresentasikan
gagasannya.
Peserta didik terlatih merefleksikan persepsinya,
berargumentasi dan mengkomunikasikan ke pihak lain,
sehingga guru pun memahami proses berpikir peserta didik.
Guru dapat membimbing serta mengintervensikan ide baru
berupa konsep dan prinsip. Dengan demikian, pembelajaran
berlangsung sesuai dengan kemampuan peserta didik,
sehingga interaksi antara guru dan peserta didik, serta
peserta didik dengan peserta didik menjadi terkondisi dan
terkendali.
Rusman (2012:243) mencantumkan langkah-langkah
pembelajaran berbasis masalah sebagaimana tercantum
dalam tabel 2.2 di atas.

D. Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran


Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan suatu proses pendidikan yang
holistik dan bertujuan memotivasi peserta didik untuk
memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan
mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga peserta didik memiliki pengetahuan/keterampilan
yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu
permasalahan/konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

42 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan
suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi
dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi peserta
didik. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam
bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Pembelajaran
kontekstual dengan pendekatan konstruktivisme dipandang
sebagai salah satu strategi yang memenuhi prinsip-prinsip
pembelajaran berbasis kompetensi.
Dengan lima strategi pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning), yaitu relating, experiencing, applying,
cooperating, dan transfering diharapkan peserta didik
mampu mencapai kompetensi secara maksimal. Dalam
kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu peserta
didik mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan
dengan strategi daripada memberi informasi.
Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang
bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
anggota kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru datang dari
menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah
peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan
kontekstual.
Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah "konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 43


dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidu-pan mereka sehari-hari,
dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelaaran
efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya
(questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar
(learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment)".
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diterapkan
dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas
yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam
kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkah-langkah
yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:
1. Kembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan
belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
baru yang diperolehnya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk
semua topik.
3. Kembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan
bertanya.
4. Ciptakan masyarakat belajar.
5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
7. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic
assessment) dengan berbagai cara.

44 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Karakteristik dari pembelajaran Contextual Teaching
and Learning(CTL) sebagaimana dikutip Rusman (2012:
198) adalah sebagai berikut:
1) Kerjasama; 2) Saling menunjang; 3) Menyenangkan, tidak
membosankan; 4) Belajar dengan bergairah; 5) Pembelajaran
terintegrasi; 6) Menggunakan berbagai sumber; 7) Peserta
didik aktif; 8) Sharing dengan teman; 9) Peserta didik kritis
guru kreatif; 10) Dinding dan lorong-lorong penuh dengan
hasil kerja peserta didik, peta-peta, gambar, artikel, humor
dan lain-lain; dan 11) Laporan kepada orang tua bukan
hanya rapor tetapi hasil karya peserta didik, laporan hasil
pratikum, karangan peserta didik dan lain-lain.
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran
lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang
guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa
yang akan dilakukan bersama peserta didiknya sehubungan
dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program
tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai
tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan authentic assessment-nya.
Dalam konteks tersebut, program yang dirancang
guru benar-benar rencana pribadi tentang apa yang akan
dikerjakannya bersama peserta didiknya. Secara umum
tidak ada perbedaan mendasar format antara program
pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran
kontekstual. Program pembelajaran konvensional lebih
menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 45


(jelas dan operasional), sedangkan program untuk
pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario
pembelajarannya.
Beberapa komponen utama dalam pembelajaran
Kontekstual menurut Johnson (2000: 65), yang dapat di
uraikan sebagai berikut:
1. Melakukan hubungan yang bermakna (Making
Meaningful Connections)
Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung
dari pembelajaran dan pengajaran kontekstual. Ketika
peserta didik dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran
akademik, ilmu pengetahuan alam. Sejarah dengan
pengalamannya mereka sendiri, mereka menemukan
makna, dan makna memberi mereka alasan untuk
belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan
seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan
keterkaitan inilah inti dari CTL.
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (Doing
Significant Works)
Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua
proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
harus punya arti bagi peserta didik sehingga mereka
dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari.
3. Belajar yang diatur sendiri (Self-Regulated Learning)
Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan
pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan kegiatan
menghubungkan masalah ilmu dengan kehidupan sehari-
hari dengan cara-cara yang berarti bagi peserta didik.

46 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Pembelajaran yang diatur peserta didik sendiri, memberi
kebebasan kepada peserta didik untuk menggunakan
gaya belajarnya sendiri.
4. Bekerja Sama (collaborating)
Guru membantu peserta didik bekerja secara efektif dan
efisien dalam kelompok, membantu mereka memahami
bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling
berkomunikasi.
5. Berpikir kritis dan kreatif
Pembelajaran kontekstual membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi,
berpikir kritis dan berpikir kreatif(Critical dan Creative
Thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar
secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai,
memecahkan masalah menarik keputusan, memberi
keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah.
Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian, ketajaman pemahaman
dalam mengembangkan sesuatu.
6. Mengasuh atau memelihara pribadi (Nuturing The
Individual)
Dalam pembelajaran kontekstual peserta didik bukan
hanya mengembangkan kemampuan intelektual dan
keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian:
integritas pribadi, sikap, minat, tanggung jawab, disiplin,
motif berprestasi. Guru berperan sebagai konselor,
dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik harus sesuai dengan minat, kebutuhan
dan kemampuannya.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 47


7. Mencapai standar yang tinggi (Reaching High
Standards)
Pembelajaran aktual diarahkan agar peserta didik
berkembang secara optimal, mencapai keunggulan
(excellent). Tiap peserta didik bisa mencapai keunggulan,
asalkan dia dibantu oleh gurunya dalam menemukan
potensi dan kekuatannya.
8. Menggunakan Penilaian yang otentik (Using Authentic
Assessment)
Penilaian autentik menantang para peserta didik untuk
menerapkan informasi dan keterampilan akademik baru
dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian
autentik merupakan antitesis dari ujian standar,
penilaian autentik memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka
sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka
pelajari.

E. Model Sistem Komunikasi Pembelajaran Tunarungu


Dudi Gunawan(2010) menyatakan modelsistem
komunikasi ini meliputi keseluruhan cara yang
digunakan kaum tunarungu di dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Komunikasi tersebut dapat dilakukan
dengan cara verbal, non-verbal, dan kombinasi keduanya
yang disebut dengan campuran. Komponen verbal dapat
dibedakan atas oral, tulisan maupun membaca ujaran. Cara
non-verbal komponen yang termasuk di dalamnya yaitu
gesti, mimik, isyarat baku dan alamiah. Cara campuran

48 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


merupakan kombinasi antara komunikasi verbal dan non-
verbal. Pendekatan pembelajaran bahasa untuk siswa
tunarungu terbagi dalam tiga metode yaitu Metode Formal,
Metode Okasional, dan Metode Maternal Reflektif (MMR).
Keseluruhan sistem komunikasi tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut, antara lain :

1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan oral (lisan, bicara) tulisan dan membaca
ujaran. Antara lain:

a. Oral
Oral adalah suatu cara dalam berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa lisan sebagai alat untuk
berkomunikasi. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh
Mullholand (1980) dalam Lani Bunawan (1997:5), maka
komunikasi dengan oral yaitu:
1) Suatu sistem komunikasi yang menggunakan bicara, sisa
pendengaran, baca ujaran, dan atau rangsangan vibrasi
serta perabaan (vibrotaktil) untuk suatu percakapan
spontan.
2) Suatu sistem pendidikan dimana kegiatan belajar
mengajar berlangsung dengan menggunakan bahasa
lisan dan tulisan.

Pendekatan seperti ini juga dikenal dengan


sebutanpendekatan oral aural atau metode AVO (Auditory/
Visual/Oral) atau juga oral murni karena sama sekali tidak

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 49


mengggunakan isyarat selain isyarat lazim (gesture) atau
ungkapan badani sebagaimana digunakan manusia dalam
berkomunikadi pada umumnya.
Adapun keunggulan dari oral dibandingkan bahasa
isyarat yaitu:
1) Kecepatan berbicara jauh lebih cepat daripada berbahasa
isyarat.
2) Bahasa bicara lebih fleksibel, baik pembicara maupun
lawan bicara lebih bebas.
3) Bahasa bicara lebih berdiferensiasi.
4) Isyarat bersifat terlalu afektif, cenderung menyebabkan
kurang terkendalinya perasaan.
5) Dengan isyarat ada kecenderungan untuk memeragakan
pikiran atau hal yang kongkrit, emosional atau situasional
saja.
6) Bila seseorang berbicara, maka “pesan” atau ungkapan
seolah-olah keluar dari diri orang itu agar sampai pada
lawan bicara. Sedangkan dengan berisyarat seseorang
akan lebih terpusat pada diri sendiri, kurang memberi
kesan adanya sesuatu yang “keluar” ke orang lain,
bahkan perhatian lawan bicara lebih terarah terhadap
gerak tangan penyampai pesan.

Adapun berdasarkan jenisnya metode oral dapat


dibedakan atas:
1) Pendekatan Oral Kinestetik, yaitu pendekatan oral
yang mengandalkan baca ujaran, peniruan melalui
penglihatan, serta rangsangan perabaan dan kinestetik
tanpa pemanfaatan sisa pendengaran.

50 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


2) Pendekatan Unisensory/Akupedik yang memberi
penekanan pada pemberian Alat Bantu Dengar (ABD)
yang bermutu tinggi serta latihan mendengar dengan
menomorduakan baca ujaran terutama pada tahap
permulaan pendidikan anak (A. P. Quiqley and R. E.
Kretchmer, 1982).
3) Pendekatan Oral Grafik (Graphic-Oral) yang menggu-
nakan tulisan sebagai sarana guna mengembangkan ke-
mampuan komunikasi oral.

b. Tulisan
Komunikasi secara verbal dapat juga dilakukan dengan
menggunakan tulisan. Tulisan yang digunakan bersifat
situasional yaitu digunakan sesuai dengan kondisi dan
tempat dimana tulisan tersebut akan digunakan. Contohnya
apabila seorang yang normal pendengaran menyampaikan
informasi berupa tulisan kepada tunarungu dan memiliki
kebangsaan atau daerah yang berbeda maka diusahakan
menggunakan tulisan yang dapat dimengerti oleh kedua
pihak. Tulisan itu dapat berupa lambang-lambang bahasa
yang disepakati bersama dan berlaku di suatu daerah
tertentu.

c. Membaca Ujaran
Membaca ujaran merupakan kegiatan yang bukan hanya
mencakup sekedar pengamatan gerak bibir tetapi meliputi
pengamatan atas bahasa tubuh, ekspresi, dan konteks
secara keseluruhan dimana komunikasi ini berlangsung.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 51


Untuk mencapai keterampilan dalam membaca bahasa
ujaran, seseorang dituntut untuk memiliki suatu taraf
penguasaan bahasa tertentu, karena di dalam membaca
ujaran terdapat kompensasi dari pengetahuan bahasa
yang telah dimiliki dengan pengetahuan tentang pokok
pembicaraan.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan membaca ujaran seseorang yaitu korelasi
antara taraf intelegensi dan kemampuan membaca ujaran,
dan daya ingat visual terhadap bentuk-bentuk yang non-
verbal.
Van Uden (1968) dalam Lani Bunawan (1997: 45)
menggolongkan kemampuan baca ujaran sebagai suatu
kegiatn yang bersifat visual motorik. Anak tunarungu di
dalam latihan bicara dengan menggunakan cermin akan
dibiasakan untuk mengamati gerak bibir sendiri sebagai
persiapan untuk membaca bibir orang lain. Dengan
pengalaman mengamati gerak bibir sendiri tersebut
kemudian anak belajar untuk mencari gerakan pada lawan
bicara sehingga akan terampil membaca ujaran.
Membaca ujaran merupakan sarana yang berharga dalam
program latihan komunikasi bagi anak tunarungu apabila
memenuhi persyaratan seperti keterampilan berbahasa
tertentu, pengetahuan tentang topik yang dibicarakan
dan persyaratanteknis lain seperti berhadapan wajah pada
jarakyang tak terlalu jauh (lebih kurang 30 em)dari lawan
bicara, penerangan yang cukup dan lain sebagainya.

52 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


d. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa lisan
dengan menggunakan keseluruhan ekpresi tubuh seperti
sikap tubuh, eskpresi wajah (mimik), gesti/gerak (gestures)
dan isyarat yang dilakukan secara wajar dan alami.
Adapun isyarat sendiri terbagi atas isyarat baku dan
isyarat alamiah, yaitu sebagai berikut:
1. Isyarat Alamiah yaitu suatu isyarat sebagaimana
digunakan anak tunarungu (berbeda dari bahasa
tubuh), Isyarat ini merupakan suatu ungkapan manual
(dengan tangan) yang disepakati bersama antar pemakai
(konvensional), dikenal secara terbatas dalam kelompok
tertentu (esoteric), dan merupakan pengganti kata (A.
Van Uden dalam Lani Bunawan (1997: 13).
2. Isyarat Formal yaitu isyarat yang sengaja dikembangkan
dan memiliki struktur bahasa yang sama dengan bahasa
lisan masyarakat. Berbagai bentuk bahasa isyarat formal
yang dikembangkan antara lain:
a) Bahasa isyarat yang dinamakan Sign English atau
Siglish atau Amerika atau juga disebut Pidgin Sign
English (PSE) yang merupakan gabungan atau
campuran antara bahasa isyarat asli/ alami dengan
bahasa Inggris.
b) Bahasa Isyarat yang memiliki struktur yang tepat
sama dengan bahasa lisan masyarakat dan dapat
digolongkan dalam bahasa isyarat struktural dengan
ciri-ciri sebagai berikut:

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 53


1) Sedapat mungkin menggunakan kosa isyarat
ASL/BSL/Isyarat Alami.
2) Membuat isyarat baru untuk menunjukkan
struktur bahasa seperti afiksasi, bentuk jamak,
bentuk lampau, dan sebagainya.
3) Satu isyarat mewakili satu kata.
4) Menggunakan ejaan jari sebagai penunjang untuk
gejala bahasa yang sukar dibuatkan isyarat.

e. Komunikasi Campuran
Komunikasi campuran ini merupakan kombinasi atau
perpaduan antara penggunaan komunikasi verbal dan
komunikasi non-verbal. Komunikasi dengan metode ini
sering juga dinamakan sebagai metode oral tambah (oral
+) karena pada umumnya sasarannya adalah agar anak
tetap menguasai keterampilan berbicara dengan memberi
penunjang visual yang lebih nyata daripada membaca ujaran,
karena dalam metode kombinasi, unsur bicara digunakan
bersamaan atau berbarengan dengan unsur isyarat, maka
dikenal juga dengan nama metode simultan/serempak

f. Metode Pembelajaran
1) Metode Formal
Metode ini dapat disamakan dengan metode mengajar
bahasa asing atau bahasa kedua pada seseorang. Ciri-
ciri metode ini adalah:
a) Kegiatan belajar mengajar bahasa berawal dari guru
dan hampir seluruhnya dikuasai oleh guru.
b) Titik berat pengajaran bahasa terletak pada
penguasaan struktur dan tata bahasa.

54 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


c) Pola-pola kalimat dilatihkan kepada anak didik secara
bertahap mulai dari kalimat yang mudah sampai
kompleks.

Metode ini disebut juga metode gramatikal, structural,


atau konstruktif. Tokoh-tokoh yang mengembangkan
metode ini antara lain George Ewing (1887), Katarina
Barry (1899), De L’Epee (1771), Fitzgerald (1927), dan
Chomsky (1968). (Lani Bunawan. 2000: 68)

2) Metode Okasional
Metode ini dikenal juga dengan aliran natural, dimana
pengajaran bahasa dilaksanakan dengan mengikuti cara
sebagaimana anak dengar mulai belajar bahasa. Cara
mengajar bahasa tanpa program melainkan dengan
menciptakan percakapan berdasarkan situasi hangat
yang sedang dialami anak dan mengandalkan pada
kemampuan meniru anak sehingga disebut metode
imitatif. Ciri-ciri metode ini, yaitu:
a) Menggunakan bahasa sehari-hari yang lazim
dipergunakan dalam percakapan.
b) Menggunakan setiap kesempatan untuk memberi
bahasa yang wajar.
c) Bertolak dari pengalaman anak.
d) Memberi penekanan pada pelajaran membaca.
e) Tidak mengadakan penyederhanaan berhubungan
dengan kesulitan tata bahasa.
f) Mengandalkan dorongan meniru/imitasi.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 55


Prinsip metode okasional ini adalah: “ Apa yang
sedang kau alami, katakanlah begini…….” Sesuai dengan
prinsip tersebut maka metode ini mulai mengajar anak
bertolak dari hal-hal yang sedang dialaminya dengan
mengadakan percakapan secara lisan atau tertulis atau
dengan abjad jari ataupun secara oral-aural.

3) Metode Maternal Reflektif (MMR)


Dalam Lani Bunawan (2000: 71) disebutkan bahwa
Metode Maternal Reflektif dikenal juga dengan
sebutan metode Van Uden. A. Van Uden menyadari
bahwa pendekatannatural jauh lebih baik daripada
pendekatan struktural, namun menilai bahwa metode
tersebut masih dapat disempurnakan berdasarkan
temuan psikolinguistik. Percakapan merupakan kunci
perkembangan bahasa anak tunarungu (D. Hollingshead,
1982). Selain tekanan pada percakapan, diutamakan pula
penemuan bentuk bahasa oleh anak sendiri dan bukan
pengajaran melalui kegiatan analisa. MMR merupakan
metode yang menggabungkan aspek terbaik dari metode
natural dan structural (M. N. Griffey, 1980). Prinsip dari
metode percakapan ini adalah: “ Apa yang ingin kau
katakan, katakanlah begini…..”

D. Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)


Orang-orang yang memiliki gangguan pendengaran,
khususnya yang memiliki gangguan pendengaran berat,
mereka mengalami kesulitan dalam mengakses bunyi
bahasa secara penuh lewat pendengarannya. Kondisi

56 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


ini akan berdampak terhadap kemampuan bicaranya,
yakni kemampuan berbicara dan bahasanya mengalami
keterhambatan, dan pada gilirannya menghambat
perkembangan kepribadian, kecerdasan, dan penampilannya
sebagai makhluk social.
Berpangkal dari keadaan tersebut, para ahli pendidikan
sejak zaman dulu telah berupaya mengembangkan
kemampuan berbicara anak, dan pengembangan kemampuan
berbicara ditempatkan sebagai prioritas utama. Sampai
pada abad 19 metode oral sangat mendominasi kegiatan
pendidikan anak yang mengalami gangguan pendengaran,
dan saat itu metode ini dianggap sebagai metode unggulan,
tetapi dalam perjalanan pelaksanaannya kenyataan
menunjukkan lain, metode tersebut menunjukkan hasil
yang kurang memuaskan, khsususnya di Indonesia, karena
kurang terpenuhinya persyaratan yang diperlukan dalam
mengembangkan metode ini, seperti kemampuan guru,
sarana-sarana penunjangnya
Pada tahun 1960-an di Negara-negara yang telah
berkembang, muncul pandangan baru dalam pendidikan anak
yang mengalami gangguan pendengaran. Pandangan tersebut,
mengemukakan pendekatan baru, yaitu suatu pendekatan
yang memanfaatkan segala media komunikasi yang sudah lazim
seperti: berbicara, membaca ujaran, menulis, membaca dan
mendengar ditambah dengan media komunikasi lain, seperti:
isyarat alamiah, abjad jari, dan isyarat yang dibakukan dalam
pengajaran anak yang mengalami gangguan pendengaran.
Pendekatan yang memanfaatkan segala cara tersebut disebut
metode komunikasi total.

Bab 2 Model-Model Pembelajaran 57


Metode komunikasi total bertujuan agar anak yang meng­
alami gangguan pendengaran dalam melakukan komunikasi
tidak hanya isyarat saja, tetapi dapat memanfaatkan segala
hal yang dapat dijadikan media dalam berkomunikasi se­hingga
terjadi komunikasi yang efektif antar sesama anak yang meng­
alami gangguan pendengaran atau dengan masyarakat yang
lebih luas.

58 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


B ab 3
Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar
A. Petunjuk Umum
Kompetensi Dasar dapat dicapai melalui proses
pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas
dasar indikator yang dirumuskan pada setiap Kompetensi
Dasar dari Kompetensi Inti (KI). Pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, indikator dikembangkan
dari setiap Kompetensi Dasar yang ada pada Kompetensi
Inti 1- 4. Berikut ini adalah contoh penjabaran indikator dari
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti (KI) 1-4
Tabel 3.1
Contoh Indikator dari Kompetensi Dasar pada KI 1-4
Kompetensi
Kompetensi Inti Indikator
Dasar
1. Menghargai 1.1 Menyadari 1. Siswa mampu
dan nilai-nilai mensyukuri
menghayati dalam sistem sebagai warga
pemerintah
ajaran negara yang
sesuai dengan
agama yang sistem pemer-
Pancasila
dianutnya. intahannya
dalam
berdasar Pan-
kehidupan
berbangsa dan casila
bernegara (KD 1.1)

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 59


Kompetensi
Kompetensi Inti Indikator
Dasar
2. Siswa menun-
jukan sikap
menghargai
penyelenggara
pemerintahan
terdekat di
lingkungan
siswa (KD.2.1)
3. Siswa menun-
jukkan pe-
rilaku disiplin
dalam men-
jalankan tu-
gas. (KD 2.1)
4. Siswa mampu
menjelas-
kan tentang
hakikat sistem
pemerintahan.
(KD 3.1)
5. Siswa dapat
menerangkan
sistempem-
bagian kekua-
saan. (KD 3.1)
6. Siswa mampu
menjelaskan
Nilai- Nilai
Pancasila da-
lam Praktik Pe-
nyelenggaraan
Pemerintahan.
(KD 3.1)

60 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kompetensi
Kompetensi Inti Indikator
Dasar
7. Siswa dapat
menjelaskan
tugas dan
fungsi
kementerian.
(KD 3.1)dan
seterusnya
(indikator dari
KD 3.1)
8. Menerangkan
pendelegasian
Tugas
Pemerintah
Pusat ke
Daerah (KD
4.1)
9. Menerangkan
pembagian
tugas
penyelenggara
pemerintahan
antara RW
dan RT di
lingkungan
rumahnya.
(KD 4.1)
10. ... dan seterus-
nya, guru da-
pat mengem-
bangkan lebih
lanjut)

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 61


Kompetensi
Kompetensi Inti Indikator
Dasar
2. Menghargai 2.1 Mengamalkan
dan meng- nilai-nilai
hayati perilaku dalam sistem
jujur, disiplin, pemerintah
tanggung- sesuai dengan
jawab, peduli Pancasila
(toleransi, go- dalam
tong royong), kehidupan
santun, perca- berbangsa dan
ya diri, dalam bernegara
berinteraksi
secara efektif
dengan ling-
kungan sosial
dan alam da-
lam jangkauan
pergaulan dan
keberadaan-
nya
3. Memahami 3.1 Menganalisis
pengetahuan sistem
(faktual, pemerintah
konseptual, negara sesuai
dan dengan nilai-
prosedural) nilai Pancasila
berdasarkan dalam
rasa ingin kehidupan
tahunya berbangsa dan
tentang ilmu bernegara

62 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kompetensi
Kompetensi Inti Indikator
Dasar
pengetahuan,
teknologi, seni,
budaya terkait
fenomena
dan kejadian
nyata dalam
kehidupan
4. Mencoba, 4.1 Menyaji hasil
mengolah keputusan
dan menya- bersama
jikan dalam
tentang
ranah konkret
perbedaan
(mengguna-
kan, mengu- pandangan
rai, merangkai, terkait sistem
memodifikasi, pemerintah
dan membuat) negara
dan ranah ab- sesuai
strak (menu-
dengan
lis, membaca,
nilai-nilai
menghitung,
menggambar, Pancasila
dan men-
garang) sesuai
dengan yang
dipelajari di
sekolah dan
sumber lain
yang sama
dalam sudut
pandang/teori

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 63


1. KI-1 1.2 Menghargai 1. Siswa
nilai-nilai menunjukkan
fungsional perilaku taat
lembaga- beribadah
lembaga sesuai
Negara agama yang
sesuai dianutnya.
Undang- 2. Siswa menaati
Undang aturan
Dasar Negara lembaga
Republik keagamaan
Indonesia sesuai yang
Tahun 1945 dianutnya
2. KI-2 2.2 Menyetu- 3. Siswa
jui nilai- menampakkan
nilai tentang perilaku
hubungan hormat
struktural terhadap
dan fung- fungsi
sional pe- pemerintah
merintahan di lingkungan
pusat dan terdekat
daerah sekolah.
menurut Un-
dang-Undang
Dasar Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945

64 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3. KI-3 3.2 Menelaah 4. Siswa dapat
kewenangan mendefinisi-
lembaga- kan Supras-
lembaga truktur Politik

Negara 5. Siswa mend-


efinisikan
menurut
Infrastruktur
Undang-
Politik
Undang
6. Siswa dapat
Dasar Negara
menyebutkan
Republik
contoh lemba-
Indonesia
ga infrastruk-
Tahun 1945 tur politik
7. Siswa mampu
menjelaskan
tugas dan
kewenangan
lembaga nega-
ra
8. Siswa da-
pat mengurai-
kan tentang
hubungan
antar lembaga
Negara.
9. Siswa dapat
menerangkan
Pelaksanaan
Hak dan Ke-
wajiban Poli-
tik.

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 65


10. Siswa mampu
memberikan
contoh
Pelaksanaan
Hak dan
Kewajiban
4. KI-4 4.2 Mempre- 11. Siswa dapat
sentasikan membuat daf-
kewenangan tar lembaga
lembaga-lem- negara leng-
baga Negara kap dengan
menurut Un- tugas dan ke-
dang-Undang wenangannya
Dasar Negara 12. ... dan seter-
Republik usnya
Indonesia
Tahun 1945

Penomoran indikator menggunakan nomor urut biasa, tidak


berdasarkan nomor KD.
Sebelum menyusun program dan atau melaksanakan
pembelajaran guru harus melakukan asesmen kepada siswa
terkait dengan materi yang akan disusun atau disampaikan
dalam pembelajaran.

B. Strategi Umum Pembelajaran Mengacu pada Buku


Siswa
Paradigma belajar bagi peserta didik tunarungu menurut
kurikulum 2013 adalah peserta didik aktif mencari bukan

66 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


lagi peserta didik menerima. Oleh karena itu, pembelajaran
harus dikembangkan menjadi pembelajaran yang aktif,
inovatif, dan kreatif. Indonesia sudah lama mengembangkan
pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan Paikem.
Pendekatan ini tampaknya sangat relevan dengan esensi
model pembelajaran untuk mendukung pelaksanakan
kurikulum 2013. paikem adalah singkatan dari prinsip
pembelajaran: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,
dan Menyenangkan.
1. Aktif, maksudnya guru berusaha menciptakan suasana
sedemikian rupa agar peserta didik aktif melakukan serta
mencari pengetahuan dan pengalamannya sendiri.
2. Inovatif, pembelajaran harus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan yang ada, tidak monoton. Guru selalu
mencari model yang kontekstual yang dapat menarik
peserta didik.
3. Kreatif, agak mirip dengan inovatif, guru harus
mengembangkan kegiatan belajar yang beragam,
menciptakan pembelajaran baru yang penuh tantangan,
pembelajaran berbasis masalah sehingga mendorong
peserta didik untuk merumuskan masalah dan memahami
cara memecahkan masalah dengan pembelajaran kreaktif
siswa mampu mewujudkan ciptaan, rasa, karsanya
berdasarkan imajinasinya (pencipta).
4. Efektif, guru harus secara tepat memilih model dan
metode pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi dan
situasi sehingga tujuan dapat tercapai dan bermakna
bagi peserta didik.

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 67


5. Menyenangkan, guru harus berusaha dan menciptakan
proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan itu menjadi menyenangkan bagi
peserta didik. Apabila suasana menyenangkan maka
peserta didik akan memperhatikan secara antusias
terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

Melalui pendekatan tersebut banyak model pembelajaran


yang dapat dikembangkan, misalnya: STAD (Student Teams-
Achievement Divisions) dan TGT (Team-Game-Turnament),
TAI (Team-Assisted Individualization), CIRC (Cooperative
IntegratedReading and Composition), Group Investigation,
Jigsaw, dan lain-lain (selengkapnya guru harus membaca
Robert E. Slavin, Cooperative Learning:Teori, Riset dan
Praktik).
Proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk kelas X SMALB Tunarungu pada
dasarnya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut
ini:
a. Kegiatan Mengamati
1) Setiap awal pembelajaran, peserta didik harus
mengamati teks yang tersedia di buku teks pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
2) Peserta didik dapat diberikan petunjuk penting yang
perlu mendapat perhatian seperti istilah, konsep
atau kejadian penting yang pengaruhnya sangat
kuat dan luas dalam peristiwa-peristiwa yag terjadi
di Indonesia.

68 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3) Peserta didik dapat diberikan petunjuk untuk
mengamati gambar, foto, vidio yang menginsprisai
peta atau ilustrasi lain yang terdapat dalam bacaan.
4) Guru dapat menyiapkan diri dengan mengamati
berbagai literatur yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan. Peserta didik dapat diberikan contoh-
contoh tugas yang terkait dengan materi yang ada
di buku dengan mengamati keadaan daerah di
sekitarnya, bila di daerah sekitar tidak terdapat contoh-
contoh kasus kegiatan keadaan yang dimaksud
maka dapat mengambil contoh-contoh dari daerah
lain, ataupun lain provinsi. Guru dapat memperkaya
materi dengan membandingkan buku teks pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan
buku literatur lain yang relevan.
5) Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif, guru dapat menampilkan foto-foto,
gambar, denah, peta, dan dokumentasi audio-visual
(film) yang relevan.
b. Kegiatan Menanya
1) Peserta didik dapat diberi motivasi untuk mengajukan
pertanyaan lanjutan dari apa yang sudah mereka
baca dan mereka simpulkan dari kegiatan diskusi.
2) Peserta didik dapat dilatih dalam bertanya dari
pertanyaan-pertanyaan yang faktual sampai
pertanyaan-pertanyaan yang hipotetikal (bersifat
kausalitas).

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 69


c. Kegiatan Mendiskusikan
1) Peserta didik dapat dibagi dalam beberapa kelompok
untuk mendiskusikan apa yang sudah mereka baca
dan amati dari gambar, foto, peta, audio visual (film)
atau ilustrasi lain. Akan tetapi peserta didik dapat
juga mendiskusikan isi bacaan dalam bentuk tanya
jawab di kelas.
2) Peserta didik menuliskan pemahaman mereka dari
hasil diskusi atau menuliskan hal-hal yang belum
mereka pahami dari hasil diskusi.
3) Peserta didik dapat membuat tulisan singkat untuk
kemudian didiskusikan kembali.
d. Kegiatan Mencari Informasi.
1) Guru merancang kegiatan untuk mencari informasi
lanjutan baik melalui membaca sumber lain,
mengamati dan mempelajari atau mencari bukti-
bukti lain.
2) Guru merancang kegiatan untuk mengindentifikasi
bukti-bukti yang ada di sekitar peserta didik.
3) Guru merancang kegiatan untuk melakukan
wawancara kepada tokoh masyarakat atau ilmuwan
yang dianggap paham tentang permasalahan yang
dibahas.
4) Jika memungkinkan, peserta didik dianjurkan untuk
menggunakan sumber dari internet.
5) Peserta didik membuat catatan mengenai informasi
penting dari apa yang dibaca dan diamati secara
seksama.

70 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


e. Kegiatan Analisis atau Mengasosiasikan Informasi.
1) Peserta didik dapat membandingkan informasi dari
situasi saat ini dengan sumber bacaan yang terakhir
diperoleh dengan sumber yang diperoleh dari buku
untuk menemukan hal yang lebih mendalam, meluas
atau bahkan menemukan sesuatu yang berbeda.
2) Peserta didik menarik kesimpulan atau generalisasi
dari informasi yang dibaca di buku dan informasi
yang diperoleh dari sumber lainnya.
f. Kegiatan Mengkomunikasikan Hasil Analisis.
1) Peserta didik melaporkan melalui sajian atau
generalisasi dalam bentuk lisan, tertulis, atau media
lainnya.
2) Peserta didik dapat membuat cerita drama atau
synopsis kemudian diperankan oleh setiap peserta
didik, sekenario drama dapat dibuat oleh peserta
didik atau dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru.

C. Penggunaan Media dan Sarana Pembelajaran


Media dan sarana prasarana yang digunakan dalam
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
pada kelas X SMALB Tunarungu adalah:
1. Gambar-gambar dari media cetak atau elektronik.
2. Kliping koran yang berisi artikel-artikel yang diperlukan
yang berkaitan dengan materi dalam setiap bab.
3. Teks Pancasila dan teks Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara 1945.

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 71


4. Penjelasan butir-butir dalam setiap pasal UUD Negara
1945.
5. Nilai-nilai dari setiap sila dalam pancasila.
6. Video tentang peristiwa yang berkaitan dengan materi
yang sedang dibahas di Indonesia.
7. Berita aktual (terbaru) dari media televisis yang berkaitan
dengan makna yang sedang dibahas.
8. Kunjungan langsung dengan lembaga-lembaga terkait
yang ada di sekitar sekolah.

D. Format Penilaian Pembelajaran


Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Prinsip-prinsip penilaian dalam mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas X
SMALB-B (Tunarungu) adalah:
1. Umpan balik bagi peserta didik untuk memperbaiki hasil
belajar yang kurang atau belum dikuasai.
2. Umpan balik bagi guru untuk memberikan bantuan bagi
peserta didik yang mengalami masalah dalam penguasaan
kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3. Umpan balik bagi guru untuk memperbaiki perencanaan
pembelajaran berikutnya.

72 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


4. Menentukan aspek dari hasil belajar PPKn yang sudah
dan belum dikuasai peserta didik setelah suatu proses
pembelajaran.
Penilaian dalam pembelajaran dapat berlangsung sejak
awal pembelajaran (pre-tes) secara lisan tertulis atau
perbuatan. Berlangsung ketika proses pembelajaran, terkait
metode dan media pembelajaran baik secara lisan, tertulis
maupun perbuatan. Pada akhir pembelajaran baik secara
lisan, tertulis dan perbuatan.
Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran
usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk). Kriteria dari
penilaian untuk Kurikulum 2013 adalah: (1) Belajar Tuntas;
(2) Otentik; (3) Berkesinambungan; (4) Berdasarkan Acuan
Kriteria, dan; (5) Menggunakan Teknik Penilaian Variasi.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian
acuan kriteria (PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian
kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan
minimal (KKM). KKM Pengetahuan dan Keterampilan
ditentukan oleh satuan pendidikan, misalnya > 2.66 skala
1-4 atau setara 66,5 dalam skala 1-100 serta KKM Sikap
adalah baik.
Mata Pelajaran PPKn kelas X SMALB-B menyajikan enam
bab pembahasan yang dilengkapi dengan format-format
penilaian. Setiap akhir bab ada tiga kompetensi yang dinilai,
yaitu:

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 73


1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap menggunakan teknik observasi,
penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan jurnal.
Format atau instrumen yang digunakan adalah:
a. Observasi (pedoman observasi, daftar cek dan skala
penilaian disertai rubrik).
b. Penilaian diri (lembar penilaian diri).
c. Penilaian antarpeserta didik (lembar penilaian
antarpeserta didik).
d. Jurnal (lembar jurnal).

2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian sikap menggunakan teknik Tes Tertulis,
Tes Lisan, dan Penugasan. Format atau instrumen yang
digunakan adalah:
a. Tes Tertulis (Pilihan Ganda, Isian, Jawaban Singkat,
Menjodohkan, Benar Salah, Uraian)
b. Tes Lisan (Daftar Pertanyaan).
c. Penugasan (Lembar Penugasan berbentuk PR atau
Kliping).

3. Penilaian Keterampilan
Penilaian sikap menggunakan teknik Tes Praktik,
Projek, dan Portofolio.Format atau instrumen yang
digunakan adalah:
a. Tes Praktik (Daftar Cek dan Skala Penilaian).
b. Projek (Daftar Cek dan Skala Penilaian).
c. Portofolio (Daftar Cek dan Skala Penilaian).

74 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Sebagai umpan balik maka format penilaian
disesuaikan dengan aktivitas peserta didik saat
pembelajarkan dirinya melalui metode, media dan
model pembelajaran yang digunakan. Ketika guru
mempelajarkan peserta didik menggunakan media
gambar untuk menjelaskan materi pembelajaran, maka
format penilaian yang digunakan adalah format analisis
gambar beserta kiteria penilaian dan skorsingnya. Ketika
guru mempelajarkan peserta didiknya menggunakan
model (roll playing maka format penilaian yang digunakan
adalah format penilaian yang diinginkan adalah format
analisis performance beserta kriteria penilaian dan
skorsinya.

Bab 3 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 75


76 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X
Bagian Khusus

Petunjuk khusus pembelajaran per-bab


Buku ini merupakan pedoman guru untuk mengajarkan
materi yang ada pada buku siswa.mengelola pembelajaran
terutama dalam memfasilitasi peserta didik untuk memahami
materi dan mengamalkan pesan-pesan moral yang ada pada
buku teks pelajaran. Materi ajar yang ada pada buku teks
pelajaran PPKn akan diajarkan selama satu tahun ajaran. Sesuai
dengan desain waktu dan materi seluruh bab akan diselesaikan
dalam waktu 36 minggu pembelajaran. Agar pembelajaran itu
lebih efektif dan terarah, maka setiap minggu pembelajaran
dirancang terdiri dari:
1. Peta konsep,
2. Materi Pembelajaran,
3. Proses Pembelajaran,
4. Penilaian,
5. Pengembangan Kopetensi,
6. Pengayaan,
7. Remedial,
8. Interaksi Guru dan Orang Tua.
Buku pedoman guru juga memberi informasi tentang format
buku teks mata pelajaran PPKn yang tersusun dalam enam bab.
Setiap bab terdapat sebuah pengantar, peta konsep, dan materi
dari setiap sub bab yang diurai dengan sangat sistematis. Pada

Bagian Khusus 77
setiap sub bab dilengkapi dengan kegiatan peserta didik dan
uji kompetensi. Sedangkan dalam setiap bab dilengkapi dengan
pengayaan, remedial, rangkuman, istilah penting, dan evaluasi
berkaitan dengan uraian materi pada bab tersebut.

78 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


PPKn
Bab

1
Penyelenggaraan Sistem
Pemerintahan Negara
B ab 1
Penyelenggaraan Sistem
Pemerintahan Negara
A. Peta Konsep
Hakikat Sistem
Sistem Pemerintahan
Pemerintahan
menurut Sistem Pembagian
Pancasila Kekuasaan

Pengamalan Nilai-nilai Pancasila


Penyelenggara-
Nilai-nilai dalam Penyelenggaran
an Sistem
Pancasila Negara
Pemerintahan
dalam Praktik
Negara Tugas dan Fungsi
Pemerintahan
Negara Kementerian

Hubungan
Pemerintah Daerah
antara
Pemerintah
Pusat dan Pendelegasian Tugas
Daerah Pemerintah Pusat ke
Daerah

Kata Kunci

Sistem pemerintahan, pembagian kekuasaan, tugas kementerian,


pemerintah daerah, tugas pemerintah pusat dan daerah

80 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


B. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan
KI 4 Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
C. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari nilai-nilai dalam sistem pemerintah sesuai
dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2.1 Mengamalkan nilai-nilai dalam sistem pemerintah
sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara
3.1 Menganalisis sistem pemerintah negara sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 81


4.1 Menyaji hasil keputusan bersama tentang perbedaan
pandangan terkait sistem pemerintah negara sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila.

D. Indikator
Siswa dapat:
1. Menyadari sebagai warga negara yang sistem
pemeritahannya berdasar nilai-nilai Pancasila
2. Menghormati penyelenggara pemerintahan
3. Menjelaskan tentang hakikat sistem pemerintahan.
4. Menerangkan sistem pembagian kekuasaan.
5. Menjelaskan Nilai- Nilai Pancasila dalam Praktik
Penyelenggaraan Pemerintahan.
6. Menjelaskan tugas dan fungsi kementerian.
7. Menerangkan pendelegsian Tugas Pemerintah Pusat ke
Daerah. Dst.
Guru dapat mengembangkan indikator lebih lanjut sesuai
dengan materi pada bab I.

E. Materi Pembelajaran
Materi dalam Bab I membahas tentang Penyelenggaraan
Sistem Pemerintahan Negara. Materi ini, secara keseluruhan
memiliki alokasi waktu 8 minggu (8x90 menit) dan setiap
kali pertemuan 2 jam pelajaran (90 menit). Adapun materi
pokok meliputi:
1. Hakikat Sistem Pemerintahan
2. Sistem Pembagian Kekuasaan

82 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3. Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaran Negara
4. Tugas dan Fungsi Kementerian
5. Pemerintah Daerah
6. Pendelegasian Tugas Pemerintah Pusat ke Daerah

F. Proses Pembelajaran
Sebelum melakukan proses pembelajaranguru wajib
melakukan asesmenberkaitan dengan materi yang akan
disajikan dalam bab I.

1. Pembelajaran 1/ Minggu ke-1 dan ke-2 (180 Menit)


Pertemuan minggu ke-1 dan ke-2 merupakan pertemuan
yang membahas tentang Hakikat Sistem Pemerintahan
dan Sistem Pembagian Kekuasaan Negara. Pendekatan
pembelajaran menggunakan discovery learning, metode
diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam
kelompok. Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan
sistem komunikasi tunarungu, dan saintifik mulai
dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
2) Guru memberi motivasi dengan menanyakan
pengalaman peserta didik apa yang dialami,

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 83


dilihat berkaitan dengan Sistem Pembagian
Kekuasaan Negara.
3) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
4) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
5) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Guru membagi peserta didik dalam
kelompok.
b) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.
c) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
gambar-gambar tentang Sistem Pembagian
Kekuasaan Negara.
d) Guru meminta peserta didik mendiskusikan
gambar.
e) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
dalam mengamati gambar tersebut.
f) Guru mengamati keterampilan peserta didik
ketika mengkaji dan mengomentari gambar
tersebut.
2) Menanya
a) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan

84 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


yang berkaitan denganSistem Pembagian
Kekuasaan Negara.
b) Guru menyajikan informasi kepada peserta
didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
c) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti :
- JelaskanSistem Pembagian Kekuasaan
Negara
d) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,
dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan
secara mendalam tentang Sistem Pembagian
Kekuasaan Negara.
e) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok/peroranganyang menyusun
pertanyaan terbanyak dan sesuai dengan
pembelajaran.
f) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
3) Mengumpulkan Informasi
a) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas
X Bab I atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 85


b) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
c) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:
(1) Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.
(2) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan kelompok/
perorangan.
(3) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(4) Peserta didik menjawab aktivitas dalam
buku siswa.
4) Mengasosiasikan
a) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi
yang sudah diperoleh sebelumnya, seperti:
- Jelaskan Sistem Pembagian Kekuasaan
Negara.
b) Guru membimbing kelompok-kelompok belajr
pada saat mengerjakan tugas.
c) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/perorangan untuk menyimpulkan
tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara.

86 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


5) Mengomunikasikan
a) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Sistem Pembagian Kekuasaan Negara.
b) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok atau perorangan.
c) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada
akhir pertemuan ini.
d) Guru menjelaskan tugas kelompok/
perorangan untuk menyusun bahan tayang
atau display hasil diskusi kelompok tentang
Sistem Pembagian Kekuasaan Negaradan
mempresentasikannya.
e) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/perorangan untuk membagi tugas
menyusun bahan tayang dan mempersiapkan
presentasi kelompok perorangan.
f) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal.
2) Guru melaksanakan post tes secara lisan
3) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut;

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 87


a) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut?
b) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut?
c) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Sistem Pembagian Kekuasaan Negara?
d) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan ?
e) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik ?
f) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
4) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu.
5) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
6) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

2. Pembelajaran 2/ Minggu ke-3 (90 Menit)


Pertemuan minggu ke-3 merupakan pertemuan
yang membahas tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan.
a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pertemuan ini membahas Nilai-nilai
Pancasila dalam Penyelenggaraan pemerintahan. Materi
pokok ini memiliki alokasi waktu 90 menit atau 1 kali
pertemuan, peserta didik SMALB Tunarungu mampu:
1) Menyebutkan Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan.

88 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


2) Tuliskan contoh-contoh Nilai-nilai Pancasila
dalam Penyelenggaraan pemerintahan.
b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan menanyakan
pengalaman peserta didik apa yang dialami,
dilihat.
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi peserta didik dalam kelas
berkelompok/perorangan.

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 89


(2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.
(3) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
dalam buku siswa tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam Penyelenggaraan pemerintahan.
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-hal
yang penting dan yang tidak diketahui dalam
gambar tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
dalam mengamati.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/ perorangan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang berkaitan denganNilai-
nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan
pemerintahan.
(2) Guru menyajikan informasi kepada peserta
didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti:
Apa yang dimaksud Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan?
(4) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,

90 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan
secara mendalam tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam Penyelenggaraan pemerintahan.
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas
X Bab I atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:
(a) Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.
(b) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 91


jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan kelompok.
(c) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(d) Peserta didik menjawab aktivitas dalam
buku siswa
d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya,
seperti:
(a) Apa Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan?
(b) Apa manfaat mempelajari Nilai-nilai
Pancasila dalam Penyelenggaraan
pemerintahan?
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
(3) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk menyimpulkan tentang
Nilai-nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan
pemerintahan.
e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil

92 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


telaah tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan.
(2) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok.
(3) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada
akhir pertemuan ini.
(4) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Nilai-nilai Pancasila
dalam Penyelenggaraan pemerintahan.
(5) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan presentasi
kelompok.
(6) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta
pesertadidik menjawab pertanyaan berikut:
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 93


(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
tentang Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan?
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporanindividu
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya

3. Pembelajaran 3/ Minggu ke-4 dan ke-5 (180 Menit)


Pertemuan minggu ke-4 dan ke-5 merupakan pertemuan
yang membahas tentang Tugas dan Fungsi Kementerian.
a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pertemuan ke 3 membahas Tugas dan
Fungsi Kementerian, materi pokok ini memiliki alokasi
waktu 180 menit atau 2 kali pertemuan.
Menjelaskan tugas dan fungsi:
1) Kementerian yang nomenklaturnya tertulis dalam UUD,
2) Kementerian yang melaksanakan tugas pemerintah
yang ruang lingkup tugasnya disebutkan dalam UUD,
dan

94 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3) Kementerian yang melaksanakan tugas penajaman
dan sinkronisasi program pemerintah.
b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan membimbing
peserta didik menanyakan pengalaman sehari-
hari dengan menceritakan secara verbal
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi pesertadidik dalam kelompok/
individual

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 95


(2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.
(3) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
tentang Kedudukan dan Fungsi Kementerian
Negara Republik Indonesia dan Lembaga
Pemereintah Non Kementerian.
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-
hal yang penting dan yang tidak diketahui
berkaitan dengan materi tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana
mampu menjadi kehidupan nyata tentang
materi tersebut.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemereintah Non Kementerian.
(2) Guru Menyajikan informasi kepada peserta
didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti:
• Menyebutkan contoh Kedudukan dan
Fungsi Kementerian Negara Republik

96 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Indonesia dan Lembaga Pemereintah Non
Kementerian.
• Menjelaskan Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemereintah Non Kementerian.
(4) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan
mendorong peserta didik untuk terus menggali
rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara
mendalam tentang Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemereintah Non Kementerian.
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas
X Bab I atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 97


belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:
Menyediakan berbagai sumber belajar seperti
buku PPKn Kelas X dan buku referensi lain.
(4) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan
(5) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(6) Peserta didik menjawab aktivitas dalam buku
siswa
d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya,
seperti:
• Menjelaskan Kedudukan dan Fungsi
Kementerian Negara Republik Indonesia dan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
(3) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk menyimpulkan tentang
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara

98 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Republik Indonesia dan Lembaga Pemerintah
Non Kementerian.
e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang sistem penyelenggaraan pemerintah
negara Demokrasi Pancasila.
(2) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok. Laporan disusun secara
individu dan menjadi tugas peserta didik dan
dikumpulkan pada akhir pertemuan ini.
(3) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Kedudukan dan
Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesia
dan Lembaga Pemereintah Non Kementerian.
(4) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan presentasi
kelompok.
(5) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 99


c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut:
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut
(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara
Republik Indonesia dan Lembaga Pemereintah
Non Kementerian?
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu.
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

4. Pembelajaran 4/ Minggu ke-6, 7, dan 8 (270 Menit)


Pembelajaran 4 ini merupakan pertemuan yang
membahas tentang Hubungan Pemerintah Pusat dan
Daerah, yang meliputi
1) Pemerintahan Daerah dan
2) Pendelegasian Tugas Pemerintahan Pusat ke Daerah.

100 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pembelajaran ke 4 membahas Hubungan
Pemerintah Pusat dan Daerah. Materi pokok ini memiliki
alokasi waktu 270 menit atau 3 kali pertemuan.
1) Menjelaskan Penugasan/ Pendelegasian Tugas
Pemerintah Pusat ke Daerah.
b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan membimbing
peserta didik menanyakan pengalaman sehari-
hari dengan menceritakan secara verbal
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 101


2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi pesertadidik dalam kelompok/
individual
(2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.
(3) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
tentang Penugasan/ Pendelegasian Tugas
Pemerintah Pusat ke Daerah.
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-
hal yang penting dan yang tidak diketahui
berkaitan dengan materi tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana
mampu menjadi kehidupan nyata tentang
materi tersebut.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan praktik demokrasi
pancasila dalam pemilu, pilkada, dan dalam
penyelenggaraan pemerintah desa.
(2) Guru menyajikan informasi kepada peserta
didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti:

102 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


• Menyebutkan contoh Penugasan/
Pendelegasian Tugas Pemerintah Pusat ke
Daerah.
• Menjelaskan Penugasan/ Pendelegasian
Tugas Pemerintah Pusat ke Daerah.
(3) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan
mendorong peserta didik untuk terus menggali
rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara
mendalam tentang Penugasan / Pendelegasian
Tugas Pemerintah Pusat ke Daerah.
(4) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(5) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas
X Bab I atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 103


(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:
Menyediakan berbagai sumber belajar seperti
buku PPKn Kelas X dan buku referensi lain.
(3) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan.
(4) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(5) Peserta didik menjawab aktivitas dalam buku
siswa.
d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya,
seperti:
• Menjelaskan Penugasan/ Pendelegasian
Tugas Pemerintah Pusat ke Daerah.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
(3) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk menyimpulkan tentang
Penugasan/Pendelegasian Tugas Pemerintah
Pusat ke Daerah.

104 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Penugasan/ Pendelegasian Tugas
Pemerintah Pusat ke Daerah.
(2) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok. Laporan disusun secara
individu dan menjadi tugas peserta didik dan
dikumpulkan pada akhir pertemuan ini.
(3) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Penugasan/
Pendelegasian Tugas Pemerintah Pusat ke
Daerah.
(4) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan presentasi
kelompok.
(5) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut:

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 105


(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut.
(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut.
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Penugasan / Pendelegasian Tugas Pemerintah
Pusat ke Daerah?
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu.
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

G. Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Kompetensi Sikap


Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan
observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, atau
jurnal. Hasil penilaian akan lebih baik apabila menggunakan
teknik penilaian yang bervariasi. Sehingga hasil penilaian
lebih obyektif, karena setiap teknik memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penilaian ini berlangsung secara terus menerus
selama proses pembelajaran.

106 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai
berdiskusi.
2) Lembar ini menilai keefektivas peserta didik
selama diskusi dalam tiga kode nilai, yaitu
A (Baik, jika rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas);
B (Cukup, jika rata-rata skor angka antara 6,0 –
7,9); dan
C (kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka
1 – 10.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai
akhir.
b. Format Observasi
Tabel 1.1

Contoh Lembar Format Observasi


Pernyataan Kode
No. Nama Penilaian
Sikap Pendapat Bahasa Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Keterangan
1) Sikap : kesopanan, kerjasama, semangat,
Toleransi meluruskan penyimpangan, dan
menunjukkan sikap terpuji.

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 107


2) Pendapat : rasional, teliti, jelas, relevan, sistematis,
dan keaktifan berpendapat.
3) Bahasa : jelas, teliti, tepat, menarik, dan wajar.

Dalam penilaian sikap spiritual atau sosial lainnya, dapat


juga menggunakan format seperti yang ada di buku siswa,
seperti berikut.

Tabel 1.2

Instrumen PengamatanSikap Siswa


Kejadian/ Butir Tindak
No. Waktu Nama Siswa Pos/Neg
Perilaku Sikap Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.

Keterangan:
1. Perilaku yang dituliskan adalah sikap siswa yang sangat
menonjol positifnya atau negatifnya.
2. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan
penilaian sikap spiritual dan sosial.
3. Catatan sikap siswa hasil pengamatan dituliskan dalam
jurnal guru.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Teknik penilaian kompetensi pengetahuan menggunakan
tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda, uraian, dan
penugasan. Instumen tes uraian menggunakan uji
kompetensi. Sedangkan penugasan yaitu peserta didik
mengerjakan tugas.

108 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai
mengerjakan tugas individual.
2) Lembar ini mencatat hasil pembelajaran peserta
didik dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika
rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C
(kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka
1 – 5.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata
nilai akhir.
b. Format Penilaian Individu
Tabel 1.3

Contoh Lembar Format Penilaian Individual


Nama Kegiatan : …………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………………
Nama dan NIS : …………………………………

Nilai
No. Aspek Yang Dinilai Skor
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan
a. Pemahaman materi
b. Kejelasan
c. Sistematis
d. Ketepatan
e. Kreatif dan inovatif

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 109


Nilai
No. Aspek Yang Dinilai Skor
1 2 3 4 5
a. Rasa hormat
b. Jujur
c. Peduli
d. Berani
e. Percaya diri
f. Berkomunikasi baik
g. Peduli social
h. Ingin tahu
3. Perilaku
a. Kerjasama
b. Melakukan tindakan
komunikasi yang tepat
Jumlah
Kode Nilai

Keterangan
1) Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman materi
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.
b) Kejelasan
5: Sangat jelas.
4: Jelas.

110 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3: Cukup jelas.
2: Kurang jelas.
1: Tidak jelas.
c) Sistematis
5: Sangat sistematis.
4: Sistematis.
3: Cukup sistematis.
2: Kurang sistematis.
1: Tidak sistematis.
c) Ketepatan
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit dipahami.
d) Kreatif dan inovatif
5: Hampir sempurna.
4: Menunjukkan kreativitas dan inovasi.
3: Menunjukkan salah satu bentuk kreativitas dan
inovasi.
2: Hanya memenuhi tugas atau aturan.
1: Tidak sesuai harapan.
2) Penilaian Sikap
a) Rasa hormat
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak hormat.

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 111


2: Sering menunjukkan sikap tidak hormat.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak hormat.
b) Jujur
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak jujur.
2: Sering menunjukkan sikap tidak jujur.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur.
c) Peduli
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli.
d) Berani
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak berani.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak berani.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak berani.
2: Sering menunjukkan sikap tidak berani.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak berani.
e) Percaya diri
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak percaya
diri.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak percaya
diri.
2: Sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.

112 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak percaya
diri.
f) Berkomunikasi baik
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
2: Sering menunjukkan sikap tidak komunikatif.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
g) Peduli sosial
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli
sosial.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli
sosial.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli
sosial.
h) Ingin tahu
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
2: Sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 113


1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
3) Penilaian Perilaku
a) Kerjasama
5: Selalu bekerja sama.
4: Sering bekerja sama.
3: Beberapa kali bekerja sama.
2: Pernah bekerja sama.
1: Tidak pernah bekerja sama.
b) Melakukan tindakan komunikasi yang tepat
5: Selalu melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
dengan teman / guru.
4: Sering melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman / guru.
3: Beberapa kali melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman / guru.
2: Pernah melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman / guru.
1: Tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman / guru.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian kompetensi keterampilan menggunakan
teknik portofolio untuk menilai hasil telaah tentang nilai-
nilai Pancasila dalam kerangka praktik penyelenggaraan
pemerintahan Negara. Instrumen portofolio mencakup aspek
penyajian dan laporan hasil telaah.

114 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi selama proses kegiatan
berlangsung.
2) Lembar ini menilai perilaku peserta didik secara
perorang dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika
rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C
(kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka
1 – 10.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai
akhir.

b. Format Penilaian Proses


Tabel 1.4

Contoh Lembar Format Penilaian Proses


Nama Kegiatan :…………………………
Tanggal Pelaksanaan :………………...………
Pembahasan :…………………………

Aspek Penilaian
Kode
No. Nama Penilaian
Kerja Nilai
Partisipasi Sikap
sama
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 115


Keterangan
1. Partisipasi: persiapan, keaktifan kerja dan tanggung
jawab melaksanakan tugas.
2. Sikap: menghargai pendapat orang lain, toleransi,
dan antusiasme dalam mengerjakan tugas
bersama anggota tim lainnya.
3. Kerjasama: koordinasi dengan teman, kesediaan untuk
menolong orang lain dan tidak hanya
terpaku pada tugas yang menjadi tanggung
jawabnya.

G. Pengembangan Kompetensi
Uji kompetensi pada Bab I tentang Sistem
Penyelenggaraan Pemerintahan Negara

H. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan merupakan kegiatan
pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
telah menguasai materi pada Bab I tentang Penyelenggaraan
Sistem Pemerintah Negara. Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam kegiatan pengayaan:
1. Memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan
materi pada Bab I.
2. Peserta didik juga dapat diminta mengamati kejadian-
kejadian di lingkungan sekitar.

116 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3. Pembelajaran pengayaan juga dapat dilaksanakan
dengan memaknai hasil portofolio peserta didik.
4. Guru dapat mengembangkan bentuk pengayaan
berkaitan dengan materi Bab I.

I. Remedial
Kegiatan remedial dilakukan dan diberikan kepada
peserta didik yang belum menguasai materi pada bab ini
dan belum mencapai kompetensi seperti yang disebutkan di
atas. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
oleh peserta didik.
2. Peserta didik secara terencana mempelajari buku siswa
tentangnilai-nilai Pancasila dalam kerangka praktik
penyelenggaraan pemerintahan Negara.
3. Guru menyiapkan latihan-latihan yang berhubungan
dengan materi di atas tertentu.
4. Peserta didik diberi motivasi untuk belajar dengan baik,
sehingga bisa memahami materi tersebut.
5. Peserta didik melakukan penilaian kembali melalui uji
kompetensi.

Bab 1 Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Negara 117


J. Interaksi Guru dan Orang Tua
Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik
dimaksudkan agar guru selalu mengingatkan siswa agar
selalui memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah
dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar
dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak
lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan
semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah
diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian
dari portofolio peserta didik.

118 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


PPKn
Bab

2
Lembaga Negara Indonesia
B ab 2
Lembaga Negara Indonesia
A. Pendahuluan
Suprastruktur
Politik
Suprastruktur
dan Infrastruktur
Politik
Infrastruktur
Politik

MPR
DPR
DPD
Presiden
Lembaga Negara Lembaga-lembaga BPK
Negara
Indonesia MA
MK
KY
BI
KPU

Pelaksanaan Hak
Partisipasi dan Kewajiban
Warga Negara Politik
dalam Sistem
Politik
Pemilu

Kata Kunci

Lembaga Negara Legislatif, Eksekutif, Yudikatif, Fungsi,


Wewenang, Hubungan

120 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


B. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan
KI 4 Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/
teori

C. Kompetensi Dasar
1.2 Menghargai nilai-nilai fungsional lembaga-lembaga
Negara sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
2.2 Menyetujui nilai-nilai tentang hubungan struktural
dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 121


3.2 Menelaah kewenangan lembaga-lembaga Negara
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
4.2 Mempresentasikan kewenangan lembaga-lembaga
Negara menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

D. Indikator
Siswa dapat:
1. Menghargai nilai-nilai terkait fungsi lembaga-lembaga Negara.
2. Mendukung perilaku peduli terhadap nilai-nilai terkait
fungsi lembaga-lembaga Negara.
3. Mendefinisikan Suprastruktur Politik.
4. Mendefinisikan Infrastruktur Politik.
5. Menguraikan tentang hubungan antar Lembaga Negara.
6. Menerangkan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Politik.
7. Memberikan contoh Pelaksanaan Hak dan Kewajiban
Politik. Dan seterusnya.
Guru dapat mengembangkan indikator lebih lanjut
sesuai dengan materi pada bab II.

E. Materi Pembelajaran
Materi dalam Bab II membahas Lembaga-Lembaga
Negara di Indonesia. Materi pokok ini memiliki waktu 8
minggu dengan jumlah 2 jam pelajaran/minggu ( 90 menit
setiap kali pertemuan)
1. Memahami suprastruktur dan infrastruktur sistem
politik Indonesia.

122 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


2. Memahami lembaga-lembaga Negara Republik Indonesia
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3. Partisipasi Warga Negara dalam Sistem Politik yang
terdiri dari hak dan kewajiban politik, pemilu.

F. Proses Pembelajaran
Sebelum melakukan proses pembelajara guru wajib
melakukan asesmen berkaitan dengan materi yang akan
disajikan dalam bab II.

1. Pembelajaran 1/ Minggu ke-1 dan ke-2 (180 Menit)


Pertemuan minggu ke-1 dan ke-2 merupakan
pertemuan yang membahas tentang Suprastruktur
dan Infrastruktur sistem politik Indonesia. Pendekatan
pembelajaran menggunakan discovery learning, metode
diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam
kelompok. Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan
sistem komunikasi tunarungu, dan saintifik mulai
dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.

a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 123


2) Guru memberi motivasi dengan menanyakan
pengalaman peserta didik apa yang dialami,
dilihat berkaitan dengan Suprastruktur dan
Infrastruktur sistem politik Indonesia.
3) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
4) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Guru membagi peserta didik dalam kelompok
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi peserta didik terlibat pada aktvitas
pemecahan masalah.
c) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
gambar-gambar tentang Suprastruktur dan
Infrastruktur sistem politik Indonesia.
d) Guru meminta peserta didik mendiskusikan
gambar.
e) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
dalam mengamati gambar tersebut.
f) Guru mengamati keterampilan peserta didik
ketika mengkaji dan mengomentari gambar
tersebut.

124 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


2) Menanya
a) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan denganSuprastruktur dan
Infrastruktur sistem politik Indonesia.
b) Guru membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
c) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti :Apa
yang dimaksud Suprastruktur dan
Infrastruktur sistem politik Indonesia,
JelaskanSuprastruktur dan Infrastruktur
sistem politik Indonesia, Apa manfaat
mengetahui Suprastruktur dan Infrastruktur
sistem politik Indonesia.
d) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,
dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan
secara mendalam tentang Suprastruktur dan
Infrastruktur sistem politik Indonesia.
e) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok/peroranganyang menyusun
pertanyaan terbanyak dan sesuai dengan
pembelajaran.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 125


f) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan
3) Mengumpulkan Informasi
a) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas
X Bab II atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
b) Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
c) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah :
(1) Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.
(2) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan kelompok/
perorangan.
(3) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(4) Peserta didik menjawab aktivitas dalam
buku siswa.

126 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


4) Mengasosiasikan
a) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai infor-
masi yang sudah diperoleh sebelumnya, seper-
ti: apa Suprastruktur dan Infrastruktur sistem
politik Indonesia?manfaatSuprastruktur dan
Infrastruktur sistem politik Indonesia?
b) Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan membantu merek
untuk berbagi tugas dengan temannya.
c) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/perorangan untuk menyimpulkan
tentangSuprastruktur dan Infrastruktur
sistem politik Indonesia.
5) Mengomunikasikan
a) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Suprastruktur dan Infrastruktur
sistem politik Indonesia.
b) Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka
gunakan.
c) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok atau perorangan.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 127


d) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada
akhir pertemuan ini.
e) Guru menjelaskan tugas kelompok/perorangan
untuk menyusun bahan tayang atau display
hasil diskusi kelompok tentang Suprastruktur
dan Infrastruktur sistem politik Indonesiadan
mempresentasikannya.
f) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/perorangan untuk membagi tugas
menyusun bahan tayang dan mempersiapkan
presentasi kelompok perorangan.

c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
2) Guru melaksanakan post tes secara lisan
3) Guru melakukan refleksi, denganmeminta peserta
didik menjawabpertanyaan berikut ;
a) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut?
b) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut?
c) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Suprastruktur dan Infrastruktur sistem politik
Indonesia?
d) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?

128 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


e) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik ?
f) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
4) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporanindividu
5) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
6) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya

2. Pembelajaran 2 (4 minggu/ 360 Menit)


Pembelajaran ini merupakan pertemuan yang
membahas tentang Lembaga-lembaga Negara Republik
Indonesia menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.

a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pembelajaran ini membahas
tentang lembaga-lembaga negara. Materi ini memiliki
alokasi waktu 4 minggu dan setiap kali pertemuan
2 jam pelajaran (90 menit), peserta didik SMALB
Tunarungu mampu:
1) Menjelaskan Lembaga-lembaga Negara Republik
Indonesia menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Tata kelola
pemerintahan yang baik.

b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan
sistem komunikasi tunarungu, discovery learning,

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 129


metode diskusi dengan model pembelajaran
bekerja dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran
sesuai pendekatan saintifik mulai dari mengamati,
menanya, mencari informasi, dan mengasosiasikan
dan mengomunikasikan.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secarafisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek
kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian
kelas, kesiapan buku tulis dan sumber
belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan menanyakan
pengalaman peserta didik apa yang dialami,
dilihat.
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya
jawab mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Guru menjelaskan materi ajar dan
kegiatanpembelajaran yang akan dilakukan
peserta didik.
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi peserta didik dalam kelas
berkelompok/perorangan.
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan

130 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


memotivasi peserta didik terlibat pada
aktvitas pemecahan masalah.
(3) Guru meminta peserta didik untuk
mengamati dalam buku siswa tentang
Lembaga-lembaga Negara Republik
Indonesia menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-
hal yang penting dan yang tidak diketahui
dalam gambar tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
dalam mengamati.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta
didik dalam mengamati atau membaca
wacana.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik
secara kelompok/ perorangan untuk
mengidentifikasi pertanyaan yang berkaitan
dengan Lembaga-lembaga Negara Republik
Indonesia menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(2) Guru membantu peserta didik
mendefinisikan dan mengorganisasikan
tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti:

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 131


Apa yang dimaksud Lembaga-lembaga
Negara Republik Indonesia menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945?
(4) Guru meminta peserta didik secara
kelompok mencatat pertanyaan yang ingin
diketahui, dan mendorong peserta didik
untuk terus menggali rasa ingin tahu
dengan pertanyaan secara mendalam
tentang Lembaga-lembaga Negara Republik
Indonesia menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta
didik secara perorangan dan kelompok
dalam menyusun pertanyaan
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan
jawaban atas pertanyaan yang sudah
disusun dengan membaca uraian materi
di buku PPKn Kelas X Bab II atau mencari
melalui sumber belajar lain seperti buku
referensi lain.
(2) Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,

132 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini
adalah:
(a) Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.
(b) Guru menjadi sumber belajar bagi
peserta didik dengan memberikan
konfirmasi atas jawaban peserta didik,
atau menjelaskan jawaban pertanyaan
kelompok.
(c) Guru dapat juga menunjukkan buku
atau sumber belajar lain yang dapat
dijadikan referensi untuk menjawab
pertanyaan.
(4) Peserta didik menjawab aktivitas dalam
buku siswa
d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik
untuk mendiskusikan hubungan atas
berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya, seperti:
(a) Bagaimana Lembaga-lembaga Negara
Republik Indonesia menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945?

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 133


(b) Apa manfaat mempelajari Lembaga-
lembaga Negara Republik Indonesia
menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945?
(2) Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai seperti laporan, dan membantu
merek untuk berbagi tugas dengan
temannya.
(3) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk menyimpulkan tentang
Lembaga-lembaga Negara Republik
Indonesia menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil
telaah tentang Lembaga-lembaga Negara
Republik Indonesia menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
(2) Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang
mereka gunakan.
(3) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok.

134 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(4) Laporan disusun secara individu
dan menjadi tugas peserta didik dan
dikumpulkan pada akhir pertemuan ini.
(5) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display
hasil diskusi kelompok tentang Lembaga-
lembaga Negara Republik Indonesia
menurut Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
(6) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan
presentasi kelompok.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik
menyimpulkan materi pembelajaran melalui
tanya jawab secara klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta
peserta didik menjawab pertanyaan berikut:
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar
setelah mempelajari materi tersebut
(2) Mana yang baik dan mana yang kurang
baik dari proses pembelajaran tersebut
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
tentang Lembaga-lembaga Negara Republik
Indonesia menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945?

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 135


(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan
pertemuan berikutnya.

3. Pembelajaran 3 (2 Minggu / 180 Menit)


Pembelajaran ini merupakan pertemuan yang membahas
tentang Partisipasi warga negara dalam sistem politik RI.

a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pertemuan ini membahas Partisipasi
warga negara dalam sistem politik RI, materi ini memiliki
alokasi waktu 180 menit atau 2 kali pertemuan.
1) Menyebutkan Partisipasi warga negara dalam sistem
politik RI.

b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.

136 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan membimbing
peserta didik menanyakan pengalaman sehari-
hari dengan menceritakan secara verbal
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi pesertadidik dalam kelompok/
individual
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi peserta didik terlibat pada aktvitas
pemecahan masalah.
(3) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
tentang Partisipasi warga negara dalam sistem
politik RI.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 137


(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-
hal yang penting dan yang tidak diketahui
berkaitan dengan materi tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana
mampu menjadi kehidupan nyata tentang
materi tersebut.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Partisipasi warga
negara dalam sistem politik RI.
(2) Guru membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti:
• Menyebutkan partisipasi warga negara
dalam sistem politik RI.
(4) Menjelaskan Partisipasi warga negara dalam
sistem politik RI.
(5) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,
dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan
secara mendalam tentang Partisipasi warga
negara dalam sistem politik RI.

138 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(6) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(7) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas
X Bab 2 atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
(2) Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:
(4) Menyediakan berbagai sumber belajar seperti
buku PPKn Kelas X dan buku referensi lain.
(5) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan
(6) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(7) Peserta didik menjawab aktivitas dalam buku
siswa

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 139


d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi
yang sudah diperoleh sebelumnya, seperti:
• Menyebutkan partisipasi warga negara
dalam sistem politik RI.
(2) Guru membimbing peserta didik secara kelompok
untuk menyimpulkan tentang Partisipasi warga
negara dalam sistem politik RI.
(3) Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan membantu merek
untuk berbagi tugas dengan temannya.
e) Mengomunikasikan
Guru menjelaskan dan membimbing tugas individu
untuk menyusun laporan hasil telaah tentang
Partisipasi warga negara dalam sistem politik RI.
(1) Guru membantu peserta didik untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses yang mereka gunakan.
(2) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok. Laporan disusun secara
individu dan menjadi tugas peserta didik dan
dikumpulkan pada akhir pertemuan ini.
(3) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Partisipasi warga
negara dalam sistem politik RI.

140 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(4) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan presentasi
kelompok.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut;
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut
(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Partisipasi warga negara dalam sistem politik
RI?
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya ?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporanindividu
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 141


G. Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Kompetensi Sikap


Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan
observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, atau
jurnal. Hasil penilaian akan lebih baik apabila menggunakan
teknik penilaian yang bervariasi. Sehingga hasil penilaian
lebih obyektif, karena setiap teknik memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penilaian ini berlangsung secara terus menerus
selama proses pembelajaran.

a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai
berdiskusi.
2) Lembar ini menilai keefektivas peserta didik
selama diskusi dalam tiga kode nilai, yaitu
A (Baik, jika rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke
atas);
B (Cukup, jika rata-rata skor angka antara 6,0 –
7,9); dan
C (kurang, jika rata-rata skor angka di bawah
6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka
1 – 10.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai
akhir.

142 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


b. Contoh Lembar Format Observasi
Tabel 2.1
Alokasi Waktu Penggunaan Buku
Aspek Penilaian
No. Nama Penilaian Kode Nilai
Sikap Pendapat Bahasa
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Keterangan
1. Sikap: kesopanan, kerjasama, semangat, toleransi
meluruskan penyimpangan, dan
menunjukkan sikap terpuji.
2. Pendapat: rasional, teliti, jelas, relevan,
sistematis, keaktifan, berpendapat.
3. Bahasa : jelas, teliti, tepat, menarik, dan wajar.

Dalam penilaian sikap spiritual atau sosial lainnya,


dapat juga menggunakan format seperti yang ada di
buku siswa, seperti berikut.
Tabel 2.2
Instrumen PengamatanSikap Siswa
Nama Kejadian/ Butir Pos/ Tindak
No. Waktu
Siswa Perilaku Sikap Neg Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 143


Keterangan:
1. Perilaku yang dituliskan adalah sikap siswa yang sangat
menonjol positifnya atau negatifnya.
2. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan
penilaian sikap spiritual dan sosial.
3. Catatan sikap siswa hasil pengamatan dituliskan dalam
jurnal guru.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Teknik penilaian kompetensi pengetahuan menggunakan
tes tertulis dengan bentuk uraian dan penugasan. Instumen
tes uraian menggunakan uji kompetensi. Sedangkan
penugasan yaitu peserta didik mengerjakan tugas

a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai
mengerjakan tugas individual.
2) Lembar ini mencatat hasil pembelajaran peserta
didik dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika
rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C
(kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 5.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata
nilai akhir.

144 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


b. Contoh Lembar Format Penilaian Individual
Tabel 2.3
Contoh Lembar Format Penilaian Individual
Nama Kegiatan : …………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………………
Nama dan NIS : …………………………………

Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan
a. Pemahaman materi
b. Kejelasan
c. Sistematis
d. Ketepatan
e.Kreatif dan inovatif
2. Sikap
a.Rasa hormat
b.Jujur
c. Peduli
d.Berani
e.Percaya diri
f.Berkomunikasi baik
g.Peduli social
h.Ingin tahu
3. Perilaku
a.Kerjasama
b. Melakukan tindakan
komunikasi yang tepat
Jumlah
Kode Nilai

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 145


Keterangan
1) Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman materi
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.
b) Kejelasan
5: Sangat jelas.
4: Jelas.
3: Cukup jelas.
2: Kurang jelas.
1: Tidak jelas.
c) Sistematis
5: Sangat sistematis.
4: Sistematis.
3: Cukup sistematis.
2: Kurang sistematis.
1: Tidak sistematis.
d) Ketepatan
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.

146 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


e) Kreatif dan inovatif
5: Hampir sempurna.
4: Menunjukkan kreativitas dan inovasi.
3: Menunjukkan salah satu bentuk kreativitas dan
inovasi.
2: Hanya memenuhi tugas atau aturan.
1: Tidak sesuai harapan.
2) Penilaian Sikap
a) Rasa hormat
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak hormat.
2: Sering menunjukkan sikap tidak hormat.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak hormat.
b) Jujur
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak jujur.
2: Sering menunjukkan sikap tidak jujur.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur.
c) Peduli
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli.
d) Berani
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak berani.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak berani.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 147


3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak berani.
2: Sering menunjukkan sikap tidak berani.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak berani.
e) Percaya diri
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
percaya diri.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak percaya diri.
2: Sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.
f) Berkomunikasi baik
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
2: Sering menunjukkan sikap tidak komunikatif.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
g) Peduli sosial
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli
sosial.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
h) Ingin tahu
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.

148 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


4: Pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
2: Sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3) Penilaian Perilaku
a) Kerjasama
5: Selalu bekerja sama.
4: Sering bekerja sama.
3: Beberapa kali bekerja sama.
2: Pernah bekerja sama.
1: Tidak pernah bekerja sama.
b) Melakukan tindakan komunikasi yang tepat
5: Selalu melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
dengan teman/guru.
4: Sering melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman/guru.
3: Beberapa kali melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman/guru.
2: Pernah melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman/guru.
1: Tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman/guru.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian kompetensi keterampilan menggunakan teknik
portofolio untuk menilai hasil telaah tentang Kewenangan
lembaga-lembaga Negara. Instrumen portofolio mencakup
aspek penyajian dan laporan hasil telaah.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 149


a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi selama proses kegiatan
berlangsung.
2) Lembar ini menilai perilaku peserta didik secara
perorang dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika
rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C
(kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 10.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai akhir.

b. Contoh Lembar Format Penilaian Proses


Tabel 2.4
Contoh Lembar Format Penilaian Proses
Nama Kegiatan :…………………………
Tanggal Pelaksanaan :………………...………
Pembahasan :…………………………
Aspek Penilaian
Kode
No. Nama Kerja Penilaian
Partisipasi Sikap Nilai
sama
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Keterangan
1) Partisipasi: persiapan, keaktifan kerja dan
tanggung jawab melaksanakan tugas.
2) Sikap: menghargai pendapat orang lain,
toleransi, dan antusiasme dalam

150 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


mengerjakan tugas bersama anggota
tim lainnya.
3) Kerjasama: koordinasi dengan teman, kesediaan untuk
menolong orang lain dan tidak hanya terpaku
pada tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

H. Pengembangan Kompetensi
Uji kompetensi pada Bab II tentang Kewenangan Lembaga-
lembaga Negara.

I. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan merupakan kegiatan
pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
telah menguasai materi pada Bab II tentang Lembaga Negara
Indonesia. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
kegiatan pengayaan:
1. Memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan
materi pada Bab II.
2. Peserta didik juga dapat diminta mengamati kejadian-
kejadian di lingkungan sekitar.
3. Pembelajaran pengayaan juga dapat dilaksanakan
dengan memaknai hasil portofolio peserta didik.
4. Guru dapat mengembangkan bentuk pengayaan
berkaitan dengan materi Bab II.

Bab 2 Lembaga Negara Indonesia 151


J. Remedial
Kegiatan remedial dilakukan dan diberikan kepada
peserta didik yang belum menguasai materi pada bab ini
dan belum mencapai kompetensi seperti yang disebutkan di
atas. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
oleh peserta didik.
2. Peserta didik secara terencana mempelajari buku siswa
demokrasi di Indonesia menuju masyarakat madani.
3. Guru menyiapkan latihan-latihan yang berhubungan
dengan materi di atas tertentu.
4. Peserta didik diberi motivasi untuk belajar dengan baik,
sehingga bisa memahami materi tersebut.
5. Peserta didik melakukan penilaian kembali melalui uji
kompetensi.

K. Interaksi Guru dan Orang Tua


Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik
dimaksudkan agar guru selalu mengingatkan siswa agar
selalui memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah
dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar
dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak
lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan
semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah
diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian
dari portofolio peserta didik.

152 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


PPKn
Bab

3
Integrasi Nasional
B ab 3
Integrasi Nasional
A. Pendahuluan
Wilayah
Kebhinekaan
Bangsa Sosial Budaya
Indonesia
Bahasa

Menghargai
Hakikat Kebhinekaan
Integrasi
Nasional Pengertian
Integrasi
Integrasi
Nasional
Keturunan
Faktor-Faktor
Bahasa
Pembentuk
Integrasi Wilayah

Kesamaan Nasib

Tantangan dan Politik


Peran WNI
dalam Ekonomi
menjaga Sosial Budaya
Integrasi Bangsa
Hankam

Kata Kunci

Kebhinekaan, Wilayah, Integrasi, Politik, Ekonomi, Sosial


Budaya, Hankams

154 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


B. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan
KI 4 Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

C. Kompetensi Dasar
1.3 Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.
2.3 Mengamalkan nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.

Bab 3 Integrasi Nasional 155


3.3 Memprediksi faktor-faktor pembentuk integrasi
nasiona dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
4.3 Menyajikan hasil analisis tentang faktor-faktor
pembentuk integrasi nasional dalam bingkai Bhineka
Tunggal Ika.

D. Indikator
Siswa dapat:
1. Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional
2. Mendukung nilai-nilai yang membentuk komitmen
integrasi nasional.
2. Menjelaskan kebhinekaan Bangsa Indonesia.
3. Menjelaskan Hakikat Integrasi Nasional.
4. Menerangkan faktor-faktor pembentuk integrasi nasional.
5. Menerangkan tantangan dan peran WNI dalam menjaga
Integrasi Bangsa.
6. Indikator selanjutnya, guru dapat mengembangkan
indikator sesuai dengan materi pada bab III.

E. Materi Pembelajaran
Materi pokok dalam Bab III tentang Integrasi Nasional,
Materi ini memiliki alokasi waktu 8 minggu dengan waktu
90 menit setiap kali pertemuan.
1. Kebhinnekaan Bangsa Indonesia.
2. Hakikat Integrasi nasional.

156 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3. Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional.
4. Tantangan dan peran serta warga negara dalam menjaga
Integrasi Bangsa.

F. Proses Pembelajaran
Sebelum melakukan proses pembelajara guru wajib
melakukan asesmen berkaitan dengan materi yang akan
disajikan dalam bab III.

1. Pembelajaran 1 (2 Minggu / 180 Menit)


Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode
diskusi dengan model pembelajaran bekerja dalam
kelompok. Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan
sistem komunikasi tunarungu, dan saintifik mulai
dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.

a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
2) Guru memberi motivasi dengan menanyakan
pengalaman peserta didik apa yang dialami, dilihat.

Bab 3 Integrasi Nasional 157


3) Guru melakukan apersepsi melalui tanyajawab
mengenai materi yang akan dipelajari.

b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Guru membagi peserta didik dalam kelompok
diskusi
b) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.
c) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
buku siswa.
d) Guru meminta peserta didik mencatat hal-hal
yang penting dan yang tidak diketahui.
e) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat dalam
mengamati dan menyimak syair yang berkaitan
dengan Kebhinekaan Bangsa Indonesia.
f) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana
Kebhinekaan Bangsa Indonesia
2) Menanya
a) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Kebhinekaan Bangsa
Indonesia.
b) Guru menyajikan informasi kepada peserta
didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.

158 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


c) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti: Apa yang
dimaksud Kebhinekaan Bangsa Indonesia,
Apa manfaat Kebhinekaan Bangsa Indonesia.
d) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan
mendorong peserta didik untuk terus menggali rasa
ingin tahu dengan pertanyaan secara mendalam
tentang Kebhinekaan Bangsa Indonesia.
e) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok/perorangan yang menyusun
pertanyaan terbanyak dan sesuai dengan
materi pembelajaran.
f) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan
3) Mengumpulkan Informasi
a) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas X
Bab III atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
b) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.

Bab 3 Integrasi Nasional 159


c) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah :
• Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.
d) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta didik
dengan memberikan konfirmasi atas jawaban
peserta didik, atau menjelaskan jawaban
pertanyaan kelompok/perorangan.
e) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
f) Peserta didik menjawab aktivitas dalam buku
siswa.
4) Mengasosiasikan
a) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya,
seperti : Apa manfaat Kebhinekaan Bangsa
Indonesia?
b) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
c) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/perorangan untuk menyimpulkan
tentang Kebhinekaan Bangsa Indonesia.

160 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


5) Mengomunikasikan
a) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Kebhinekaan Bangsa Indonesia.
b) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok /perorangan.
c) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada
akhir pertemuan ini.
d) Guru menjelaskan tugas kelompok/ perorangan
untuk menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Kebhinekaan Bangsa
Indonesia, dan mempresentasikannya.
e) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/perorangan untuk membagi tugas
menyusun bahan tayang dan mempersiapkan
presentasi kelompok perorangan.
f) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
2) Guru melaksanakan post tes secara lisan

Bab 3 Integrasi Nasional 161


3) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut;
a) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut
b) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut
c) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Kebhinekaan Bangsa Indonesia?
d) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
e) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
f) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
4) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu.
5) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
6) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

2. Pembelajaran 2 (2 Minggu / 180 Menit)


Pertemuan minggu ke-3 dan ke-4 ini merupakan
pertemuan yang membahas tentang Hakikat Integrasi
Nasional.

a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pembelajaran ini membahas Hakikat
Integrasi Nasional. Materi pokok ini memiliki alokasi
waktu 180 menit atau 2 kali pertemuan. Setelah

162 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta didik
SMALB Tunarungu mampu :
1) Menjelaskan Konsep Integrasi Nasional

b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan
sistem komunikasi tunarungu, discovery learning,
metode diskusi dengan model pembelajaran
bekerja dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran
sesuai pendekatan saintifik mulai dari mengamati,
menanya, mencari informasi, dan mengasosiasikan
dan mengomunikasikan.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikhis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan menanyakan
pengalaman peserta didik apa yang dialami,
dilihat.
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya
jawab mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta
didik.

Bab 3 Integrasi Nasional 163


2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi peserta didik dalam
kelasberkelompok/perorangan
(2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.
(3) Guru meminta peserta didik untuk melihat,
mengamati dalam buku siswa tentang Konsep
Integrasi Nasional.
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-hal
yang penting dan yang tidak diketahui dalam
gambar tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
dalam mengamati.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara kelompok/
perorangan untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Hakikat Integrasi
Nasional.
(2) Guru menyajikan informasi kepada peserta didik
dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik menyusun
pertanyaan seperti:

164 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(a) Apa yang dimaksud Integrasi Nasional?
(b) Jelaskan Konsep Integrasi Nasional.
(c) Apa manfaat Hakikat Integrasi Nasional?
(4) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan
mendorong peserta didik untuk terus menggali
rasa ingin tahu dengan pertanyaan secara
mendalam tentang Integrasi Nasional.
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan bagi
kelompok yang menyusun pertanyaan terbanyak
dan sesuai dengan materi pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam menyusun
pertanyaan
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk mencari
informasi dan mendiskusikan jawaban atas
pertanyaan yang sudah disusun dengan membaca
uraian materi di buku PPKn Kelas X Bab III atau
mencari melalui sumber belajar lain seperti buku
referensi lain.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi efisien.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:

Bab 3 Integrasi Nasional 165


• Menyediakan berbagai sumber belajar seperti
buku PPKn Kelas X dan buku referensi lain.
(4) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta didik
dengan memberikan konfirmasi atas jawaban
peserta didik, atau menjelaskan jawaban
pertanyaan kelompok.
(5) Guru dapat juga menunjukkan buku atau sumber
belajar lain yang dapat dijadikan referensi untuk
menjawab pertanyaan.
(6) Peserta didik menjawab aktivitas dalam buku siswa.
d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi
yang sudah diperoleh sebelumnya, seperti:
- Apa hubungan keragaman masyarakat dengan
konsep Integrasi Nasional
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan
transisi efisien.
(3) Guru membimbing peserta didik secara kelompok
untuk menyimpulkan tentang Konsep Integrasi
Nasional.
e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Konsep Integrasi Nasional.

166 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(2) Laporan disusun secara tertulis memuat tentang
pertanyaan dan jawaban atas pertanyaan kelompok.
(3) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada akhir
pertemuan ini.
(4) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil diskusi
kelompok tentang Hakikat Integrasi Nasional.
(5) Guru membimbing peserta didik secara kelompok
untuk membagi tugas menyusun bahan tayang
dan mempersiapkan presentasi kelompok.
(6) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut;
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut
(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik dari
proses pembelajaran tersebut
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
tentang Hakikat Integrasi Nasional?

Bab 3 Integrasi Nasional 167


(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

3. Pembelajaran 3 (2 Minggu/ 180 Menit)


Pertemuan ini merupakan pembelajaran yang membahas
tentang Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional..

a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pertemuan ini membahas tentang
Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional, memiliki
alokasi waktu 180 menit atau 2 kali pertemuan.
1) Menjelaskan Faktor-faktor Pembentuk Integrasi
Nasional

b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan

168 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan membimbing
peserta didik menanyakan pengalaman sehari-
hari dengan menceritakan secara verbal.
c) Guru melakukan apresiasi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Peserta didik dibagi dalam kelompok.
(2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.
(3) Peserta didik untuk mengamati gambar tentang
Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional.
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-
hal yang penting dan yang tidak diketahui
mengapa kita harus mengerti Faktor-faktor
Pembentuk Integrasi Nasional.

Bab 3 Integrasi Nasional 169


(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana tentang
Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Faktor-faktor
Pembentuk Integrasi Nasional.
(2) Guru menyajikan informasi kepada peserta
didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti :
(a) Menyebutkan Faktor-faktor Pembentuk
Integrasi Nasional.
(4) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,
dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingintahu tentang Faktor-faktor
Pembentuk Integrasi Nasional.
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai materi pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.

170 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


c) Mengumpulkan Informasi
(1) Peserta didik mencari informasi dan
mendiskusikan jawaban atas pertanyaan
yang sudah disusun dengan membaca uraian
materi di buku PPKn Kelas X Bab IV atau
mencari melalui sumber belajar lain seperti
buku referensi lain.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah :
(a) Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.
(b) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan.
(c) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(d) Peserta didik menjawab aktivitas dalam
buku siswa.
d) Mengasosiasikan
(1) Peserta didik mendiskusikan hubungan atas
berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya, seperti:

Bab 3 Integrasi Nasional 171


• Menyebutkan Faktor-faktor Pembentuk
Integrasi Nasional.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Faktor-faktor Pembentuk Integrasi
Nasional.
(2) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok.
(3) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada
akhir pertemuan ini.
(4) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Faktor-faktor
Pembentuk Integrasi Nasional.
(5) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan presentasi
kelompok.
(6) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasika hasil kerjanya.

172 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut ;
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut
(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Faktor-faktor Pembentuk Integrasi Nasional.
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporanindividu
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

4. Pembelajaran 4 (2 Minggu / 180 Menit)


Pertemuan minggu ke-7 dan 8 merupakan pertemuan
yang membahas tentang Tantangan dan Peran WNI dalam
Menjaga Integrasi Bangsa.

Bab 3 Integrasi Nasional 173


a. Materi Pembelajaran
Materi pertemuan membahas tentang Tantangan
dan Peran Warga Negara Menjaga Integrasi Bangsa,
materi ini memiliki alokasi waktu 180 menit atau 2 kali
pertemuan.
Menjelaskan Tantangan dan Peran WNI dalam mejaga
Integrasi Bangsa.

b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan membimbing
peserta didik menanyakan pengalaman sehari-
hari dengan menceritakan secara verbal.
c) Guru melakukan apresiasi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

174 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Pesertadidik dibagi dalam kelompok
(2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi peserta didik.
(3) Peserta didik untuk mengamati gambar
tentang Tantangan dan Peran WNI dalam
Menjaga Integrasi Bangsa.
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-hal
yang penting dan yang tidak diketahui mengapa
kita harus mengerti Tantangan dan Peran WNI
dalam Menjaga Integrasi Bangsa.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana
tentang Tantangan dan Peran WNI dalam
Menjaga Integrasi Bangsa.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Tantangan dan Peran
WNI dalam Menjaga Integrasi Bangsa.
(2) Guru menyajikan informasi kepada peserta
didik dengan jalan demonstrasi atau lewat
bahan bacaan.

Bab 3 Integrasi Nasional 175


(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti:
Peran serta warga negara dalam menjaga
Integrasi Bangsa
(4) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui, dan
mendorong peserta didik untuk terus menggali
rasa ingin tahu tentang Tantangan dan Peran
WNI dalam Menjaga Integrasi Bangsa.
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai materi pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Peserta didik mencari informasi dan
mendiskusikan jawaban atas pertanyaan
yang sudah disusun dengan membaca uraian
materi di buku PPKn Kelas X Bab IV atau
mencari melalui sumber belajar lain seperti
buku referensi lain.
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:

176 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(a) Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.
(b) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan.
(c) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(d) Peserta didik menjawab aktivitas dalam
buku siswa.
d) Mengasosiasikan
(1) Peserta didik mendiskusikan hubungan atas
berbagai informasi yang sudah diperoleh
sebelumnya, seperti:
Peran serta warga negara dalam menjaga
Integrasi Bangsa
(2) Guru menjelaskan kepada peserta didik
bagaimana caranya membentuk kelompok
belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi efisien.
e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Peran serta warga negara dalam
menjaga Integrasi Bangsa.

Bab 3 Integrasi Nasional 177


(2) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok.
(3) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada
akhir pertemuan ini.
(4) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Peran serta warga
negara dalam menjaga Integrasi Bangsa.
(5) Guru membimbing peserta didik secara kelompok
untuk membagi tugas menyusun bahan tayang
dan mempersiapkan presentasi kelompok.
(6) Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut:
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut
(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut

178 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Peran serta warga negara dalam menjaga
Integrasi Bangsa
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

G. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan
observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, atau
jurnal. Hasil penilaian akan lebih baik apabila menggunakan
teknik penilaian yang bervariasi. Sehingga hasil penilaian
lebih obyektif, karena setiap teknik memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penilaian ini berlangsung secara terus menerus
selama proses pembelajaran.

a. Petunjuk
a) Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai
berdiskusi.

Bab 3 Integrasi Nasional 179


b) Lembar ini menilai keefektivas peserta didik
selama diskusi dalam tiga kode nilai, yaitu
A (Baik, jika rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke
atas);
B (Cukup, jika rata-rata skor angka antara 6,0 –
7,9); dan
C (kurang, jika rata-rata skor angka di bawah
6,0).
c) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka
1 – 10.
d) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai
akhir.
Tabel 3.1
Contoh Lembar Format Observasi
Aspek Penilaian
No. Nama Penilaian Kode Nilai
Sikap Pendapat Bahasa
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Keterangan
1. Sikap: kesopanan, kerjasama, semangat, toleransi
meluruskan penyimpangan, dan
menunjukkan sikap terpuji.
2. Pendapat: rasional, teliti, jelas, relevan,
sistematis, dan keaktifan, berpendapat.
3. Bahasa : jelas, teliti, tepat, menarik, dan wajar.

180 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Dalam penilaian sikap spiritual atau sosial lainnya,
dapat juga menggunakan format seperti yang ada di
buku siswa, seperti berikut.
Tabel 3.2
Instrumen PengamatanSikap Siswa
Nama Kejadian/ Butir Pos/ Tindak
No. Waktu
Siswa Perilaku Sikap Neg Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
1. Perilaku yang dituliskan adalah sikap siswa yang
sangat menonjol positifnya atau negatifnya.
2. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan
penilaian sikap spiritual dan sosial.
3. Catatan sikap siswa hasil pengamatan dituliskan
dalam jurnal guru.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Teknik penilaian kompetensi pengetahuan menggunakan
tes tertulis dengan bentuk uraian dan penugasan. Instumen
tes uraian menggunakan uji kompetensi. Sedangkan
penugasan yaitu peserta didik mengerjakan tugas

a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai
mengerjakan tugas individual.

Bab 3 Integrasi Nasional 181


2) Lembar ini mencatat hasil pembelajaran peserta
didik dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika
rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C
(kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 5.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata
nilai akhir.
Tabel 3.3
Contoh Lembar Format Penilaian Individual
Nama Kegiatan : …………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………………
Nama dan NIS : …………………………………
Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan
a. Pemahaman materi
b. Kejelasan
c. Sistematis
d. Ketepatan
e.Kreatif dan inovatif
2. Sikap
a.Rasa hormat
b.Jujur
c. Peduli
d.Berani
e. Percaya diri
f. Berkomunikasi baik
g. Peduli social
h. Ingin tahu

182 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
3. Perilaku
a. Kerjasama
b.Melakukan tindakan
komunikasi yang tepat
Jumlah
Kode Nilai
Keterangan
1) Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman materi
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.
b) Kejelasan
5: Sangat jelas.
4: Jelas.
3: Cukup jelas.
2: Kurang jelas.
1: Tidak jelas.
c) Sistematis
5: Sangat sistematis.
4: Sistematis.
3: Cukup sistematis.

Bab 3 Integrasi Nasional 183


2: Kurang sistematis.
1: Tidak sistematis.
d) Ketepatan
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.
e) Kreatif dan inovatif
5: Hampir sempurna.
4: Menunjukkan kreativitas dan inovasi.
3: Menunjukkan salah satu bentuk kreativitas dan
inovasi.
2: Hanya memenuhi tugas atau aturan.
1: Tidak sesuai harapan.
2) Penilaian Sikap
a) Rasa hormat
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak hormat.
2: Sering menunjukkan sikap tidak hormat.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak hormat.
b) Jujur
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak jujur.

184 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


2: Sering menunjukkan sikap tidak jujur.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur.
c) Peduli
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli.
d) Berani
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak berani.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak berani.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak berani.
2: Sering menunjukkan sikap tidak berani.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak berani.
e) Percaya diri
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
percaya diri.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak percaya diri.
2: Sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.
f) Berkomunikasi baik
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak
komunikatif.

Bab 3 Integrasi Nasional 185


2: Sering menunjukkan sikap tidak komunikatif.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
g) Peduli sosial
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli
sosial.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
h) Ingin tahu
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
2: Sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3) Penilaian Perilaku
a) Kerjasama
5: Selalu bekerja sama.
4: Sering bekerja sama.
3: Beberapa kali bekerja sama.
2: Pernah bekerja sama.
1: Tidak pernah bekerja sama.

186 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


b) Melakukan tindakan komunikasi yang tepat
5: Selalu melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
dengan teman/guru.
4: Sering melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman/guru.
3: Beberapa kali melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman/guru.
2: Pernah melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman/guru.
1: Tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman/guru.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Teknik penilaian kompetensi keterampilan menggunakan
teknik portofolio untuk menilai hasil telaah tentang Faktor-
faktor pembentuk integrasi nasional.
Portofolio mencakup aspek penyajian dan laporan hasil
telaah.

a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi selama proses kegiatan
berlangsung.
2) Lembar ini menilai perilaku peserta didik secara
perorang dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika
rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C
(kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka
1 – 10.

Bab 3 Integrasi Nasional 187


4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai
akhir.

b. Contoh Lembar Format Penilaian Proses


Tabel 3.4
Contoh Lembar Format Penilaian Proses
Nama Kegiatan :…………………………
Tanggal Pelaksanaan :………………...………
Pembahasan :…………………………
Aspek Penilaian Kode
No. Nama Partisipasi Sikap Kerja Penilaian Nilai
sama
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Keterangan
1) Partisipasi: persiapan, keaktifan kerja dan
tanggung jawab melaksanakan tugas.
2) Sikap: menghargai pendapat orang lain,
toleransi, dan antusiasme dalam
mengerjakan tugas bersama anggota
tim lainnya.
3) Kerjasama: koordinasi dengan teman, kesediaan
untuk menolong orang lain dan tidak
hanya terpaku pada tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.

188 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


H. Pengembangan Kompetensi
Uji kompetensi pada Bab III tentang integrasi nasional.

I. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan merupakan kegiatan
pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang telah
menguasai materi pada Bab III tentang Integrasi Nasional.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam kegiatan
pengayaan :
1. Memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan
materi pada Bab III.
2. Peserta didik juga dapat diminta mengamati kejadian-
kejadian di lingkungan sekitar.
3. Pembelajaran pengayaan juga dapat dilaksanakan
dengan memaknai hasil portofolio peserta didik.
4. Guru dapat mengembangkan bentuk pengayaan
berkaitan dengan materi Bab III.

J. Remedial
Kegiatan remedial dilakukan dan diberikan kepada
peserta didik yang belum menguasai materi pada bab ini
dan belum mencapai kompetensi seperti yang disebutkan di
atas. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
oleh peserta didik.

Bab 3 Integrasi Nasional 189


2. Peserta didik secara terencana mempelajari buku siswa
tentang Faktor-faktor pembentuk integrasi nasional.
3. Guru menyiapkan latihan-latihan yang berhubungan
dengan materi tertentu.
4. Peserta didik diberi motivasi untuk belajar dengan baik,
sehingga bisa memahami materi tersebut.
5. Peserta didik melakukan penilaian kembali melalui uji
kompetensi.

K. Interaksi Guru dan Orang Tua


Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik
dimaksudkan agar guru selalu mengingatkan siswa agar
selalui memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah
dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar
dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak
lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan
semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah
diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian
dari portofolio peserta didik.

190 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


PPKn
Bab

4
Wawasan Nusantara
B ab 4
Wawasan Nusantara
A. Pendahuluan
Pengertian
Wawasan
Hakikat Nusantara
wawasan
Ruang Lingkup
nusantara
Wawasan
Nusantara

Trigatra dan
Pancagatra
Trigatra dan Wawasan
Wawasan Pancagatra Nusantara
Nusantara dalam Wawasan
Hubungan Trigatra
Nusantara dan Pancagatra
dalam Wawasan
Nusantara

Partisipasi dalam
Ideologi

Partisipasi dalam
Politik
Partisipasi WNI
Partisipasi dalam
dalam Wawasan
Ekonomi
Nusantara
Partisipasi dalam
Sosial Budaya

Partisipasi dalam
Hankam

Kata Kunci

Wawasan, Nusantara, Fungsi, Tujuan, Trigatra, Pancagatra,


Ideologi, Ekonomi, Sosial Budaya, Hankam, Partisipasi WNI

192 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


B. Kompetensi Inti (KI)
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena
dan kejadian nyata dalam kehidupan
KI 4 Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori

C. Kompetensi Dasar
1.4 Menghayati nilai-nilai pentingnya wawasan nusantara
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.4 Menghargai pentingnya wawasan nusantara dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.4 Mengevaluasi arti pentingnya Wawasan Nusantara
dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.4 Memaparkan hasil keputusan bersama terkait arti
pentingnya Wawasan Nusantara dalam konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bab 4 Wawasan Nusantara 193


E. Indikator
Siswa dapat:
1 Menghayati nilai-nilai pentingnya wawasan nusantara.
2 Mengembangkan nilai-nilai pentingnya wawasan
nusantara.
3 Menjelaskan Pancasila dalam wawasan nusantara.
4 Memahami arti penting wawasan nusantara.
5 Menjelaskan perbedaan suku di Indonesia.
6 Mendapatkan gambaran mengenai faktor penghambat
dan pendukung kesatuan Republik Indonesia.
7 Memahami upaya mengatasi konflik yang menghambat
persatuan dan kesatuan bangsa.
8 Guru dapat mengembangkan indikator lebih lanjut
sesuai dengan materi pada bab IV.

E. Materi Pembelajaran
Materi pokok dalam Bab IV tentang Wawasan Nusantara
ini, memiliki alokasi waktu 8 minggu atau 8 kali pertemuan,
dengan rincian:
1. Hakikat Wawasan Nusantara. (1 pertemuan)
2. Ruang Lingkup Wawasan Nusantara. (1 pertemuan)
3. Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara. (3
pertemuan)
4. Partisipasi warga negara dalam kehidupan Idpoleksobud
hankam. (3 pertemuan)

194 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


F. Proses Pembelajaran
Sebelum melakukan proses pembelajara guru wajib
melakukan asesmenberkaitan dengan materi yang akan
disajikan dalam bab IV.

1. Pembelajaran 1 (Minggu ke-1/ 90 Menit)


Pertemuan minggu ke-1 merupakan pertemuan
yang membahas tentang Konsep Wawasan Nusantara.
Pendekatan pembelajaran menggunakan discovery
learning, metode diskusi dengan model pembelajaran
bekerja dalam kelompok. Kegiatan pembelajaran sesuai
pendekatan sistem komunikasi tunarungu, dan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.

a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
2) Guru memberi motivasi dengan menanyakan
pengalaman peserta didik apa yang dialami, dilihat
berkaitan dengan Hakikat Wawasan Nusantara.
3) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
4) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai

Bab 4 Wawasan Nusantara 195


5) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

b. Kegiatan Inti
1) Mengamati
a) Guru membagi peserta didik dalam kelompok
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi peserta didik terlibat pada aktvitas
pemecahan masalah.
c) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
gambar-gambar tentang arti pentingnya
Wawasan Nusantara.
d) Guru meminta peserta didik mendiskusikan
gambar.
e) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
dalam mengamati gambar tersebut.
f) Guru mengamati keterampilan peserta didik
ketika mengkaji dan mengomentari gambar
tersebut.
2) Menanya
a) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Hakikat Wawasan
Nusantara.
b) Guru membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

196 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


c) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti:
- Apa yang dimaksud dengan Wawasan
Nusantara
d) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,
dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan
secara mendalam tentang Hakikat Wawasan
Nusantara.
e) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok/peroranganyang menyusun
pertanyaan terbanyak dan sesuai dengan
pembelajaran.
f) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan
3) Mengumpulkan Informasi
a) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas X
Bab IV atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
b) Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.

Bab 4 Wawasan Nusantara 197


c) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:
(1) Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.
(2) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan kelompok/perorangan.
(3) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(4) Peserta didik menjawab aktivitas dalam
buku siswa
4) Mengasosiasikan
a) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya,
seperti:
Apa yang dimaksud dengan Wawasan
Nusantara?
b) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/perorangan untuk menyimpulkan
Tentang arti pentingnya Wawasan Nusantara.
c) Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan membantu merek
untuk berbagi tugas dengan temannya.

198 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


5) Mengomunikasikan
a) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Hakikat Wawasan Nusantara.
b) Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka
gunakan.
c) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok atau perorangan.
d) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada
akhir pertemuan ini.
e) Guru menjelaskan tugas kelompok/perorangan
untuk menyusun bahan tayang atau display
hasil diskusi kelompok tentang Konsep Wawasan
Nusantara dan mempresentasikannya.
f) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/perorangan untuk membagi tugas
menyusun bahan tayang dan mempersiapkan
presentasi kelompok perorangan.

c. Kegiatan Penutup
1) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
2) Guru melaksanakan post tes secara lisan

Bab 4 Wawasan Nusantara 199


3) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut :
a) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut?
b) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut?
c) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Konsep Wawasan Nusantara?
d) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan ?
e) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik ?
f) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
4) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu
5) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
6) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya

2. Pembelajaran 2 (Minggu ke-2/ 90 Menit)


Pertemuan minggu ke-2 merupakan pertemuan yang
membahas tentang Ruang Lingkup Wawasan Nusantara.

a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pertemuan ke-2 Membahas Ruang
Lingkup Wawasan Nusantara. Materi pokok ini memiliki
alokasi waktu 90 menit atau 1 kali pertemuan, peserta
didik SMALB Tunarungu mampu:

200 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


1) Mendeskripsikan ruang lingkup wawasan
nusantara.

b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan menanyakan
pengalaman peserta didik apa yang dialami,
dilihat.
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

Bab 4 Wawasan Nusantara 201


2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi peserta didik dalam kelas
berkelompok/perorangan.
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi peserta didik terlibat pada aktvitas
pemecahan masalah.
(3) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
dalam buku siswa tentang Ruang Lingkup
Wawasan Nusantara
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-hal
yang penting dan yang tidak diketahui dalam
gambar tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
dalam mengamati.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok/ perorangan untuk mengidentifikasi
pertanyaan yang berkaitan dengan Ruang
Lingkup Wawasan Nusantara.
(2) Guru membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti:

202 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


- Apa Ruang Lingkup Wawasan Nusantara
(4) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,
dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan
secara mendalam tentang Ruang Lingkup
Wawasan Nusantara.
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas X
Bab IV atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
(2) Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:
(a) Menyediakan berbagai sumber belajar
seperti buku PPKn Kelas X dan buku
referensi lain.

Bab 4 Wawasan Nusantara 203


(b) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan kelompok.
(c) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(d) Peserta didik menjawab aktivitas dalam
buku siswa
d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya,
seperti:
(a) Apa Ruang Lingkup Wawasan Nusantara?
(b) Apa manfaat mempelajari Ruang Lingkup
Wawasan Nusantara?
(2) Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan membantu merek
untuk berbagi tugas dengan temannya.
(3) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk menyimpulkan tentang
Ruang Lingkup Wawasan Nusantara.
e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah
tentang Ruang Lingkup Wawasan Nusantara.

204 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(2) Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka
gunakan.
(3) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok.
(4) Laporan disusun secara individu dan menjadi
tugas peserta didik dan dikumpulkan pada
akhir pertemuan ini.
(5) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Ruang Lingkup
Wawasan Nusantara.
(6) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan presentasi
kelompok.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal.
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut:
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut

Bab 4 Wawasan Nusantara 205


(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
tentang Ruang Lingkup Wawasan Nusantara?
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik ?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu.
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya.

3. Pembelajaran 3 (Minggu Ke-3 - 5/ 270 Menit)


Pertemuan minggu ke-3 - 5 merupakan pertemuan
yang membahas tentang Aspek Trigatra dan Pancagatra
dalam Wawasan Nusantara serta Hubungan antara
Trigatra dan Pancagatra.

a. Materi Pembelajaran
Materi pokok pertemuan ke-3 - 5 membahas Aspek
Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
serta Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra. Materi
ini memiliki alokasi waktu 3 minggu dengan 90 menit
setiap kali pertemuan.

206 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


1) Menyebutkan Aspek Trigatra dan Pancagatra
dalam Wawasan Nusantara
2) Menjelaskan hubungan antara trigatra dan
pancagatra

b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan membimbing
peserta didik menanyakan pengalaman sehari-
hari dengan menceritakan secara verbal
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

Bab 4 Wawasan Nusantara 207


2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi peserta didik dalam kelompok/
individual.
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi peserta didik terlibat pada aktvitas
pemecahan masalah.
(3) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
tentang Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam
Wawasan Nusantara.
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-
hal yang penting dan yang tidak diketahui
berkaitan dengan materi tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana
mampu menjadi kehidupan nyata tentang
materi tersebut.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Aspek Trigatra dan
Pancagatra dalam Wawasan Nusantara.
(2) Guru membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

208 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti :
(a) Sebutkan Aspek Trigatra dan Pancagatra
dalam Wawasan Nusantara.
(4) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,
dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan
secara mendalam tentang Aspek Trigatra dan
Pancagatra dalam Wawasan Nusantara.
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas X
Bab IV atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
(2) Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.

Bab 4 Wawasan Nusantara 209


(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah :
Menyediakan berbagai sumber belajar seperti
buku PPKn Kelas X dan buku referensi lain.
(4) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan
(5) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(6) Peserta didik menjawab aktivitas dalam buku
siswa
d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai
informasi yang sudah diperoleh sebelumnya,
seperti:
(2) Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan membantu merek
untuk berbagi tugas dengan temannya.
(3) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk menyimpulkan tentang Aspek
Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan
Nusantara.
e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil telaah

210 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


tentang Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam
Wawasan Nusantara.
(2) Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka
gunakan.
(3) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok. Laporan disusun secara
individu dan menjadi tugas peserta didik dan
dikumpulkan pada akhir pertemuan ini.
(4) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Aspek Trigatra dan
Pancagatra dalam Wawasan Nusantara.
(5) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk membagi tugas menyusun
bahan tayang dan mempersiapkan presentasi
kelompok.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal
b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut;
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut?

Bab 4 Wawasan Nusantara 211


(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut?
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan
Nusantara?
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporanindividu
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
f) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya

4. Pembelajaran 4 (Minggu ke-6 - 8/ 270 Menit)


Pembelajaran ini merupakan pertemuan yang
membahas tentang Peran serta warga negara dalam
kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.

a. Materi Pembelajaran
Materi pertemuan Minggu ke-6 - 8 ini membahas Peran
serta warga negara dalam kehidupan ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan,
materi memiliki alokasi waktu 270 menit atau 3 kali
pertemuan.

212 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


1) Menjelaskan Peran serta warga negara dalam
kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.

b. Proses Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran menggunakan sistem
komunikasi tunarungu, discovery learning, metode diskusi
dengan model pembelajaran bekerja dalam kelompok.
Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan saintifik
mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, dan
mengasosiasikan dan mengomunikasikan.
1) Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
dengan melakukan berdoa, mengecek kehadiran
siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan
buku tulis dan sumber belajar.
b) Guru memberi motivasi dengan membimbing
peserta didik menanyakan pengalaman sehari-
hari dengan menceritakan secara verbal
c) Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab
mengenai materi yang akan dipelajari.
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
e) Guru menjelaskan materi ajar dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.

Bab 4 Wawasan Nusantara 213


2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
(1) Guru membagi pesertadidik dalam kelompok/
individual.
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi peserta didik terlibat pada aktvitas
pemecahan masalah.
(3) Guru meminta peserta didik untuk mengamati
tentang Partisipasi warga negara dalam
kehidupan ideologi, politik, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan (idpoleksosbud hankam).
(4) Guru meminta peserta didik mencatat hal-
hal yang penting dan yang tidak diketahui
berkaitan dengan materi tersebut.
(5) Guru menanamkan sikap teliti dan cermat
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
dalam mengamati atau membaca wacana
mampu menjadi kehidupan nyata tentang
materi tersebut.
b) Menanya
(1) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk mengidentifikasi pertanyaan
yang berkaitan dengan Partisipasi warga
negara dalam kehidupan ideologi, politik,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan
(idpoleksosbud hankam).
(2) Guru membantu peserta didik mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang

214 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


berhubungan dengan masalah tersebut.
(3) Guru dapat membimbing peserta didik
menyusun pertanyaan seperti :
- Sebutkan Aspek Trigatra dan Pancagatra
dalam Wawasan Nusantara.
(4) Guru meminta peserta didik secara kelompok
mencatat pertanyaan yang ingin diketahui,
dan mendorong peserta didik untuk terus
menggali rasa ingin tahu dengan pertanyaan
secara mendalam tentang Partisipasi warga
negara dalam kehidupan ideologi, politik,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan
(idpoleksosbud hankam).
(5) Guru memberi motivasi dan penghargaan
bagi kelompok yang menyusun pertanyaan
terbanyak dan sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
(6) Guru mengamati keterampilan peserta didik
secara perorangan dan kelompok dalam
menyusun pertanyaan.
c) Mengumpulkan Informasi
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mencari informasi dan mendiskusikan jawaban
atas pertanyaan yang sudah disusun dengan
membaca uraian materi di buku PPKn Kelas X
Bab IV atau mencari melalui sumber belajar
lain seperti buku referensi lain.
(2) Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,

Bab 4 Wawasan Nusantara 215


melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
(3) Peran guru dalam langkah tahap ini adalah :
Menyediakan berbagai sumber belajar seperti
buku PPKn Kelas X dan buku referensi lain.
(4) Guru menjadi sumber belajar bagi peserta
didik dengan memberikan konfirmasi atas
jawaban peserta didik, atau menjelaskan
jawaban pertanyaan
(5) Guru dapat juga menunjukkan buku atau
sumber belajar lain yang dapat dijadikan
referensi untuk menjawab pertanyaan.
(6) Peserta didik menjawab aktivitas dalam buku siswa
d) Mengasosiasikan
(1) Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai informasi
yang sudah diperoleh sebelumnya, seperti:
(2) Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk menyimpulkan tentang
Partisipasi warga negara dalam kehidupan
ideologi, politik, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan (idpoleksosbud hankam).
(3) Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan karya yang
sesuai seperti laporan, dan membantu merek
untuk berbagi tugas dengan temannya.

216 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


e) Mengomunikasikan
(1) Guru menjelaskan dan membimbing tugas
individu untuk menyusun laporan hasil
telaah tentang Partisipasi warga negara dalam
kehidupan ideologi, politik, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan (idpoleksosbud
hankam).
(2) Guru membantu peserta didik untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses yang mereka
gunakan.
(3) Laporan disusun secara tertulis memuat
tentang pertanyaan dan jawaban atas
pertanyaan kelompok. Laporan disusun secara
individu dan menjadi tugas peserta didik dan
dikumpulkan pada akhir pertemuan ini.
(4) Guru menjelaskan tugas kelompok untuk
menyusun bahan tayang atau display hasil
diskusi kelompok tentang Partisipasi warga
negara dalam kehidupan ideologi, politik,
sosial budaya, dan pertahanan keamanan
(idpoleksosbud hankam).
(5) Guru membimbing peserta didik secara kelompok
untuk membagi tugas menyusun bahan tayang
dan mempersiapkan presentasi kelompok.
3) Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran melalui tanya jawab secara
klasikal

Bab 4 Wawasan Nusantara 217


b) Guru melaksanakan post tes secara lisan
c) Guru melakukan refleksi, dengan meminta peserta
didik menjawab pertanyaan berikut ;
(1) Apa yang dialami/pengalaman belajar setelah
mempelajari materi tersebut?
(2) Mana yang baik dan mana yang kurang baik
dari proses pembelajaran tersebut?
(3) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari
Peran serta warga negara dalam mendukung
implementasi wawasan nusantara?
(4) Apa sikap yang kalian peroleh dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan?
(5) Apa rencana tindak lanjut yang akan kalian
lakukan agar lebih baik?
(6) Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
d) Guru memberikan umpan balik atas proses
pembelajaran dan hasil laporan individu
e) Guru memberikan tugas peserta didik untuk
mengerjakan Tugas.
g) Guru menjelaskan rencana kegiatan pertemuan
berikutnya

G. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Teknik penilaian kompetensi sikap dapat menggunakan
observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, atau
jurnal. Hasil penilaian akan lebih baik apabila menggunakan

218 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


teknik penilaian yang bervariasi. Sehingga hasil penilaian
lebih obyektif, karena setiap teknik memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penilaian ini berlangsung secara terus menerus
selama proses pembelajaran.

a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai berdiskusi.
2) Lembar ini menilai keefektivas peserta didik selama
diskusi dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika rata-
rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup, jika rata-
rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C (kurang, jika
rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 10.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai akhir.

b. Contoh Lembar Format Observasi


Tabel 4.1
Contoh Lembar Format Observasi
Aspek Penilaian Kode
No. Nama Penilaian
Sikap Pendapat Bahasa Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Keterangan
1. Sikap: kesopanan, kerjasama, semangat, toleransi
meluruskan penyimpangan, dan
menunjukkan sikap terpuji.

Bab 4 Wawasan Nusantara 219


2. Pendapat: rasional, teliti, jelas, relevan,
sistematis, keaktifan, berpendapat.
3. Bahasa : jelas, teliti, tepat, menarik, dan wajar.

Dalam penilaian sikap spiritual atau sosial


lainnya,dapat juga menggunakan format seperti yang
ada di buku siswa, seperti berikut.
Tabel 4.2
Instrumen Pengamatan Sikap Siswa
Nama Kejadian/ Butir Pos/ Tindak
No. Waktu
Siswa Perilaku Sikap Neg Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
1. Perilaku yang dituliskan adalah sikap siswa yang sangat
menonjol positifnya atau negatifnya.
2. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan
penilaian sikap spiritual dan sosial.
3. Catatan sikap siswa hasil pengamatan dituliskan dalam
jurnal guru.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Teknik penilaian kompetensi pengetahuan menggunakan
tes tertulis dengan bentuk uraian dan penugasan. Instumen
tes uraian menggunakan uji kompetensi. Sedangkan
penugasan yaitu peserta didik mengerjakan tugas

220 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai
mengerjakan tugas individual.
2) Lembar ini mencatat hasil pembelajaran peserta
didik dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika
rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C
(kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 5.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata
nilai akhir.

b. Contoh Lembar Format Penilaian Individual


Tabel 4.3
Contoh Lembar Format Penilaian Individual
Nama Kegiatan : …………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………………
Nama dan NIS : …………………………………

Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan
a. Pemahaman materi
b. Kejelasan
c. Sistematis
d. Ketepatan
e. Kreatif dan inovatif
2. Sikap
a.Rasa hormat
b.Jujur
c. Peduli
d.Berani

Bab 4 Wawasan Nusantara 221


Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
e.Percaya diri
f.Berkomunikasi baik
g.Peduli social
h.Ingin tahu
3. Perilaku
a.Kerjasama
b. Melakukan tindakan
komunikasi yang tepat
Jumlah
Kode Nilai
Keterangan
1) Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman materi
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.
b) Kejelasan
5: Sangat jelas.
4: Jelas.
3: Cukup jelas.
2: Kurang jelas.
1: Tidak jelas.
c) Sistematis
5: Sangat sistematis.
4: Sistematis.

222 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3: Cukup sistematis.
2: Kurang sistematis.
1: Tidak sistematis.
d) Ketepatan
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.
e) Kreatif dan inovatif
5: Hampir sempurna.
4: Menunjukkan kreativitas dan inovasi.
3: Menunjukkan salah satu bentuk kreativitas dan
inovasi.
2: Hanya memenuhi tugas atau aturan.
1: Tidak sesuai harapan.
2) Penilaian Sikap
a) Rasa hormat
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak hormat.
2: Sering menunjukkan sikap tidak hormat.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak hormat.
b) Jujur
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak jujur.
2: Sering menunjukkan sikap tidak jujur.

Bab 4 Wawasan Nusantara 223


1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur.
c) Peduli
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli.
d) Berani
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak berani.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak berani.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak berani.
2: Sering menunjukkan sikap tidak berani.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak berani.
e) Percaya diri
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
percaya diri.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak percaya diri.
2: Sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.
f) Berkomunikasi baik
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
2: Sering menunjukkan sikap tidak komunikatif.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak
komunikatif.

224 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


g) Peduli sosial
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli
sosial.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
h) Ingin tahu
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
2: Sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3) Penilaian Perilaku
a) Kerjasama
5: Selalu bekerja sama.
4: Sering bekerja sama.
3: Beberapa kali bekerja sama.
2: Pernah bekerja sama.
1: Tidak pernah bekerja sama.
b) Melakukan tindakan komunikasi yang tepat
5: Selalu melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
dengan teman/guru.
4: Sering melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman/guru.
3: Beberapa kali melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman/guru.

Bab 4 Wawasan Nusantara 225


2: Pernah melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman/guru.
1: Tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman/guru.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan


Penilaian kompetensi keterampilan menggunakan teknik
portofolio untuk menilai hasil telaah tentang Kewenangan
lembaga-lembaga Negara. Instrumen portofolio mencakup
aspek penyajian dan laporan hasil telaah.

a. Petunjuk
1) Lembar ini diisi selama proses kegiatan
berlangsung.
2) Lembar ini menilai perilaku peserta didik secara
perorang dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika
rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C
(kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3) Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka
1 – 10.
4) Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai
akhir.

226 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


b. Contoh Lembar Format Penilaian Proses
Tabel 4.4
Contoh Lembar Format Penilaian Proses

Nama Kegiatan :…………………………


Tanggal Pelaksanaan :………………...………
Pembahasan :…………………………
Aspek Penilaian Penilaian Kode
No. Nama Partisipasi Sikap Kerja Nilai
sama
1.
2.
3.
4.
5.
Dst
Keterangan
1) Partisipasi: persiapan, keaktifan kerja dan
tanggung jawab melaksanakan tugas.
2) Sikap: menghargai pendapat orang lain,
toleransi, dan antusiasme dalam
mengerjakan tugas bersama anggota
tim lainnya.
3) Kerjasama: koordinasi dengan teman, kesediaan
untuk menolong orang lain dan tidak
hanya terpaku pada tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.

Bab 4 Wawasan Nusantara 227


H. Pengembangan Kompetensi
Uji kompetensi pada Bab IV tentang Wawasan Nusantara.

I. Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan merupakan kegiatan
pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
telah menguasai materi pada Bab IV tentang Wawasan
Nusantara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
kegiatan pengayaan:
1. Memberikan bahan bacaan baru yang berkaitan dengan
materi pada Bab IV.
2. Peserta didik juga dapat diminta mengamati kejadian-
kejadian di lingkungan sekitar.
3. Pembelajaran pengayaan juga dapat dilaksanakan
dengan memaknai hasil portofolio peserta didik.
4. Guru dapat mengembangkan bentuk pengayaan
berkaitan dengan materi Bab IV.

J. Remedial
Kegiatan remedial dilakukan dan diberikan kepada
peserta didik yang belum menguasai materi pada bab ini
dan belum mencapai kompetensi seperti yang disebutkan di
atas. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami
oleh peserta didik.
2. Peserta didik secara terencana mempelajari buku siswa
Arti pentingnya Wawasan Nusantara.

228 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


3. Guru menyiapkan latihan-latihan yang berhubungan
dengan materi di atas tertentu.
4. Peserta didik diberi motivasi untuk belajar dengan baik,
sehingga bisa memahami materi tersebut.
5. Peserta didik melakukan penilaian kembali melalui uji
kompetensi.

K. Interaksi Guru dan Orang Tua


Kegiatan interaksi guru dan orang tua peserta didik
dimaksudkan agar guru selalu mengingatkan siswa agar
selalui memperlihatkan hasil pekerjaan atau tugas yang telah
dinilai. Orang tua sebaiknya dapat memberikan komentar
dari hasil pekerjaan peserta didik, sebagai bentuk tindak
lanjut. Bentuk apresiasi orang tua akan menumbuhkan
semangat bagi peserta didik. Hasil penilaian yang telah
diparaf orang tua, kemudian disimpan dan menjadi bagian
dari portofolio peserta didik.

Bab 4 Wawasan Nusantara 229


230 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X
PPK n
Lampiran-Lampiran
Lampiran-Lampiran
Bagian 3:
Lampiran
Lampiran 1. Contoh Lembar Format Observasi.
Lampiran 2. Contoh Format Penilaian Individu.
Lampiran 3. Contoh Format Penilaian Proses
Lampiran 4. Contoh Lembar Penilaian Dokumen Laporan
Lampiran 5. Contoh Lembar Pengamatan Presentasi
Lampiran 6. Contoh Format Penilaian Akhir

232 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Lampiran 1
Contoh Lembar Format Observasi/Pengamatan
Sikap
Petunjuk
1. Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai berdiskusi.
2. Lembar ini menilai keefektivas peserta didik selama
diskusi dalam tiga kode nilai, yaitu
A (Baik, jika rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas);
B (Cukup, jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan
C (kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3. Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 10.
4. Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai akhir.
Contoh Lembar Format Observasi
Aspek Penilaian Penilaian Kode
No. Nama Partisipasi Sikap Kerja Nilai
sama
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Keterangan
Sikap: kesopanan, kerjasama, semangat, toleransi
meluruskan penyimpangan, dan
menunjukkan sikap terpuji.

Bab 4 Wawasan Nusantara 233


Pendapat: rasional, teliti, jelas, relevan, sistematis, dan
keaktifan berpendapat.
Bahasa: jelas, teliti, tepat, menarik, dan wajar.

Dalam penilaian sikap spiritual atau sosial lainnya, dapat juga


menggunakan format seperti yang ada di buku siswa, seperti
berikut.
Instrumen Pengamatan Sikap Siswa
Nama Kejadian/ Butir Pos/ Tindak
No. Waktu
Siswa Perilaku Sikap Neg Lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan:
1. Perilaku yang dituliskan adalah sikap siswa yang sangat
menonjol positifnya atau negatifnya.
2. Catatan sikap dibuat dan dilaporkan sebagai bahan
penilaian sikap spiritual dan sosial.
3. Catatan sikap siswa hasil pengamatan dituliskan dalam
jurnal guru.

234 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Lampiran 2
Contoh Format Penilaian Individu
Petunjuk
1. Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai mengerjakan
tugas individual.
2. Lembar ini mencatat hasil pembelajaran peserta didik dalam
tiga kode nilai, yaitu
A (Baik, jika rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup,
jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9); dan C (kurang,
jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3. Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 5.
4. Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai akhir.

Contoh Lembar Format Penilaian Individual


Nama Kegiatan : …………………………………
Tanggal Pelaksanaan : …………………………………
Nama dan NIS : …………………………………

Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
1. Pengetahuan
a. Pemahaman materi
b. Kejelasan
c. Sistematis
d. Ketepatan
e. Kreatif dan inovatif
2. Sikap
a. Rasa hormat
b. Jujur
c. Peduli
d. Berani

Bab 4 Wawasan Nusantara 235


Nilai Skor
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5
e. Percaya diri
f. Berkomunikasi baik
g. Peduli social
h. Ingin tahu
3. Perilaku
a. Kerjasama
b. Melakukan tindakan
komunikasi yang tepat
Jumlah
Kode Nilai
Keterangan
1) Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman materi
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.
b) Kejelasan
5: Sangat jelas.
4: Jelas.
3: Cukup jelas.
2: Kurang jelas.
1: Tidak jelas.
c) Sistematis
5: Sangat sistematis.

236 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


4: Sistematis.
3: Cukup sistematis.
2: Kurang sistematis.
1: Tidak sistematis.
d) Ketepatan
5: Hampir sempurna.
4: Ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna.
3: Ada kesalahan dan mengganggu makna.
2: Banyak kesalahan dan mengganggu makna.
1: Terlalu banyak kesalahan sehingga sulit
dipahami.
e) Kreatif dan inovatif
5: Hampir sempurna.
4: Menunjukkan kreativitas dan inovasi.
3: Menunjukkan salah satu bentuk kreativitas dan
inovasi.
2: Hanya memenuhi tugas atau aturan.
1: Tidak sesuai harapan.
2) Penilaian Sikap
a) Rasa hormat
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak hormat.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak hormat.
2: Sering menunjukkan sikap tidak hormat.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak hormat.
b) Jujur
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak jujur.

Bab 4 Wawasan Nusantara 237


4: Pernah menunjukkan sikap tidak jujur.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak jujur.
2: Sering menunjukkan sikap tidak jujur.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur.
c) Peduli
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli.
d) Berani
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak berani.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak berani.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak berani.
2: Sering menunjukkan sikap tidak berani.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak berani.
e) Percaya diri
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
percaya diri.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak percaya diri.
2: Sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak percaya diri.
f) Berkomunikasi baik
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak
komunikatif.

238 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


4: Pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
2: Sering menunjukkan sikap tidak komunikatif.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak
komunikatif.
g) Peduli sosial
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli
sosial.
2: Sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial.
h) Ingin tahu
5: Tidak pernah menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
4: Pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3: Beberapa kali menunjukkan sikap tidak ingin
tahu.
2: Sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
1: Sangat sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu.
3) Penilaian Perilaku
a) Kerjasama
5: Selalu bekerja sama.
4: Sering bekerja sama.
3: Beberapa kali bekerja sama.

Bab 4 Wawasan Nusantara 239


2: Pernah bekerja sama.
1: Tidak pernah bekerja sama.
b) Melakukan tindakan komunikasi yang tepat
5: Selalu melakukan kegiatan komunikasi yang tepat
dengan teman/guru.
4: Sering melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman/guru.
3: Beberapa kali melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman/guru.
2: Pernah melakukan kegiatan komunikasi yang
tepat dengan teman/guru.
1: Tidak pernah melakukan kegiatan komunikasi
yang tepat dengan teman/guru.

240 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Lampiran 3
Contoh Format Penilaian Proses
Petunjuk
1. Lembar ini diisi selama proses kegiatan berlangsung.
2. Lembar ini menilai perilaku peserta didik secara perorang
dalam tiga kode nilai, yaitu
A (Baik, jika rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas);
B (Cukup, jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9);
dan
C (kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3. Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 10.
4. Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai akhir.

Contoh Lembar Format Penilaian Proses


Nama Kegiatan :…………………………
Tanggal Pelaksanaan :………………...………
Pembahasan :…………………………
Aspek Penilaian Penilaian Kode
No. Nama Partisipasi Sikap Kerja Nilai
sama
1.
2.
3.
4.
5.
Dst

Bab 4 Wawasan Nusantara 241


Keterangan
1) Partisipasi: persiapan, keaktifan kerja dan
tanggung jawab melaksanakan tugas.
2) Sikap: menghargai pendapat orang lain,
toleransi, dan antusiasme dalam
mengerjakan tugas bersama anggota
tim lainnya.
3) Kerjasama: koordinasi dengan teman, kesediaan
untuk menolong orang lain dan tidak
hanya terpaku pada tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.

242 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Lampiran 4
Contoh Lembar Penilaian Dokumen Laporan
A. Petunjuk
1. Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai dokumen laporan
hasil kegiatan pembelajaran praktik peserta didik.
2. Lembar ini menilai dokumen laporan dari peserta didik
dalam tiga kode nilai, yaitu A (Baik, jika rata-rata skor
angka 8,0 – 10 ke atas); B (Cukup, jika rata-rata skor
angka antara 6,0 – 7,9); dan C (kurang, jika rata-rata
skor angka di bawah 6,0).
3. Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 2 – 5.
4. Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai akhir.

Contoh Lembar Format Penilaian Dokumen Laporan


Nama :………………………………
Tanggal Pelaksanaan :………………………………
Pembahasan :...……………………………
No. Aspek Penilaian Penilaian Catatan
1. Menjelaskan Masalah
a. Kelengkapan
b. Kejelasan
c. Informasi
d. Pendukung
e. Grafis/ Ilustrasi / Tabel
f. Dokumentasi
2. Kebijakan Alternatif
a. Kelengkapan.
b. Kejelasan.

Bab 4 Wawasan Nusantara 243


No. Aspek Penilaian Penilaian Catatan
c. Informasi.
d. Pendukung.
e. Grafis/ Ilustrasi / Tabel
f. Dokumentasi
3. Usulan Kebijakan Alternatif
a. Kelengkapan.
b. Kejelasan.
c. Informasi.
d. Pendukung.
e. Grafis/ Ilustrasi / Tabel
f. Dokumentasi
4. Sistematis
a. Berkaitan satu dengan lain.
b. Menghindari pengulangan
informasi.
5. Refleksi
a. Pengalaman belajar.
b. Proses belajar.
Jumlah
Nilai
Kode
Keterangan
1. Nilai 2 = kurang.
2. Nilai 3 = cukup.
3. Nilai 4 = baik.
4. Nilai 5 = baik sekali.

244 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Lampiran 5
Contoh Lembar Pengamatan Presentasi
A. Petunjuk
1. Lembar ini diisi guru untuk menilai perilaku peserta
didik selama mempresentasikan hasil belajarnya.
2. Lembar ini menilai perilaku peserta didik dalam tiga kode
nilai, yaitu A (Baik, jika rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke
atas); B (Cukup, jika rata-rata skor angka antara 6,0 –
7,9); dan C (kurang, jika skor angka di bawah 6,0).
3. Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 2 – 5.
4. Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai akhir.

Contoh Lembar Format Pengamatan Presentasi


Nama : ………………………………
Tanggal Pelaksanaan : ………………………………
Pembahasan : ………………………………
No. Aspek Penilaian Nilai Catatan
1. Signifikansi (kebermaknaan
informasi).
2. Pemahaman terhadap materi.
3. Kemampuan melakukan
argumentasi (alasan, usulan, dan
mempertahankan pendapat).
4. Responsif (memberikan respon
yang sesuai dengan permasalahan/
pertanyaan).

Bab 4 Wawasan Nusantara 245


5. Kerja sama kelompok (berpartisipasi
dan memiliki tanggung jawab
bersama).
Jumlah
Nilai
Kode
Keterangan
• Nilai 2 = kurang.
• Nilai 3 = cukup.
• Nilai 4 = baik.
• Nilai 5 = baik sekali.

246 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Lampiran 6
Contoh Format Penilaian Akhir
A. Petunjuk
1. Lembar ini diisi setelah peserta didik selesai semua
pembelajaran.
2. Lembar ini menilai peserta didik dalam tiga kode nilai,
yaitu A (Baik, jika rata-rata skor angka 8,0 – 10 ke atas);
B (Cukup, jika rata-rata skor angka antara 6,0 – 7,9);
dan C (kurang, jika rata-rata skor angka di bawah 6,0).
3. Pada aspek penilaian, skor bergerak dari angka 1 – 10.
4. Pada kolom penilaian dapat ditulis rata-rata nilai akhir.

Contoh Lembar Format Penilaian Akhir

Nama : …………………………………
Materi Bab …. : …………………………………

No. Aspek Penilaian Skor Nilai Kode Nilai


1. Penanaman nilai.
2. Tugas individu.
3. Tugas kelompok.
4. Uji kompetensi.
5. Penilaian afektif.
6. Penilaian praktik.
Jumlah
Nilai
Kode

Bab 4 Wawasan Nusantara 247


A. Catatan Perilaku Peserta Didik Dalam Menyelesaikan Tugas
.................................................................................................
.................................................................................................
B. Catatan Kegiatan Peserta Didik
.................................................................................................
.................................................................................................
C. Catatan Guru (Ada tandatangan guru).
.................................................................................................
.................................................................................................
D. Catatan Orang Tua (Ada tandatangan orang tua).
.................................................................................................
.................................................................................................

248 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


P P Kn
Glosarium
Glosarium

bhinneka tunggal ika, berbeda-beda tetap satu itu yakni


Indonesia merupakan semboyan bangsa Indonesia

contextual teaching and learning (CTL) suatu proses


pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi peserta
didik untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan
konteks kehidupan mereka sehari-hari

direct teaching, pembelajaran langsung

egosentris, menjadikan diri sendiri sebagai titik pusat


pemikiran, Seseorang dikatakan egosentris, bila lebih peduli
terhadap dirinya sendiri daripada orang lain.

empati, ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain

etos kerja, etos artinya sikap, kepribadian, watak, karakter,


serta keyakinan atas sesuatu. Kerja adalah semua bentuk
usaha yang dilakukan manusia. Semangat kerja yang
menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok.

makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat


hubungan antara unsur-unsur gramatikal dalam satuan
gramatikal yang lebih besar. Misalnya, hubungan morfem
dan morfem dalam kata, kata dan kata lain dalam frasa atau
klausa, frasa dan frasa dalam klausa atau kalimat.

250 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


makna struktural adalah makna yang muncul sebagai akibat
hubungan antara unsur bahasa yang satu dengan unsur
bahasa yang lain dalam satuan yang lebih besar, baik yang
berkaitan dengan unsur fatis maupun unsur musis. Unsur
fatis adalah unsur-unsur segmental yang berupa morfem,
kata, frasa, klausa, dan kalimat, sedangkan unsur musis
adalah unsur-unsur bahasa yang berkaitan dengan supra-
segmental seperti irama, jeda,tekanan, dan nada. Makna
struktural yang berkaitan dengan unsur fatis disebut makna
gramatikal, sedangkan yang berkaitan dengan unsur musis
disebut makna tematis. Konstruktif, bersifat membina,
membangun, atau memperbaiki

high-order-thinking skills (HOTS), Keterampilan berpikir


tingkat tinggi Pada ranah kognitifnya, HOTS berada pada
level menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

hubungan struktural, hubungan yang didasarkan pada


tingkat dan jenjang dalam pemerintahan. Pemerintah pusat
merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat
nasional. pemerintah daerah merupakan penyelenggara
urusan pemerintahan di daerah masing masing bersama
DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam
sistem dan prinsip NKRI.

hubungan fungsional, hubungan yang didasarkan pada fungsi


masing-masing pemerintahan yang saling mempengaruhi
dan saling bergantung antara satu dengan yang lain.
Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan
fungsinya masing-masing.

Glosarium 251
impulsive, suatu tindakan yang didasarkan dengan adanya
dorongan untuk mengekspresikan keinginan. Gejala impulsif
ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada
semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu
yang tidak terkendali. Contoh nyata dari gejala impulsif
adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk
menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan
menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum
pertanyaan selesai diajukan.

indikator, sesuatu yang dapat memberikan (menjadi) pe-


tunjuk atau keterangan: seseorang yang akan melakukan
suatu pekerjaan sebaiknya menggunakan -- yang sudah
ada. Petunjuk, penanda ketercapain kompetensi. (dalam
pembelajaran)

indirect instruction, pembelajaran tidak langsung, strategi


pembelajaran ini memperlihatkan bentuk keterlibatan
tinggi siswa dalam melakukan observasi, penyelidikan,
penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan
hipotesis. Peran guru beralih dari penceramah menjadi
fasilitator, pendukung, dan sumber personal (resource
person). Guru merancang lingkungan belajar, memberikan
kesempatan siswa untuk terlibat.

integral, 1) mengenai keseluruhannya; meliputi seluruh bagian


yg perlu untuk menjadikan lengkap; utuh; bulat; sempurna:
masalah itu akan diselesaikan secara -- , tidak secara
sebagian-sebagian; 2)tidak terpisahkan; terpadu

252 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


integrasi nasional, proses penyatuan perbedaan dalam suatu
negara sehingga terjadi keselarasan secara nasional dalam
suatu negara.

internalisasi, 1) penghayatan: proses internalisasi falsafah


negara secara mendalam berlangsung lewat penyuluhan,
penatar-an, dan sebagainya; 2) Istilah politik penghayatan
terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga
merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran
doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan
perilaku

intervensi, campur tangan dl perselisihan antara dua pihak


(orang, golongan, negara, dsb);

karakter, tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi


pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain;
watak; berkarakter artinya mempunyai tabiat; mempunyai
kepribadian; berwatak

komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan


oral (lisan, bicara) tulisan dan membaca ujaran.

komunikasi non-verbal yaitu komunikasi tanpa lisan dengan


menggunakan keseluruhan ekpresi tubuh seperti sikap
tubuh, eskpresi wajah (mimik), gesti/gerak (gestures) dan
isyarat yang dilakukan secara wajar dan alami.

komunikasi campuran adalah paduan antara penggunaan


komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Komunikasi
dengan metode ini sering juga dinamakan sebagai metode
oral tambah (oral +) karena pada umumnya sasarannya

Glosarium 253
adalah agar anak tetap menguasai keterampilan berbicara
dengan memberi penunjang visual yang lebih nyata daripada
membaca ujaran, karena dalam metode kombinasi, unsur
bicara digunakan bersamaan atau berbarengan dengan
unsur isyarat, maka dikenal juga dengan nama metode
simultan/serempak.

kompetensi inti, merupakan terjemahan atau operasionalisasi


SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang
telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif,
kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik
untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi
Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti
1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi
inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4). Keempat
kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan
harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif.

kompetensi dasar, kompetensi setiap mata pelajaran untuk


setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik.

254 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


lembaga negara, lembaga-lembaga negara yang dibentuk
berdasarkan UUD, UU, atau oleh peraturan yang lebih
rendah. Lembaga yang dibentuk berdasarkan UUD seperti
Presiden, Wakil Presiden, MPR, DPR, DPD, BPK, MA,
MK, dan KY; Lembaga yang dibentuk berdasarkan UU
seperti Kejaksaan Agung, Bank Indonesia, KPU, KPK, dan
sebagainya.

mensintesiskan, paduan (campuran) berbagai pengertian atau


hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras

mendemonstrasikan, mempertunjukkan; mempertontonkan;


memperagakan

metode okasional dikenal juga dengan aliran natural, dimana


pengajaran bahasa dilaksanakan dengan mengikuti cara
sebagaimana anak dengar mulai belajar bahasa.

metode maternal reflektif dikenal juga dengan sebutan metode


Van Uden. natural jauh lebih baik daripada pendekatan
struktural, namun menilai bahwa metode tersebut masih
dapat disempurnakan berdasarkan temuan psikolinguistik.
Percakapan merupakan kunci perkembangan bahasa anak
tunarungu.

sistem isyarat bahasa Indonesia (SIBI),

metode komunikasi total bertujuan agar anak yang mengalami


gangguan pendengaran dalam melakukan komunikasi tidak
hanya isyarat saja, tetapi dapat memanfaatkan segala hal
yang dapat dijadikan media dalam berkomunikasi sehingga
terjadi komunikasi yang efektif antar sesama anak yang

Glosarium 255
mengalami gangguan pendengaran atau dengan masyarakat
yang lebih luas.

paikem, adalah singkatan dari prinsip pembelajaran:


Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.

pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif merupakan


model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama di antara
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
kooperatif memiliki ciri-ciri: 1) untuk memuntaskan materi
belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja
sama; 2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah; 3) jika dalam kelas
terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan
jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat
keheterogenan tersebut; 4) penghargaan lebih diutamakan
pada kerja kelompok daripada perorangan.

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan adalah pendidikan
demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui
aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru
bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan berkontiribusi penting
menunjang tujuan bernegara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

pendelegasian, pemimpin memberi tugas, wewenang, hak,


tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban

256 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


kepada bawahan, agar seluruh fungsionaris organisasi
sesuai dengan kewajibannya

praksis, praktik (bidang kehidupan dan kegiatan praktis


manusia) Praksis bernegara dan bermasyarakat adalah
praktik dalam bidang kehidupan dan kegiatan praktis
manusia dalam bernegara dan bermasyarakat.

silabus, merupakan seperangkat rencana serta pengaturan


pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun
secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Dalam kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi
oleh guru, tetapi sudah disiapkan oleh tim pengembang
kurikulum, baik di tingkat pusat maupun wilayah, dengan
demikian guru tinggal mengembangkan RPP berdasarkan
buku pedoman guru, buku siswa dan buku sumber yang
relevan untuk mencapai kompetensi dasar.

wawasan nusantara, cara pandang bangsa Indonesia tentang


diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Glosarium 257
258 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X
P P Kn
Daftar Pustaka
Daft
ar Pustaka

Abdulkarim, Aim, Advanced Learning Pancasila and Civic


Education 1 for Grade X Senior High School General
Programme, Bandung: Facil, 2014

Bunawan, L. (1983). Psikologi Anak Tunarungu. Jakarta :


Yayasan Santi Rama.

Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Gunawan. D (2010). Komunikasi Anak Tunarungu: Program


khusus sistem isyarat Bahasa Indonesia. Dinas Pendidikan
Profinsi Jawa Barat.

Gunawan. D (2012). Pengembangan Karir bagi Siswa Tunarungu,


PASCA UPI Bandung

Hallahan, Daniel P & Kouffman, James, M. (1991). Exceptional


Children Introduction to Special Education. New Jersey:
Prentice-Hall Inc.

Hartono, Sunaryati. (2006). Bhinneka Tunggal Ika: Sebagai Asas


Hukum bagi Pembangunan Hukum Nasional. Bandung: Citra
Aditya Bakti.

Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila Edisi Reformasi.


Yogyakarta: Paradigma.

260 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


Kardiman.Yuyus, dkk, 2014. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta:
Erlangga,

Komisi Pemilihan Umum (KPU). 2008. Undang-undang Nomor


42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil
Presiden

Moores, Donald, F. (1982). Educating The Deaf, Psychology,


Principle, and Practices. (Seconded). Boston : Houghton
Mifflin Company.

Mahmud, M. (2003). Definisi dan Klasifikasi Tunarungu. PLB


UPI.

Nuryadi, S.Pd. & Tolib, S.Pd. M.M, 2014. Pendidikan Pancasila


dan Kewarganegaraan Kelas X SMA/ Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.--Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode 2009


– 2014. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.

Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah Bermutu: Model-model


Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Edisi
Ke-dua. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, Ade. (2011). Model Pembelajaran Kooperatif. (Online).

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning (Teori, Reset, dan


Praktik). Bandung: Nusa Media.

Daftar Pustaka 261


Sastroatmodjo. Sujono, 1995. Perilaku Politik, IKIP Semarang.

Sumardiman Adi, dkk., 1982. Wawasan Nusantara, Jakarta:


Surya Indah-Yayasan Harapan Nusantara.

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. (2011). Belajar Dengan


Pendekatan Pailkem: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan,
Kreatif, Efektif, dan Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

262 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


P P Kn
Biodata
PENULIS

Sri Widodo, lahir di Klaten pada tanggal 02


Oktober 1966 adalah seorang lulusan Sekolah
Guru Pendidikan Luar Biasa Surakarta tahun
1987 dan tamat Sarjana Pendidikan Luar
Biasa tahun 1990 dari Universitas Islam
Nusantara (UNINUS) Bandung, Begitu juga
Magister Manajemen Pendidikan, ia selesaikan
di universitas yang sama tahun 2008. Sejak kuliah di Bandung
(1988) ia sambil mengajar anak-anak tunagrahita di SLB-C
Cipaganti dan diangkat sebagai pegawai negeri tahun1990.
Mendedikasikan diri sebagai guru SLB ia jalani selama 15
tahun (1988-2003). Pengalaman menjajar anak tunarungu ia
jalani tujuh tahun (1996-2003) dan dua tahun sebagai guru
pembimbing khusus dalam implementasi pendidikan inklusif.
Sebagai kepala SLB di Sumedang (2003-2005). Sejak Juli 2005
hingga sekarang sebagai widyaiswara pendidikan luar biasa di
Balai Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus (BPPTK PK dan PLK)
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Selain melatih guru
SLB Jawa Barat, ia juga sering dipercaya sebagai narasumber
pembinaan karier guru pendidikan khusus di tingkat nasional
dan beberapa kegiatan lain berkaitan pendidikan khusus
dan pembinaan guru yang dilaksanakan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Seperti dalam dua tahun terakhir
ini ia menjadi narasumber tingkat nasional pada kegiatan
pembinaan karier guru SLB berlatar belakang pendidikan non
PLB (2015), Pendidikan Inklusif (2015), Identifikasi dan Asesmen
Learning Disabilty (2015, 2016), Modifikasi Perilaku bagi Anak
Autis (2015), Penguatan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
Pendidikan Dasar (2015), Penguatan Tenaga Perpustakaan
Sekolah Luar Biasa (2015, 2016), Pengembangan Komunikasi,
Persepsi Bunyi dan Irama Anak Tunarungu (2016).

264 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


PENELAAH

Nama Lengkap: Dr. At. Sugeng Priyanto,


M.Si., telepon kantor 0248508014, HP
08122925181, e-mail: gusti_pangeran63@
yahoo.com. Alamat kantor: Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
Jurusan Politik dan Kewarganegaraan,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang (UNNES). Bidang keahlian: Ilmu-ilmu Sosial
dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Riwayat pendidikan tinggi, S-1 Program Studi Pendidikan
Moral Pancasila dan Kewargaan Negara, IKIP Semarang, tahun
1988, S-2 Program Studi Sosiologi Agama, UKSW Salatiga,
tahun 1999, dan S-3 Program Studi Agama dan Lintas Budaya,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun 2015 dengan judul
disertasi Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin
Kampung Tambakrejo, Kota Semarang.
Riwayat pekerjaan sebagai dosen IKIP Semarang yang
sekarang berubah menjadi Universitas Negeri Semarang
(UNNES) pada Fakultas Ilmu Sosial sejak tahun 1989. Mata
kuliah yang diampunya antara lain Teori-teori Sosial Budaya,
Sosiologi Politik, dan Kurikulum dan Buku Teks. Kegiatan
lain dalam sepuluh tahun terakhir antara lain Anggota Tim
Pengembang Kurikulum SMP pada Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Pertama, Narasumber Nasional Kurikulum
2013, Penilai Buku Teks dan Non-teks Pelajaran Pendidikan
Dasar dan Menengah, Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang
semuanya pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
serta Pendidikan dan Pelatihan Guru, baik pada tingkat sekolah,
kabupataen/kota, provinsi, maupun nasional.

Biodata 265
Judul buku yang ditulis, antara lain Pendidikan
Kewarganegaraan SMP Kelas VII, VIII, IX, Penulisan Bersama,
Buku Sekolah Elektronik (BSE) Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, tahun 2008, Pendidikan Kewarganegaraan,
Penulisan Bersama, Modul Pendidikan & Latihan Profesi Guru
PSG Rayon 1 24 Universitas Negeri Makassar, Pendidikan
Kewarganegaraan, Penulisan Bersama, tahun 2011, Dinamika
Ideologi Partai Politik Keagamaan Pada Masa Orde Baru, tahun
2015, Islam-Jawa: Praktik Keagamaan Masyarakat Miskin
Kampung Tambakrejo, Kota Semarang, tahun 2015.
Judul penelitian yang dihasilkan antara lain Kajian
Pemberdayaan Masyarakat Korban Bencana Merapi di
Kabupaten Magelang, tahun 2011 dan Interaksi Kelas Sosial
Masyarakat Miskin Kampung Tambakrejo Kota Semarang, tahun
2012. Kegiatan lain yang dilakukan pengembangan potensi dan
pemberdayaan masyarakat miskin di bidang pendidikan.

266 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X


LAYOUTER

Nama : Yanuardi, A.Md


No. Telp/ HP : 082319969277
Alamat E-mail : kelvanyanu@gmail.com
Alamat : Yayu Corp. Komplek Bina Karya II Blok B2
Nomor 03/06 Desa Cimekar, Kec. Cileunyi,
Kab. Bandung 40393
Bidang Keahlian : Layout dan artistik design buku

Riwayat Pekerjaan/Profesi:
1. Layouter CV. Regina tahun 2004 – 2008.
2. Layouter PT. Nimas Multima tahun 2008.
3. Artistik design PT. Sinergi Pustaka Indonesia tahun 2008 –
2009.
4. Layouter CV. Thursina tahun 2010 – 2013.
5. Layouter Yayu Corp. tahun 2014 sampai sekarang.

Riwayat Pendidikan:
1. D3: Fisika Program Studi Geofisika Universitas Padjadjaran
Bandung.

Judul Penelitian:
1. Tidak Ada

Informasi Lain dari Layouter


Lahir di Tanjungpandan, 17 Januari 1977. Menikah dan
dikaruniai 2 anak. Saat ini menetap di Bandung (Jawa Barat).
Aktif dibeberapa organisasi kemasyarakatan dan keagamaan.

Biodata 267
268 Buku Guru PPKn SMALB Tunarungu Kelas X

Anda mungkin juga menyukai