DALAM PERSPEKTIF
DAKWAH
Kelompok 2
M Nur Syaban
Muhammad Zulfa Ar
Meuthia Nurul Zaeni
Nita Maria
“
DALAM PANDANGAN ISLAM, PRESTASI IBADAH TIDAK BISA TERPISAHKAN
DENGAN PRESTASI SOSIAL,
EKONOMI, DAN BUDAYA. PRIBADI MUSLIM YANG PARIPURNA (KAFFAH)
MERUPAKAN INTEGRASI DARI
KUALITAS HUBUNGAN DENGAN ALLOH (IBADAH MAHDOH) DAN HUBUNGAN
DENGAN MAKHLUK (IBADAH
GHOIR MAHDOH). DENGAN DEMIKIAN PRESTASI KARIR SEORANG UMAT
MERUPAKAN IMPLEMENTASI
MENDASAR DAN IMPLEMENTASI KAFFAH DARI PANGGILAN KETUHANAN
(RELIGIOUS CALLING).
NORMATIF KARIR INSPIRASI AGAMA
7 Prinsip karir dalam inspirasi Islam dapat diambil dari Al
Qur’an.
Karir secara 1. Allah SWT menjamin bahwa setiap makhluk pasti diberi fasilitas
kehidupan. (QS
umum menunjuk Secara Islami, tentunya konsep 15:23)
organisasi kerja yang dimaksud
pada pekerjaan 2. Allah SWT mengakui derajat dan martabat manusia, serta telah
tidak hanya pada organisasi
seseorang dalam bisnis semata. Lebih luas karir
menyediakan fasilitas selengkapnya agar manusia hidup secara
bermartabat. (QS. 17:70)
organisasi juga bisa
terjadi pada lapangan organisasi 3. ada persamaan hak berkarir antara pria dan wanita, semua akan
bisnis, sosial, diberi pahala yang sama saat mampu menunaikan kebajikan. (QS.
sosial dan keagamaan. Malahan,
dan keagamaan bagaimana prestasi karir bisnis,
4:124)
sosial dan keagamaan itu 4. menekuni suatu karir kerja memerlukan ilmunya. (QS. 17:36)
terintegrasi
5. karir ditujukan juga untuk menggapai kesejahteraan dan menolak
dalam bingkai karir secara petaka. (QS, 66:6)
normatif sebagai religious
calling. 6. Allah telah menganugrahkan segala yang ada di bumi ini untuk
fasilitas karir. (QS. 2:29)
2. Komponen scientific, memiliki penguasaan keilmuan tentang karir dan cara membimbingnya (walataqfu ma laisa laka bihi
ilm).
3. Komponen sosial, memiliki kepekaan sosial sehingga tampil secara proaktif mengambil bagian sebagai problem solver
(yaj’allahu makhroja) atas masalahmasalah kiprah diri umat, khususnya dalam bidang ekonomi yang ditangani secara
perseorangan maupun kelompok.
E. BIMBINGAN KARIR DALAM REALITAS
KEHIDUPAN BERAGAMA
Wahana bimbingan Urgensi menekuni dan Tujuanbimbingan karir:
karir disadari ataupun mengimplementasikan (1) mengenal berbagai
tidak, sudah live dalam bimbingan karir dapat jenis jabatan;
kehidupan keluarga dan dilihat dari tinjauan (2) mampu mengambil
masyarakat, melalui kematangan, keputusan rasional
do’a anak, dan menghindari saran, dan aktivitas vokasional;
melibatkan pada kerja menghindari satu (3) melaksanakan
orangtua pilihan karir. keputusan karir
Selama komunikasi
Bimbingan keagamaan bimbingan, suasana klien
pada sektor karir, bisa merasa senang ataupun
tidak senang. Pembimbing
terintegrasi dalam karir dituntut mampu
bingkai karir secara menciptakan suasana batin
normatif sebagai klien berupa perasaan
senang, dan menghindari
religious calling
perasaan sebaliknya.
G. BIMBINGAN KEAGAMAAN DALAM
KONSELING KARIR
Konseling karir merupakan bagian dari konseling
secara umum. Termasuk dalam kajian konseling
Islami, maka konseling karir pun akan mendapat
banyak inspirasi
H. Urgensi Konseling Islami
9) KONSELING ADALAH FARDHU AIN BAGI MEREKA YANG AHLI ATAU KEMAMPUAN
DALAM BIDANG INI.
Tanggung jawab dan beban yang terpikul di pundak para konselor Islam (yang menjalankan
praktek konseling Islam) sangat berat, namun demikian, harapan dan tanggung jawab yang
besar ini memiliki batasannya:
1. Mengutamakan klien (Client-centered).
2. Merujuk klien kepada pakar lain.
L. PERAN PEMBIMBING
DALAM ISLAM
a. Sumber penerang dan pemberi petunjuk ke arah kebenaran (mubayyin).
b. Juru pengingat (mudzakkir).
c. Juru penghibur (mubassyir) hati yang duka.
d. Muballigh, penyampai pesan-pesan keagamaan secara kaffah.
M. IMPLEMENTASI KONSEPTUAL
PADA BIMBINGAN KARIR
Bimbingan Islami yang bersasaran pada upaya meningkatkan kemampuan daya tangkal yang
bersumber dari kemantapan iman dan takwa kepada Allah SWT., saat ini dan yang akan datang
benar-benar sangat dibutuhkan. Semakin modern masyarakat, semakin besar tuntutan hidupnya,
dan semakin kompleks pula kehidupan karirnya.
TERIMAKASIH