Anda di halaman 1dari 14

HADIS TENTANG KAIDAH-KAIDAH POKOK DALAM PENDIDIKAN ANAK

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Dalam Persepektif Hadis Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Hj Khuzaemah T Yanggo, MA

Oleh: Abd. Rozak Agus M. Irsyad

PROGRAM PASCASARJANA KONSENTRASI ILMU TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QURAN JAKARTA 2012

Pendahuluan

Anak adalah aset generasi mendatang yang sangat berharga, karena di tangan merekalah tergenggam masa depan umat. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi kita memperhatikan dan mempersiapkan Strategi pengasuhan dan pendidikan yang baik untuk anak-anak, dalam rangka mewujudkan generasi masa depan yang berkualitas: generasi yang menjadikan kecintaannya kepada Allah dan Rasulullah di atas kecintaan-kecintaannya yang lain, yang menjadikan halal dan haram sebagai landasan perbuatannya, serta yang doa-doanya senantiasa dikabulkan oleh Allah Swt. dan senantiasa mengiringi langkah ayah-bundanya walaupun keduanya telah tiada. Guna

Masa kanak-kanak mempunyai keistimewaan berupa kelenturan serta kesucian dan fitrah. Dala masa ini seseorang dapat memanfaatkan waktu yang cukup untuk menanamkan di dalam iwa anak apa saja yangG, dapat terwujudnya insan kamil, generasi berakhlak baik kepada Allah dan Nabi-nabinya dan berakhlak baik Kepada sesamanya ( Hablum minallah dan Hablum minannas ). Bimbingan atau pembinaan awal harus dilakukan pada anak-anak adalah penanaman akidah yang kokohdan mengakar apada anak, menanamkan kecintaan kepaada Allah dan Rasulnya, al-Quran dan hadisnya.

1 Hadis

:
Arti Hadis Sunan Abu Daud :814 Telah menceritakan kepada kami

Mu`ammal bin Hisyam Al-Yasykuri telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Sawwar Abu Hamzah berkata Abu Dawud; Dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al-Muzani Ash-Shairafi ;dari Amru bin Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur

sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya." Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Waki'

Sanad hadis Telah menceritakan kepadaku Dawud bin Sawwar Al-Muzani dengan isnadnya dan maknanya dan dia menambahkan; (sabda beliau): "Dan apabila salah seorang di antara kalian menikahkan sahaya perempuannya dengan sahaya laki-lakinya atau pembantunya, maka janganlah dia melihat apa yang berada di bawah pusar dan di atas paha." Abu Dawud berkata; Waki' wahm dalam hal nama Sawwar bin Dawud. Dan hadits ini telah diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi, dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah Sawwar Ash-Shairafi. Abdullah bin Amru Bin Ash adalah kakek dari amru bin Suaib Derajat Hadis Menurut syaaikh al albani hadis ini masuk katagori shahih Pembahasan hadis Pada hadits ini Nabi saw dengan tegas mensyariatkan agar pendidikan shalat dimulai semenjak dini, yaitu sebelum baligh, bahkan ketika ia baru berumur tujuh tahun ia sudah diperintahkan untuk shalat. Tentu syariat ini memerlukan persiapan, yaitu dengan mengajarkan tata cara shalat, dimulai dari cara berwudhu, rukun-rukun shalat, wajib-wajibnya, sunnah-sunnahnya, hingga yang membatalkannya. Dan persiapan ini bisa dilakukan semenjak dini walau ia belum diperintahkan, dan tidak perlu dimarahi kalau tidak mau shalat. Akan tetapi bila sudah berumur tujuh tahun,

maka disyariatkan untuk memerintahkannya shalat, dengan pengertian: kita mewajibkan atasnya, dan bila ia tidak mau maka kita memarahinya, walau tidak sampai menghukuminya dengan memukul, tapi cukup dengan ucapan. Dan bila sudah berumur sepuluh tahun, maka kita disyariatkan memukulnya bila ia tidak mau shalat. Setiap kondisi anak tidak bisa disikapi dengan sikap yang sama. Begitu juga perilaku anak yang yang perlu dibenahi. Tidak semuanya harus dipukul sebagai sanksinya, tentu disesuaikan dengan kondisi anak. Oleh karena itu jika hendak memperbaiki kesalahan anak, sebaiknya kita meggunakan kata-kata halus, di samping motivasi-motivasi. Jika kata-kata haus tidak dapat memperbaiki kesalaha anak, gunakanlah kata-kata yang tegas. Tentunya sesuai dengan besar kesalahan yang dilakukan anak. Jika cara tersebut belummebuahkan hasil, maka bisa menggunakan pukulan. 1 Sudah sepatutunya orang tua memerintahkan anakanaknya shalat, mengenalkan masjid dan mengawasi mereka agar tidak melakukan tindakan yang dapat mengganggu shalat. Sebab di zaman rasulullah saw tidak sedikit anak-anak yang diajak orang tuanya ke mesjid. Rasulullah menggendong Umamah, anak putri belaiu zainab dalam shalat, ketika hendak sujud rasululllah saw. Meletakkannya. Mengajarkan anak bahwa shalat adalah cahaya , dan bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar . shalat adalah salah satu rukun islam dan tiang agama. Shalat lima waktu bisa melebur kesalahan.2

Abu Abdullah Mustafa Al Adawy, Fikih Pendidikan Anak (terj),Jakarta: Qishti Press, 2009),h.166
2

Abu Abdullah Mustafa Al Adawy, Fikih Pendidikan Anak,h.147

Rasulullah juga memerintahkan kita untuk memisahkan tempat tidur anak-anak, khususnya mereka yang sudah mencapai usia remaja dan hampir baligh. Memisah tempat tidur anak-anak adalah penting , selain kaena rasulullah memerintahkan demikian, juga karena dikhawatirkan muncul perilaku-perilaku asusila diantar anak-anak. Tidak menutup kemungkinan ketika anak-anak berada dalam satu tempat tidur, aurat mereka terbuka, tubuh mereka saling bersentuhanyang bisa saja mendorong munculnya pikiran-pikiran negatif, khususnya di kalangan anak-anak yang baru menginjak usia remaja. Di samping itu nafas bau badan dan penyakit becampur aduk menjadi satu, yang kemudian bisa menular dari satu anak ke anak yang lain. Hadis rasulullah saw di atas menggunakan redaksi umum, tanpa menyebutkan alasan mengapa beliau memerintahkan demikian. Karena beliau besabda, dan Pisahlah mereka di tempat tidur tanpa menyebutkan sebab, maka sebab-sebab yang disebutkan di atas bisa masuk dalam keumuman hadis tersebut. Dan dapat juga dipahami pisahlah tempat tidur anak-anak kalian ketika mereka berumur sepuluh tahun untuk menghindarkan mereka dari pengaruh syahwat, sekalipun anak-anak kalian itu wanita. 3 Pelajaran yang dapat diambil dari hadis tersebut 1. Kewajiban orang tua mendidik anak utuk mengerjakan shalat. 2. Mendidik anak sholat sedini mungkin. 3. Metode mendidik sholat kepada anak. 4. Memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dengan anak Perempuan. Kesimpulan

Abu Abdullah Mustafa Al Adawy, Fikih Pendidikan Anak,h.148

1. Anak adalah amanat atau titipan Allah kepada orang tua agar anak dapat melaksanakan kewajibannya terhadap Allah maka orang tua sedini mungkin di wajibkan untuk mengajar atau mendidik anak tentang sholat , karena sholat adalah suatu ibadah kunci menurut ajaran Islam dari pada ibadah ibadah yang lain. 2. Di diri manusia itu ada yang namnya napsu birahi maka orang tua pun nruk memperhatikan hal tersebut terhadap anak-anaknya perempuan jina. terutama antara anak laki-laki dengan anak maka orang tua berkewajiban untuk mesmisahkan

tempat tidur mereka agar tidak terjadi perbuatan yang namanya

Hadis 2

: } {
Arti Hadis Shahih Muslim 4803: Telah menceritakan kepada kami Hajib bin Al Walid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb dari Az Zubaidi dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah, dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda: 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat? ' Lalu

Abu Hurairah berkata; 'Apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah yang berbunyi: 'tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.' (QS. Ar Ruum (30): 30).

Sanad Hadis Abu Kota Hurairah Penuh r.a. dilahirkan 19 tahun sebelum Hijrah. ia

Meninggal di Aqiq pada tahun 57 atau 58 H. (676-678 M). Di Cahaya (Al-Madinatul Munawwarah) mengembuskan nafas terakhir pada dalam usia 78 tahun. Nama sebenarnya sebelum memeluk Islam Abdul Syams. Nama Islamnya adalah Abdur Rahman bin Shakhr ad-Dausi alYamani, meskipun pada akhirnya lebih dikenal dengan Abu Hurairah, julukan yang diperolehnya ketika ia menemukan seekor kucing yang akhirnya dimasukkan ke dalam lengan bajunya. Dia berasal dari kabilah al-Dusi di Yaman. Abu Hurairah r.a. memeluk Islam pada tahun 7 Hijrah ketika Rasulullah berangkat menuju ke Khaibar. Ketika itu ibunya masih belum menerima Islam, malah menghina Nabi. Abu Hurairah r.a. lalu bertemu Rasulullah Saw dan meminta Rasulullah berdoa agar ibunya masuk Islam. Derajat hadis Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Alaa Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, dan telah menceritakan kepada kami 'Abd bin Humaid; telah mengabarkan kepada kami 'Abdurrazzaq keduanya dari Ma'mar dari Az Zuhri dengan sanad

ini dan dia berkata; 'Sebagaimana hewan ternak melahirkan anaknya. -tanpa menyebutkan cacat.Jumhur Ulama berpendapat bahwa hadis ini shahih Pembahasan hadis Bila diinterpretasikan lebih lanjut dari istilah Fitrah sebagaimana disebut dalam hadis di atas maka dapat diambil pengertian secara terminologis bahwa Fitrah yang disebutkan dalam ayat tersebut mengandung implikasi kependidikan. Oleh karena fitrah mengandung makna kejadian yang di dalamnya berisi potensi dasar beragama yang benar dan lurus yaitu islam. Potensi dasar ini tidak dapat dirubah oleh siapapun atau lingkungan apapun, karena fitrah itu merupakan ciptaanAllah yang tidak akan mengalami perubahan baik isi maupun bentuknya dalam tiap pribadi manusia. Bedasarkan interpretasi demikian pendidikan anak dan perkembangannya dasarnya4 Dalam proses pendidikan, sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas dan sebelum mendapat bibingan dari sekolah, seorang anak lebih dahulu memperoleh bimbingan dari keluarganya. Dari kedua orang tua terutama ibu , untuk pertama kali seorang anak mengalami pembentukan watak (kepribadian) dan mendapatkan penghargaan moral. Dalam keseluruhannya, kehidupan keluarga. Keluarga mempunyai peranana enting dalam proses pendidikan anak, karena itu prang tua yang berperan dan bertanggungjawab atas kehidupan keluarga harus memberikan dasar dan pengrahan yang benar terhadap anak, yakni dengan menanamkan ajaran agama dan akhlakul karimah. Sebab kenyataannya, seorang anak yang semasa kecilnya tidak pernah
4

secara

mutlak

ditentukan

oleh

potensi

anak

lebih

banyak

dihabiskan

dalam

pergaulan

H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (jakarta Bumi Aksar, 2000) h. 89

tahu menahu persoalan agama, tidak pernah di ajak ke masjid dan majelis taklim, maka setelah dewasa mereka tidak mempunyai perhatian terhadapa masalah hidup beragama.5 Pelajaran yang dapat diambil 1. Anak adalah makhluk Allah bersih dari dosa. 2. Orang tua mempunyai peranan untuk membuntuknya. 3. Hindari agama Yahudi, Nasroni dan Majusi. Kesimpulan Orang tua mempunyai peran untuk memprtahankan keturunannya dalam hal ber Akidah kepada Allah SWT., anak bisa menjadi baik akhlaknya karna orang tua dan anak bisa menjadi buruk akhlaknya juga karena orang tuanya, orang tua yang baik tentunya tidak memberikan nafkah berupa harta saja tetapi juga dalam hal pendidikan, mengenalkan kepada mereka sekaligus mengamalkan agama yang benar agar anak tersebut dapat menjadi kebanggaan yaitu menjadi anak yang sholeh atau sholehah. Anak-anak yang sholeh atau sholehah adalah sebuah infestasi bagi kedua orang tuanya.

Hadis 3

Dr.dr. Wahjoetomo, Peruruan tinggi pesantren pendidikan alternatif masa depan, (Jakarta Gema Insani Press, 1997). H.24


Musnad Ahmad 19995: Telah menceritakan kepada kami Ali bin tsabit Al Jazari dari Nasih Abu Abdullah dari Simak bin Harb dari Jabir bin Samurah bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Seorang lelaki yang mendidik anaknya -atau mengatakan; salah seorang dari kalian (mendidik) anaknya-, adalah lebih baik dari pada bersedekah setengah hari." Sanad Hadis Jabir bin samurah adalah seorang sahabat nabi yang meriwayatkan hadis, kunyah beliau adalah Abu Abdullah, beliau hidup di Kufah dan wafat tahun 74 H. Derajat hadis Abdullah berkata; "Hadits ini tidak dikeluarkan oleh ayahku dalam kitab musnadnya, sebab ada seorang bernama Nashih, dia lemah dalam masalah hadits, sementara ayahku jarang mendiktekannya kepadaku. Penjelasan Hadis Perbuatan antara beramal dengan harta di banding dengan mendidik anak atau membiayai untuk pendidikana anak adalah lebih baik kenapa? Karena mendidik atau pendidikan itu akan lebih berarti untuk kehidupan anak atau manusia untuk masa depannya dan ada kaul sahabat nabi Muhammad SAW yang Sha' setiap

mengatakan bahwa ilmu itu lebih baik dari pada harta. Miskin itu berbahaya tetapi akan lebih bahaya lagi jika miskin dengan ilmu. Pelajaran yang dapat diambil 1. Manusia diperintahkan untuk berbuat baik atau beramal sholeh. 2. Mengutamakan keluarga. 3. Memberi ilmu lebih baik dari pada harta. Kesimpulannak Mendidik adalah suatu kewajiban dan teamat penting bagi orang tua terhadap anak- anak , bekal kehidupan yang baik untuk didunia ini adalah ilmu, karena Allah tidak akan mengangkat derajat seseorang kecuali yang berilmu. beriman dan

DAFTAR PUSTAKA 1. Al Adawy, Abu Abdullah Mustafa, Fikih Pendidikan Anak (terj),Jakarta: Qishti Press, 2009 2. H.M. Arifin,Prof, M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta :Bumi Aksara, 2000. Wahjoetomo, Dr.dr., Peruruan tinggi pesantren pendidikan alternatif masa depan, Jakarta Gema Insani Press, 1997. 3. Abdullah Nashih Ulwan, DR. Pedoman pendidikan anak dalam Isalam, jilid 2 , Semarang : CV Asy Syifa. 4. Imam Al-Mundzari, Ringkasan Hadits Muslim, Pustaka Amani, Jakarta, 1994

Anda mungkin juga menyukai