Anda di halaman 1dari 13

Hadits 42

Arbain Annawawiyah
Tak Putus Berharap
Ahyani Billah - Ciputat, Januari 2021
‫ىَل‬ ‫َت‬ ‫َق‬ ‫ُق‬ ‫َق‬
: ‫ « اَل ُهللا َع ا‬: ‫ َس ِم ْع ُت َرُس وَل ِهللا ﷺ َي وُل‬: ‫ اَل‬، ‫َع ْن ٍس َرِض َي ُهللا َع ْن ُه‬ ‫َن‬‫َأ‬
‫ُأ‬
‫ َيا‬.‫َيا اْبَن آَد َم ! ِإَّنَك َم ا َد َع وَتِني َو َرَجْو َتِني َغ َف ْر ُت َلَك َع ىَل َم ا َك اَن ِم ْن َك َو اَل َباِلي‬
! ‫ َيا اْبَن آَد َم‬. ‫اْبَن آَد َم ! َلو َبَلَغ ْت ُذ ُنوُبَك َع َناَن الَّس َم اِء ُثَّم اْس َت ْغ َف ْر َتِني َغ َف ْر ُت َلَك‬
‫َت‬‫َأَل‬ ‫ًا‬ ‫َش‬
‫ِرُك ِبي ْي ئ ْي ُتَك‬ ‫ْش‬‫ُت‬ ‫َال‬ ‫َل‬ ‫ُث‬
‫َط اَيا َّم ِق ْي َت ِني‬ ‫َخ‬ ‫َأل‬ ‫َت‬‫َأ‬
‫ِإَّنَك َلو ْي َت ِني ِب َراِب ا ْر ِض‬
‫ُق‬
‫ َحِد ْيٌث َحَس ٌن‬: ‫ِبُق َراِبَه ا َم ْغ ِف َرًة » َرَو اُه الِّتْر ِم ِذ ُّي َو َق اَل‬
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam, sesungguhnya selagi engkau berdoa
kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan aku tidak peduli.
Hai anak Adam, seandainya dosa-dosamu setinggi langit (begitu banyak), kemudian engkau
meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni. Hai anak Adam, seandainya engkau mendatangi-Ku
dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apa
pun, pasti Aku akan menemuimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi. Tirmidzi
mengatakan bahwa hadits ini hasan). [HR. Tirmidzi, no. 3540 dan Ahmad, 5:154, 176. Al-Hafizh Abu
Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].
Kandungan Hadits Hadits ini hadits yang penuh dengan pengharapan-pengharapan. Ia
menjelaskan luasnya ampunan Allah swt. Dengan begitu para hamba
Secara Global tidak putus asa dengan dosa yang telah mereka perbuat. Walaupun
demikian, kita tidak boleh terlena dalam dosa. Karena dikhawatirkan
bisa terlelap dalam dosa dan terhalang untuk bertobat.

Kesimpulan dari hadits Anas bin Malik, maghfirah atau ampunan


dosa datang karena tiga sebab:

Doa dan berharap


Istighfar
Tauhid
Anas bin Malik ‫َع ْن َنٍس َرِض َي ُهللا َع ْن ُه‬ ‫َأ‬
Putra dari pasangan Malik bin an-Nadhr dan Ummu Sulaim ini telah mengabdikan dirinya untuk melayani Rasulullah saw.
selama sepuluh tahun. Hal ini berawal dari hijrahnya Rasulullah saw. ke Madinah ketika Anas masih berumur 10 tahun.
Kala itu Ummu Sulaim (sang ibunda) segera bergegas mendatangi Rasulullah saw. bersama Anas: ” Wahai Rasulullah saw.
sungguh orang-orang anshar dan prempuan-prempuan anshar telah memberimu hadiah kecuali aku, dan aku tidak
menemukan sesuatupun untuk dapat aku hadiahkan kepadamu kecuali hanya anak laki-lakiku (ini). Maka terimalah dariku. Dia
akan melayani keperluanmu.”
Sejak saat itulah Anas resmi menjadi pelayan Rasulullah saw. hingga beliau wafat ketika Anas masih berumur 20 tahun. Dan
selama melayani Rasulullah saw. Anas mengaku tidak pernah dipukul, dimaki bahkan bermuka masampun tidak pernah
dilakukan Rasulullah saw.
Selain mendapat keistimewaan dapat melayani Rasulullah saw. Anas juga mendapat doa khusus dari Rasulullah saw. atas
permintaan ibunya. “Allahumma Aktsir malahu, wawaladahu wa adkhilhul jannah.” (Ya Allah, berikanlah ia harta yang
melimpah, keturunan yang banyak, dan masukkanlah ia kr surga).
Di sebagian riwayat lain disebutkan tambahan doa Rasulullah saw untuk Anas “Wa Athil Hayatahu.” (Dan panjangkanlah
umurnya). Berkat doa Rasulullah saw. tersebut maka Anas pun ketika dewasa memiliki kebun kurma luas, dalam setahun dapat
panen dua kali. Demikian pula, anak dan cucunya banyak, bahkan hingga wafat ia memiliki keturunan 120. Ia pun
dipanjangkan umurnya hingga 107 tahun. Ia termasuk sahabat yang terakhir meninggal di kota Bashrah pada hari jum’at tahun
93 Hijriyyah.
Selama menjadi pelayan Rasulullah saw. Anas tidak menyia-nyiakan waktu. Ia serap ilmu yang dicontohkan Rasulullah saw.
baik dari segi perilaku maupun sabda-sabdanya. Bahkan ia menduduki peringkat ketiga dari kalangan sahabat yang paling
banyak meriwayatkan hadis Rasulullah saw setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar. 2286 butir hadis telah berhasil ia
dapatkan dari guru-gurunya.
a. Doa dengan diiringi b. Memohon ampun. c. Tauhid adalah kunci
harapan agar dikabulkan.
mendapatkan ampunan

Hal terpenting yang

Kita diperintahkan untuk dimohonkan Tauhid merupakan


Sebab-sebab berdoa, bahkan dijanjikan seseorang dalam faktor paling utama
akan dikabulkan. Allah swt. doanya adalah untuk mendapatkan
datangnya berfirman: “Dan Rabbmu memohon ampun dari ampunan. Barangsiapa
berfirman, ‘Berdoalah
ampunan kepada-Ku, niscaya akan
segala dosa,
dijauhkan dari neraka
yang tidak memilikinya,
maka ia tidak akan
Ku-perkenankan bagimu.’” dan dimasukkan ke mendapatkan
(Ghafir: 60) dalam surga. ampunan. Firman Allah:

Rasulullah saw. “Sesungguhnya Allah
Nu’man bin Bisyir ra. bersabda: “Kami tidak mengampuni dosa
berkata, bahwa Rasulullah selalu memohon untuk syirik. Dan Dia
saw. bersabda, dimasukkan ke dalam mengampuni segala
“Sesungguhnya doa adalah surga, dan dijauhkan dosa yang selain dari
ibadah.” Kemudian beliau dari neraka.” (syirik) itu, bagi siapa
membaca ayat, “Dan
yang dikehendaki-Nya.
Rabbmu berfirman:
‘Berdoalah kepada-Ku…” Abu Muslim al- barangsiapa yang
(HR Tirmidzi dan lainnya) Khlulani berkata: mempersekutukan

“Setiap kali Allah, maka sungguh ia
Allah swt tidak tidak disebutkan nama telah berbuat dosa
mempersilakan hambanya neraka, aku yang besar.” (an-
untuk berdoa dengan selalumemohon Nisaa’: 48)
khusyuk melainkan Dia kepada Allah untuk
menjanjikan akan dijauhkan darinya.
mengabulkannya.
Syarat dikabulkannya doa
– Konsentrasi dan penuh harap
Abu Hurairah ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Berdoalah
kepada Allah dengan harapan akan dikabulkan. Karena Allah tidak akan

‫ِإَّنَك َم ا َد َع وَتِني‬
menerima doa dari hati yang lalai dan kosong dari harapan.” (HR Tirmidzi)
– Penuh keyakinan dan tidak boleh menampakkan keraguan, baik dalam
hati maupun ucapannya. Rasulullah saw. melarang seseorang berdoa

‫َو َرَجْو َتِني َغ َف ْر ُت َلَك‬


dengan mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau berkenan.
Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau berkenan.” Akan tetapi dalam
berdoa harus dengan perasaan yakin. Karena Allah swt akan berbuat

‫َع ىَل َم ا َك اَن ِم ْن َك‬


apa saja tanpa ada yang memaksa.” (HR Muslim).
– Bersungguh-sungguh

‫ُأ‬ ‫اَل‬
“Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan

‫َو َباِلي‬
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik.” (al-A’raaf: 56)
– Tidak terburu-buru
Rasulullah saw. melarang seorang mukmin meninggalkan doa karena
doanya belum juga dikabulkan. Bahkan Rasulullah saw. menganggapnya,
sebagai faktor tidak dikabulkannya doa.Karena itu, seseorang dituntut sesungguhnya
untuk senantiasa berdoa dan agar tidak putus harapannya kepada Allah
swt. Rasulullah saw. bersabda: “Akan dikabulkan doa seseorang, selama selagi engkau
ia tidak terburu-buru minta dikabulkan doanya, hingga mengatakan, berdoa kepada-Ku
‘Saya telah berdoa kepada Tuhanku namun belum juga dan berharap
dikabulkan.’”(Muttafaq ‘alaiHi) kepada-Ku, Aku
– Rezeki yang halal. ampuni dosa yang
“Seorang laki-laki yang mengulurkan kedua tangannya ke langit seraya ada padamu dan
berdoa, “Ya Allah, ya Allah.” Sedangkan makanan, minuman, dan aku tidak peduli
pakaiannya haram. Ia kenyang dengan barang haram. Bagaimana
mungkin doanya akan dikabulkan.” (HR Muslim dan yang lain)
aku) pedulikan( : ‫أبالي‬
Karena kasih sayang Adab-adab berdoa
Allah, doa itu bisa
terwujud dalam lima a. Memilih waktu yang memiliki

‫ِإَّنَك َم ا َد َع وَتِني‬
bentuk: keutamaan

b. Didahului dengan berwudlu

‫َو َرَجْو َتِني َغ َف ْر ُت َلَك‬


terkabul seperti dan shalat
yang diminta, c. Memohon ampunan

‫َع ىَل َم ا َك اَن ِم ْن َك‬


diganti dengan yang d. Menghadap kiblat
lebih baik, e. Mengangkat kedua tangan

‫ُأ‬ ‫اَل‬
terhindarkan dari f. Membuka doa dengan pujian

‫َو َباِلي‬
kejelekan, kepada Allah dan shalawat Nabi
menjadi simpanan di g. Mengucap shalawat Nabi di
akhirat, tengah dan di akhir doa
dengan diberi h. Menutup doa dengan ucapan
ampunan oleh Allah amin sesungguhnya
i. Berdoa dengan bentuk yang selagi engkau
atas dosa. berdoa kepada-Ku
(Jaami’ Al-‘Ulum wa Al- umum (tidak hanya untuk dirinya dan berharap
Hikam, 2:404) sendiri) kepada-Ku, Aku

j. Berbaik sangka kepada Allah ampuni dosa yang
dan berharap untuk dikabulkan ada padamu dan
hadits Ubadah bin aku tidak peduli
Shamit dan Abu Saíd k. Mengakui semua dosa
l. Merendahkan suara
aku) pedulikan( : ‫أبالي‬
dari Jabir bin Abdullah, dia berkata,

‫ َو ا‬: ‫ َف َق اَل‬، ‫َجاَء َرُجٌل ِإىَل َرُس ْو ِل ِهللا صىل هللا عليه و سلم‬
‫ َف َق اَل َلُه َرُس ْو ُل ِهللا صىل هللا‬.‫ َم َّرَتْي ِن َأْو َثَالًثا‬،‫ َو ا ُذ ُنْو َباُه‬،‫ُذ ُنْو َباُه‬
‫َل‬
‫َيا اْبَن آَد َم ! و‬
‫ َو َرْحَم ُتَك‬، ‫ الّلُه َّم َم ْغ ِف َرُتَك َأْو َس ُع ِم ْن ُذ ُنْو ِبْي‬: ‫ ُق ْل‬: ‫عليه و سلم‬
،‫ ُع ْد‬: ‫ ُثَّم َق اَل‬.‫ َف َع اَد‬،‫ ُع ْد‬: ‫ ُثَّم َق اَل‬.‫ َف َق اَلَه ا‬. ‫َأْرَجى ِع ْن ِد ْي ِم ْن َع َم ِلْي‬

‫َبَلَغ ْت ُذ ُنوُبَك‬
‫ َف َق ْد ُغ ِف َر َلَك‬، ‫ ُق ْم‬: ‫ َف َق اَل‬.‫َف َع اَد‬.

‫ُث‬
‫َع َناَن الَّس َم اِء َّم‬
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw,
seraya berkata; ‘Alangkah besar dosaku, alangkah

‫اْس َت ْغ َف ْر َتِني‬
besar dosaku, dua atau tiga kali. Maka Rasulullah Saw
bersabda kepadanya; ‘Katakanlah, ‘Ya Allah,

‫َغ َف ْر ُت َلَك‬
ampunan-Mu lebih luas daripada dosa-dosaku,
rahmat-Mu lebih bisa diharapkan untukku daripada
amalku.’ Maka dia mengucapkannya. Kemudian
Rasulullah Saw bersabda, ‘Ulangilah’. Maka dia
mengulangi. Kemudian Rasulullah Saw bersabda,
‘Ulangilah’. Maka dia mengulangi. Kemudian Rasulullah
Hai anak Adam, seandainya
dosa-dosamu setinggi langit Saw bersabda, ‘Berdirilah, sungguh dosamu telah
(begitu banyak), kemudian diampuni untukmu. (HR al-Hakim)
engkau meminta ampun kepada-
Ku, pasti Aku ampuni
Urgensi Istighfar dalam Al Quran
berbentuk perintah Allah swt. akan berbentuk pujian

‫َل‬

mengampuni orang terhadap orang-orang

‫َيا اْبَن آَد َم ! و‬


“Dan mohonlah ampunan yang meminta ampun yang senantiasa
kepada Allah.
beristighfar

‫َبَلَغ ْت ُذ ُنوُبَك‬
Sesungguhnya Allah “Dan barangsiapa

Maha Pengampun lagi mengerjakan kejahatan “Dan (juga) orang-


Maha Penyayang.” (al- dan menganiaya orang yang apabila

‫ُث‬
Muzzammil: 20) dirinya, kemudian ia mengerjakan

‫َع َناَن الَّس َم اِء َّم‬


“Dan hendaklah kamu memohon ampun perbuatan keji atau
meminta ampun kepada kepada Allah, niscaya ia menganiaya dirinya
Tuhanmu dan bertaubat mendapati Allah Maha sendiri, mereka ingat

‫اْس َت ْغ َف ْر َتِني‬
kepada-Nya.” (Huud: 3) Pengampun lagi Maha akan Allah. Lalu
Penyayang.” (an-Nisaa’: memohon ampun
110) terhadap dosa-dosa

‫َغ َف ْر ُت َلَك‬
mereka. dan siapa lagi
Ketika istighfar dan taubat disebut secara beriringan, yang dapat
dalam satu ayat (5:74; huud:3) maka istighfar lebih mengampuni dosa
dimaksudkan pada permohonan ampun, sedangkan
taubat lebih pada meninggalkan sebuah dosa dan tidak selain daripada Allah.
akan mengulanginya Dan mereka tidak

meneruskan perbuatan
Taubatan nasuha kejinya itu, sedang
Tidak berhenti dari melakukan dosa bisa menjadi mereka mengetahui.”
Hai anak Adam, seandainya penghalang datangnya ampunan. Ibnu ‘Abbas ra. (Ali ‘Imraan: 135)
dosa-dosamu setinggi langit berkata,”Orang yang bertaubat dari dosa, bagaikan
(begitu banyak), kemudian orang yang tidak memiliki dosa. Sedangkan orang yang
meminta ampun namun masih tetap dengan
engkau meminta ampun kepada- kemaksiatannya, maka ia bagaikan mengejek Allah.” (HR
Ku, pasti Aku ampuni Ibnu Abud Dunya)
Tentang Istighfar dan Taubat
Taubatnya orang Memperbanyak

‫َل‬
yang berdusta istighfarAbu Hurairah

‫َيا اْبَن آَد َم ! و‬


ra. berkata, bahwa
Taubat dan janji Rasulullah saw.
Jumhur ulama membolehkan seseorang yang

‫َبَلَغ ْت ُذ ُنوُبَك‬
berkata, “Demi Allah,
bertaubat untuk mengucapkan, “Saya bertaubat sungguh aku memohon
kepada Allah dan saya berjanji kepada Allah ampun dan bertaubat
untuk tidak mengulanginya.” Karena dalam

‫ُث‬
kepada Allah lebih dari

‫َع َناَن الَّس َم اِء َّم‬


melaksanakan taubat seseorang diwajibkan tujuh puluh kali dalam
untuk bertekad tidak mengulangi kemaksiatan sehari.” (HR Bukhari)
yang telah dilakukan

‫اْس َت ْغ َف ْر َتِني‬
‫َغ َف ْر ُت َلَك‬
Sayyidul istighfar Istighfar dari dosa yang tidak diketahui
Barangsiapa yang banyak melakukan
dosa dan kesalaha, hingga tidak bisa
Istighfar melalui orang yang diyakini dihitung, hendaklah ia memohon ampun
tidak banyak berbuat dosa. kepada Allah swt. dari segala dosanya.

Syidad bin Aus ra. berkata, bahwa
Umar bin Khaththab pernah meminta Rasulullah saw. berdoa, “Aku memohon
tolong kepada anak kecil untuk dari-Mu kebaikan yang Engkau ketahui.
memohonkan ampun baginya, seraya
Hai anak Adam, seandainya berkata, “Kalian belum memiliki dosa.” Aku memohon pelindungan-Mu dari
dosa-dosamu setinggi langit Abu Hurairah ra. juga pernah berkata kejahatan yang Engkau ketahui. Dan aku
keapda anak-anak kecil, “Ucapkanlah, meminta ampun kepada-Mu dari dosa
(begitu banyak), kemudian ‘Ya Allah ampunilah Abu Hurairah.’” Ia yang Engkau ketahui. Karena Engkaulah
engkau meminta ampun kepada- lantas mengamini doa mereka. Yang Mahamengetahui hal-hal yang
Ku, pasti Aku ampuni ghaib.”
Buah Istighfar
hatinya akan merasa tenang, dadanya akan lapang, tekadnya akan semakin
terpacu. Ia merasakan betapa kasih dan keridlaan Allah senantiasa
menyertainya. Menjadikannya senantiasa optimis dalam mengarungi lautan
kehidupan. Sedikitpun ia tidak ada rasa pesimis.

‫َل‬

‫َيا اْبَن آَد َم ! و‬


Al-Muzani ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh hatiku juga
sibuk seperti kalian. Akan tetapi aku beristighfar seratus kali dalam sehari.” (HR
Muslim)

‫َبَلَغ ْت ُذ ُنوُبَك‬

Ibnu ‘Abbas ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa banyak
istighfar maka Allah akan memberikan baginya kebebasan dari setiap kesusahan,

‫ُث‬
jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberinya rizky dari arah yang tidak

‫َع َناَن الَّس َم اِء َّم‬


diduga sebelumnya.” (HR Abu Dawud)

Abu Dzar ra. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Setiap penyakit pasti

‫اْس َت ْغ َف ْر َتِني‬
ada obatnya. Dan obat penghilang dosa adalah istighfar.”
Qatadah ra. berkata, “Al-Qur’an menunjukkan kalian kepada penyakit dan obat.
Penyakit kalian adalah dosa. Sedangkan obat kalian adalah istighfar.”

‫َغ َف ْر ُت َلَك‬

‘Aisyah ra. berkata, “Sungguh beruntung, orang yang mendapati dalam catatan
amalnya istighfar yang banyak.”

Abu Minhal berkata, “Tiada pendamping yang lebih bagi seseorang di dalam
kuburnya, selain istighfar yang banyak.”

Sebagian ulama berkata, “Yang meringankan beban orang-orang yang telah


banyak berbuat dosa adalah menangis dan istighfar. Barangsiapa yang sedih
Hai anak Adam, seandainya karena banyak dosanya, hendaknya ia banyak beristighfar.”
dosa-dosamu setinggi langit

Juga termasuk buah dari istighfar adalah tertanamnya jiwa pemaaf dan perilaku
(begitu banyak), kemudian yang baik. Hudzaifah ra. berkata, “Ya Rasulallah, saya adalah orang yang kasar
engkau meminta ampun kepada- dalam berkata.” Rasulullah saw. berkata,”Mengapa kamu tidak beristighfar.
Ku, pasti Aku ampuni Sungguh aku beristighfar seratus kali dalam sehari semalam.”
‫َلو َأَتْي َت ِني‬
‫ُث‬ ‫َك‬ ‫َّن‬‫ِإ‬ ‫َدَم‬
‫َخَط اَيا َّم‬ ‫َيا اْبَن آ‬
Tauhid adalah kunci mendapatkan ampunan
!
‫َش ئًا‬ ‫اَألْرِض‬
‫ِبُق َراِب‬
Balasan bagi orang yang bertauhid adalah surga

‫ْش ُك ِبي ْي‬


Selamat dari neraka
‫ْغ ِف َرًة‬ ‫ِر‬ ‫ُت‬ ‫َل َت ِني َال‬
‫ُق َراِبَه ا َم‬ ‫ِق ْي‬
Tauhid yang murni
‫َأَلَتْي ُت َك ِب‬
Barangsiapa yang hatinya telah terisi dengan tauhid, maka semua
yang tidak bernuansa ilahi akan tersingkir. Rasa takut, rasa cinta,
rasa hormat, rasa tunduk, atau harapan dan sikap tawakal kepada Hai anak Adam,
seandainya engkau
selain Allah akan hilang dengan sendirinya. Pada saat itulah semua mendatangi-Ku dengan
dosanya akan lenyap, meskipun dosa itu sebanyak buih di lautan, dosa sepenuh bumi,
dan berubah menjadi kebajikan. kemudian engkau
menemui-Ku tanpa
menyekutukan-Ku
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang di dengan apa pun, pasti
antara kalian sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada Aku akan menemuimu
yang lain.” (HR Bukhari dan yang lain) dengan ampunan
sepenuh bumi pula
simpulan

1. Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabul-kan.


2. Maaf Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar dari dosa seorang hamba jika dia
minta ampun dan bertaubat.
3. Berbaik sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata Yang Maha Pengampun bagi orang
yang bertaubat dan istighfar.
4. Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya untuk meraihnya.
5. Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera bertaubat dan menyesal
betapapun banyak dosanya.

Sumber bacaan:

Rumaysho.com
Al-Wafi: An-Nawawiyah, Dr. Musthafa Dieb al-Bugha
Kajian Hadits Arbain Annawawiyah Imam Annawawi, penyusun: Abdullah Haidir, Divisi Terjemah Kantor Dakwah Sulay

Anda mungkin juga menyukai