Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Tafsir ayat-ayat tentang etika anak terhadap orang tua

Untuk menyelesaikan salah satu mata kuliah Konseling Dalam Al-Quran

Disusun oleh:
Restu Febriyeni(22060015)
Wilda Suryani Rambe (22060017)
Nurullah Fajriani(22060013)

Dosen Pengampu

Jasman.S.Sos.I,MA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat taufiq dan hidayah-
Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tafsir ayat-ayat tentang etika
terhadap orang tua dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya, yang telah membimbing umat melalui dakwah dan pendidikan sehingga
dapat melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Semoga makalah ini berguna bagi para pembaca. Isi makalah ini tentu jauh dari sempurna,
oleh karena itu segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
tugas makalah selanjutnya dan untuk pelajaran bagi kita dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di
masa mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar Bersama demi kemajuan kita dan
kemajuan ilmu pengetahuan.

Padang,07November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1LATAR BELAKANG.........................................................................................................................4
1.2.RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................4
1.3.TUJUAN PERUMUSAN MASALAH.................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
1.1 Pengertian berbakti kepada orang tua..................................................................................5
1.2 Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua................................................................................6
1.3 Cara Berbakti Kepada Orang Tua...........................................................................................6
1.4 Akibat Durhaka Kepada Orang Tua.......................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
1.1. KESIMPULAN...............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah hal yang diperintahkan dalam agama.
Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar
memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau
dengan kata lain dalam rangka menaati perintah AllahTa’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa
sallam.
Birrul waalidain (berbakti kepada kedua orang tua), lebih dari sekadar berbuat ihsan (baik)
kepada keduanya. Namun birrul walidain memiliki nilai-nilai tambah yang semakin ,melejitkan‟
makna kebaikan tersebut, sehingga menjadi sebuah bakti’’. Dan sekali lagi, bakti itu sendiripun
bukanlah balasan yang setara untuk dapat mengimbangi kebaikan orang tua. Namun setidaknya,
sudah dapat menggolongkan pelakunya sebagai orang yang bersyukur.
Orang tua kita adalah manusia yang paling berhak mendapatkan dan merasakan “budi baik”
seorang anak, dan lebih pantas diperlakukan secara baik oleh si anak, ketimbang orang lain. Ada
beragam cara yang bisa dilakukan seorang muslim, untuk mengejawantahkan perbuatan baiknya
kepada kedua orang tuanya secara optimal.

1.2.Rumusan Masalah
1.1 Pengertian barbakti kepada orang tua
1.2 Keutamaan berbakti kepada orang tua
1.3 Cara berbakti kepada orang tua
1.4Akibat durhaka kepada oarng tua

1.3.Tujuan Perumusan Masalah


a.Agar mahasiswa lebih mengerti pengertian dari berbakti kepada orang tua
b.Agar mahasiswa mengerti betapa pentingnya berbakti kepada orang tua
c.Agar mahasiswa lebih mengerti cara berbakti kepada orang tua
d.Agar mahasiswa lebih mengetahui akibat dari durhaka kepada orang tua

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian berbakti kepada orang tua


Taat kepada kedua orang tua adalah hak orang tua atas anak sesuai dengan perintah Allah
dan RasulNya selama keduanya tidak memerintahkan untuk melakukan hal ‐hal yang tidak sesuai
dengan aturan dan syari'at Allah dan RasulNya. Rasulullahn Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda."Artinya : Tidak boleh taat kepada seseorang dalam berbuat maksiat kepada Allah"

Sebaliknya, kita juga dilarang durhaka kepada kedua orang tua karena hal itu termasuk dosa
besar yang paling besar. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa seseorang tidak masuk surga bila
durhaka kepada kedua orang tuanya. "Artinya : Tidak masuk surga orang yang suka mengungkit‐
ungkit kebaikan (menyebut‐nyebut kebaikan yang sudah diberikan), anak yang durhaka dan pecandu
khamr"

Birrul Walidian (berbakti kepada kedua orang tua) adalah salah satu masalah yang penting
dalam Islam. Di dalam Al‐Qur'an, setelah memerintahkan kepada manusia untuk bertahuid kepada ‐
Nya, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Dalam
surat Al‐Isra ayat 23‐24, Allah berfirman.
‫َو َقٰض ى َرُّبَك َا اَّل َتْعُبُد ْۤو ا ِاۤاَّل ِاَّياُه َو ا ْلَو ا ِلَد ْي ِاْح َس ا ًناۗ  ِاَّم ا َيـْبُلَغَّن ِع ْنَدَك اْلِكَبَر َاَح ُدُهَم ۤا‬
‫ِن‬ ‫ِب‬
(23) ‫َاْو ِكٰل ُهَم ا َفاَل َتُقْل َّلُهَم ۤا ُاٍّف َّو اَل َتْنَهْر ُهَم ا َو ُقْل َّلُهَم ا َقْو اًل َك ِرْيًم ا‬

‫َو ا ْخ ِفْض َلُهَم ا َج َنا َح الُّذ ِّل ِم َن الَّرْح َم ِة َو ُقْل َّرِّب اْر َح ْم ُهَم ا َك َم ا َر َّبٰي ِنْي َص ِغ ْيًرا‬

Artinya : Dan Rabb‐mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah


melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik ‐
baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua ‐duanya telah berusia lanjut disisimu maka
janganlahkatakan kepada keduanya 'ah' dan janganlah kamu membentak keduanya. Dan katakanlah
kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh
kasih sayang. Dan katakanlah, "Wahai Rabb‐ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya
menyayangiku di waktu kecil.

Dan jika salah satu dari keduanya atau keduanya berada disisimu dalam keadaan lanjut
usia, "falaa taqul lahuma uffin" maka janganlah berkata kepada keduanya 'ah' ('cis' atau yang lainnya).
Jangan memperdengarkan kepada keduanya perkataan yang buruk. "Wa laa tanharhuma" dan
janganlah kalian membenci keduanya. Ada juga yang mengatakan bahwa "Wa laa tanhar huma ai la
tanfudz yadaka alaihima" maksudnya adalah janganlah kalian mengibaskan tangan kepada keduanya.
Ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang perkataan dan perbuatan yang buruk, Allah Subhanahu
wa Ta'ala juga memerintahkan untuk berbuat dan berkata yang baik. Seperti dalam firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala " wa qul lahuma qaulan karima" dan katakanlah kepada keduanya perkataan
yang mulia, yaitu perkataan yang lembut dan baik dengan penuh adab dan rasa hormat. Dan
rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan kasih sayang, hendaklah kalian bertawadlu' kepada
keduanya. Dan hendaklah kalian berdo'a, "Ya Allah sayangilah keduanya sebagaimana keduanya

5
menyayangi dan mendidiku di waktu kecil"pada waktu mereka berada di usia lanjut hingga keduanya
wafat.
1.2 Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua adalah jihad. Abdullah bin Amru bin Ash meriwayatkan
bahwa ada seorang lelaki meminta ijin berjihad kepada Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa
Sallam,Beliau bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Lelaki itu menjawab,
“Masih.” Beliau bersabda, “Kalau begitu berjihadlah dengan berbuat baik terhadap keduanya.

Termasuk Sebab Masuknya Seseorang Ke Surga


Dari Abu Hurairah, mudah‐mudahan Allah meridhoinya, dia berkata : Saya
mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Celakalah dia, celakalah dia",
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam ditanya : Siapa wahai Rasulullah?, Bersabda
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam :"Orang yang menjumpai salah satu atau kedua orang
tuanya dalam usia lanjut kemudian dia tidak masuk surga
Dari Mu'awiyah bin Jaahimah mudah‐mudahan Allah meridhoi mereka berdua,
Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam kemudian
berkata : "Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk berperang, dan saya datang (ke
sini) untuk minta nasehat pada anda. Maka Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda : "Apakah kamu masih memiliki Ibu?". Berkata dia : "Ya". Bersabda Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wasallam : "Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah
telapak kakinya".Keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala berada di balik keridhaan orang
tua.Sebagaimana hadist rasulullah “Keridhaan AllahSubhanahu Wata’ala bergantung pada
keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan Allah Subhanahu Wata’ala bergantung pada
kemurkaan kedua orang tua.”
Berbakti kepada kedua orang tua membantu meraih pengampunan dosa. Ada seorang
lelaki datang menemui Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam sambil mengadu, “Wahai
Rasulullah! Aku telah melakukan sebuah perbuatan dosa.” Beliau bertanya, “Engkau masih
mempunyai seorang ibu?” Lelaki itu menjawab, “Tidak.” “Bibi?” Tanya Rasulullah lagi.
“Masih.” Jawabnya. Rasulullah Sallallahu ’Alaihi WaSallam bersabda, “Kalau begitu, berbuat
baiklah kepadanya.”Dalam pengertian yang „lebih kuat‟, riwayat ini menunjukkan bahwa
berbuat baik kepada kedua orang tua, terutama kepada ibu, dapat membantu proses taubat dan
pengampunan dosa. Mengingat, bakti kepada orang tua adalah amal ibadah yang paling
utama.

1.3 Cara Berbakti Kepada Orang Tua


Dalam menempuh hidup di dunia ini, tentunya setiap orang ingin menjadi orang yang
berhasil di dunia dan akhirat. Untuk itu, salah satu caranya adalah dengan berbakti kepada
kedua orang tua. Jika baik pada mereka berdua maka hidup akan sukses. Jika menyakiti dan
durhaka pada keduanya, maka hidup akan sengsara. Berikut adalah beberapa saran yang
sangat dianjurkan untuk dikerjakan agar tergolong sebagai anak yang berbakti pada kedua
orang tua: Berbicara kepada kedua orang tua itu harus dengan sopan, santun dan lembut.
Tidak boleh mengatakan “AH!”, UH!, Cis!, atau yang semisal kata-kata tersebut. Begitu pula
dengusan nafas sebagai bentuk ketidaksukaan terhadap sikap atau perintah orang tua. Jangan
berkata kepada mereka dengan perkataan yang keras seperti membentak dan menghardik.
Berkatalah kepada mereka dengan ucapan yang baik dan menyenangkan hati keduanya.

6
Hadits Hasan diriwayatkan oleh Nasa'i dalam Sunannya dan Ahmad dalam Musnadnya
(Shahihul Jaami No. 1248) Selalu taat kepada semua perintah orang tua. Selama mereka tidak
memerintahkan hal-hal yang mengandung unsur dosa dan maksiat. Bila mereka
memerintahkan berdosa, menolak pun harus dengan lemah lembut dan penuh pengertian. Bila
memerintah halyang baik harus segera dikerjakan meski sedang sibuk melakukan sesuatu.
Sebagaimana dicontohkan oleh seorang ulama besar yang sedang memberikan ceramah di
hadapan ribuan orang. Lalu ada seseorang datang dan berbisik bahwa ibunya memerintahkan
ulama tersebut pulang sebentar untuk memberi makan ayam. Maka sang ulama meminta izin
pada jama‟ah untuk pulang memberi makan ayam seperti yang ibunya perintahkan. Setelah
ibunya puas, ulama tadi kembali ke mimbar dan meneruskan ceramahnya.Jangan memasang
wajah yang cemberut, jangan melotot dan bermuka masam bila berhadapan dengan
keduanya. Bila ada hal yang tidak kita sukai dari mereka, bersabarlah, tarik nafas dalam-
dalam dan tersenyumlah. Ingatlah, ribuan sikap dan kelakuan kita sejak lahir hingga dewasa
yang sering merepotkan orang tua. Namun mereka tetap sabar terhadap anak-anaknya.
Berusaha sekuat tenaga untuk menjaga nama baik orang tua. Bila ada yang
mencemarkannya segera bersihkan dan bela. Jagalah harta benda mereka serta jangan
mengambil tanpa seizin mereka meskipun hanya satu rupiah. Sedangkan bila orang tua
mengambil harta benda kita, kita mesti ikhlas. Karena sejatinya anak dan harta bendanya
adalah milik orang tua sebagaimana yang Nabi Muhammad SAW jelaskan dalam haditsnya.
Ringankanlah beban mereka. Bantu pekerjaan rumahnya. Layani mereka sebaik-
baiknya. Tulang mereka telah rapuh membesarkan kita dahulu. Kulitnya telah keriput, uban di
rambut semakin banyak. Balaslah kebaikan mereka meskipun kita tak akan mampu membalas
jasa mereka.

1.4 Akibat Durhaka Kepada Orang Tua


Durhaka kepada orang tua memiliki dampak dan akibat yang luar bisa dalam
kehidupan di dunia, saat sakratul maut, di alam Barzakh, dan di akhirat. Akibat itu antara
lain:Dimurkai oleh Allah Azza wa Jalla Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman:
“Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: „Aku
adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku,barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya,
maka Aku meri¬dhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka
kepadanya.”Jâmi‟us Sa‟adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263
Menghalangi doa dan Menggelapi kehidupan Imam Ja‟far Ash-Shadiq (sa) berkata: “…Dosa
yang mempercepat kematian adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doa
dan menggelapi kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua.”
 Celaka di dunia dan akhirat
Imam Ja‟far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar
karena Allah Azza wa Jalla menjadikan dalam firman-Nya sebagai anak yang durhaka
sebagai orang yang sombong dan celaka: “Berbakti kepada ibuku serta Dia tidak
menjadikanku orang yang sombong dan celaka.”
 Dilaknat oleh Allah swt
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali, Allah melaknat kedua
orang tua yang melahirkan anak yang durhaka kepada mereka. Wahai Ali, Allah menetapkan
akibat pada kedua orang tuanya karena kedurhakaan anaknya sebagaimana akibat yang pasti

7
menimpa pada anaknya karena kedurhakaannya…” Ya Allah, jangan jadikan daku orang
yang menyebabkan kedua orang tuaku dilaknat oleh-Mu karena kedurhakanku pada mereka.
Ya Allah, jadikan daku anak yang berbakti kepada kedua orang tuaku sehingga Engkau
sayangi mereka karena kebarbaktianku pada mereka.”
 Dikeluarkan dari keagungan Allah swt
Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: “Allah mengharamkan durhaka kepada kedua orang tua
karena durhaka pada mereka telah keluar dari pengagungan terhadap Allah swt dan
penghormatan terhadap kedua orang tua.”
 Amal kebajikannya tidak diterima
oleh Allah swt Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Demi Ketinggian-Ku, keagungan-
Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya
mengamalkan amalan semua para Nabi, niscaya Aku tidak akan menerimanya.”
Al-Kafi 2: 447
Surat Maryam: 32 (Man lâ yahdhurul Faqîh 3: 563)Al-Faqîh 4: 371
Al-Faqih 3: 565(Jâmi‟us Sa‟adât 2: 263).
 Shalatnya tidak diterima
oleh Allah swt Imam Ja‟far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang memandang kedua
orang tuanya dengan pandangan benci ketika keduanya berbuat zalim kepadanya,
makashalatnya tidak diterima.”
 Tidak melihat Rasulullah saw pada hari kiamat
Rasulullah saw bersabda: “Semua muslimin akan melihatku pada hari kiamat kecuali orang
yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang disebutkan
nama¬ku lalu ia tidak bershalawat kepadaku.” Na‟udzubillâh, semoga kita tidak tergolong
kepada mereka yang tidak diizinkan untuk berjumpa dengan Rasulullah saw dan Ahlul
baitnya (sa), karena hal ini harapan dan idaman bagi setiap muslimin dan mukminin. Sudah
tidak berjumpa di dunia, tidak berjumpa pula di akhirat. Na‟udzubillâh, semoga kita semua
dijauhkan dari akibat ini.
 Diancam dimasukkan ke dalam dua pintu neraka
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya murka, maka
baginya akan dibukakan dua pintu neraka.”Tidak akan mencium aroma surga Rasulullah saw
bersabda: “Takutlah kamu berbuat durhaka kepada kedua orang tuamu,karena bau harum
surga yang tercium dalam jarak perjalanan seribu tahun, tidak akan tercium oleh orang yang
durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang
berzina…”Menderita saat Saktatul maut Penderitaan anak yang durhaka kepada orang tuanya
saat sakratul mautnya pernah menimpa pada salah seorang sahabat Nabi saw. Berikut ini
kisahnya :
1.Al-Kafi 2: 349
2.Jâmi‟us Sa‟adât 2: 263
3.Jâmi‟us Sa‟adât 2: 262
4.Al-Wasâil 21: 501

8
BAB III

PENUTUP

1.1. KESIMPULAN
Pengertian barbakti kepada orang tua Taat kepada kedua orang tua adalah hak orang tua atas
anak sesuai dengan perintah Allah dan RasulNya selama keduanya tidak memerintahkan untuk
melakukan hal‐hal yang tidak sesuai dengan aturan dan syari'at Allah dan RasulNya. Keutamaan
berbakti kepada orang tua Berbakti kepada kedua orang tua adalah jihad.Termasuk Sebab Masuknya
Seseorang Ke Surga Keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala berada di balik keridhaan orang tua.
Cara berbakti kepada orang tuaBerbicara kepada kedua orang tua itu harus dengan sopan,
santun dan lembut.Selalu taat kepada semua perintah orang tua.Jangan memasang wajah yang
cemberut, jangan melotot dan bermuka masam bila berhadapan dengan keduanya.Berusaha sekuat
tenaga untuk menjaga nama baik orang tua. Akibat durhaka kepada oarng tua:
1) Dimurkai oleh Allah Azza wa Jall
2) Menghalangi doa dan Menggelapi kehidupan
3) Celaka di dunia dan akhiratCelaka di dunia dan akhiratDikeluarkan dari keagungan Allah swt
4) Amal kebajikannya tidak diterima oleh Allah swt
5) Shalatnya tidak diterima oleh Allah swt
6) Tidak melihat Rasulullah saw pada hari kiamat diancam dimasukkan ke dalam dua pintu
neraka
7) Tidak akan mencium aroma surga
8) Menderita saat Saktatul maut
9)

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Muhammad. Akhlak Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia. Cetakan I. Depok: PT
RAJA GRAFINDO PERSADA, 2016.
Asdiqoh, Siti. “Peran Orang Tua Dalam Pemahaman Etika Sosial Anak.”Thufula 5, no. 2 (2017).
Dinasyari, Yuni Nur. “Makna Berbakti Pada Orang Tua Dalam Perspektif Remaja Muslim Jawa.”
Universitas Muhammadiyah Surakarta,2013
Hidayat, Helmi. Menuju Kesempurnaan Akhlak. Bandung: Mizan, 1994.
Mayasari. “Konsep Ikhsan Terhadap Orang Tua Menurut Imam Al-Ghazali.”Universitas Islam Negeri
Ar-raniry Darussalam, Banda Aceh, 2017.
Melati, Tunas, Tunas Melati, and Elina Intan Apriliani. “Tata Krama Budaya Jawa Membentuk Sikap
Santun Anak Usia Dini” 1, no. 1 (2019): 28–35.
Muflihun, M. “Pendidikan Jiwa Anak Dalam Perspektif Islam.” Arwaniyyah Membangun Generasi
Qurani. Kudus: BUYA BAROKAH, 2017.
Ulya. Metode Penelitian Tafsir. Kudus: NORA MEDIA ENTERPRISE,2010.

10

Anda mungkin juga menyukai