Anda di halaman 1dari 12

3.

REFORMULASI FIQH ZAKAT DALAM PANDANGAN SANTRI


Zakat adalah kewajiban agama yang wajib ditunaikan dan merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam. Dalil akan hal
tersebut ditunjukkan dalam al-Quran, as-Sunnah (hadits) dan ijma’ kaum muslimin.
Dalam terminologi bahasa, zakat berarti ath-thaharah (suci) dan an-nama (berkembang) [an-Nihayah fi Gharib al-Hadits
wa al-Atsar 2/307 dan Lisan al-Arab 14/358]
Sedangkan dalam terminologi syari’at, zakat berarti beribadah kepada Allah dengan mengeluarkan bagian harta
tertentu yang wajib dikeluarkan untuk diserahkan pada kelompok atau peruntukan tertentu. [asy-Syarh al-Mumti’
6/13]. Zakat menurut istilah agama islam artinya “kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada yang berhak
menerimanya, dengan beberapa syarat.”
Firman Allah SWT.:

۟ ‫صلَ ٰوةَ َوَأقِي ُم‬


.‫وا‬ ۟ ُ‫ٱل َّزك َٰوةَ َو َءات‬
َّ ‫واٱل‬
“Dirikanlah salat dan bayarkanlah zakat hartamu.” (An-Nisa:77)

.‫ص َدقَةً لِ ِه ْمَأ ْم ٰ َو ِم ْن ُخ ْذ‬


َ ‫بِهَا ِّكي ِهم َوتُ َز هُ ْمتُطَهِّ ُر‬
“Ambillah dari harta mereka sedekah (Zakat) untuk membersihkan mereka dan menghapuskan kesalahan mereka.” (At-
Taubah:103)

Keutamaan Zakat
Zakat memiliki sejumlah keutamaan yang agung. Di antaranya adalah:
 Zakat sering dikaitkan dengan ibadah shalat yang merupakan salah satu ibadah yang utama dalam al-Quran al-
karim. Di antaranya adalah firman Allah ta’ala,
ِ َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّزكَاةَ ۚ َو َما تُقَ ِّد ُموا َأِل ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن َخيْر تَ ِجدُوهُ ِع ْن َد هَّللا ِ ۗ ِإ َّن هَّللا َ ِب َما تَ ْع َملُونَ ب‬
‫صي ٌر‬ َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan
mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan” [al-Baqarah:
110].
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 َ‫ضان‬ َ ‫صاَل ِة َوِإيتَا ِء ال َّزكَا ِة َو ْال َح ِّج َو‬


َ ‫صوْ ِم َر َم‬ َّ ‫س َشهَا َد ِة َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل هَّللا ِ َوِإقَ ِام ال‬
ٍ ‫بُنِ َي اِإْل سْاَل ُم َعلَى َخ ْم‬
“Islam dibangun di atas lima (tonggak), syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad Rasulullah,
menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan” [HR. al-Bukhari: 8 dan Muslim: 16].
 Menunaikan zakat merupakan indikasi ketakwaan dan sebab yang dapat memasukkan seseorang ke dalam
surga. Allah ta’ala berfirman,
ٌّ ‫ َوفِي َأ ْم َوالِ ِه ْم َح‬. َ‫ار هُ ْم يَ ْستَ ْغفِرُون‬ ٰ
‫ق‬ ِ ‫ َوبِاَأْلس َْح‬. َ‫ كَانُوا قَلِياًل ِمنَ اللَّ ْي ِل َما يَ ْه َجعُون‬. َ‫آخ ِذينَ َما آتَاهُ ْم َربُّهُ ْم ِۚإنَّهُ ْم كَانُوا قَب َْل َذلِكَ ُمحْ ِسنِين‬ ٍ ‫ِإ َّن ْال ُمتَّقِينَ فِي َجنَّا‬
ِ .‫ت َو ُعيُو ٍن‬
ِ ‫لِلسَّاِئ ِل َو ْال َمحْ ر‬
‫ُوم‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil
mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah
orang-orang yang berbuat baik, mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang
miskin yang tidak mendapat bahagian” [adz-Dzariyat: 15-19].
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫صا َم َر َمضَانَ َو َح َّج ْالبَيْتَ ِإ ْن‬ َ ‫س َعلَى ُوضُوِئ ِه َّن َو ُر ُكو ِع ِه َّن َو ُسجُو ِد ِه َّن َو َم َواقِيتِ ِه َّن َو‬ِ ‫ت ْال َخ ْم‬ َّ ‫ان َد َخ َل ْال َجنَّةَ َم ْن َحافَظَ َعلَى ال‬
ِ ‫صلَ َوا‬ ٍ ‫خَ ْمسٌ َم ْن َجا َء بِ ِه َّن َم َع ِإي َم‬
َ‫ا ْستَطَا َع ِإلَ ْي ِه َسبِياًل َوَأ ْعطَى ال َّزكَاةَ طَيِّبَةً بِهَا نَ ْف ُسهُ َوَأ َّدى اَأْل َمانَة‬
“Lima perkara yang apabila dikerjakan oleh seseorang dengan keimanan, maka dia akan masuk surga; yaitu barangsiapa
yang menjaga shalat lima waktu beserta wudhunya, rukuknya, sujudnya dan waktu-waktunya, melaksanakan puasa
ramadhan, haji ke baitullah jika mampu menunaikannya, menunaikan zakat dengan kesadaran jiwa, serta menunaikan
amanat” [HR. Abu Dawud: 429. Dinilai hasan oleh al-Albani].
 Rutin mengeluarkan zakat merupakan salah satu sebab seorang hamba mampu mencapai derajat ash-shiddiqin
dan syuhada. Dari ‘Amr bin Murrah al-Juhani radhiyallahu’anhu ia berkata,

َ‫ُمت رمضان‬ ُ ‫ وص‬،‫س‬ َ ‫ت الخَ ْم‬ ِ ‫وصليت الصلوا‬ ُ ،‫أن ال إلهَ إاَّل هللاُ وأنَّك رسو ُل هللا‬ ْ ‫ت‬ ُ ‫ ِإنِّي شه ْد‬:‫ فقال‬،‫جاء رج ٌل من قُضاعةَ ِإلى رسو ِل هللا صلَّى هللا عليه وسلَّم‬
‫ص ِّديقينَ وال ُّشهدا ِء‬ َّ
ِّ ‫ َمن مات على هذا كان من ال‬:‫ فقال رسو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬،َ‫وآتيت ال َّزكاة‬ َّ ُ ،‫وقمتُه‬
“Seseorang dari Qudha’ah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, “Sesungguhnya aku telah
bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak disembah selain Allah dan engkau adalah utusan Allah, aku telah shalat
lima waktu, berpuasa Ramadhan dan qiyamul lail di dalamnya, dan aku telah menunaikan zakat”. Maka Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, “Barang siapa yang meninggal dalam keadaan melaksanakan hal-hal itu maka
dia akan termasuk orang-orang yang jujur dan syahid” [HR. Ahmad” 39/522; Ibnu Khuzaimah: 2212; Ibnu Hibban: 3438.
Dinilai shahih oleh al-Albani].
 Setiap orang yang mengeluarkan zakat dengan penuh kesadaran, tanpa merasa terbebani, niscaya akan
merasakan kelezatan iman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ ولم يُع ِط الهَ ِرمةَ وال‬،‫عام‬ ٍ ‫ رافدةً عليه ك َّل‬،‫ وأعطى زكاةَ ماله طيِّبةً بها نفسُه‬،ُ‫أن ال إلهَ إاَّل هللا‬ ْ ‫ وعلِ َم‬،‫ َمن عبَ َد هللا وحْ ده‬:‫هن فقد طَ ِع َم ط ْع َم اإليما ِن‬ ٌ
َّ َ‫ثالث َمن فَ َعل‬
‫يره ولم يأ ُمرْ كم بشَرِّه‬ َ ‫يسألكم َخ‬ْ ‫فإن هللاَ لم‬ ْ
َّ ‫ولكن ِمن و َس ِط أموالِكم؛‬ ،َ‫ال َّد ِرنةَ وال المريضةَ وال ال َّش َرطَ اللَّئيمة‬
“Ada tiga hal yang barangsiapa mengerjakannya maka ia telah merasakan manisnya iman, yaitu orang yang menyembah
Allah dan mengetahui bahwa tiada sembahan yang patut disembah kecuali Allah. Memberikan zakat hartanya dengan
senang hati dan dengan hati yang mendorongnya untuk mengeluarkan yang terbaik di setiap tahunnya. Ia tidak
memberikan hewan yang tua, yang kotor, yang sakit, dan yang hina, tetapi ia memberikan yang wajar. Karena
sesungguhnya Allah telah meminta kepada kalian untuk menafkahkan yang terbaik di antara harta-harta kalian, dan Dia
tidak memerintahkan untuk menafkahkan harta yang terjelek diantara kalian” [HR. Abu Dawud: 1580; ath Thabrani:
555 dalam al-Mu’jam ash-Shaghir; al-Baihaqi: 7525. Dinilai shahih oleh al-Albani].
- Hukum Zakat
Zakat adalah kewajiban agama yang wajib ditunaikan dan merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam. Dalil akan hal
tersebut ditunjukkan dalam al-Quran, as-Sunnah (hadits) dan ijma’ kaum muslimin. Hukumnya: Zakat adalah salah satu
rukun islam yang ke-lima, fardu’ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun
kedua Hijriah
 Dalil al-Quran
Allah ta’ala berfirman,
َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬
َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّزكَاة‬
“…dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat” [al-Muzammil: 20].
 Dalil as-Sunnah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ‫ضان‬
َ ‫صوْ ِم َر َم‬َ ‫صاَل ِة َوِإيتَا ِء ال َّزكَا ِة َو ْال َحجِّ َو‬
َّ ‫س َشهَا َد ِة َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا َرسُو ُل هَّللا ِ َوِإقَ ِام ال‬
ٍ ‫بُنِ َي اِإْل سْاَل ُم َعلَى َخ ْم‬
“Islam dibangun di atas lima (tonggak), syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad Rasulullah,
menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan” [HR. al-Bukhari: 8 dan Muslim: 16].
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berpesan pada Mu’adz radhiallahu ‘anhu ketika mengutusnya ke Yaman,
‫ تُؤخَ ُذ ِمن أغنياِئهم فتر ُّد على فُقراِئهم‬،‫أن هللاَ افتَ َرض عليهم صدقةً في أموالِهم‬ َّ ‫أ ْعلِ ْمهم‬
“Ajarkan mereka bahwa Allah mewajibkan mereka untuk menunaikan zakat pada harta mereka yang diambil dari
kalangan yang kaya untuk dikembalikan kepada kalangan yang miskin” [HR. al-Bukhari: 1395 dan Muslim: 19].
 Dalil ijma’
Ibnu Rusyd rahimahullah mengatakan, “Kewajiban zakat telah diketahui berdasarkan dalil dari al-Quran, as-Sunnah dan
ijmak. Tidak ada perbedaan pendapat dalam hal tersebut.” [Bidayah al-Mujtahid 1/244].
Ibnu Qudamah rahimahullah mengatakan, “Kaum muslimin di seluruh negeri bersepakat bahwa zakat itu wajib.” [al-
Mughni 2/427].
An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Mengeluarkan zakat adalah wajib dan merupakan rukun Islam berdasarkan
kesepakatan kaum muslimin. Dalil-dalil al-Quran, as-Sunnah dan ijma’ umat dengan jelas menyatakan hal tersebut.” [al-
Majmu’ 5/326].

Ancaman untuk orang yang enggan membayar zakat


Meremehkan kewajiban zakat dan malas mengeluarkan zakat sesuai waktunya merupakan kemungkaran dan
kemaksiatan yang riil terjadi di tengah-tengah kaum muslimin. Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat
merupakan kewajiban kaum muslimin yang berkaitan dengan masalah harta. Allah Ta’ala mengancam orang-orang
yang tidak mau menunaikan zakat dengan ancaman yang mengerikan dalam firman-Nya,

ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
َ‫ض َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُون‬ ُ ‫َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذينَ يَبْخَ لُونَ بِ َما آتَاهُ ُم هَّللا ُ ِم ْن فَضْ لِ ِه هُ َو َخ ْيرًا لَهُ ْم بَلْ ه َُو شَرٌّ لَهُ ْم َسيُطَ َّوقُونَ َما بَ ِخلُوا ِب ِه يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َوهَّلِل ِ ِمي َر‬
ِ ‫اث ال َّس َما َوا‬
‫خَ بِي ٌر‬

“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya
menyangka bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang
mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang
ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 180)

Allah Ta’ala juga memberikan ancaman,

‫ب َألِ ٍيم‬
ٍ ‫يل هَّللا ِ فَبَ ِّشرْ هُ ْم بِ َع َذا‬ َّ ِ‫َب َو ْالف‬
ِ ِ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُونَهَا فِي َسب‬ َّ َ‫َوالَّ ِذينَ يَ ْكنِ ُزون‬
َ ‫الذه‬

“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah [9]: 34)
Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ‫ فَيُ ْك َوى بِهَا َج ْنبُهُ َو َجبِينُه‬،‫َار َجهَنَّ َم‬ ‫صفَاِئ ُح ِم ْن ن ٍ ُأ‬ ُ ،‫ ِإاَّل ِإ َذا َكانَ يَوْ ُم ْالقِيَا َم ِة‬،‫ اَل يَُؤ دِّي ِم ْنهَا َحقَّهَا‬،‫ض ٍة‬
ْ ‫صفِّ َح‬
ِ ‫ فَ حْ ِم َي َعلَ ْيهَا فِي ن‬،‫َار‬ َ ُ‫ت لَه‬ ٍ َ‫ب َذه‬
َّ ِ‫ب َواَل ف‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬َ ‫َما ِم ْن‬
َّ َ َّ ْ َ َ ْ ْ َّ ْ ‫َأ‬ ْ َ ْ ‫ُأ‬ ْ َّ ُ َ
ِ ‫ َوِإ َّما ِإلى الن‬،‫ ِإ َّما ِإلى ال َجن ِة‬،ُ‫ فَيَ َرى َسبِيله‬،‫ضى بَ ْينَ ال ِعبَا ِد‬
‫ار‬ َ ‫ َحتى يُق‬،‫ فِي يَوْ ٍم َكانَ ِمقدَا ُرهُ خَ ْم ِسينَ لفَ َسنَ ٍة‬،ُ‫ كل َما بَ َردَت ِعيدَت له‬،ُ‫َوظ ْه ُره‬

“Siapa saja yang memiliki harta berupa emas dan perak, namun tidak menunaikan haknya (kewajiban zakat, pent.),
maka pada hari kiamat nanti akan dibuatkan lempengan (seterika) dari api neraka, lalu dipanaskan di dalam api neraka
jahannam. Dengan lempengan tersebut, perut, dahi, dan punggungnya diseterika. Setiap kali seterika tersebut dingin,
akan dipanaskan lagi dan dipakai lagi untuk menyeterika setiap hari, yang setara dengan lima puluh ribu tahun (di
dunia), hingga perkaranya diputuskan. Setelah itu dia mengetahui jalannya, apakah ke surga atau ke neraka.” (HR.
Muslim 987)
Para mustahik zakat Menurut mazhab Syafii:
- fakir: Orang yang tidak mempunyai harta dan usaha, atau mempunyai harta atau usaha yang kurang dari seper-dua
kecukupannya, dan tidak ada orang yang berkewajiban memberi belanjanya.
- Miskin: Orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak seper-dua kecukupannya atau lebih, tetapi tidak
mencukupi. Yang dimaksud dengan kecukupan ialah cukup menurut umur biasa, 62 tahun. Maka yang mencukupi
dalam masa tersebut dinamakan “kaya” tidak boleh diberi zakat, ini dinamakan kaya dengan harta. Apabila suatu hari
penghasilannya tidak mencukupi, hari itu dia boleh menerima zakat.
- ‘Amil: semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedangkan dia tidak mendapat upah selain dari zakat itu.
- Muallaf: Ada empat macam: 1. Orang yang baru masuk Islam, 2. Orang Islam yang berpengaruh dalam kaumnya, 3.
Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir. 4. Orang yang menolak kejahatan orang yang anti zakat.
- Hamba: Hamba yang dijanjikan oleh tuannya bahwa dia boleh menebus dirinya. Hamba itu diberi zakat sekedar
untuk penebus dirinya.
- Berutang: Ada tiga macam: 1. Orang yang berutang karena mendamaikan dua orang yang sedang berselisih, 2.
Orang yang berutang untuk kepentingan dirinya sendiri pada keperluan mubah atau yang tidak mubah , tetapi dia
sudah bertobat, 3. Orang yang berutang karena menjamin utang orang lain, sedangkan dia dan orang yang dijaminnya
itu tidak dapat membayar utang.
- Sabilillah: Balatentara yang membantu dengan kehendaknya sendiri, sedangkan dia tidak mendapatkan gaji yang
tertentu dan tidak pula mendapatkan bagian dari harta yang disediakan untuk keperluan peperangan dalam kesatuan
balatentara.
- Musafir: orang yang mengadakan perjalanan dari negeri zakat atau melalui negeri zakat.

‫ضةً ِمنَ هَّللا ِ َوهَّللا ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬ ِ ‫ب َو ْالغ‬


َ ‫َار ِمينَ َوفِي َسبِي ِل هَّللا ِ َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل فَ ِري‬ ِ ‫ات لِ ْلفُقَ َرا ِء َو ْال َم َسا ِكي ِن َو ْال َعا ِملِينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوبُهُ ْم َوفِي الرِّ قَا‬ َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
ُ َ‫ص َدق‬

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah. Dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah [9]: 60)

ORANG YANG TIDAK BERHAK MENERIMA ZAKAT


- Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan. Sabda Rasulullah SAW.:
“Tidak halal bagi orang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga mengambil sedekah (zakat).” (Riwayat Lima
Orang Ahli Hadis, selain Nasa’i Dan Ibnu Majah)
- Hamba sahaya, karena mereka mendapat nafkah dari tuan mereka.
- Keturanan Rasulullah SAW.
- Orang yang tanggungan yang berzakat, artinya orang yang berzakat tidak boleh memberikan zakatnya kepada
orang yang dalam tanggungannya dengan nama fakir atau miskin, sedangkan mereka mendapat nafkah yang
mencukupi.
- Orang yang tidak beragama Islam
Zakat (termasuk zakat fitri) hanya untuk kaum muslimin dan tidak boleh diberikan kepada orang kafir (akan tetapi
boleh memberi sedekah dan hadiah pada non-muslim jika ada mashalahat). Dalilnya adalah perintah Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada Mu’adz Bin Jabal ketika berdakwah mengajak kepada Islam. Ketika mereka menerima dakwah
dan masuk Islam, mereka diperintahkan membayar zakat yang diambil dari orang kaya kaum muslimin dan dibagikan
kepada orang miskin dari kaum muslimin.
Rasulullah bersabda kepada Mu’adz ketika akan berdakwah ke Yaman,

‫ﻓﺈﻥ ﺃﻃﺎﻋﻮﻙ ﻟﺬﻟﻚ ﻓﺄﻋﻠﻤﻬﻢ ﺃﻥ ﻪﻠﻟﺍ ﺍﻓﺘﺮﺽ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺻﺪﻗﺔ ﺗﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﺃﻏﻨﻴﺎﺋﻬﻢ ﻓﺘﺮﺩ ﻓﻲ ﻓﻘﺮﺍﺋﻬﻢ‬
“Jika mereka pun patuh untuk itu, ajari pula mereka bahwa Allah mewajibkan mereka menunaikan zakat yang ditarik
dari orang-orang kaya mereka lalu diserahkan pada para fakir miskin dari kalangan mereka.” [HR. Al-Bukhari dan
Muslim]
Ibnul Mudzir menyatakan ada ijma’ ulama dalam hal ini. Beliau berkata,

‫ﺃﺟﻤﻌﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺬﻣﻲ ﻻ ﻳﻌﻄﻰ ﻣﻦ ﺯﻛﺎﺓ ﺍﻷﻣﻮﺍﻝ ﺷﻴﺌﺎ‬

“Ulama menyatakan secara ijma’ bahwa kafir dzimmi tidak diberi zakat sedikitpun.” [Al-Ijma’ hal.8]
An-Nawawi juga menyatakan inilah pendapat jumhur ulama. Beliau berkata,
‫ﺟﻤﺎﻫﻴﺮ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺳﻠﻔﺎ ً ﻭﺧﻠﻔﺎ ً ﺇﻟﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺩﻓﻊ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻠﻔﻘﻴﺮ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺴﻜﻴﻦ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ‬

“Jumhur ulama salaf (dahulu) dan khalaf (sekarang) berpendapat tidak boleh memberikan zakat kepada fakir atau
miskin dari orang kafir.” [Al-Majmu’ 6/228)
Demikian juga Ibnu Qudamah menyatakan,

‫ﻻ ﻧﻌﻠﻢ ﺑﻴﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺧﻼﻓﺎ ﻓﻲ ﺃﻥ ﺯﻛﺎﺓ ﺍﻷﻣﻮﺍﻝ ﻻ ﺗﻌﻄﻰ ﻟﻜﺎﻓﺮ ﻭﻻ ﻟﻤﻤﻠﻮﻙ‬

“Kami tidak mengetahui adanya khilaf dari ahli ilmu bahwa zakat harta tidak boleh diberikan kepada orang kafir dan
budak.” [Al-Mughni 2/487]
Demikian juga zakat fitri, tidak boleh diberikan kepada orang kafir.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimim ditanya,

‫هل يجوز إعطاء زكاة الفطر للعمال من غير المسلمين؟‬

“Bolehkah memberikan zakat fitri kepada pekerja selain kaum muslimin”?

Beliau menjawab,

‫ال يجوز إعطاؤها إال للفقير من المسلمين فقط‬

“Tidak boleh memberikannya kecuali kepada orang miskin kaum muslimin saja.” [Majmu’ Fatawa 18/285]

Bagaimana jika berada di negeri non-muslim?


Hukum asalnya adalah lebih baik (afdalnya) zakat itu diberikan kepada yang berhak (mustahiq) tempat kita tinggal.
Apabila tinggal di negeri non-muslim, maka kita berusaha mencari dahulu orang miskin (mustahiq) muslim di negara
non-muslim tersebut. Jika tidak ada boleh kita mentransfer (memindahkan) zakat ke negeri atau tempat lainnya yang
lebih banyak muslimnya atau mereka sangat membutuhkan (misalnya karena ada pemurtadan di daerah miskin)

Syaikh Al-‘Utsaimin menjelaskan,

‫ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻐﻴﺮ ﺣﺎﺟﺔ ﺑﺄﻥ ﻭﺟﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻠﺪ ﻣﻦ‬، ‫ﻧﻘﻞ ﺻﺪﻗﺔ ﺍﻟﻔﻄﺮ ﺇﻟﻰ ﺑﻼﺩ ﻏﻴﺮ ﺑﻼﺩ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺧﺮﺟﻬﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﺤﺎﺟﺔ ﺑﺄﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻋﻨﺪﻩ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ‬
‫ﻳﺘﻘﺒﻠﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ‬

“Memindahkan (transfer) zakat fitri ke negara/tempat lain, apabila ada hajat (mashlahat), semisal tidak ada orang
miskin di tempatnya, maka hukumnya tidak mengapa. Jika tidak ada hajat (mashlahat), maka tidak boleh.” [Fatawa 18,
soal 102]
Bahkan boleh diberikan kepada non-muslim, apabila tidak ditemukan sama sekali kaum muslimin yang miskin (akan
tetapi keyataaan dan fakta saat ini, orang miskin kaum muslimin itu ada). Di riwayatkan dari Ibnu abi Syaibah, Mujahid
berkata,

‫ﻻ ﺗﺼﺪﻕ ﻋﻠﻰ ﻳﻬﻮﺩﻱ ﻭﻻ ﻧﺼﺮﺍﻧﻲ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺠﺪ ﻏﻴﺮﻩ‬

“Jangan berikan zakat kepada Yahudi atau Nashrani kecuali tidak engkau temui yang lainnya (dari kaum muslimin)”[Al-
Mushannaf 2/401]
Catatan:
Zakat yang boleh diberikan kepada orang kafir adalah golongan “muallafatu qulubuhum” yaitu orang yang dilunakkan
hatinya dan diharapkan masuk Islam dari para pemimpim dan pembesar, sehingga menjadi contoh bagi kaumnya untuk
masuk Islam.
Syaikh Bin Baz berkata,
‫ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻠﻲ ﺇﺫﺍ ﺃﻋﻄﻮﺍ ﻳﺮﺟﻰ ﺇﺳﻼﻣﻬﻢ ﺇﺳﻼﻡ ﻧﻈﺮﺍﺋﻬﻢ ﻳﺪﻓﻌﻮﻥ‬،‫ ﻛﺒﺎﺭ ﺍﻟﻘﻮﻡ‬،‫ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻳﻌﻄﺎﻫﺎ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ ﻣﺜﻞ ﺭﺅﺳﺎﺀ ﺍﻟﻌﺸﺎﺋﺮ‬،‫ ﻻ ﻳﻌﻄﺎﻫﺎ ﺇﻻ ﺍﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ‬،‫ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻻ‬
‫ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﺸﺮ‬

“Adapun zakat, tidak boleh (diberikan kepada orang kafir) kecuali golongan muallafatu qulubuhum (yang dilunakkan
hatinya) seperti para pemimpin dan pembesar kaum, atau manusia yang diharapkan masuk Islam, atau mencegah
kejahatan mereka pada kaum muslimin.” [Sumber: https://binbaz.org.sa/fatwas/14672]

Didtinjau dari segi lafaz ayat, kata az zakah/zakat disebutkan sebanyak 32 kali dalam alquran yaitu mengikuti kata as
shalah/shalat 26 kali dalam satu ayatdan sebanyak 6 kali terpisah dengan kata shalat
1Al-baqarah ayat 43 14.Al-Hajj ayat 41 1. Al-Araf ayat 156
2Al-baqarah ayat 83 15.Al-Hajj ayat 78 2. Al-Kahfi ayat 81
3Al-baqarah ayat 110 16.An-Nur ayat 37 3. Maryam ayat 13
4Al-baqarah ayat 177 17.An-Nur ayat 56 4. Al-Mu’minun ayat 4
5Al-baqarah ayat 277 18.An-Naml ayat 3 5. Ar-Rum ayat 39
6An-Nisa ayat 77 19.Luqman ayat 4 6. Fushshilat ayat 7
7An-Nisa ayat 162 20.Al-Ahzab ayat 33
8Al-Maidah ayat 12 21.Al-Mujadilah ayat 13
9Al-Maidah ayat 55 22.Al-Muzzammil ayat 20
10At-Taubah ayat 5 23.Al-Bayyinah ayat 5
11At-Taubah ayat 11 24.Maryam ayat 31
12At-Taubah ayat 18 25.Maryam ayat 55
13At-Taubah ayat 71 26.Al-anbiya ayat 73

Syarat-syarat wajib zakat adalah sebagai berikut:


- Orang islam.
- Orang merdeka (bukan hamba sahaya).
- Milik penuh (dimiliki dan menjadi hak penuh).
- Sampai nisabnya.
- Sampai setahun.
BENDA YANG WAJIB DIZAKATI

1. BINATANG TERNAK ( kambing, domba, lembu, kerbau dan unta )


2. EMAS, PERAK DAN UANG
3. HARTA PERNIAGAAN
4. BARANG TAMBANG DAN BARANG TEMUAN
Barang tambang atau pelikan yang wajib dizakati itu, hanyalah emas atau perak yang didapat dari hasil usaha
pertambangan atau pelikan. Sedang barang temuan atau disebut rikaz, yang wajib dizakati itu ialah emas atau perak
yang diketemukan dari peninggalan zaman purba (zaman jahiliyah),
Tidak disyaratkan setahun dimiliki.
5. ZAKAT HASIL BUMI
Hasil bumi yang wajib dizakati ialah hasil bumi yang dapat menjadi makanan pokok seperti, padi (beras), jagung,
gandum dan sebagainya, serta buah-buahan dua macam, yakni kurma dan anggur.
Tidak disyaratkan setahun dimiliki, jadi wajib dikeluarkan pada tiap-tiap menuai (panen).

C. ZAKAT FITRAH
Zakat Fitrah ialah zakat badan yang wajib dikeluarkan pada setiap orang Islam, laki-laki dan perempuan, besar kecil,
merdeka atau hamba, diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak 3,1 liter dari makanan yang mengenyangkan
menurut tiap-tiap tempat (negeri).
Orang atau badan yang wajib dizakati (dikeluarkan zakatnya):
- Badannya sendiri bagi setiap orang Islam, Besar kecil, laki perempuan, merdeka ataupun hamba.
- Orang yang berada di bawah tanggungannya seperti: anak, istri, ibu dan seterusnya.

“Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fithri
sebanyak satu shaa(3,1 liter)’ kurma atau satu shaa’ gandum. Kewajiban itu dikenakan kepada tiap-tiap muslim,
merdeka atau hamba. Lelaki wanita, anak kecil, dan orang tua dari kalangan umat Islam”.(Riwayat Bukhari Dan Muslim).
Dalam hadis Bukhari disebutkan, “mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari raya.”

“Dari Abu Sa’id. Ia berkata, “Kami mengeluarkan zakat fitrah satu shaa dari makanan, gandum, kurma, susu kering, atau
anggur kering.” (Diketengahkan Oleh Bukhari Dan Muslim)
Dengan dua hadis ini dijelaskan bahwa yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW., banyaknya fitrah itu ialah satu shaa,
menurut arti bahasa arab adalah nama ukuran sukatan (takaran). Jadi, ukuran banyaknya zakat fitrah ini adalah ukuran
takaran, bukan ukuran timbangan. Penyelidikan ulama-ulama tentang ketentuan banyaknya zakat fitrah dengan
timbangan (kati) adalah kurang teliti (kurang tepat) karena berat beras satu shaa dari beberapa jenis beras tentu tidak
sama, apalagi kalau dibandingkan dengan satu shaa jagung atau lain-lainnya, sudah tentu amat berjauhan
timbangannya walaupun takarannya sama.
• Syarat-syarat wajib zakat fitrah:
- Orang Islam.
- Ada kelebihan makanan untuk dirinya dan sekeluarganya pada malam hari raya dan siang harinya. Orang yang
tidak mempunyai kelebihan tidak wajib membayar zakat.
- Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadan. Anak yang lahir sesudah terbenam
matahari tidak wajib fitrah. Orang yang kawin sesudah terbenam matahari tidak wajib membayarkan fitrah istrinya yang
baru dikawininya itu. Karena yang dimaksud dalam hadis di atas ialah “zakat fitri” (berbuka) bulan ramadan. Yang
dinamakan berbuka dari bulan ramadan ialah malam hari raya. Jadi, malam hari raya itulah waktu wajibnya fitrah.[4]

D. NISAB
Jumlah minimum mulai wajib dikeluarkan zakat. Barang-barang yang wajib dikeluarkan zakatnya, dan orang-orang atau
golongan-golongan yang berhak menerima zakat itu, telah diatur dan ditentukan dalam syari’at Islam, dan akan
diterangkan kemudian.

• MACAM-MACAM NISAB:

1. NISAB BINATANG TERNAK


- Nisab zakat kambing/domba: mulai dari 40 ekor wajib mengeluarkan zakatnya.
- Nisab dan zakat lembu: mulai dari 30 ekor ke atas, wajib mengeluarkan zakatnya.
- Nisab dan zakat kerbau: perhitungan zakatnya sama dengan nisab dan caraperhitungan zakat sapi/lembu.
- Nisab dan zakat unta: mulai 5 ekor ke atas wajib mengeluarkan zakatnya.

2. NISAB EMAS
Nisab dan zakat emas: nisab emas bersih, 20 dinar (mitsqal), kira-kira 96 gram. Zakatnya 2,50% atau seper-empat 96
gram atau lebih dari emas dan telah cukup setahun dimiliki, wajiblah ia mengeluarkan zakatnya dua setengah persen
atau seper-empat puluh dari emas itu.
3. NISAB PERAK
Nisab dan zakat perak: bersih 200 dirham, sama dengan kira-kira 672 gram. Zakatnya 2,50%. Emas dan perak perhiasan
yang tersedia untuk dipakai perempuan, dan tidak berlebih-lebihan, lagi tidak sebagai simpanan, maka tidak wajib
dizakati.
4. NISAB UANG
Perlu diperhatikan bahwa dasar peredaran uang ialah emas. Karena peradaran uang berdasar emas, maka nisab dan
zakatnya sama atau seharga nisab dan zakat emas. Jadi uang (yang berupa kertas sekalipun) yang seharga emas 96 gram
atau lebih, wajiblah dikeluarkan zakatnya 2,50% atau seper-empat puluhnya.
5. NISAB PERNIAGAAN
Pada waktu sekarang ini, pada pokoknya modalnya dihitung dengan uang, maka nisabnya seperti uang/emas , zakatnya
2,50%. Harta dagangan mencapai jumlahnya seharga 96 gram emas, wajiblah dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,50%.
Yang dihitung bukan untungnya saja, tetapi seluruh pokok dan labanya. Kalau sekiranya harga 1 gram emas Rp. 20.000,-
(dua puluh ribu), maka barang dagangan yang seharga 96 x Rp. 20.000,- = Rp.1.920.000,- wajiblah dikeluarkan zakatnya
2,50% = Rp. 48.000,-
6. NISAB TAMBANG
nisabnya sama dengan nisab emas/perak yang belian (yang tersebut pada abjad A). Yaitu mitsqal sama dengan kira-kira
96 gram bagi emas dan 200 dirham sama dengan kira-kira 672 gram bagi perak. Zakatnya pun 2,50% atau seper-empat
puluhnya.
7. NISAB TEMUAN(RIKAZ)
Nisabnya sama dengan emas/perak biasa seperti tersebut di atas. Zakatnya 20% atau seper-lima.
8. NISAB HASIL BUMI
Nisabnya 5 wasak yaitu sama dengan kira-kira seberat 700 kg. Hasil bumi yang masih berkulit nisabnya 10 wasak, yaitu
sama dengan kira-kira seberat 1.400 kg.
Apabila hasil diatas diairi dengan air hujan, air dari mata air, dan sebagainya dengan tidak mengeluarkan biaya untuk
membeli atau ongkos membawakan air, maka zakatnya 10% atau seper-puluhnya.
Adapun yang diairi dengan air yang dibawakan, atau dengan upahan, maka zakatnya hanya 5% atau seper-dua
puluhnya.
- Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Kitab Zakat, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2016,
- Zarkasyi, Imam, Fiqih 2, Bagian Ibadah, Trimurti Press ’95, Ramadhan 1415 H,
[1] FIQH ISLAM, KITAB ZAKAT. H.Sulaiman Rasjid BAB-4 Hlm.192-193.
[2] FIQH ISLAM, KITAB ZAKAT. H.Sulaiman Rasjid BAB-4 Hlm.210-217.
[4] FIQH ISLAM, KITAB ZAKAT. H.Sulaiman Rasjid BAB-4 Hlm.207-208.
[5] FIQIH 2,Bagian Ibadah: Zakat, Puasa, Haji, KH.Imam Zarkasyi, BAB-I Hlm.1-8.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/40314-hukum-memberikan-zakat-bagi-non-muslim-dan-di-negeri-non-muslim.html
© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/43880-kecerobohan-kaum-muslimin-terkait-kewajiban-zakat.html
© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/54784-pengertian-keutamaan-dan-hukum-zakat.html

3. REFORMULATION OF FIQH ZAKAT IN THE VIEW OF SANTRI


Zakat is a mandatory religious obligation and is the third pillar of the Pillars of Islam. The argument for this is
shown in the Qur'an, as-Sunnah (hadith) and ijma' of the Muslims.
In linguistic terminology, zakat means ath-thaharah (holy) and an-nama (flourishing) [an-Nihayah fi Gharib al-Hadith wa
al-Atsar 2/307 and Lisan al-Arab 14/358]
While in shari'a terminology, zakat means worshiping Allah by issuing a certain part of property that must be
issued to be handed over to certain groups or designations. [ash-Sharh al-Mumti' 6/13]. Zakat according to Islamic
religious terms means "a certain amount of property, which is given to those who are entitled to receive it, with certain
conditions."
Word of Allah SWT.:

. ‫صلَ ٰوة ََوَأقِي ُموا‬ ۟ ُ‫۟ ٱل َّزك َٰوةَ َو َءات‬


َّ ‫واٱل‬
"Pray and pay your zakat treasure." (An-Nisa:77)

.‫ص َدقَةً لِ ِه ْمَأ ْم ٰ َو ِم ْن ُخ ْذ‬


َ ‫بِهَا ِّكي ِهم َوتُ َز هُ ْمتُطَهِّ ُر‬
"Take from their possessions alms (Zakat) to cleanse them and wash away their iniquities." (At-Tawbah:103)

The Virtues of Zakat


Zakat has a number of great virtues. Among these are:
 Zakat is often associated with prayer which is one of the main services in the Qur'an al-karim. Among these are
the words of Allah the Exalted,
ِ ُ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّزكَاةَ ۚ َو َما تُقَ ِّد ُموا َأِل ْنف‬
ِ َ‫س ُك ْم ِمنْ َخ ْير تَ ِجدُوهُ ِع ْن َد هَّللا ِ ۗ ِإنَّ هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
‫صي ٌر‬ َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬
"And make prayers and pay zakat. And whatever good you seek for yourself, of course you will get his reward in the
sight of God. Verily Allah sees what you do" [al-Baqarah: 110].
Zakat is the third pillar of Islam. The Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) said,

 َ‫ضان‬ َ ‫ص ْو ِم َر َم‬َ ‫صاَل ِة َوِإيتَا ِء ال َّزكَا ِة َوا ْل َح ِّج َو‬ ُ ‫ش َها َد ِة َأنْ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫سو ُل هَّللا ِ َوِإقَ ِام ال‬ َ ‫س‬ ٍ ‫ساَل ُم َعلَى َخ ْم‬
ْ ‫بُنِ َي اِإْل‬
"Islam is built on five (milestones), the creed of Laa ilaaha illa Allah and Muhammad the Messenger of Allah, upholding
prayer, paying zakat, hajji, and fasting Ramadan" [Narrated by al-Bukhari: 8 and Muslim: 16].
 Paying zakat is an indication of piety and a cause that can enter a person into heaven. Allah the Exalted says,
ٌّ ‫ َوفِي َأ ْم َوالِ ِه ْم َح‬. َ‫ستَ ْغفِرُون‬ ٰ
‫ق‬ ْ ‫ َوبِاَأْل‬. َ‫ كَانُوا قَلِياًل ِمنَ اللَّ ْي ِل َما يَ ْه َجعُون‬. َ‫سنِين‬
ْ َ‫س َحا ِر ُه ْم ي‬ ِ ‫ آ ِخ ِذينَ َما آتَا ُه ْم َربُّ ُه ْم ِۚإنَّ ُه ْم كَانُوا قَ ْب َل َذلِكَ ُم ْح‬.‫ون‬
ٍ ُ‫ت َو ُعي‬ٍ ‫ِإنَّ ا ْل ُمتَّقِينَ فِي َجنَّا‬
ِ ‫ساِئ ِل َوا ْل َم ْح ُر‬
‫وم‬ َّ ‫لِل‬
"Verily the devout are in the gardens (of paradise) and in the springs, taking what is given to them by their Rabb. Verily
before that in the world were men who did good, they slept very little at night; And at the end of the night they begged
forgiveness (to God). And in their possessions there is a right to the poor who ask and the poor who do not share" [adz-
Dzariyat: 15-19].
The Prophet sallallahu 'alaihi wa sallam said,

ْ‫ضانَ َو َح َّج ا ْلبَيْتَ ِإن‬ َ ‫صا َم َر َم‬ ُ ‫ضوِئ ِهنَّ َو ُر ُكو ِع ِهنَّ َو‬
َ ‫س ُجو ِد ِهنَّ َو َم َواقِيتِ ِهنَّ َو‬ ِ ‫ت ا ْل َخ ْم‬
ُ ‫س َعلَى ُو‬ َّ ‫ان د ََخ َل ا ْل َجنَّةَ َمنْ َحافَظَ َعلَى ال‬
ِ ‫صلَ َوا‬ ٌ ‫َخ ْم‬
ٍ ‫س َمنْ َجا َء بِ ِهنَّ َم َع ِإي َم‬
َ‫سهُ َوَأدَّى اَأْل َمانَة‬ ْ َ ً َ َ َ
ُ ‫سبِي َو ْعطى ال َّزكَاة طيِّبَة بِ َها نف‬ ‫َأ‬ ‫اًل‬ َ َ
َ ‫ستَطا َع ِإل ْي ِه‬
ْ ‫ا‬
"Five things that if done by a man by faith, he will go to heaven; that is, whoever keeps the five daily prayers and their
ablution, bows, prostrations and times, observes the fast of Ramadan, Hajj to Baitullah if able to fulfill it, performs
zakat with soul awareness, and fulfills the commission" [HR. Abu Dawud: 429. Judged hasan by al-Albani].
 Routinely issuing zakat is one of the reasons a servant is able to achieve the degree of ash-shiddiqin and
martyrs. From 'Amr ibn Murrah al-Juhani (may Allah be pleased with him) he said,

َ‫صمتُ رمضان‬ ُ ‫ و‬،‫س‬ َ ‫ت‬
َ ‫الخ ْم‬ ِ ‫ وصليتُ الصلوا‬،‫ ِإنِّي شهدْتُ أنْ ال إلهَ إاَّل هللاُ وأنَّك رسو ُل هللا‬:‫ فقال‬،‫رسول هللا صلَّى هللا عليه وسلَّم‬ ِ ‫جاء رج ٌل من قُضاعةَ ِإلى‬
‫صدِّيقينَ والشُّهدا ِء‬ ِّ ‫ َمن مات على هذا كان من ال‬: ‫ فقال رسو ُل هللاِ صلَّى هللا عليه وسلَّم‬،َ‫ وآتيتُ الزَّكاة‬،‫وقمتُه‬
"Someone from Qudha'ah came to the Prophet (peace and blessings of Allaah be upon him) and said, "Verily I have
testified that no one has the right to be worshipped but Allah and you are the messenger of Allah, I have prayed five
times a day, fasted Ramadan and qiyamul lail in it, and I have performed zakat". So the Prophet (peace and blessings of
Allaah be upon him) said, "Whoever dies in the form of doing these things will be among the honest and martyred"
[HR. Ahmad" 39/522; Ibn Khuzaimah: 2212; Ibn Hibban: 3438. Judged shahih by al-Albani].
 Everyone who spends zakat consciously, without feeling burdened, will undoubtedly feel the delicacy of faith.
The Prophet sallallahu 'alaihi wa sallam said,
َ
‫عط ال َه ِرمة وال‬ ٍ ‫ رافدةً عليه ك َّل‬،‫سه‬
ِ ُ‫ ولم ي‬،‫عام‬ ُ ‫ وأعطى زكاةَ ماله طيِّبةً بها نف‬،ُ‫ وعلِ َم أنْ ال إلهَ إاَّل هللا‬،‫وحده‬ ْ ‫ َمن عبَ َد هللا‬: ‫اإليمان‬
ِ ‫ثالث َمن فَ َعلَهنَّ فقد طَ ِع َم ط ْع َم‬
ٌ
‫ش ِّره‬َ ‫هللا لم يسأ ْلكم َخي َره ولم يأ ُم ْركم ب‬
َ َّ‫س ِط أموالِكم؛ فإن‬ َ ‫ ولكنْ ِمن و‬،َ‫ال َّد ِرنةَ وال المريضةَ وال الش ََّرطَ اللَّئيمة‬
"There are three things that whoever does has tasted the sweetness of faith, that is, he who worships God, and knows
that there is no god worthy of worship except God. Giving zakat to his wealth with pleasure and with a heart that
encourages him to bring out the best every year. He does not give the old, the dirty, the sick, and the despicable, but
he gives the natural. For verily Allah has asked you to spend the best among your possessions, and He has not
commanded to spend the worst of you." Abu Dawud: 1580; ath Thabrani: 555 in al-Mu'jam ash-Shaghir; al-Baihaqi:
7525. Judged shahih by al-Albani].
- Zakat Law
Zakat is a mandatory religious obligation and is the third pillar of the Pillars of Islam. The argument for this is shown in
the Qur'an, as-Sunnah (hadith) and ijma' of the Muslims. The law: Zakat is one of the fifth pillars of Islam, fardu'ain on
everyone who has sufficient conditions. Zakat began to be compulsory in the second year of Hijri
 Qur'anic postulates
Allah the Exalted says,
َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬
َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّزكَاة‬
“... and establish prayers, pay zakat" [al-Muzammil: 20].
 Dalil as-Sunnah
The Prophet sallallahu 'alaihi wa sallam said,

َ‫ضان‬ َ ‫صاَل ِة َوِإيتَا ِء ال َّزكَا ِة َوا ْل َح ِّج َو‬


َ ‫ص ْو ِم َر َم‬ ُ ‫ش َها َد ِة َأنْ اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوَأنَّ ُم َح َّمدًا َر‬
َّ ‫سو ُل هَّللا ِ َوِإقَ ِام ال‬ ٍ ‫ساَل ُم َعلَى َخ ْم‬
َ ‫س‬ ْ ‫بُنِ َي اِإْل‬
"Islam is built on five (milestones), the creed of Laa ilaaha illa Allah and Muhammad the Messenger of Allah, upholding
prayer, paying zakat, hajji, and fasting Ramadan" [Narrated by al-Bukhari: 8 and Muslim: 16].
The Prophet sallallahu 'alaihi wa sallam also told Mu'adz radhiallahu 'anhu when sending him to Yemen,
‫ُؤخ ُذ ِمن أغنياِئهم فتر ُّد على فُقراِئهم‬ َ ‫ ت‬،‫أ ْعلِ ْمهم أنَّ هللاَ افتَ َرض عليهم صدقةً في أموالِهم‬
"Teach them that Allah obliges them to pay zakat on their property taken from the rich to be returned to the poor"
[Narrated by al-Bukhari: 1395 and Muslim: 19].
 Dalil ijma'
Ibn Rushd (may Allah have mercy on him) said, "The obligation of zakat has been known based on the postulates of the
Qur'an, as-Sunnah and ijmak. There is no difference of opinion on that." [Bidayah al-Mujtahid 1/244].
Ibn Qudamah (may Allah have mercy on him) said, "Muslims all over the country agree that zakat is obligatory." [al-
Mughni 2/427].
An-Nawawi (may Allah have mercy on him) said, "Issuing zakat is obligatory and is the pillar of Islam based on the
agreement of the Muslims. The postulates of the Qur'an, as-Sunnah and ijma' ummah clearly state this." [al-Majmu'
5/326].

Threats to people who refuse to pay zakat


Underestimating the obligation of zakat and being lazy to issue zakat on time is a real possibility and
destitution among Muslims. Zakat is one of the pillars of Islam. Zakat is an obligation of Muslims related to the issue of
property. Allah the Exalted threatens those who do not want to pay zakat with a terrible threat in His Word,

ِ ْ‫ت َواَأْلر‬
َ‫ض َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُون‬ ُ ‫َواَل يَحْ َسبَ َّن الَّ ِذينَ يَبْخَ لُونَ بِ َما آتَاهُ ُم هَّللا ُ ِم ْن فَضْ لِ ِه هُ َو َخ ْيرًا لَهُ ْم بَلْ ه َُو شَرٌّ لَهُ ْم َسيُطَ َّوقُونَ َما بَ ِخلُوا ِب ِه يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َوهَّلِل ِ ِمي َر‬
ِ ‫اث ال َّس َما َوا‬
‫خَ بِي ٌر‬

"Let not those who are filial with the treasures which Allah has given them from His grace think that filial piety is good
for them. Actually, the devotion was bad for them. The treasure they dedicate will be put around his neck in the
doomsday. And God's is all the inheritance (that is) in heaven and on earth. And God knows what you do." (QS. Ali
'Imran [3]: 180)
Allah the Exalted also threatens,

‫ب َألِ ٍيم‬
ٍ ‫يل هَّللا ِ فَبَ ِّشرْ هُ ْم بِ َع َذا‬ َّ ِ‫َب َو ْالف‬
ِ ِ‫ضةَ َواَل يُ ْنفِقُونَهَا فِي َسب‬ َّ َ‫َوالَّ ِذينَ يَ ْكنِ ُزون‬
َ ‫الذه‬

"And those who keep gold and silver and do not spend it in the way of God, then tell them, (that they will get) painful
torments." (QS. At-Tawbah [9]: 34)

Narrated from the companions of Abu Hurayrah (may Allah be pleased with him), the Prophet (peace and blessings of
Allaah be upon him) said,

ُ‫ فَيُ ْك َوى بِهَا َج ْنبُهُ َو َجبِينُه‬،‫َار َجهَنَّ َم‬ ‫صفَاِئ ُح ِم ْن ن ٍ ُأ‬ ُ ،‫ ِإاَّل ِإ َذا َكانَ يَوْ ُم ْالقِيَا َم ِة‬،‫ اَل يَُؤ دِّي ِم ْنهَا َحقَّهَا‬،‫ض ٍة‬
ْ ‫صفِّ َح‬
ِ ‫ فَ حْ ِم َي َعلَ ْيهَا فِي ن‬،‫َار‬ َ ُ‫ت لَه‬ ٍ َ‫ب َذه‬
َّ ِ‫ب َواَل ف‬ ِ ‫اح‬
ِ ‫ص‬َ ‫َما ِم ْن‬
َّ َ َّ ْ َ َ َ ْ ْ َّ ْ ‫َأ‬ ْ َ ْ ‫ُأ‬ ْ
َ ‫ َحتى يُق‬،‫ فِي يَوْ ٍم َكانَ ِمقدَا ُرهُ خَ ْم ِسينَ لفَ َسنَ ٍة‬،ُ‫ كل َما بَ َردَت ِعيدَت له‬،ُ‫َوظ ْه ُره‬ َّ ُ َ
ِ ‫ َوِإ َّما ِإلى الن‬،‫ ِإ َّما ِإلى ال َجن ِة‬،ُ‫ فيَ َرى َسبِيله‬،‫ضى بَ ْينَ ال ِعبَا ِد‬
‫ار‬

"Whoever has property in the form of gold and silver, but does not fulfill his rights (zakat obligations, pent.), then on
the Day of Judgment will be made a plate (iron) from the fire of hell, and then heated in the fire of hell jahannam. With
these plates, his stomach, forehead, and back are ironed. Every time the iron cools, it will be heated again and used
again to iron every day, which is equivalent to fifty thousand years (in the world), until the matter is decided. After that
he knows the way, whether to heaven or to hell." (HR. Muslim 987)
According to the Shafii school:
- fakir: A person who has no property and business, or has property or business that is less than one-second of its
adequacy, and no one is obliged to give his expenditure.
- Poor: People who have property or business of one-second or more sufficiency, but not enough. What is meant by
adequacy is sufficient according to ordinary age, 62 years. So what is sufficient in that time called "rich" cannot be
given zakat, this is called rich with wealth. If one day his income is not enough, that day he can receive zakat.
- 'Amil: everyone who works takes care of zakat, while he gets no reward other than the zakat.
- Muallaf: There are four kinds: 1. People who have just converted to Islam, 2. Muslims who are influential in their
people, 3. Muslims who influence infidels. 4. One who rejects the evil of those who are anti-zakat.
- Servant: The servant promised by his master that he may redeem himself. The servant was given zakat just for his
redeemer.
- Debt: There are three kinds: 1. The person who owes money for reconciling two people who are in dispute, 2. The
person who owes for his own sake on the needs of the mubah or who has not changed, but he has repented, 3. The
person who owes money because he guarantees the debts of others, while he and the person he guarantees cannot
pay the debt.
- Sabilillah: A soldier who helps of his own will, while he does not get a certain salary nor does he get a share of the
property provided for the purposes of war in the army.
- Traveler: one who travels from the land of zakat or through the land of zakat.

‫ضةً ِمنَ هَّللا ِ َوهَّللا ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬ ِ ‫ب َو ْالغ‬


َ ‫َار ِمينَ َوفِي َسبِي ِل هَّللا ِ َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل فَ ِري‬ ِ ‫ات لِ ْلفُقَ َرا ِء َو ْال َم َسا ِكي ِن َو ْال َعا ِملِينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوبُهُ ْم َوفِي الرِّ قَا‬ َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
€ُ َ‫ص َدق‬

"Indeed, the zakats are only for the poor, the poor, the administrators of zakat, the converts who are persuaded by
their hearts, for (free) slaves, debtors, for the way of Allah and for those who are on the way, as a decree required by
Allah. And Allah is All-Knowing, All-Wise." (QS. At-Tawbah [9]: 60)

PEOPLE WHO ARE NOT ENTITLED TO RECEIVE ZAKAT


- People rich with wealth or rich with business and income. Said the Prophet SAW.:
"It is not lawful for the rich and those who have the power of energy to take alms (zakat)." (Narrations of five hadith
scholars, besides Nasa'i and Ibn Majah)
- Sahaya servants, because they earn their living from their masters.
- The Blessings of the Prophet (peace be upon him).
- A dependent person who has zakat, meaning that the person who gives zakat cannot give his zakat to the person who is in
his dependents under the name of poor or poor, while they earn a sufficient living.
- People who are not Muslim
Zakat (including zakat fitri) is only for Muslims and cannot be given to infidels (but can give alms and gifts to
non-Muslims if there is mashalahat). The postulate is the command of the Prophet sallallahu 'alaihi wa sallam to
Mu'adz Bin Jabal when preaching to Islam. When they received da'wah and converted to Islam, they were ordered to
pay zakat which was taken from the rich Muslims and distributed to the poor from the Muslims.
The Prophet said to Mu'adz when he was going to preach to Yemen,

‫ﻓﺈﻥ ﺃﻃﺎﻋﻮﻙ ﻟﺬﻟﻚ ﻓﺄﻋﻠﻤﻬﻢ ﺃﻥ ﻪﻠﻟﺍ ﺍﻓﺘﺮﺽ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺻﺪﻗﺔ ﺗﺆﺧﺬ ﻣﻦ ﺃﻏﻨﻴﺎﺋﻬﻢ ﻓﺘﺮﺩ ﻓﻲ ﻓﻘﺮﺍﺋﻬﻢ‬
"If they also obey it, teach them that Allah obliges them to pay zakat which is withdrawn from their rich and handed
over to the poor from among them." [HR. Al-Bukhari and Muslim]
Ibn al-Mudzir stated that there is ijma' ulama in this regard. He said,

‫ﺃﺟﻤﻌﻮﺍ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﺍﻟﺬﻣﻲ ﻻ ﻳﻌﻄﻰ ﻣﻦ ﺯﻛﺎﺓ ﺍﻷﻣﻮﺍﻝ ﺷﻴﺌﺎ‬

"Ulama declare ijma' that dhimmis are not given any zakat." [Al-Ijma' p.8]
An-Nawawi also stated that this is the opinion of many scholars. He said,
‫ﺟﻤﺎﻫﻴﺮ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺳﻠﻔﺎ ً ﻭﺧﻠﻔﺎ ً ﺇﻟﻰ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ ﺩﻓﻊ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻟﻠﻔﻘﻴﺮ ﺃﻭ ﺍﻟﻤﺴﻜﻴﻦ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ‬

"Jumhur ulama salaf (formerly) and khalaf (now) are of the opinion that it is not permissible to give zakat to the poor or
poor of the infidels." [Al-Majmu' 6/228)
Likewise Ibn Qudamah states,

‫ﻻ ﻧﻌﻠﻢ ﺑﻴﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺧﻼﻓﺎ ﻓﻲ ﺃﻥ ﺯﻛﺎﺓ ﺍﻷﻣﻮﺍﻝ ﻻ ﺗﻌﻄﻰ ﻟﻜﺎﻓﺮ ﻭﻻ ﻟﻤﻤﻠﻮﻙ‬

"We are not aware of any misconception from scholars that zakat harta should not be given to infidels and slaves." [Al-
Mughni 2/487]
Likewise, zakat fitri, should not be given to infidels.

Shaykh Muhammad bin Salih Al-'Uthaymim was asked,

‫هل يجوز إعطاء زكاة الفطر للعمال من غير المسلمين؟‬

"Is it permissible to give zakat fitri to workers other than Muslims"?

He replied,

‫ال يجوز إعطاؤها إال للفقير من المسلمين فقط‬

"It is not permissible to give it except to the poor of the Muslims." [Majmu' Fataawa 18/285]

What if you are in a non-Muslim country?


The original law is that it is better (afdalnya) that zakat is given to the rightful (mustahiq) where we live. If we
live in a non-Muslim country, then we try to find the poor (mustahiq) Muslims in that non-Muslim country. If there is
none, we may transfer (transfer) zakat to other countries or places that are more Muslim or they are in dire need (for
example because there are apostasy in poor areas)
Shaykh Al-'Uthaymeen explained,

‫ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻐﻴﺮ ﺣﺎﺟﺔ ﺑﺄﻥ ﻭﺟﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﺒﻠﺪ ﻣﻦ‬، ‫ﻧﻘﻞ ﺻﺪﻗﺔ ﺍﻟﻔﻄﺮ ﺇﻟﻰ ﺑﻼﺩ ﻏﻴﺮ ﺑﻼﺩ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺧﺮﺟﻬﺎ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﺤﺎﺟﺔ ﺑﺄﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻋﻨﺪﻩ ﺃﺣﺪ ﻣﻦ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍﺀ ﻓﻼ ﺑﺄﺱ ﺑﻪ‬
‫ﻳﺘﻘﺒﻠﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﻮﺯ‬

"Transferring zakat fitri to another country/place, if there is hajat (mashlahat), if there are no poor people in his place,
then the law is okay. If there is no hajat (mashlahat), then it should not be." [Fataawa 18, question 102]
It may even be given to non-Muslims, if no poor Muslims are found at all (but the current key, and the present
fact, the poor of Muslims exist). Narrated from Ibn abi Shaybah, Mujahid said,

‫ﻻ ﺗﺼﺪﻕ ﻋﻠﻰ ﻳﻬﻮﺩﻱ ﻭﻻ ﻧﺼﺮﺍﻧﻲ ﺇﻻ ﺃﻥ ﻻ ﺗﺠﺪ ﻏﻴﺮﻩ‬

"Do not give zakat to Jews or Nashranis unless you do not meet others (of the Muslims)"[Al-Mushannaf 2/401]
Note:
Zakat that can be given to infidels is the group of "muallafatu qulubuhum" that is, people who are softened in heart
and are expected to convert to Islam from leaders and dignitaries, so that it becomes an example for their people to
convert to Islam.
Shaykh Bin Baz said,
‫ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺍﻟﻠﻲ ﺇﺫﺍ ﺃﻋﻄﻮﺍ ﻳﺮﺟﻰ ﺇﺳﻼﻣﻬﻢ ﺇﺳﻼﻡ ﻧﻈﺮﺍﺋﻬﻢ ﻳﺪﻓﻌﻮﻥ‬،‫ ﻛﺒﺎﺭ ﺍﻟﻘﻮﻡ‬،‫ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻳﻌﻄﺎﻫﺎ ﺍﻟﻤﺆﻟﻒ ﻣﺜﻞ ﺭﺅﺳﺎﺀ ﺍﻟﻌﺸﺎﺋﺮ‬،‫ ﻻ ﻳﻌﻄﺎﻫﺎ ﺇﻻ ﺍﻟﻤﺆﻟﻔﺔ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ‬،‫ﺃﻣﺎ ﺍﻟﺰﻛﺎﺓ ﻻ‬
‫ﻋﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺍﻟﺸﺮ‬
"As for zakat, it should not be (given to infidels) except the converts of the qulubuhum (who are softened in
heart) such as leaders and dignitaries of the people, or people who are expected to convert to Islam, or prevent their
crimes against Muslims." [Source: https://binbaz.org.sa/fatwas/14672]

Reviewed in terms of lafaz ayat, the word az zakah / zakat is mentioned 32 times in the Qur'an, namely following the
word as shalah / prayer 26 times in one verse and as many as 6 times separately with the word prayer
1Al-baqarah verse 43 14.Al-Hajj verse 41 1. Al-Araf verse 156
2Al-baqarah verse 83 15.Al-Hajj verse 78 2. Al-Kahf verse 81
3Al-baqarah verse 110 16.An-Nur verse 37 3. Maryam verse 13
4Al-baqarah verse 177 17.An-Nur verse 56 4. Al-Mu'minun verse 4
5Al-baqarah verse 277 18.An-Naml verse 3 5. Ar-Rum verse 39
6An-Nisa verse 77 19.Luqman verse 4 6. Fushshilat verse 7
7An-Nisa verse 162 20.Al-Ahzab verse 33
8Al-Maidah verse 12 21.Al Thou verse 13
9Al-Maidah verse 55 22.Al-Muzzammil verse 20
10At-Tawbah verse 5 23.Al-Bayyinah verse 5
11At-Tawbah verse 11 24.Maryam verse 31
12At-Tawbah verse 18 25.Maryam verse 55
13At-Tawbah verse 71 26.Al-anbiya verse 73

The mandatory conditions of zakat are as follows:


-Mohammedan.
- Free people (not sahaya servants).
- Fully owned (owned and become full rights).
- Until the nisab.
- Up to a year.
ITEMS THAT MUST BE ZAKATI

1. LIVESTOCK ( goats, sheep, oxen, buffalo and camels)


2. GOLD, SILVER AND MONEY
3. BUSINESS PROPERTY
4. MINING GOODS AND FOUND GOODS
Mining goods or pelicans that must be zakati, only gold or silver obtained from the results of mining or pelican
business. While the goods found or called rikaz, which must be zakati are gold or silver found from ancient relics
(jahiliyah era),
It is not required to have a year.
5. ZAKAT PRODUCE
The crops that must be zakati are crops that can become staple foods such as rice (rice), corn, wheat and so on, as
well as two kinds of fruits, namely dates and grapes.
It is not required to have a year, so it must be issued at each harvest (harvest).

C. ZAKAT FITRAH
Zakat Fitrah is a corporate zakat that must be issued to every Muslim, male and female, large, small, free or slave,
required to pay zakat fitrah as much as 3.1 liters of food that satisfies according to each place (country).
Persons or entities that must be zakati (zakat issued):
- His own body for every Muslim, Big or small, male woman, free or slave.
- People under his dependents such as: children, wives, mothers and so on.

"From Ibn 'Umar Radhiyallahu 'anhu, he said: "The Messenger of Allaah (peace and blessings of Allaah be upon him)
has required zakat fithri as much as one shaa (3.1 liters)' dates or one shaa' wheat. This obligation is imposed on every
Muslim, free or slave. Men, women, children, and the elderly of Muslims". (Narration of Bukhari and Muslim). In
Bukhari's hadith it is stated, "they pay the fitrah a day or two before the feast."

"From Abu Sa'id. He said, "We take out zakat fitrah one shaa from food, wheat, dates, dry milk, or dry wine."
(Featured by Bukhari and Muslim)
With these two hadiths it is explained that what was meant by the Prophet SAW., the number of fitrah is one shaa,
according to the Arabic meaning is the name of the size of the sukatan (dose). So, the measure of the amount of zakat
fitrah is a measure of measure, not the size of the scale. The investigation of scholars about the provisions for the
amount of zakat fitrah with scales (catties) is less precise because the weight of one shaa of rice from several types of
rice is certainly not the same, especially when compared to one shaa of corn or others, of course the scales are very far
apart even though the dose is the same.
·Mandatory conditions of zakat fitrah:
-Mohammedan.
- There is surplus food for himself and his family on the eve of the holidays and during the day. People who have no excess
are not obliged to pay zakat.
- Born before sunset on the last day of Ramadan.  Children born after sunset are not obliged to fitrah. The man who marries
after sunset is not obliged to pay the nature of his newly married wife. Because what is meant in the hadith above is
"zakat fitri" (iftar) in Ramadan. The so-called breaking of the month of Ramadan is the eve of the holiday. So, the eve of
the feast is the mandatory time of fitrah.[4]

D. NISAB
The minimum starting amount must be issued zakat. The goods for which zakat is obligated, and the persons or
groups entitled to receive it, have been regulated and prescribed in Islamic Shari'a, and will be explained later.

·KINDS OF NISAB:

1. NISAB OF FARM ANIMALS


- Nisab zakat goat/sheep: starting from 40 heads are obliged to issue zakat.
- Nisab and zakat oxen: from 30 heads upwards, it is mandatory to issue zakat.
- Nisab and buffalo zakat: the calculation of zakat is the same as nisab and the calculation of cow/ox zakat.
- Nisab and camel zakat: from 5 heads and above are required to issue zakat.

2. GOLDEN NISAB
Nisab and zakat gold: net gold nisab, 20 dinars (mitsqal), approximately 96 grams. His zakat is 2.50% or one-fourth of
96 grams or more of gold and has been owned for quite a year, he must issue his zakat of two and a half percent or
fortieth of the gold.
3. SILVER NISAB
Nisab and silver zakat: net 200 dirhams, equal to about 672 grams. The zakat is 2.50%. Gold and silver jewelry are
available for women to wear, and not to excess, again not as savings, hence it is not obligatory to be zakati.
4. MONEY ALLOWANCE
It should be noted that the basis of money circulation is gold. Because the radar of money is based on gold, the nisab
and zakat are the same or worth nisab and zakat gold. So money (even in the form of paper) that costs 96 grams of gold
or more, must be issued zakat 2.50% or fortieth.
5. NISAB BUSINESS
At this time, basically the capital is calculated with money, so the ratio is like money / gold, zakat is 2.50%.
Merchandise reaches the amount of 96 grams of gold, it is mandatory to spend zakat as much as 2.50%. What counts is
not only profit, but all principal and profit. If the price of 1 gram of gold is Rp. 20.000,- (twenty thousand), then
merchandise worth 96 x Rp. 20.000,- = Rp.1.920.000,- must be issued zakat 2.50% = Rp. 48.000,-
6. NISAB MINE
The nisab is the same as the purchased gold/silver nisab (which is in alphabet A). That is, mitsqal equals about 96 grams
for gold and 200 dirhams equals about 672 grams for silver. The zakat is 2.50% or fortieth.
7. NISAB FINDINGS(RIKAZ)
The nisab is the same as ordinary gold/silver as mentioned above. The zakat is 20% or one-fifth.
8. NISAB PRODUCE
The value of 5 wasak is equal to approximately 700 kg. The produce that is still skinned is 10 wasak, which is equal to
approximately 1,400 kg.
If the above results are irrigated with rainwater, water from springs, etc. with no cost to buy or the cost of carrying
water, then the zakat is 10% or one-tenth.
As for those irrigated with water brought, or with wages, then the zakat is only 5% or one-twentieth.

Anda mungkin juga menyukai