Anda di halaman 1dari 3

QADHAYA ASASIYYAH DALAM DAKWAH MENJAGA ORISINALITAS Sebuah penjagaan dan pemeliharaan akan orisinalitas perlu dilakukan untuk

meminimalisir adanya penyimpangan yang mungkin dapat mempengaruhi kesinambungan, pertumbuhan, dan kekuatan dari sebuah harakah. Menjaga orisinalitas berarti berpegang teguh kepada islam dan tidak menyalahinya, baik dalam teori maupun prakteknya. Keorisinalitas akan membawa sebuah harakah terjamin berada dalam jalan yang benar sesuai sasarannya. Imam syahid selalu menekankan agar jamaah beriltizam dengan islam, kitab, dan sunnah serta melangkah sesuai dengan sirah rosulullah. Ia sangat memperhatikan unsur al fahmu, pemahaman yang benar, menyeluruh, murni sesuai yang disampaikan rosulullah , jauh dari pemahaman parsial dan menyimpang. Dalam hal ini, seorang al akh harus teguh dan terpercaya serta dapat membentengi dari penyimpangan dan perubahan. Kita wajib menjaga orisinalitas pemahaman, keshahihan, kelurusan, dan keuniversalan kendati waktu telah berlalu dan kondisi yang berubah-ubah. Sebagai contoh ketika ada yang mengatakan bahwa cukuplah kita dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat ibadah, dzikir, keilmuan, dsb, kemudian membatai diri dari aktifitas pemerintahan, perpolitikan, persoalan hukum, perundang-undangan, dan bahkan sampai ada yang ekstrem dengan mengkafirkan orang lain maka itu jelas-jelas bukanlah pemikiran dakwah ikhwan. Memelihara orisinalitas pemahaman juga harus dibarengi pemeliharaan orisinalitas sasaran dari sembarang perubahan dan penyimpangan. Sasaran jamaah yang akan ditegakkan ialah tegaknya dien Allah di bumi dan berdirinya Daulah islamiyah yang dipimpin sistem khalifah islamiyah. Sasaran tersebut juga tidak boleh berfokus kepada tegaknya satu pemerintahan di setiap kawasan tanpa ada koordinasi dan tidak menjadi bagian dari strategi umum untuk mewujudkan sasaran yang besar. Mendirikan sebuah kekhalifahan layaknya mendirikan sebuah bangunan yang membutuhkan pondasi yang kokoh. Pondasi itu adalah aqidah, quwwah, dan wihdah. Orisinalitas yang wajib dipelihara adalah perhatian terhadap tarbiyah dan aspek ruhaniyah. Tarbiyah ibarat ruh yang ada dalam raga, pondasi asasi yang apabila telah kokoh maka tubuhnya pun akan semakin kuat bahkan tangannya akan senantiasa memberi. Imam hasan Al Banna menentukan sifat dan simat yang harus diiltizami oleh setiap individu muslim yang disebut dalam rukun al amal, salah satu 10 rukun baiah. Sesungguhnya al amal yang dikehendaki oleh seorang al akh yang jujur adalah memperbaiki dirinya, sehingga menjadi orang yang kuat fisiknya, kokoh akhlaknya, intelek pemikirannya, mampu berusaha, lurus aqidahnya, benar ibadahnya, bermujahadah untuk dirinya, memelihara waktu, teratur dalam

By lia

setiap urusannya, dan berguna bagi orang lain. Sifat-sifat itu tidak mungkin terwujud dalam diri pribadi muslim kecuali dengan tarbiyah. Memelihara orisinalitas berarti memperhatilkan tarbiyah. Tarbiyah harus mencakup seluruh peringkat dan harus dilakukan selama hidup, tidak boleh terbatas pada pemula, tetpai juga para masul. Memperhatikan tarbiyah akan membantu meningkatkan ikhwan ke peringkat masul. Mereka akan turut serta menjadi orang yang memikul berbagai tanggung jawab yang semakin bertambah di lapangan. Menjaga orisinalitas harakah dan dakwah menuntut kita supaya beriltizam dengan jalan dakwah dan tahapan-tahapannya, kendati jalan itu panjang. Untuk menjaga orisinalitas dakwah kita harus benar-benar teguh berada di jalan dakwah dan bersabar terhadap lama dan sulit perjalanannya. Dakwah ikhwanul muslimin tegak setelah adanya kekuatan aqidah dan iman, kemudian kekuatan ukhuwah, hub, dan wihdah. Rasa kecintaan sesame ikhwan adalah karakteristik menonjol yang menjadi kekuatan ikhwah. Hal ini merupakn perncerminan dari persaudaraan yang tergambar oleh kaum muhajirin dan anshar di zaman rosulullah. Imam hasan al banna sangat konsen terhadap persoalan hub dan ukhuwah sehingga menjadikannya sebagai salah satu rukun baiah. Kecintaan dan persaudaraan yang terlahir karena keimanan kepada Allah akan terlihat diantara ikhwah sejak pertama taaruf, saling mengenal walaupun tempatnya berbeda dan berjauhan. Seorang akh apabila menngenal akh lain yang berada dalam satu shaff, mereka akan merasakan sama-sama terikat dalam jamaah, saling menguatkan dalam aktifitas membela dien Allah. Perasaan ini timbul dari rasa kecintaan dan kekuatan ikatan diantara keduanya. Ukhuwah yang setinggi-tingginya akan melahirkan itsar, dan yang serendah-rendahnya akan melahirkan lapang dada terhadap ikhwah lainnya. Menjaga orisinalitas dakwah berarti selalu menekankan pada aktifitas produktif dengan tenang dan tidak boleh terkalahkan oleh kepentingan diri. Setiap orang dalam barisan harus sama-sama berlomba-lomba dalam beramal karena kesempatan beramal ini terbatas. Para masul harus menjauhkan shaff dari semangat perdebatan, diskusi, dan banyak omong yang tidak mendatangkan kebaikan dan hasil. Ikhwanul muslimin mempunyai cirri jamaahnya dijadikan sebagai lapangan berkompetisi dalam pengorbanan dan pemberian. Jadi waktu, tenaga, harta, jiwa. Jika ada seorang akh yang mengeksploitasi kepercayaan daria akh yang lain maka hal ini merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolerir dan harus segera diambil cara tepat dalam penanganannya. Karena masalah seperti ini bisa mengancam orisinalitas dakwah.

By lia

Dakwah ikhwanul muslimin spesifik dengan kerabbaniyahannya dengan slogan Allah ghoyatuna. Dengan kepribadian jamaah yang konsisten bersama kerabbaniyahannya ini yang menyebabkan kita tidak akan tunduk dan menyerah pada kekuatan bathil manapun. Siapapun atau kelompok apapun tidak diperkenankan memproteksi jamaah, mengeliminasi, menyelewengkan dari tujuan luhurnya, atau memaksa tunduk pada tujuan yang lain, kendati harus mengorbankan harta dan nyawa. Dakwah ikhwanul muslimin terkenal dengan pelaksanaan prinsip syura yang dianjurkan islam. Syura akan mengatur berbagai pendapat yang ada yang kemudian bisa disaring dan disatukan. Jika proses syura telah melorkan suatu keputusan maka telah mengikat semua pribadi-pribadi anggotanya. Menjaga orisinalitas berarti harus menjaga dan menata prinsip syuro sehingga dapat terwujud apa yang diharapkan. Karakteristik dakwah ikhwanul muslimin yang lain adalah takamul dan Itidal (integral dan proporsional). Takamul berarti menerapkan islam dengan seluruh segi, tuntutan dan universalitasnya tanpa meremehkan satu sisipun darinya. Sayangnya ada sebagian jamaah islam yang hanya mementingkan satu sisi dari islam, dan jelas hal yang seperti itu bersifat parsial, tidak mencerminkan keintegralan yang dimiliki oleh islam sendiri. Sedangkan Itidal ialah ikhwan bekerja didalam seluruh sisi islam dengan seimbang dan proporsional yang jauh dari sifat keterlaluan/ekstremitas dan jauh dari peremehan aspek islam yang lain. Dakwah islam juga mempunyai karakteristik dalam keuniversalan dakwahnya. Karena itu jamaah selalu tampil memperjuangkan setiap yang menjadi persoalan negeri islam manapun atau minoritas islam dimanapun saja di dunia ini. Sebagai contoh sekarang ini jamaah yang memperjuangkan persoalan negeri palestina yang kemudian diusung oleh jamaah yang mereka tersebar di seluruh dunia. Jamaah berusaha menyebarkan dakwah ke seluruh dunia, bekerja untuk mempersatukan langkah kaum muslimin, berusaha menjaga hubungan baik dengan para aktifis dakwah baik secra pribadi maupun jamaah. Dan karena itu kita juga harus menjaga ke alamiyahan dakwah dan menjauhi seyiap dakwah yang cenderung bersifat kedaerahan dan nasionalistik.

By lia

Anda mungkin juga menyukai