Anda di halaman 1dari 14

DI

OLEH
KELOMPOK :2

NAMA : MUHAMMAD KAUSAR (23113439)


M. ABDUL GHAFUR (23113435)
UNIT/SEMESTER : I/II
PRODI : S1-HES
DOSEN : BONITA IZWANY, MA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
kita panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. kepada keluarganya, sahabatnya
dan kepada kita selaku umatnya semoga kita mendapat syafa’at darinya di akhirat
kelak.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak
yang mendukung dalam penyusunan makalah ini. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, maka kami menerima kritik dan sarannya dari para pembaca,
karena kami telah berusaha melakukan semaksimal mungkin agar mencapai
tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Sigli, Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN ....................................................................... 1


A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................... 3
A. Dasar-dasar Qur’aniTentang Akhlak, Moral dan Etika ......... 3
B. Hadits nabi SAW Tentang Akhlak, moral dan Etika ............... 7

BAB III : PENUTUP.................................................................................... 10


A. Kesimpulan.............................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak, moral dan etika yang baik merupakan dorongan dari keimanan
seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.
Dalam pandangan islam, akhlak memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari pada
ilmu. Bahkan, nabi terakhir yang diutus oleh Allah Swt ke bumi adalah untuk
menyempurnakan akhlak umatnya. Pendidikam merupakan suatu aktifitas untuk
mengembangkan seluruh aspek kepribaian manusia yang berjalan seumur hidup 1.
Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang memberikan penjelasan seputar akhlak,
moral dan etika sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Dengan akal
pikiran, tentunya kita dapat memahami sesuatu yang hak dan yang batil.
Dalam realitas kehidupan dapat diamati bahwa krisis yang paling menonjol
dari dunia pendidikan kita adalah krisis pendidikan akhlak. Titik berat pendidikan
masih lebih banyak pada malasah kognitif. Penentu kelulusan pun masih lebih
banyak pada prestasi akademik dan kurang memperhitungkan akhlak dan budi
pekerti siswa.
Upaya menanamkan kembali nilai-nilai akhlak yang terkandung di dalam
al-Qur’an menjadi sangat urgen dan keharusan. Salah satu cara untuk memiliki
dan senantiasa berakhlak mulia, yaitu dengan menjadikan pribadi Rasulullah
SAW. sebagai contoh yang baik (Uswah hasanah), karena dalam diri Rasulullah
SAW. terdapat sifat-sifat yang mulia danterpuji yang dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi umatnya. Hal ini sesuai dengan fitrah manusia yang menempatkan
akhlak yang baik sebagai pemelihara eksistensi diri manusia sebagai makhluk
yang paling mulia. Tanpa akhlak, manusia akan kehilangan derajat sebagai hamba
Allah paling terhormat2.

1
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 145.
2
M. dkk Sholihin, Akhlak Tasawuf, Manusia, Etika, Dan Makna Hidup (Bandung:
Nuansa, 2004), hlm. 70.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar-dasar Qur’ani tentang ajaran akhlak, moral, dan
etika?
2. Apa saja hadits Nabi Saw tentang akhlak, moral, dan etika?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dasar-dasar Qur’ani tentang ajaran akhlak, moral, dan
etika.
2. Mengetahui hadits Nabi Saw tentang akhlak, moral, dan etika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar-dasar Qur’ani tentang akhlak, moral dan etika


1. Akhlak kepada Allah
Nasehat yang penuh hikmah yang disampaikan oleh Luqman dalan Al-
Qur’an adalah jangan berlaku syirik kepada Allah
﴾ ١٣ ‫﴿ َو ِاْذ َقاَل ُلْقٰم ُن اِل ْبِنٖه َو ُهَو َيِع ُظٗه ٰي ُبَنَّي اَل ُتْش ِر ْك ِباِهّٰللۗ ِاَّن الِّش ْر َك َلُظْلٌم َع ِظ ْيٌم‬
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu
ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar”. (Q. S. Luqman/31: 13).
Al-Nahlawi menjelaskan bahwa tujuan pendidikan ketauhidan adalah
untuk: 1) Ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT. 2) Mengetahui arti
dan tujuan beribadah kepada Allah. 3) Menjauhi larangan Allah SWT.,
seperti syirik dan hal-hal yang dapat mengalihkan ketauhidan dan
mengaburkan tujuan pendidikan.3
2. Akhlak kepada Keluarga
Hormat dan berbakti kepada kedua orang tua menempati tempat kedua
setelah penggunaan berbakti kepada Allah SWT. Berikut beberapa
ayatnya :
‫﴿ َو َو َّص ْيَنا اِاْل ْنَس اَن ِبَو اِلَد ْي ِۚه َح َم َلْت ُه ُاُّم ٗه َو ْهًن ا َع ٰل ى َو ْهٍن َّوِفَص اُلٗه ِفْي َع اَم ْيِن َاِن اْش ُك ْر ِلْي‬
﴾ ١٤ ‫َو ِلَو اِلَد ْيَۗك ِاَلَّي اْلَم ِص ْيُر‬
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)
kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada
Aku kembalimu. (Q. S. Luqman/31: 14)
‫﴿ ۞ ُقْل َتَع اَلْو ا َاْتُل َم ا َح َّر َم َر ُّبُك ْم َع َلْيُك ْم َااَّل ُتْش ِرُك ْو ا ِب ٖه َشْئًـ ا َّو ِباْلَو اِل َد ْيِن ِاْح َس اًنۚا َو اَل َتْقُتُل ْٓو ا‬
‫َاْو اَل َد ُك ْم ِّم ْن ِاْم اَل ٍۗق َنْح ُن َنْر ُزُقُك ْم َو ِاَّياُهْم ۚ َو اَل َتْقَر ُبوا اْلَفَو اِحَش َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَۚن َو اَل َتْقُتُل وا‬
﴾ ١٥١ ‫الَّنْفَس اَّلِتْي َح َّر َم ُهّٰللا ِااَّل ِباْلَح ِّۗق ٰذ ِلُك ْم َو ّٰص ىُك ْم ِبٖه َلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلْو َن‬
3
Abdurrahman Al-Nahlawi, Ushul Al-Tarbiyyah al- Islamiyah Wa Asalibuha Fi al-Bait
Wa al-Madrasah al-Mujtama’ (Beirut: Dar Al Fikr, 1999), hlm. 28.
Artinya : Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yang
diharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya dengan apa
pun, berbuat baik kepada ibu bapak, janganlah membunuh anak-anakmu
karena miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada
mereka; janganlah kamu mendekati perbuatan yang keji, baik yang
terlihat ataupun yang tersembunyi, janganlah kamu membunuh orang
yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar. Demikianlah
Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti”. (Q.S. al-An’am/6 :
151)
‫﴿ ۞ َو َقٰض ى َر ُّبَك َااَّل َتْعُبُد ْٓو ا ِآاَّل ِاَّياُه َو ِباْلَو اِلَد ْيِن ِاْح ٰس ًنۗا ِاَّم ا َيْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َاَح ُدُهَم ٓا َاْو ِك ٰل ُهَم ا‬
﴾ ٢٣ ‫َفاَل َتُقْل َّلُهَم ٓا ُاٍّف َّو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل َّلُهَم ا َقْو اًل َك ِرْيًم ا‬

Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan


menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak
keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.(al-
Isra’/17: 23)
Allah memerintahkan kepada manusia agar mereka menghormati dan
memuliakan kedua orang tuanya. Sebab dengan melalui jalan orang tua
itulah manusia dilahirkan ke muka bumi. Dalam Islam diajarkan bahwa
hidup di dunia adalah buat beribadat kepada Allah, buat berterima kasih.
Dan buat jadi khalifah. Semuanya tidak dapat dilaksanakan kalau kita
tidak lahir kedunia. Sebab itu hormatilah ibu bapak yang tersebab dia kita
telah dimunculkan oleh Allah ke dunia4.
Sedangkan Q.S. an-Nur ayat 58, 59 dan 60 menjelaskan tentang tata tertib
dan sopan santun dalam rumah tangga agar kehidupan dalam rumah
tangga itu benar-benar harmonis, aman dan tenteram (Departemen Agama
RI, 2009: 636).

4
Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 7 , Cet. Ke-2 (Singapura: Pustaka Nasional, 19993), hlm.
5567.
‫﴿ ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِلَيْسَتْأِذ ْنُك ُم اَّل ِذ ْيَن َم َلَك ْت َاْيَم اُنُك ْم َو اَّل ِذ ْيَن َلْم َيْبُلُغ وا اْلُح ُلَم ِم ْنُك ْم َثٰل َث َم ّٰر ٍۗت ِم ْن‬
‫َقْبِل َص ٰل وِة اْلَفْج ِر َو ِح ْيَن َتَض ُعْو َن ِثَياَبُك ْم ِّم َن الَّظِهْيَرِة َوِم ْۢن َبْع ِد َص ٰل وِة اْلِع َش ۤا ِۗء َثٰل ُث َع ْو ٰر ٍت َّلُك ْۗم‬

‫َلْيَس َع َلْيُك ْم َو اَل َع َلْيِه ْم ُجَن اٌۢح َبْع َد ُهَّۗن َطَّواُف ْو َن َع َلْيُك ْم َبْع ُض ُك ْم َع ٰل ى َبْع ٍۗض َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ُم‬
‫ َو ِاَذ ا َبَلَغ اَاْلْطَفاُل ِم ْنُك ُم اْلُح ُلَم َفْلَيْسَتْأِذ ُنْو ا َك َم ا اْس َتْأَذ َن اَّل ِذ ْيَن ِم ْن َقْبِلِه ْۗم‬٥٨ ‫اٰاْل ٰي ِۗت َو ُهّٰللا َع ِلْيٌم َحِكْيٌم‬
‫ّٰل‬
‫ َو اْلَقَو اِع ُد ِم َن الِّنَس ۤا ِء ا ِتْي اَل َيْر ُج ْو َن ِنَك اًح ا َفَلْيَس‬٥٩ ‫َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ْم ٰا ٰي ِت ٖۗه َو ُهّٰللا َع ِلْيٌم َحِكْيٌم‬
‫َع َلْيِهَّن ُجَناٌح َاْن َّيَض ْع َن ِثَياَبُهَّن َغْيَر ُم َتَب ِّر ٰج ٍۢت ِبِزْيَن ٍۗة َو َاْن َّيْس َتْع ِفْفَن َخْي ٌر َّلُهَّۗن َو ُهّٰللا َس ِم ْيٌع َع ِلْيٌم‬
﴾ ٦٠
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya
(laki-laki dan perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum
balig (dewasa) di antara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali
(kesempatan) yaitu, sebelum salat Subuh, ketika kamu menanggalkan
pakaian (luar)mu di tengah hari, dan setelah salat Isya. (Itulah) tiga aurat
(waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa bagimu dan tidak (pula) bagi mereka
selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar masuk melayani kamu,
sebagian kamu atas sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui,
Mahabijaksana(58). Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur dewasa,
maka hendaklah mereka (juga) meminta izin, seperti orang-orang yang
lebih dewasa meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-
Nya kepadamu. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana(59). Dan para
perempuan tua yang telah berhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak
ingin menikah (lagi), maka tidak ada dosa menanggalkan pakaian (luar)
mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan; tetapi
memelihara kehormatan adalah lebih baik bagi mereka. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui(60). (QS. An-Nur : 58,59,60)
Selanjutnya pada ayat 61 Allah menerangkan hukum makan di rumah
sendiri dan di rumah kaum kerabat. Hal ini dibolehkan dalam Islam asal
tuan rumah tidak merasa keberatan sedikit pun, walaupun yang ikut
makan bersama itu orang cacat seperti pincang atau sakit (Departemen
Agama RI, 2009: 639).
‫ٰٓل‬
‫﴿ َلْيَس َع َلى اَاْلْع ٰم ى َحَر ٌج َّو اَل َع َلى اَاْلْع َر ِج َح َر ٌج َّو اَل َع َلى اْلَم ِر ْيِض َح َر ٌج َّو اَل َع ى َاْنُفِس ُك ْم‬
‫َاْن َتْأُك ُلْو ا ِم ْۢن ُبُيْو ِتُك ْم َاْو ُبُيْو ِت ٰا َبۤا ِٕىُك ْم َاْو ُبُي ْو ِت ُاَّم ٰه ِتُك ْم َاْو ُبُي ْو ِت ِاْخ َو اِنُك ْم َاْو ُبُي ْو ِت َاَخ ٰو ِتُك ْم َاْو‬
‫ُبُي ْو ِت َاْع َم اِم ُك ْم َاْو ُبُي ْو ِت َع ّٰم ِتُك ْم َاْو ُبُي ْو ِت َاْخ َو اِلُك ْم َاْو ُبُي ْو ِت ٰخ ٰل ِتُك ْم َاْو َم ا َم َلْكُتْم َّم َفاِتَح ٓٗه َاْو‬
‫َصِد ْيِقُك ْۗم َلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَناٌح َاْن َتْأُك ُلْو ا َجِم ْيًعا َاْو َاْش َتاًتۗا َفِاَذ ا َد َخ ْلُتْم ُبُيْو ًتا َفَس ِّلُم ْو ا َع ٰٓلى َاْنُفِس ُك ْم َتِح َّي ًة‬
﴾ ٦١ ࣖ ‫ِّم ْن ِع ْنِد ِهّٰللا ُم ٰب َر َك ًة َطِّيَبًةۗ َك ٰذ ِلَك ُيَبِّيُن ُهّٰللا َلُك ُم اٰاْل ٰي ِت َلَع َّلُك ْم َتْع ِقُلْو َن‬
Artinya : Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang
pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu, makan
(bersama-sama mereka) di rumah kamu atau di rumah bapak-bapakmu, di
rumah ibu-ibumu, di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah
saudara-saudaramu yang perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu
yang laki-laki, di rumah saudara-saudara bapakmu yang perempuan, di
rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki, di rumah saudara-saudara
ibumu yang perempuan, (di rumah) yang kamu miliki kuncinya atau (di
rumah) kawan-kawanmu. Tidak ada halangan bagi kamu makan bersama-
sama mereka atau sendiri-sendiri. Apabila kamu memasuki rumah-rumah
hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti
memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah
dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat(-Nya)
bagimu, agar kamu mengerti.
3. Akhlak kepada Diri Sendiri
‫﴿ ٰيُبَنَّي ِاَّنَهٓا ِاْن َتُك ِم ْثَقاَل َح َّبٍة ِّم ْن َخْر َد ٍل َفَتُك ْن ِفْي َص ْخ َرٍة َاْو ِفى الَّس ٰم ٰو ِت َاْو ِفى اَاْلْر ِض َي ْأِت‬
﴾ ١٦ ‫ِبَها ُهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َلِط ْيٌف َخ ِبْيٌر‬
Artinya : (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di
bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah
Mahahalus, Mahateliti. (Q. S. Luqman/31: 16)
‫﴿ ٰيُبَنَّي َاِقِم الَّص ٰل وَة َو ْأُم ْر ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو اْنَه َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو اْص ِبْر َع ٰل ى َم ٓا َاَص اَبَۗك ِاَّن ٰذ ِلَك ِم ْن َع ْز ِم‬
﴾ ١٧ ‫اُاْلُم ْو ِر‬
Artinya : Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia)
berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian
itu termasuk perkara yang penting. (Q. S. Luqman/31: 17)
Menurut Hamka kandungan modal hidup diberikan Luqman kepada
anaknya dan dibawakan menjadi modal pula bagi kita semua,
disampaikan oleh Muhammad kepada Umatnya5. (Hamka, 1993: 5570)
4. Akhlak kepada Manusia
﴾ ١٨ ‫﴿ َو اَل ُتَص ِّعْر َخَّد َك ِللَّناِس َو اَل َتْم ِش ِفى اَاْلْر ِض َم َر ًح ۗا ِاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب ُك َّل ُم ْخ َتاٍل َفُخ ْو ٍۚر‬
Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena
sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.
S. Luqman/31: 18)
﴾١٩ ࣖ ‫﴿ َو اْقِص ْد ِفْي َم ْش ِيَك َو اْغ ُضْض ِم ْن َص ْو ِتَۗك ِاَّن َاْنَك َر اَاْلْص َو اِت َلَص ْو ُت اْلَحِم ْيِر‬
Artinya : “Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Q. S.
Luqman/31: 19)
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Luqman menjelaskan kepada anaknya
tentang bersosial/muamalah antas sesama, yaitu: hubungan dengan
manusia dan lingkungan. Nasehat Luqman berkaitan dengan akhlak dan
sopan santun dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Banyak rincian
yang dijelaskan oleh al-Qur’an yang berkaitan dengan perlakukan
terhadap sesama manusia, baik dalam bentuk berita/khabar,
perintah/amar, maupun larangan/nahi. Menurut al-Qur’an, setiap orang
sebaiknya didudukkan secara wajar karena semua manusia pada
hakikatnya sama dan setara, hanya iman dan takwalah yang membedakan
derajat manusia di sisi Allah6.

B. Hadits Nabi Saw Tentang Akhlak, Moral, Dan Etika


Hadits-hadits Nabi saw. demikian beragam berbicara tentang akhlak.
Terkadang berisi perintah dan anjuran untuk berhias dengan akhlak yang terpuji
dalam bergaul dengan manusia. Ada kalanya beliau menyebut besarnya pahala
akhlak mulia dan beratnya pahala akhlak dalam timbangan, serta keutamaan
memilikinya.
5
Hamka, hlm. 5570.

6
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 194.
1. Mempunyai akhlak, moral, dan etika yang baik dapat mendekatkan
kita dengan Rasulullah Saw di hari kiamat kelak
‫ِإَّن ِم ْن َأِح ِّبُك ْم ِإَلَّي َو َأْقَر ِبُك ْم ِم ِّني َم ْج ِلًسا َيْو َم اْلِقَياَم ِة َأْح َس ُنُك ْم َأْخ اَل ًقا‬
Artinya : “Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai
dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu
orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
Salah satu keutamaan jika memiliki akhlak yang baik adalah pada hari
kiamat kelak, seseorang yang mempunyai akhlak mulia akan duduk
dekat dengan nabi. Yang dimaksud dekat dengan nabi berarti pasti
akan berbahagia sebab akan dijauhkan dari siksa neraka.
2. Dijamin masuk surga
‫َأَنا َز ِع يٌم ِبَبْيٍت ِفي َرَبِض اْلَج َّنِة ِلَم ْن َتَر َك اْلِمَر اَء َوِإْن َك اَن ُمِح ًّقا َو ِبَبْيٍت ِفي َوَسِط اْلَج َّنِة ِلَم ْن َتَر ك‬
‫اْلَك ِذَب َو ِإْن َك اَن َم اِز ًحا َو ِبَبْيٍت ِفي َأْعَلى اْلَج َّنِة ِلَم ْن َح َّسَن ُخ ُلَقُه‬
Artinya : “Aku adalah penjamin sebuah rumah di sekitar taman
(Surga) bagi seseorang yang meniggalkan perdebatan walaupun ia
benar, penjamin rumah ditengah Surga bagi orang yang meninggalkan
dusta walaupun ia bercanda, juga menjadi penjamin sebuah rumah di
Surga paling atas bagi orang yang memiliki akhlak yang baik.” (HR.
Abu Dawud)
Seseorang yang memiliki akhlak yang baik dijamin oleh Rasulullah
Saw masuk surga, bahkan mereka akan memiliki sebuah rumah yang
indah disurga kelak. Dengan begitu, orang berakhlak mulia akan
mempunyai derajat yang tinggi pula disisi Allah Swt.
3. Menjadi sebaik-baik umat
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ashz meriwayatkan bahwa Rasululullah saw
pernah bersabda:
“ Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik
akhlaknya”(HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)
Dalam hadits lain, Rasulullah berpesan kepada Abu Dzar al-Ghifari
dan Mu’adz bin Jabal untuk bergaul dengan manusia dengan akhlak
yang baik dalam sabda beliau yang artinya :
“Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada. Iringilah
kesalahanmu dengan kebaikan, niscaya ia dapat menghapusnya. Dan
pergaulilah semua manusia dengan akhlak (budi pekerti) yang baik.”
(HR. at-Tirmidzi no. 1987, beliau mengatakan, “Hadits ini hasan”)
Pendidikan akhlak bermasyarakat dalam pandangan hadis bisa
memberikan inpirasi dan motivasi dalam menciptakan kehidupan yang
penuh dengan akhlak yang mulia. Ajaran pendidikan akhlak yang
disabdakan Nabi dalam kehidupan masyarakat mulai dari pendidikan
yang ruang lingkupnya sempit sampai kepada pendidikan yang luas7.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

7
“Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Hadis Nabi.Pdf,” n.d., hlm. 43.
Semua yang baik dan telah menjadi kebiasaan apabila dipelihara dan
diamalkan akan menghasilkan sesuatu yang baik. Semua yang buruk jika disadari
bisa untuk diperbaiki menjadi baik dan secepatnya di pelihara untuk menjadi baik,
maka hasilnya tetap menjadi baik. Akhlak yang baik adalah manifestasi dari iman
dan takwa yang terwujud dalam perilaku dan amal saleh. Oleh karenanya untuk
membangun akhlak yang terpuji diperlukan perangkat mental serta kesungguhan
dimulai dari diri sendiri, keluarga hingga kemudian lingkungan sosial. Akhlak
terpuji tercermin dalam seluruh tindakan, ucapan, perbuatan dan dapat memberi
mamfaat bagi sesama, memberi kedamaian bagi segenap makhluk bernyawa
maupun bendabenda tak bernyawa, serta senantiasa memelihara kondisi
lingkungan dari berbagai masalah atau penyakit

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. Sebagai manusia biasa kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Nahlawi, Abdurrahman. Ushul Al-Tarbiyyah al- Islamiyah Wa Asalibuha Fi


al-Bait Wa al-Madrasah al-Mujtama’. Beirut: Dar Al Fikr, 1999.
Hamka. Tafsir Al-Azhar Jilid 7 , Cet. Ke-2. Singapura: Pustaka Nasional, 19993.
“Pendidikan Akhlak Dalam Perspektif Hadis Nabi.Pdf,” n.d.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan, 1996.
Sholihin, M. dkk. Akhlak Tasawuf, Manusia, Etika, Dan Makna Hidup. Bandung:
Nuansa, 2004.
Zuhairini. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

Anda mungkin juga menyukai