DISUSUN OLEH:
KELOMPOK :3
KELAS : IX – 5
1. ALFIAN ALFARIZI SURYANTO
2. MUHAMMAD EYAD ALQURI
3. DINDA ZAHRA DEVINA
4. MUDITA DWI RAHMADANTI
5. UNAISAH
BAB I
A. Latar Belakang.................................................................................................... 3
B. Tujuan ................................................................................................................. 3
BAB II
A. Pengertian Menghormati Orang Tua Dan Guru ................................................ 4
B. Taat Kepada Orang Tua Dan Guru .................................................................. 5
C. Sabda Rasulullah Tentang Rasa Hormat Dan Taat Kepada Orang Tua Dan
Guru ................................................................................................................. 6
BAB III
A. SIMPULAN ..................................................................................................... 8
B. SARAN ........................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbakti kepada orang tua dan guru merupakan etika sosial yang selalu
ditekankan kepada anak. Berbakti adalah tanggung jawab setiap orang untuk
menghormati orang tua mereka, taat, merawat mereka seiring bertambahnya
usia, menasihati orangtua, dan tentu saja untuk mencintai mereka. Secara
sosial, berbakti kepada orangtua merupakan bagian dari ukuran kesalehan
anak. Semua hubungan sosial positf untuk mencapai kedamaian dan harmoni
dalam masayarakat harus dimulai dengan praktik berbakti atau hormat ketika
di rumah.
B. TUJUAN
Pembiasaan dan penanaman akhlak mulia sejak dari dalam keluarga akan
membentuk karakter positif seorang anak. Menghormati dan menyayangi kedua
orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Sikap menghormati dan
menyayangi kedua orang tua dapat dimaksudkan sebagai bentuk balas budi kita
kepada mereka.
Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt. mewajibkan kita berbuat baik
kepada ibu bapak. Tutur kata kita kepada keduanya haruslah lemah lembut.
Mengucapkan kata “ah” kepada orang tua saja tidak dibolehkan oleh agama,
apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar
daripada itu.
Anak yang menghormati kedua orang tuanya akan selalu meminta nasihat,
petunjuk, dan doa. Inilah cerminan anak salih/salihah. Anak salih tidak
menganggap orang tuanya bodoh dan ketinggalan zaman. Mereka juga tidak
merasa malu dan menyesal dengan keadaan orang tua. Meskipun pendidikan
seorang anak lebih tinggi dari kedua orang tua, ia tetap tidak meremehkan dan
menganggap rendah orang tuanya. Mereka memosisikan orang tua di tempat
yang mulia. Setiap hari meminta doa restu kedua orang tua agar cita-citanya
tercapai.
Anak saleh juga akan menghormati gurunya sebagaimana ia menghormati
kedua orang tua. Guru telah berjasa besar mendidik kita menjadi pintar dan
berakhlak mulia. Ia akan selalu mengikuti pelajaran dengan penuh semangat.
Mengerjakan tugas sekolah dengan baik dan tepat waktu. Mendengarkan dan
melaksanakan nasihat dan petunjuk dengan sungguh-sungguh.
Pantang bagi anak saleh untuk menyakiti hati gurunya. Justru ia akan selalu
berusaha membuat gurunya senang dan bangga dengannya. Ia akan selalu minta
nasihat dan doa dari setiap guru yang mengajar di kelas. Jika dalam satu hari ia
mendapat doa dari empat guru, dalam satu minggu, ia akan mendapat dua puluh
delapan kali doa dari guruguru tersebut. Berarti, dalam satu bulan, ia mendapat
seratus dua belas kali doa, dan seribu tiga ratus empat puluh empat kali doa dalam
satu tahun.
Contoh lain akhlak anak saleh, saat berjalan dan berpapasan dengan bapak
atau ibu guru, mereka akan menyapa sambil tersenyum dan mencium tangannya.
Sikap mulia ini adalah salah satu bentuk sikap menghormati bapak dan ibu guru
baik ketika di sekolah maupun di luar sekolah.
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada
kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”
(Q.S. Luqmān/31:14)
Seorang anak wajib menaati kedua orang tua. Ketaatan seorang anak kepada
kedua orang tua merupakan bentuk “birrul walidain”. Birrul walidain adalah
berbakti kepada kedua orang tua. Berbakti kepada kedua orang tua termasuk
salah satu amalan paling mulia dalam agama.
a) Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu kunci masuk surga. Allah
Swt. akan membuka pintu surga bagi anak yang berbakti kepada kedua orang
tuanya. Bahkan, dia akan mendapat kedudukan dan derajat yang tinggi di
surga. Hal ini dikarenakan rida Allah Swt. bergantung dari rida orang tua,
murka Allah Swt. juga bergantung murka orang tua. Anak yang durhaka
kepada orang tuanya tidak akan masuk surga atau dengan kata lain, ia akan
masuk neraka.
b) Berbakti kepada kedua orang tua merupakan bagian dari berjuang di jalan
Allah Swt. Berjuang di jalan Allah memiliki nilai pahala sangat besar di sisi
Allah Swt. Seorang anak yang ikhlas berbakti kepada kedua orang tuanya
akan mendapat pahala sangat besar dari Allah Swt.
c) Berbakti dan menghormati orang tua dapat melebur dosa-dosa besar. Dosa-
dosa yang pernah dilakukan seorang anak akan mendapat ampunan dari
Allah Swt. disebabkan ia berbakti kepada kedua orang tuanya. Ampunan Allah
Swt. merupakan karunia sangat berharga bagi seorang manusia, sebab,
ampunan Allah Swt. akan menjadikan hidup kita tenang dan bahagia, baik di
dunia maupun di akhirat kelak.
Di samping berbakti kepada orang tua, kita harus taat kepada guru Sebagaimana
wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, wajib pula mematuhi perintah para guru
selama tidak bertentangan dengan syariat agama Islam. Guru adalah orang tua kedua
setelah orang tua kandung atau orang tua asuh. Guru telah berjasa besar dalam
mendidik dan mengajari kita berbagai ilmu pengetahuan, serta menanamkan akhlak
mulia. Ia tak kenal lelah berusaha maksimal guna mencerdaskan anak bangsa.
A. SIMPULAN
B. SARAN