Anda di halaman 1dari 7

Resume Buku Kekuatan Sang Murobbi (Prof. Dr.

Taufik Yusuf Al Wa’iy)


Penerbit : Al I’tishom Cahaya Ummat
Pengantar oleh Ustadz Rahmat Abdullah

Dari IQ, EQ, ESQ sampai Takwin Quotient


Upaya Menggali dan Memberdayakan Energi Terpendam
Rasulullah mentarbiyah para sahabatnya: Zaid bin Tsabit mempelajari bahasa Suryani dalam
14 hari, penyelesaian Huyay oleh tim khusus para sahabat, ketepatan mengutus Rib’i bin Amir, bayi
‘saif’ dan kejujuran Abdullah bin Zubair bin Awwam. Rasulullah memiliki metode tegur sapa,
reward and punishment yang luar biasa.
Cara penyampaian sebuah pesan (uslub dan washilahnya) meliputi Pesan adalah pesan.
Yang menjadikannya
momentum, redaksi, kondisi kejiawaan, kadar kematangan jiwa, dan berbekas adalah cara
beberapa hal yang terkait dengan komunikan. Setiap masa memiliki penyampaiannya

perlakuan yang berbeda, yang sama adalah perlunya ledakan keberhasilan da’wah seperti di masa
awal yang kondusif, semangat, dan harapan yang selalu berkobar, membersit dari iman yang selalu
hidup, SDM yang hanya menyerah (islam dan taslim) kepada Allah dan tidak kepada alam,
problem, kebiasaan maupun fenomena-fenomena.
Upaya ta’shil bukan berarti tanpa tathwir. Hal ini bisa berarti tetap berdisiplin pada sumber-
sumber keaslian (Al Qur-an dan As Sunnah) serta tathawwur tathbiqi (dinamika aplikasi yakni siroh
dan tarikh) dan menentang semua bentuk pembaharuan yang glamor, aneh,
“Ia bangkitkan di setiap
abad orang yang nyleneh dan sama sekali tidak menjurus pada pemberdayaan, tapi
memperbaharui bagi umat
ini perkara agama mereka” pemerdayaan. Karena pemilik da’wah adalah Allah yang akan memelihara
(HR Abu Dawud)
da’wah ini. Suatu tajdid yang haq dan aman, meluruskan pemahaman,
menggelorakan semangat, mengikhlaskan pengabdian, memberdayakan umat dan memecahkan
masalah mereka yang termasuk di dalamnya orang yang selalu bermujahadah membentuk umat
menurut acuan agamaNya dan menjadikan kitabNya hidup dan mudah dipahami.
Resume Buku Kekuatan Sang Murobbi (Prof. Dr. Taufik Yusuf Al Wa’iy)
Penerbit : Al I’tishom Cahaya Ummat

Bab 1.
Menumbuhkan PENDAHULUAN
Kemampuan Pribadi
Sang Murobbi pada
Sisi Tarbawi dan Ikhlas Dalam Perkataan dan Perbuatan
Da’wah
Bekerja sebagai
teladan dalam
ucapan dan Penting: perlu ada sikap reaktif murobbi/ pendidik dalam menyambut respon
perbuatan
Mampu positif dari mutarobbi/ calon mutarobbi dengan mempersiapkan pengetahuan
menanamkan
loyalitas dalam diri yang memadai, pemahaman yang benar, perencanaan yang matang, dan aturan
anggotanya dalam yang bijak untuk membentuk pribadi yang tangguh.
melakukan
aktivitas da’wah Karenanya harus dibentuk sistem, metode, melaksanakan pendidikan,
dan percaya pada
manajemennya merencanakan sasaran, dan tujuan bagi terwujudnya segala bentuk kebaikan.
Bekerja untuk
menyukseskan Dalam agama ini terdapat tiga bagian: niat, ilmu dan “Dan jika kamu melahirkan
tujuan usrah dan apa yang ada di dalam
merealisasikan amal. Niat perlu mendapat perhatian karena ia hatimu atau kamu
rukun-rukunya menyembunyikannya,
tersembunyi di dalam hati. Tiada yang mengetahui niscaya Allah akan
Mampu
menumbuhkan kecuali Allah dan pribadi tersebut. Allah tidak akan membuatn perhitungan
intelektualitas dengan kamu tentang
setiap anggota memberkahi amal tanpa niat yang ikhlas. Ikhlas hati perbuatanmu itu.”
Mendidik setiap (QS2:284)
individu agar seorang da’i diawali dengan ikhlas terhadap agama ini.
komitmen
terhadap rukun- Maka jadilah kita hamba yang mukhlis, ”Maka serulah Tuhanmu dengan ikhlas
rukun jama’ah pada agamaNya walaupun orang-orang kafir itu benci.” (QS 40:14)
melalui ucapan
dan perbuatan Imam Hasan Al Banna: ”Tentang keikhlasan, maka saya menginginkan agar
Merealisasikan
komitmen setiap ucapan seorang akh, perbuatan, dan jihadnya, seluruhnya ia tujukan
terhadap aturan-
aturan gerakan untuk Allah semata, mengkarap ridho dan ganjaran pahalaNya……”
dalam barisan
da’wah Iman adalah niat, ilmu dan amal. Hal-hal yang dapat menodai keikhlasan
Mampu adalah tanda keruntuhan ruh. Tanda-tandanya antara lain: kemunafikan, rasa
merealisasikan
komitmen pribadi takut, dugaan (dzon) dan sebagainya, ghibah, marah, riya’, sering lalai dan
dan mengontrol
setiap aktivitas mencari-cari alasan, memanfaatkan arus keragaman, takut menghadapi masa
agar sesuai
dengan syari’at depan atau gentar menghadapi pelaku kebathilan, serta hasad/ dengki.
Mampu
mengkonsolidasik Dalam hadits dikatakan terdapat tiga hal yang dengannya manusia tidak akan
an dimensi sosial terbelenggu oleh apapun: amal yang ikhlas karena Allah, menasihati para
masyarakat dan
menyiapkan pemimpin, dan menyertai jama’ah.
lingkungan yang
baik sebagai
ruang pendidikan
anak

2
Resume Buku Kekuatan Sang Murobbi (Prof. Dr. Taufik Yusuf Al Wa’iy)
Penerbit : Al I’tishom Cahaya Ummat

Bab 1.
Menumbuhkan a. Bekerja sebagai teladan dalam ucapan dan perbuatan Tujuan bagi murobbi:
Kemampuan Pribadi Memberi pengertian al
Sang Murobbi pada Pengertian qudwah sama dengan pengertian uswah, qudwah
Sisi Tarbawi dan Urgwnsi keteladanan
menurut Al Manawi’: Al Uswah adalah kondisi di mana Penegasan sisi-sisi
Da’wah
Bekerja sebagai seseorang diikuti oleh orang lain, apakah perilakunya baik keteladanan
teladan dalam Nash Al Qur-an dan
ucapan dan atau buruk, mendatangkan keuntungan atau petaka. Menurut Hadits berupa ancaman
perbuatan untuk yang mengatakan
Mampu syeikh Muhammad Amin AsySyinqithi: mengikuti orang lain hal yang tidak diperbuat
menanamkan Contoh aplikatif dan
loyalitas dalam diri dengan segala sifat, akhlaq, dan perilaku yang dia miliki, konkret tentang
anggotanya dalam keteladanan
baik atau buruk. Seorang manusia harus memiliki uswah Penegasan yang harus
melakukan
aktivitas da’wah yang riil dan figur yang kuat. dilakukan
dan percaya pada Komitmen pada sifat-sifat
manajemennya Urgensi keteladanan: berpengaruh besar pada orang keteladanan (latihan
Bekerja untuk dan pembiasaan)
menyukseskan yang menyaksikan, qudwah hasanah memberikan ketenangan
tujuan usrah dan
merealisasikan dalam jiwa orang lain dan untuk mencapai akhlaq mulia,
rukun-rukunya 3 dasar keteladanan:
orang akan memandang dengan antusias, jeli dan penuh Kebaikan, yang
Mampu
menumbuhkan perhatian kepada orang yang menjadi qudwah/ uswah. bersumber dari 3
intelektualitas pilar utama:
setiap anggota Penegasan sisi keteladanan berada pada bukti konkret keimanan, ibadah,
Mendidik setiap keikhlasan
individu agar teladan yang dapat diambil dari Rasulullah, para sahabat, Imam Akhlaq yang baik
komitmen Adanya kesesuaian
terhadap rukun- Ahmad dalam khalqul Qur-an, para ulama dan pendahulu kita. antara kata dan
rukun jama’ah perbuatan
Keteladanan dalam penyebaran risalah Islam adalah faktor
melalui ucapan
dan perbuatan terpenting. Qudwah hasanah adalah bentuk da’wah paling konkret. Karenanya
Merealisasikan
komitmen da’i harus memiliki keteladanan: ‘amar ma’ruf wa nahi munkar, tho’atu billah,
terhadap aturan-
aturan gerakan perilaku dan ucapan yang terpuji, sifat yang
Actions
dalam barisan
speak louder mulia dan akhlaq yang bersih.
da’wah
than words
Mampu
Ancaman bagi da’i yang perkataannya
merealisasikan
komitmen pribadi tidak sesuai dengan perbuatan adalah terdapat dalam surat Ash Shaff:2-3, Al
dan mengontrol
setiap aktivitas Baqoroh:44, kemudian pada hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Hibban bahwa
agar sesuai
dengan syari’at sekumpulan da’i yang perbuatannya tidak sesuai dengan perkataannya di akhirat,
Mampu
mengkonsolidasik lidah mereka akan dipotong dengan gunting neraka.
an dimensi sosial
Komitmen da’i untuk menjadi teladan harus dikuatkan dan dijadikan salah
masyarakat dan
menyiapkan satu komitmen dalam da’wah dan bagian dari ibadah kepada Allah. Seorang da’i
lingkungan yang
baik sebagai hendaklah selalu menyeru kepada kebaikan walaupun ia belum mengamalkan
ruang pendidikan
anak apa yang diserukannya dan melarang dari kemunkaran walaupun ia belum
melakukannya, akan tetapi diiringi dengan niat dan komitmen penuh untuk
berubah dan taubat tidak mengulangi lagi.

3
Resume Buku Kekuatan Sang Murobbi (Prof. Dr. Taufik Yusuf Al Wa’iy)
Penerbit : Al I’tishom Cahaya Ummat

Bab 1.
Menumbuhkan b. Mampu menanamkan loyalitas dalam diri anggotanya
Kemampuan Pribadi Poin materi:
Sang Murobbi pada dalam melakukan aktivitas da’wah dan percaya pada Kedudukan loyalitas
Sisi Tarbawi dan dengan iman
manajemennya Contoh konkret loyalitas
Da’wah
Bekerja sebagai gerakan mu’min
Kedudukan loyalitas dengan iman adalah tidak Urgensi loyalitas dalam
teladan dalam
ucapan dan terpisahkan. Ketika dalam surat Al Baqoroh:257 dinyatakan da’wah
perbuatan Cara menanamkan
Mampu bahwa Allah sebagai wali/ pelindung orang-orang beriman loyalitas
menanamkan Urgensi kepercayaan
loyalitas dalam diri berarti Allah memberikan hidayahNya, cintaNya, pada jama’ah
anggotanya dalam Faktor yang
pertolonganNya, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menumbuhkan rasa
melakukan
aktivitas da’wah saling percaya terhadap
kepada cahaya. Dan di surat Al Maidah:54 dinyatakan “Ia sesama aktivis jama’ah
dan percaya pada
manajemennya mencintai mereka dan mereka mencintaiNya.”
Bekerja untuk
menyukseskan Contoh konkret loyalitas gerakan mu’min dahulu
tujuan usrah dan Kepercayaan terhadap
merealisasikan adalah pada mewala’kan pergerakan yang membela Islam manhaj/ sistem terbagi
rukun-rukunya menjadi 2 bagian:
dan membara’kan musuh-musuh Islam. Terdapat pada kisah- Percaya penuh terhadap
Mampu
menumbuhkan manhaj Islam dan tidak
kisah sahabat yang memilih untuk membela Islam dari pada memperselisihkannya
intelektualitas
setiap anggota keluarga kandungnya yang kafir. Seperti Mush’ab bin Umair, sedikit pun
Mendidik setiap Kepercayaan kepada
individu agar Abu Ubaidah, Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, manhaj dan sistem
komitmen dalam setiap amal dan
terhadap rukun- Hamzah, ‘Ali, Ubaidah bin Haritsah dan lain-lain. aktivitas yang dilakukan
rukun jama’ah
Urgensi loyalitas dalam da’wah adalah: untuk
melalui ucapan
dan perbuatan merealisasikan seruan Allah dalam surat AtTaubah:71, adanya pertolongan Allah
Merealisasikan
komitmen bagi hambaNya yang berda’wah, membentengi diri dan menciptakan takaaful
terhadap aturan-
aturan gerakan antar anggota jama’ah, menguatkan jalinan ukhuwah dan mengokohkan
dalam barisan
da’wah bangunan masyarakat, menumbuhkan sikap saling memahami, respon yang
Mampu
cepat, dan menghilangkan sifat-sifat individualistis.
merealisasikan
komitmen pribadi Cara menanamkan loyalitas adalah dengan memahami bahwa loyalitas
dan mengontrol
setiap aktivitas tidak terbangun atas jalur instruksi, dan salah satunya dengan mengaplikasikan
agar sesuai
dengan syari’at rukun-rukun bai’at, khususnya tajarrud, ukhuwah dan tsiqoh, kemudian
Mampu
mengkonsolidasik menyadari bahwa memikul beban da’wah adalah personifikasi dari loyalitas.
an dimensi sosial
Kepercayaan pada jama’ah akan terbentuk sendiri jika loyalitas dalam diri
masyarakat dan
menyiapkan terbangun kuat. Hal ini adalah bagian dari pilar-pilar jama’ah yang pada awalnya
lingkungan yang
baik sebagai bersandar pada kepercayaan pada Allah, sistem, dan kepada setiap anggota
ruang pendidikan
anak jama’ah. Hal ini penting untuk menguatkan keimanan kepada Allah, melahirkan
pandangan yang lurus terhadap sistem amal yang ada dalam jama’ah,
mengokohkan jama’ah, menciptakan prasangka baik antar anggota jama’ah.

4
Resume Buku Kekuatan Sang Murobbi (Prof. Dr. Taufik Yusuf Al Wa’iy)
Penerbit : Al I’tishom Cahaya Ummat

Bab 1.
Menumbuhkan c. Bekerja untuk menyukseskan tujuan usrah dan Tujuan bagi murobbi:
Kemampuan Pribadi Mengetahui definisi usrah
Sang Murobbi pada merealisasikan rukun-rukunnya dan hukumnya
Sisi Tarbawi dan Mengaplikasikan rukun-
Definisi usrah dalam terminologi bahasa Arab dapat rukun usrah
Da’wah
Bekerja sebagai berarti: perisai yang kuat, keluarga seorang lelaki, atau tempat Mengetahui manfaat
teladan dalam usrah
ucapan dan bagi seseorang atau keluarga untuk menguatkan diri. Menurut Mengetahui etika dan
perbuatan kewajiban kelompok
Mampu Imam Hasan Al Banna, usrah harus dapat diarahkan dan Menguasai manajemen
menanamkan usrah dan sanggup
loyalitas dalam diri dibimbing untuk mendapatkan nilai-nilai kebaikan yang agung, merealisasikan tujuan-
anggotanya dalam tujuannya
memperkuat jalinan ukhuwah, dan mampu membawa
melakukan
aktivitas da’wah saudaranya dari fase berbicara ke fase berkarya dan bereamal. Sistem usrah
dan percaya pada
manajemennya diambil dari pembelajaran Rasulullah kepada para sahabat di rumah Arqom bin
Bekerja untuk
menyukseskan Abil Arqom dan dari kisah masuk Islamnya Umar bin Khaththab.
tujuan usrah dan
merealisasikan Rukun-rukun usrah: ta’aruf (mengenal keseluruhan dari dirinya, rumah,
rukun-rukunya
kebutuhan, kepribadian), tafahum (mengerti dan memahami kebutuhan
Mampu
menumbuhkan saudaranya serta saling nasihat menasihati) dan takaaful (saling melengkapi dan
intelektualitas
setiap anggota rela memikul beban saudaranya).
Mendidik setiap
individu agar Manfaat usrah bagi pembentukan pribadi adalah untuk membentuk pribadi
komitmen
terhadap rukun- muslim yang integral meliputi aqidah, ibadah, fikroh, tsaqofah, harokah dan
rukun jama’ah
manajemen. Manfaat usrah bagi rumah tangga muslim adalah membentuknya
melalui ucapan
dan perbuatan menjadi rumah tangga yang islami mulai dari perilaku, akhlaq suami-istri,
Merealisasikan
komitmen berbusana, interaksi dan mu’amalah, dan sebagainya kesehariannya serta
terhadap aturan-
aturan gerakan mendidik anak dengan pendidikan Islami dan menanamkan adab Islam semenjak
dalam barisan
da’wah belia. Manfaat usrah bagi jama’ah adalah sebagai sarana mempererat ikatan
Mampu
ukhuwah, menambah kesadaran terhadap arus yang menghadang,
merealisasikan
komitmen pribadi mengaplikasikan makna kemuliaan Islam dalam hati, mengokohkan komitmen
dan mengontrol
setiap aktivitas terhadap etika dan akhlaq Islami, merealisasikan makna loyalitas terhadap
agar sesuai
dengan syari’at jama’ah dan senantiasa komitmen pada sasaran serta tujuannya. Manfaat usrah
Mampu
mengkonsolidasik bagi masyarakat adalah memotivasi setiap akh yang telah tertarbiyah agar
an dimensi sosial
memasuki wilayah publik dan melakukan perubahan, memperoleh informasi, dan
masyarakat dan
menyiapkan terlibat dalam setiap kegiatan kemasyarakatan.
lingkungan yang
baik sebagai Etika dan kewajiban kelompok: menyiapkan hati, jiwa dan akal dalam
ruang pendidikan
anak kehadiran, bukan waktu dan tenaga sisa yang diberikan, melaksanakan tugas dan
kewajiban, mendisiplinkan diri, melakukan diskusi dengan ahsan, rela menjadi
pendengar, dan adab meminta izin, menyelesaikan kewajiban maaliyah.

5
Resume Buku Kekuatan Sang Murobbi (Prof. Dr. Taufik Yusuf Al Wa’iy)
Penerbit : Al I’tishom Cahaya Ummat
Manajemen usrah: memahami dengan baik rukun, tujuan, adab usrah dan
Bab 1.
Menumbuhkan berusaha merealisasikannya, menentukan waktu dan tempat yang tepat, murobbi
Kemampuan Pribadi
Sang Murobbi pada senantiasa mengingatkan dirinya dan anggota usrah tentang pentingnya
Sisi Tarbawi dan
menghadirkan niat dan keikhlasan kepada Allah, indibath, program kerjanya
Da’wah
Bekerja sebagai diketahui setiap anggota dan ada komitmen melaksanakannya, memperhatikan
teladan dalam
ucapan dan adab majelis, memelihara amanah dan keamniyahan usrah, serta saling
perbuatan
Mampu mengetahui kondisi masing-masing.
menanamkan
loyalitas dalam diri
anggotanya dalam
d. Mampu menumbuhkan intelektualitas setiap Poin materi:
melakukan
Makna intelektualitas
aktivitas da’wah anggota Sisi-sisi intelektualitas
dan percaya pada
Motivasi yang
manajemennya Intelektualitas adalah motivasi yang mendorong menumbuhkan
Bekerja untuk
potensi dan kemampuan setiap anggota untuk intelektualitas
menyukseskan
Faktor yang
tujuan usrah dan
melakukan amal tertentu untuk mencapai tujuan yang mempengaruhi
merealisasikan
intelektualitas
rukun-rukunya
telah ia tentukan, rela memikul segala kesulitan dan Unsur-unsur yang
Mampu
mempengaruhi tumbuh
menumbuhkan beban hidup untuk mencapai tujuannya. dan berkembangnya
intelektualitas
intelektualitas
setiap anggota Sisi-sisi intelektualitas: 1. intelektualitas iman
Mendidik setiap
individu agar (kisah Abu Bakar Ash Shiddiq dan Rasulullah serta QL nya); 2. intelektualitas
komitmen
terhadap rukun- pergerakan (kisah Iman Al Banna dan bejana serta perhiasan emas); 3.
rukun jama’ah
intelektualitas sosial (Umar dan Abu Bakar).
melalui ucapan
dan perbuatan Motivasi yang menumbuhkan intelektualitas: 1. pertanggungjawaban di
Merealisasikan
komitmen yaumil hisab merupakan beban pribadi  responsif dalam melakukan kebaikan;
terhadap aturan-
aturan gerakan 2. bersikap positif (menghargai diri sendiri) dan memohon ampun kepada Allah
dalam barisan
da’wah (serta qiyadah atas kelalaian, kisah Hudhud dan nabi Sulaiman).
Mampu
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelektualitas: 1. kesiapan fitriah
merealisasikan
komitmen pribadi individu untuk berkembang dan memberi kontribusi; 2. lingkungan sekitar
dan mengontrol
setiap aktivitas (perasaan orang lain membutuhkan kita, tabiat masyarakat, unsur pendukung
agar sesuai
dengan syari’at pertumbuhan, sosok teladan di tengah umat); 3. tabiat awal pertumbuhan; 4.
Mampu
mengkonsolidasik senantiasa menghadirkan niat dalam diri untuk menyeru; 5. menumbuhkan
an dimensi sosial
semnangat berpikir dan pembaharuan yang sesuai dengan Qur-an dan Sunnah.
masyarakat dan
menyiapkan Unsur-unsur yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya intelektual:
lingkungan yang
baik sebagai 1. sistem motivasi (kebutuhan primerpsikologi, ilmu jiwa, sosial, tsaqofiyah;
ruang pendidikan
anak kebutuhan sekunderkompetensi, aktualisasi diri, kebutuhan dihargai); 2.
menarik perhatian dan melakukan motivasi.

6
Resume Buku Kekuatan Sang Murobbi (Prof. Dr. Taufik Yusuf Al Wa’iy)
Penerbit : Al I’tishom Cahaya Ummat

Bab 1.
Menumbuhkan e. Mendidik setiap individu agar komitmen terhadap Poin materi:
Kemampuan Pribadi Hakikat rukun-rukun
Sang Murobbi pada rukun-rukun jama’ah melalui ucapan dan perbuatan jama’ah
Sisi Tarbawi dan Murobbi tampil sebagai
Hakikat rukun-rukun jama’ah qudwah dalam
Da’wah
Bekerja sebagai Murobbi tampil sebagai qudwah dalam komitmen komitmen terhadap
teladan dalam rukun-rukun jama’ah
ucapan dan terhadap rukun-rukun jama’ah Mendidik anggota dengan
perbuatan pendidikan yang sesuai
Mampu Mendidik anggota dengan pendidikan yang sesuai dengan manhaj tarbiyah
menanamkan Islamiyah
loyalitas dalam diri dengan manhaj tarbiyah Islamiyah Pengokohan rukun-rukun
anggotanya dalam tarbiyah
Pengokohan rukun-rukun tarbiyah
melakukan
aktivitas da’wah
dan percaya pada
manajemennya f. Merealisasikan komitmen terhadap aturan-aturan gerakan Poin materi:
Bekerja untuk Memahami kejelasan visi
menyukseskan dalam barisan da’wah Urgensi rambu-rambu
tujuan usrah dan pergerakan
merealisasikan Memahami kejelasan visi Pilar terpenting jama’ah
rukun-rukunya Sarana-sarana yang harus
Urgensi rambu-rambu pergerakan
Mampu disiapkan
menumbuhkan Pilar terpenting jama’ah Aturan mendasar dalam
intelektualitas pemahaman dan
setiap anggota Sarana-sarana yang harus disiapkan pelaksanaan
Mendidik setiap pergerakan
individu agar Aturan mendasar dalam pemahaman dan pelaksanaan
komitmen
terhadap rukun- pergerakan
rukun jama’ah Poin materi:
g. Mampu merealisasikan komitmen pribadi dan Urgensi keimanan sebagai
melalui ucapan
dan perbuatan kontrol
mengontrol setiap aktivitas agar sesuai dengan syari’at Merealisasikan
Merealisasikan
komitmen Urgensi keimanan sebagai kontrol kedisiplinan
terhadap aturan- Menciptakan kemampuan
aturan gerakan Merealisasikan kedisiplinan dalam penghidupan
dalam barisan yang halal
da’wah Menciptakan kemampuan dalam penghidupan yang halal Kedisiplinan dalam
Mampu mengatur harta benda
Kedisiplinan dalam mengatur harta benda Kedisiplinan dalam
merealisasikan
komitmen pribadi membentuk keluarga
Kedisiplinan dalam membentuk keluarga muslim muslim
dan mengontrol
setiap aktivitas
agar sesuai
dengan syari’at h. Mampu mengkonsolidasikan dimensi sosial masyarakat Poin materi:
Mampu Esensi pendidikan
mengkonsolidasik dan menyiapkan lingkungan yang baik sebagai ruang masyarakat dan
an dimensi sosial dimensi sosiologis
pendidikan anak Manhaj Islam dalam
masyarakat dan
menyiapkan Esensi pendidikan masyarakat dan dimensi sosiologis mendidik
lingkungan yang Tujuan pendidikan sosial
baik sebagai Manhaj Islam dalam mendidik Wawasan baru dalam
ruang pendidikan aktivitas sosial
anak Tujuan pendidikan sosial DF

Wawasan baru dalam aktivitas sosial


DF

Anda mungkin juga menyukai