Anda di halaman 1dari 14

Tugas terstruktur Dosen Pengampuh

Hadist Tarbawi Herlini Puspika Sari,S.S.M.Pd

Hadist Tentang Usia Belajar dan Hukuman,Ragam kesuksesan Tugas Belajar


Dalam Hadist

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

DELLA KHAIRANI (12210822606)


MIYA MARDIANI (12210822539)
SALSABILA SIRAIT (1221

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt tuhan yang maha esa berkat limpahan
rahmatnya alhamdulillah makalah kami yang berjudul Hadist Tentang Usia
Belajar dan Hukuman,Ragam kesuksesan Tugas Belajar Dalam Hadist ini
dapat rampung tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik berupa materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam


mata kuliah Praktek Ibadah. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karna keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karna itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 04 Oktober 2023

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

1
KATA PENGANTAR……………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………….…….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………….….....1
A. Latar Belakang………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………….1
C. Tujuan Penulisan……………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………..…..II
A.Hadist tentang usia belajar dan hukumannya…………....
B.Hadist tentang tugas belajar mengajar islam……………...
C.Hadist tentang ragam kesuksesan tugas belajar…………

BAB III PENUTUP……………...………………………………12


A. Kesimpulan………………………..…………………..12
B. Kritik dan Saran…………………...…………………..12

DAFTAR PUSTAKA…………………………..…………….….13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Usia belajar adalah usia sekolah atau usia anak berfikir kritis dan
mampu menerima pelajaran dengan baik. Dalam suatu hadist ada anjuran
untuk memerintahkan anak melaksanakan shalat ketika beranjak usia tujuh
tahun,karena pada usia tersebut, anak sudah mampu menerima perintah
dengan baik dan mampu melaksanakan nya serta mengetahui benar dan
salah (Tamyiz). Kalau pada usia sebelum nya anak hanya ikut ikutan,paca
usia ini sudah mulai mampu belajar shalat dengan baik. Konsekuansi anak
yang telah mampu belajar shalat dengan baik berarti pula ia telah
menerima hukuman jika meninggalkannya.

Tugas belajar mengajar adalah tugas suci dan tugas kewajiban semua
orang. Orang yang belum tahu ilmunya maka tugasnya wajib mencari atau
belajar dari orang yang berilmu,dan tugas orang yang berilmu adalah
mengajarkan ilmunya kepada orang yang belum tahu. Dalam bab ini kita
akan membahas tentang Hadist Tentang Usia Belajar dan
Hukuman,Ragam kesuksesan Tugas Belajar Dalam Hadist

B. Rumusan Masalah
1.

C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui apa hadist tentang usia belanar dan hukuman
2. Untuk mendeskripsikan serta mengetahui hadist tentang ragam
kesuksesan model belajar

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Hadist Tentang Usia Belajar dan Hukuman

‫ِه َّل‬ ‫ِهلل َّل‬ ‫ِه‬ ‫ِب ِه‬


‫ َق اَل َرُس ْو ُل ا َص ى اُهلل َعَلْي َو َس َم‬: ‫َعْن َعْم ِر و ْبِن ُش َعْيٍب َعْن َأ ْي َعْن َج ِّد َق اَل‬
‫ُم ُر ْو ا َأْو اَل َدُك ْم ِبالَّص اَل ِة َو ُه ْم َأْبَن اُء َس ْبِع ِس ِنْيَن َو اْض ِر ُبْو ُه ْم َعَلْيَه ا َو ُه ْم َأْبَن اُء َعْش ٍر‬
(‫َو َفِّر ُقْو ا َبْيَنُه ْم ِفى اْلَم َض اِج ِع (أخرجه أبو داود‬

“Dari ‘amr bin syu’aib dari ayahnya dari kakeknya berkata : Rasulullah
SAW bersabda: perintahkan anak-anakmu melaksanakan sholat sedang
mereka masih berusia tujuh tahun dan pukullah mereka karena tinggal
shalat sedang mereka berusia 10 tahun dan pisahkan mereka di tempat
tidurnya.” (HR. Abu Dawud)
Hadits menjelaskan bagaimana mendidik agama pada anak-
anak. Pendidikan agama diberikan kepada anak sejak kecil, sehingga nanti
beranjak usia dewasa perintah-perintah agama dapat dilakukan secara
mudah dan ringan. Pendidikan agama tidak di berikan kepada anak sejak
kecil, Maka Nanti Pada usia Berenjak Dewasa Perintah Agama akan sukar
untuk di terima, karena dalam kepribadian yang terbentuk sejak kecil tidak
ada nilai-nilai agama, jika itu terjadi, maka akan mudah orang melakukan
segala sesuatu menurut dorongan dan keinginanya tanpa memikirkan
kepentingan orang lain, karena di desak keinganan dan kebutuhan, yang
pada dasarnya tidak mengenal batasan, hukuman dan moral. Tujuan
pendidikan agama adalah agar seseorang dapat melaksanakan kewajiban-
kewajiban karena Allah. Berusaha mendahulukan kepentingan orang lain
serta dapat berkata jujur dan menyebarkan kebaikan kebaikan kepada
sesama manusia, tak hanya memberi manfaat kepada diri sendiri tetapi
juga memberi manfaat kepada masyarakat lingkungan dan umat manusia.

2
B. Hadist Tentang Tugas Belajar Mengajar

‫ َأَتْيَن ا ِإَلى الَّنِبِّي َص َّلى اُهلل َعَلْي ِه َو َس َّلَم َو َنْح ُن َش َبَبٌة‬، ‫ َح َّد َثَنا َم اِل ٌك‬: ‫ َق اَل‬،‫َعْن َأِبي ِقَالَبَة‬
‫ِه َّل‬ ‫َّل ِه َّل‬ ‫ِع ِع‬
‫ َو َك اَن َرُس وُل ال َص ى اُهلل َعَلْي َو َس َم‬،‫ َفَأَقْم َنا ْنَدُه ْش ِر يَن َيْو ًم ا َو َلْيَل ًة‬، ‫ُمَتَق اِر ُبوَن‬
‫ َس َأَلَنا َعَّم ْن َتَر ْك َن ا‬- ‫ َأْو َق ِد اْش َتْق َنا‬- ‫ َفَلَّم ا َظَّن َأَّن ا َق ِد اْش َتَه ْيَنا َأْه َلَن ا‬،‫َر ِح يًم ا َر ِفيًق ا‬
- ‫ َف َأِقيُم وا ِفيِه ْم َو َعِّلُم وُه ْم َو ُم ُر وُه ْم‬، ‫ اْر ِج ُع وا ِإَلى َأْه ِليُك ْم‬: ‫ َق اَل‬،‫ َفَأْخ َبْر َن اُه‬،‫َبْع َدَنا‬
‫ َف ِإ َذا َض ِت‬،‫ ُّلوا َك ا َأْيُت وِني ُأ ِّلي‬- ‫َذَك َأْش ا َأْح َف ُظَه ا َأ َال َأْح َف ُظَه ا‬
‫َح َر‬ ‫َص‬ ‫َم َر ُم‬ ‫َو َص‬ ‫ْو‬ ‫َو َر َي َء‬
(‫ َو ْلَيُؤ َّمُك ْم َأْك َبُر ُك ْم (رواه البخاري‬، ‫الَّص َالُة َفْلُيَؤ ِّذْن َلُك ْم َأَح ُد ُك ْم‬
”Dari Abi Qilahah berkata; memberitakan kepada kami Malik (hin al-
Huwayrits) ra, berkata: "Kami datang kepada Rasulullah SAW kami
beberapa pemuda yang sebaya usia dan tinggal bersama Beliau selama
dua puluh hari. Beliau adalah seorang yang penyayang dan pengasih.
Ketika Beliau mengira bahwa kami telah menginginkan bertemu dengan
keluarga atau merindukannya, Beliau bertanya tentang keluarga yang
kami tinggalkan, dan setelah kami beritahu tentang hal itu Beliau
bersabda: "Pulanglah kamu kepada keluargamu tinggallah bersama
mereka dan ajarkanlah kepada mereka shalat serta perintahlah mereka
untuk taat dan Beliau menyebutkan beberapa hal yang aku hafal atau
yang aku tidak hafal shalatlah sebagaimana engkau melihat aku shalat,
apabila datang waktu shalat hendakiah adzan salah satu di antara kamu
dan hendaklah menjadi imam yang tertua di antara kamu." (HR.
Bukhari).”

Hadits menjelaskan bagaimana kesungguhan para sahabat dalam


mencari ilmu dan belajar ilmu dari Rasulullah SAW, sekalipun mereka
datang dari tempat yang jauh tidak menghalangi belajar, Nabi bertanya
langsung tentang keadaan mereka. Setelah diberitahu keadaan yang
sesungguhnya Nabi memaklumi hal itu dan mereka dipersilakan pulang.
Begitulah di antara akhlak Beliau Rasullah dengan para sahabat yang
akrab dan simpatik banyak bertanya tentang keadaannya dan keadaan

3
‫‪keluarga. Begitu dekatnya hubungan antara guru dan murid atau antara‬‬
‫‪pimpinan dan yang di pimpin yang penuh kasih saying dan kekeluargaan.‬‬

‫‪C. Hadits Ragam Kesuksesan Tugas Belajar‬‬


‫ِل‬ ‫ِع‬
‫َح َّد َثَنا ُمَح َّم ُد ْبُن ِإْس َم يَل َح َّد َثَنا َأُب و ُنَعْيٍم َح َّد َثَنا ُعَب اَدُة ْبُن ُمْس ٍم َح َّد َثَنا ُي وُنُس ْبُن‬
‫ِم‬ ‫ِن‬ ‫ِع ٍد ِئ‬
‫َخ َّباٍب َعْن َس ي الَّطا ِّي َأِبي اْلَبْخ َت ِر ِّي َأَّنُه َق اَل َح َّد َث ي َأُبو َك ْبَش َة اَأْلَّنَم اِر ُّي َأَّنُه َس َع‬
‫َرُس وَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل َثاَل َثٌة ُأْقِس ُم َعَلْيِه َّن َو ُأَح ِّد ُثُك ْم َح ِد يًثا َف اْح َف ُظوُه‬
‫َقاَل َم ا َنَق َص َم اُل َعْبٍد ِم ْن َص َد َقٍة َو اَل ُظِلَم َعْبٌد َم ْظَلَم ًة َفَص َبَر َعَلْيَه ا ِإاَّل َز اَدُه الَّل ُه ِع ًّز ا‬
‫ِل‬ ‫ِه‬ ‫ٍة‬
‫َو اَل َفَتَح َعْب ٌد َب اَب َمْس َأَل ِإاَّل َفَتَح الَّل ُه َعَلْي َب اَب َفْق ٍر َأْو َك َم ًة َنْح َو َه ا َو ُأَح ِّد ُثُك ْم‬
‫َّتِق ي ِفيِه‬ ‫ِع‬ ‫ٍد‬ ‫ِة‬ ‫ِد‬
‫َح يًثا َفاْح َف ُظوُه َقاَل ِإَّنَم ا الُّد ْنَيا َأِلْر َبَع َنَف ٍر َعْب َر َز َق ُه الَّل ُه َم ااًل َو ْلًم ا َفُه َو َي‬
‫َر َّبُه َو َيِص ُل ِفيِه َر ِح َم ُه َو َيْع َلُم ِلَّلِه ِفيِه َح ًّق ا َفَه َذ ا ِبَأْفَض ِل اْلَم َن اِز ِل َو َعْب ٍد َر َز َق ُه الَّل ُه ِع ْلًم ا‬
‫ِبِنَّيِتِه‬ ‫ٍن‬ ‫ِم ِب‬ ‫ِل‬ ‫ِة‬ ‫ِد‬
‫َو َلْم َيْر ُز ْقُه َم ااًل َفُه َو َص ا ُق الِّنَّي َيُق وُل َل ْو َأَّن ي َم ااًل َلَع ْلُت َعَم ِل ُفاَل َفُه َو‬
‫َفَأْج ُر ُه َم ا َس َو اٌء َو َعْبٍد َر َز َقُه الَّلُه َم ااًل َو َلْم َيْر ُزْقُه ِع ْلًم ا َفُه َو َيْخ ِبُط ِفي َم اِلِه ِبَغْي ِر ِع ْلٍم اَل‬
‫َّتِق ي ِفيِه َّبُه اَل ِص ِفيِه ِح ُه اَل َل ِلَّل ِه ِفيِه ًّق ا َذ ا ِب َأْخ ِث اْل َن اِز ِل ٍد‬
‫َو َعْب‬ ‫َب َم‬ ‫َح َفَه‬ ‫َر َو َي ُل َر َم َو َيْع ُم‬ ‫َي‬
‫ٍن‬ ‫ِم ِف ِه ِب‬ ‫ِل‬ ‫ِع‬
‫َلْم َيْر ُز ْق ُه الَّل ُه َم ااًل َو اَل ْلًم ا َفُه َو َيُق وُل َل ْو َأَّن ي َم ااًل َلَع ْلُت ي َعَم ِل ُفاَل َفُه َو‬
‫ِح‬ ‫ِد‬ ‫ِع‬ ‫ِن ِتِه‬
‫ِب َّي َفِو ْز ُر ُه َم ا َس َو اٌء َقاَل َأُبو يَس ى َه َذ ا َح يٌث َح َس ٌن َص يٌح‬

‫‪Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah‬‬


‫‪menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah‬‬
‫‪Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma'il] telah‬‬
‫‪menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] telah menceritakan kepada kami‬‬
‫‪['Ubadah bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Yunus bin‬‬
‫‪Khabbab] dari [Sa'id Ath Tho'i Abu Al Bakhtari] berkata: telah‬‬

‫‪4‬‬
menceritakan kepadaku [Abu Kabsyah Al Anmari] ia mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Tiga hal, aku
bersumpah atasnya dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian,
hendaklah kalian menjaganya." Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam
bersabda: "Tidaklah harta seorang berkurang karena sedekah, tidaklah
seseorang diperlakukan secara lalim lalu ia bersabar melainkan Allah
akan menambahkan kemuliaan untuknya dan tidaklah seorang hamba
membuka pintu minta-minta melainkan Allah akan membukakan pintu
kemiskinan untuknya -atau kalimat sepertinya- dan aku akan mengatakan
suatu hal pada kalian, hendaklah kaian menjaganya." Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sesungguhnya dunia itu untuk
empat orang; Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan
ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia
menyambung silaturrahim dan ia mengetahui Allah memiliki hak padanya
dan ini adalah tingkatan yang paling baik, Kedua, selanjutnya hamba
yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia berkata:
Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti
amalan si fulan, maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala
mereka berdua sama, Ketiga, selanjutnya hamba yang diberi harta oleh
Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu
menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada Rabbinya dengan harta itu
dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah
padanya, ini adalah tingkatan terburuk, Keempat, selanjutnya orang yang
tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta
tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang
serampangan meneglola hartanya, dan niatnya benar, dosa keduanya
sama." Berkata Abu Isa: hadits ini hasan shahih.

Rasulullah SAW menyampaikan suatu berita yang amat penting pada


Hadits di atas. Tidak seperti Hadits lain pada Hadits ini sebelum Beliau
menyampaikannya suatu pesan terlebih dahulu minta diperhatikan dan

5
dipelihara Haditsnya bahkan diperkuat dengan sumpah beliau. Sabda
Beliau:
"Ada tiga perkara saya bersumpah padanya dan aku beritakan kepadamu
suntu Hadits maka hafalkanlah."
tiga konsep kesuksesan yang dipesankan Rasul yaitu bersedekah,
bersabar, dan memelihara kehormatan diri tidak minta-minta kepada
orang lain.
1. Banyak Bersedekah

‫َعْن َأِبي ُه َر ْيَر َة َعْن َرُس وِل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َم ا َنَق َص ْت َص َد َقٌة‬
‫ِل‬ ‫ِع‬ ‫ِم‬
‫ْن َم اٍل َو َم ا َز اَد الَّلُه َعْبًد ا ِبَعْف ٍو ِإاَّل ًّز ا َو َم ا َتَو اَض َع َأَح ٌد َّلِه ِإاَّل َر َفَعُه الَّلُه‬
“Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada
orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah
akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang
merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan
mengangkat derajatnya." (HR. Muslim No. 2588)
“Tidak berkurang harta seseorang karena bersedekah.”
(HR.Muslim No. 2588)

Harta yang dikeluarkan sedekahnya tidak berkurang hakikatnya


sekalipun lahirnya berkurang. la sesungguhnya bertambah karena
diberkahi oleh Allah SWT. Keberkahannya di dunia dan di akhirat.
Di dunia hartanya berkembang diganti Allah dengan dimurahkan
rezekinya dan dimudahkan segala urusannya dan di akhirat
dilipatgandakan pahalanya Allah berfirman alarm QS. Saba (34):
39:
         
 
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya”

6
2. Sabar Atas Penganiayaan
‫ِل‬
‫َو َم ا َتَو اَض َع َأَح ٌد َّلِه ِإاَّل َر َفَعُه الَّلُه‬
“Dan tiada seseorang yang di aniaya kemudian ia tetap sabar,
melainkan ditambah” kemuliaannya oleh Allah SWT."
Orang yang sabar atas penganiayaan tidak tambah rendah status
sosialnya dan tidak mengurangi gengsinya, akan tetapi bertambah
naik derajat dan kemuliaannya. Kata zhulima tidak menyebutkan
subjeknya (fa'il) ia mabni majhul (bentuk pasif) bermakna umum
mencakup orang kuat terhadap yang lemah atau sebaliknya.
Demikian juga kata mazhlamatan bentuk isim nakirah (umum)
meliputi penganiayaan harta benda) jiwa raga, dan kehormatan.
Sabar artinya menahan kesakitan akibat penganiayaan dan tidak
ada dendam untuk membalas. Orang yang sabar atas kejahatan
orang lain di naikkan derajatnya oleh Allah SWT. Allah berfirman
dalam QS. Fushshilat (41): 34:
      
     
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang baik. Balas kemarahan
dengan kesabaran dan balas pengampunan terhadap kesalahan.

3. Tidak Minta-minta

‫َو اَل َيْف َتُح َعْبٌد َباَب َمْس َأَلٍة ِإاَّل َفَتَح الَّلُه َلُه َباَب َفْق ٍر‬

“Dan tiada seorang yang membuka pintu meminta-minta


melainkan Allah membukakan baginya pintu kemiskinan atas
kalimat yang Sama”.
Islam perintah bekerja dan melarang minta-minta. Minta-
minta adalah pekerjaan yang rendah dan hina, tidak diperkenankan
dalam Islam kecuali bagi orang yang terpaksa keadaannya,
misalnya karena fisik seseorang yang cacat sehingga tidak bisa
bekerja. Bagi orang yang pekerjaannya minta-minta yang tidak

7
diperkenankan dalam islam tidak menambah kekayaan dan tidak
menambah kesejahteraan dalam hidupnya, tetapi akan menambah
kemiskinan. Allah menciptakan banyak kebutuhan dan banyak
permasalahan serta mencabut nikmat yang tela h diberikan.
Tiga modal yang dipesankan Rasul sebagal konsep
kesuksesan seseorang yakni banyak bersedekah akan
memperbanyak harta, sabar atas penganiayaan akan menaikkan
derajat kemuliaan dan memelihara diri tidak minta-minta akan
memperkaya diri.
Kemudian Rasulullah SAW melanjutkan pesannya dan
mengingatkan agar menjaga pesan-pesan itu. bahwa kesuksesan
manusia di dunia ini ada empat macam:
a. Sukses Harta dan Ilmu

Pada Hadis di atas Rasulullah SAW bersabda:

‫َعْبٌد َر َز َقُه الَّلُه َعَّز َو َج َّل َم ااًل َو ِع ْلًم ا‬

“Seseorang hamba yang diberi rezeki harta dan ilmu oleh


Allah SWT.”

Hadits ini menunjukkan bahwa rezeki itu bukan harta


saja, tetapi ilmu juga rezeki, bahkan dalam kamus al-
Mu'jam al-Wajiz dijelaskan bahwa segala sesuatu yang
bermanfaat diberikan kepadamu itu adalah rezeki. Harta
dan ilmu digunakan untuk takwa kepada Allah, untuk
bersilaturahmi dan mengenal hak-hak Allah. Dalam Hadis
penggunaan harta dan ilmu sebagai orang yang bersyukur
yaitu :

8
1) Takwa dengan harta yakni dibelanjakan di jalan
Allah atau jalan kebaikan yang bermanfaat di dunia
atau akhirat. Hartanya tidak digunakan untuk
maksiat kepada Allah dan tidak di hambur-
hamburkan ke jalan kemungkaran
2) Harta dan ilmunya dipergunakan untuk silaturahmi,
seperti berderma harta dan nasihat. amar makruf
nahi mungkar dengan ilmunya, dan lain-lain.
3) Harta dan ilmu juga digunakan untuk mengenal dan
memenuhi hak-hak Allah SWT seperti mewakafkan
harta karena Allah, megajar, dan memberi fatwa
hukum yang diperlukan. Baik hak Allah itu wajib
ain seperti zakat atau kaffarah maupun wwajib
kifayah seperti manampung anak-anak jalanan atau
terlantar, membantu orang-orang yang terkena
bencana dan musibah, dan lain-lain. Atau hak Allah
berstatus sunah seperti sedekah biasa.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Kritik dan Saran


Demikian yang dapat penulis sajikan, mungkin banyak kesalahan atau
kekeliruan dalam menulis karena ini semua jauh dari kesempurnaan
penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca agar penulis bisa memperbaiki makalah ini menjadi lebih
baik. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

10
Ali, Yunasril, dan Dedi Slamet Riyadi. Buku Induk Rahasia Dan Makna Ibadah:
Mengerti Kedalaman Dan Keindahan Spiritual Shalat, Puasa, Zakat, Dan
Haji. Penerbitzaman, 2012.

Az-Zarqâ, Musthafâ Ahmad. “al-Madkhal al-Fiqh al-‘Amm”. Damaskus:


Mathba’ah Jâmi ‘ah, 1983.

Harisudin, M Noor. “Ilmu Ushul Fiqh”. Setara Press, 2021.

Harisudin, Noor. “PENGANTAR STUDI FIQIH”. Setara Press, 2021.

Jumantoro, Totok, dan Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Ushul Fikih. Amzah,
2005.

Khallaf, Abdul Wahab. “Kaidah-Kaidah Hukum Islam (Ilmu Ushulul Fiqh)”.


2002.

Zuhaili, Wahbah. “Ushul al-fiqh al-islami”. Beirut: Dar al-Fikr. 1986 38.

11

Anda mungkin juga menyukai