Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Wali Songo “ ini dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas penyusun menyampaikan terima kasih
yang tak terhingga kepada kedua orangtua penyusun, Bapak /Ibu guru dan teman-
teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk
moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
ii
BIOGRAFI WALI SONGO
Istilah wali berasal dari bahasa Arab, artinya tercinta, pembantu, penolong dan pemimpin.
Bentuk pluralnya adalah auliya’. Al-Qur’an menyifati para wali Allah sebagai orang-orang
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Tidak adak kekhawatiran pada mereka
dan tidak pula mereka bersedih hati. Wali Songo disini diartikan sekumpulan orang
(semacam dewan dakwah) yang dianggap memiliki hak untuk mengajarkan Islam kepada
masyarakat Islam di bumi Nusantara pada zamannya.
Kata “wali” menurut istilah, ialah sebutan bagi orang-orang Islam yang dianggap keramat,
penyebar agama Islam, mereka dianggap “kekasih Allah”, orang-orang yang dekat dengan
Allah, dikaruniai tenaga gaib, mempunyai kekuatan-kekuatan batin yang sangat berlebih,
mempunyai ilmu yang sangat tinggi, dan sakti berjaya-kewijayaan.
Sebagian penulis berpendapat bahwa istilah Wali Songo berasal dari bahasa Arab yaitu wali
dan tsana’(mulia), sehingga berarti para wali yang mulia. Sebagian lagi berpendapat istilah
Wali Songo berasal dari bahasa Jawa, yaitu wali dan sana (baca: sono), yaitu tempat. Ada pula
yang menyebut dengan Wali Songo berarti sembilan wali atau bahkan ada yang menyatakan
Wali Sangha.
Dari berbagai pendapat tersebut, yang paling kuat adalah berdasarkan istilah dan fakta
sejarah, yaitu bahwa Wali Songo adalah sebuah dewan dakwah, organisasi ulama dalam
bentuk lembaga dakwah para wali yang berjumlah sembilan. Setiap ada yang wafat atau
meninggalkan Jawa maka diangkat wali lain sebagai penggantinya sehingga tetap berjumlah
sembilan. Para Wali Songo adalah pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka
terasa dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat jawa mulai dari
perniagaan, pelayaran dan perikanan, bercocok tanam dan persawahan, pengobatan,
kebudayaan, kesenian, pendidikan, kemasyarakatan, hingga kedalam masalah aqidah, politik,
militer, hukum, dan pemerintahan dikerajaan-kerajaan Islam. Adapun penjelasan tokoh-tokoh
Wali Songo sebagai berikut :
1. SUNAN GRESIK (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad SAW. Ia disebut juga
Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar Thariqat Wali Songo. Nasab As-
Sayyid Maulana Malik Ibrahim Nasab Maulana Malik Ibrahim menurut catatan Dari As-Sayyid
Bahruddin Ba'alawi Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam
Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa volume (jilid). Dalam Catatan itu
tertulis: As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As-Sayyid
Husain Jamaluddin bin As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin As-Sayyid Abdullah bin As-Sayyid
Abdul Malik Azmatkhan bin As-Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib
Mirbath bin As-Sayyid Ali Khali’ Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin
As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Al-Imam Isa
bin Al-Imam Muhammad bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-Imam Ja’far Shadiq bin Al-Imam
1
Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Al-Husain bin Sayyidah
Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi Muhammad Rasulullah.
Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Maulana
Malik Ibrahim memiliki 3 istri, yaitu :
A. Siti Fatimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil, dirinya memiliki 2 anak yaitu
Mualana Moqfaro dan Syafirah Sarah.
B. Siti Maryam binti Syekh Subakir, darinya memiliki 4 putra, yaitu Abdullah,
Ibrahim, Abdul Ghafur, dan Ahmad.
C. Wan Jamilah binti Ibrahim Zinuddin Al-Akbar Asmaraqandi, darinya memiliki 2 anak,
yaitu Abbas dan Yusuf.
Dikalangan rakyat jelata Sunan Gresik atau sering dipanggil Kakek Bantal sangat
terkenal terutama di kalangan kasta rendah yang selalu ditindas oleh kasta yang lebih
tinggi. Sunan Gresik menjelaskan bahwa dalam Islam kedudukan semua orang adalah
sama sederajat hanya orang yang beriman dan bertaqwa tinggi kedudukannya di sisi
Allah. Dia mendirikan pesantren yang merupakan perguruan Islam, tempat mendidik dan
menggenbleng para santri sebagai calon mubaligh.
Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan
Islam di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat
kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit.
Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan
perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun
1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
2
agama Islam. Namun wali-wali yang lain berpendapat bahwa untuk sementara semua
kebiasaan tersebut harus dibiarkan karena masyarakat sulit meninggalkannya secara serentak.
Akhirnya, Sunan Ampel menghargainya. Hal tersebut terlihat dari persetujuannya ketika Sunan
Kalijaga dalam usahanya menarik penganut Hindu dan Budha, mengusulkan agar adat istiadat
Jawa itulah yang diberi warna Islam. Sunan Ampel salah seorang wali yang berjuang
menegakkan Islam. Jasanya sangat besar dalam menggelorakan dakwah dan jihad ditanah
Jawa. Dan beliau wafat pada tahun 1478 dimakamkan disebelah masjid Ampel.
4. SUNAN GIRI
Sunan Giri merupakan putra dari Maulana Ishak dan ibunya bernama Dewi Sekardadu
putra Menak Samboja. Kebesaran Sunan Giri terlihat antara lain sebagai anggota dewan
Walisongo. Nama Sunan Giri tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian kerajaan Islam
pertama di Jawa, Demak. Ia adalah wali yang secara aktif ikut merencanakan berdirinya negara
itu serta terlibat dalam penyerangan ke Majapahit sebagai penasihat militer.
Sunan Giri atau Raden Paku dikenal sangat dermawan, yaitu dengan membagikan barang
dagangan kepada rakyat Banjar yang sedang dilanda musibah. Beliau pernah bertafakkur di
goa sunyi selama 40 hari 40 malam untuk bermunajat kepada Allah. Usai bertafakkur ia teringat
pada pesan ayahnya sewaktu belajar di Pasai untuk mencari daerah yang tanahnya mirip dengan
yang dibawahi dari negeri Pasai melalui desa Margonoto sampailah Raden Paku di daerah
perbatasan yang hawanya sejuk, lalu dia mendirikan pondok pesantren yang dinamakan
pesantren Giri. Tidak berselang lama hanya dalam waktu tiga tahun pesantren tersebut
3
terkenal di seluruh Nusantara. Sunan Giri sangat berjasa dalam penyebaran Islam baik di Jawa
atau nusantara baik dilakukannya sendiri waktu muda melalui berdagang atau bersama
muridnya. Beliau juga menciptakan tembang-tembang dolanan anak kecil yang bernafas
Islami, seperti jemuran, cublak suweng dan lain-lain.
5. SUNAN DRAJAT
Nama aslinya adalah Raden Syarifudin. Ada sumber lain yang mengatakan namanya
adalah Raden Qasim, putra Sunan Ampel dengan seorang ibu bernama Dewi Candrawati. Jadi
Raden Qasim itu adalah saudaranya Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang). Oleh ayahnya
yaitu Sunan Ampel, Raden Qasim diberi tugas untuk berdakwah di daerah sebalah barat Gresik,
yaitu daerah antara Gresik dengan Tuban. Di desa Jalang itulah Raden Qasim mendirikan
pesantren. Dalam waktu yang singkat telah banyak orang-orang yang berguru kepada beliau.
Setahun kemudian di desa Jalag, Raden Qasim mendapat ilham agar pindah ke daerah sebelah
selatan kira-kira sejauh satu kilometer dari desa Jelag itu. Di sana beliau mendirikan Mushalla
atau Surau yang sekaligus dimanfaatkan untuk tempat berdakwah. Tiga tahun tinggal di daerah
itu, beliau mendapat ilham lagi agar pindah tempat ke satu bukit. Dan di tempat baru itu beli
au berdakwah dengan menggunakan kesenian rakyat, yaitu dengan menabuh seperangkat
gamelan untuk mengumpulkan orang, setelah itu lalu diberi ceramah agama.
Demikianlah kecerdikan Raden Qasim dalam mengadakan pendekatan kepada rakyat
dengan menggunakan kesenian rakyat sebagai media dakwahnya. Sampai sekarang
seperangkat gamelan itu masih tersimpan dengan baik di museum di dekat makamnya.
6. SUNAN KALIJAGA
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan
seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman. Beliau
merupakan putra Raden Sahur putra Temanggung Wilatika Adipati Tuban. Terdapat beragam
versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya. Masyarakat Cirebon
berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon.
Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan
Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam
‘kungkum’ di sungai (kali) atau “jaga kali”. Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari
bahasa Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan.
Raden Sahid sebenarnya anak muda yang patuh dan kuat kepada agama dan orang tua,
tapi tidak bisa menerima keadaan sekelilingnya yang terjadi banyak ketimpangan, hingga dia
mencari makanan dari gudang kadipaten dan dibagikan kepada rakyatnya. Tapi ketahuan
ayahnya, hingga dihukum yaitu tangannya dicampuk 100 kali sampai banyak darahnya dan
diusir. Setelah diusir selain mengembara, ia bertemu orang berjubah putih, dia adalah Sunan
Bonang. Lalu Raden Sahid diangkat menjadi murid, lalu disuruh menunggui tongkatnya di
depan kali sampai berbulan-bulan sampai seluruh tubuhnya berlumut. Maka Raden Sahid
disebut Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dalam rangka penyebaran
Islam, antara lain dengan wayang, sastra dan berbagai kesenian lainnya. Pendekatan jalur
4
kesenian dilakukan oleh para penyebar Islam seperti Walisongo untuk menarik perhatian di
kalangan mereka, sehingga dengan tanpa terasa mereka telah tertarik pada ajaran-ajaran Islam
sekalipun, karena pada awalnya mereka tertarik dikarenakan media kesenian itu. Misalnya,
Sunan Kalijaga adalah tokoh seniman wayang. Ia tidak pernah meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian wayang masih dipetik dari cerita
Mahabarata dan Ramayana, tetapi di dalam cerita itu disisipkan ajaran agama dan nama-nama
pahlawan Islam.
5
8. SUNAN MURIA (Raden Umar Said)
Salah seorang Walisongo yang banyak berjasa dalam menyiarkan agama Islam di pedesaaan
Pulau Jawa adalah Sunan Muria. Beliau lebih terkenal dengan nama Sunan Muria karena pusat
kegiatan dakwahnya dan makamnya terletak di Gunung Muria (18 km di sebelah utara Kota
Kudus sekarang). Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya
Raden Umar Said, dalam berdakwah ia seperti ayahnya yaitu menggunakan cara halus, ibarat
menganbil ikan tidak sampai keruh airnya. Muria dalam menyebarkan agama Islam. Sasaran
dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan dan rakyat jelata.
Beliau adalah satu-satunya wali yang mempertahankan kesenian gamelan dan wayang
sebagai alat dakwah dan beliau pulalah yang menciptakan tembang Sinom dan kinanthi. Beliau
banyak mengisi tradisi Jawa dengan nuansa Islami seperti nelung dino, mitung dino, ngatus
dino dan sebagainya. Lewat tembang-tembang yang diciptakannya, sunan Muria mengajak
umatnya untuk mengamalkan ajaran Islam. Karena itulah sunan Muria lebih senang berdakwah
pada rakyat jelata dari pada kaum bangsawan. Cara dakwah inilah yang menyebabkan sunan
Muria dikenal sebagai sunan yang suka berdakwah tapa ngeli yaitu menghanyutkan diri dalam
masyarakat.
6
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Para Walisongo adalah intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya.
Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat
Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok-tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian,
kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan. Dari nama para Walisongo tersebut, pada umumnya
terdapat sembilan nama yang dikenal sebagai anggota Walisongo yang paling terkenal, yaitu:
B. SARAN
Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik
dari pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa
mendatang.
7
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R. 2015. Wali Songo Glora Dakwah Dan Jihad Ditanah Jawa (1404-1482 M).Solo:
Al-Wafi
Hatmansyah, 2017. “Strategi dan Metode Dakwah Walisongo”.
https://www.researchgate.net/publication/317432160_Strategi_dan_Metode_Dakwah_Waliso
ngo
di akses pada tanggal 13 Oktober 2019 pukul 21:47
Ahmad Multazam, 2014. “Peranan Wali Songo Dalam Penyebaran Dakwah Di Indonesia”
https://multazam-einstein.blogspot.com/2013/05/makalah-peran-walisongo-dalam.html
di akses pada tanggal 13 Oktober 2019 pukul 22:11
Zakky, 2018. “Nama-Nama Wali Songo Beserta Sejarah, Silsilah, Kisah dan Fotonya”
https://www.zonareferensi.com/nama-nama-wali-songo/ di akses pada tanggal 14 Oktober
2019
pukul 01:11
Wisnu Gilang Ramdhan, 2014. “Pembahasan Makalah”
https://www.slideshare.net/wisnuwolstenholme/pembahasann-makalah di akses pada tanggal
14
Oktober 2019 pukul 01:25
Kriswantoro Kawarasan,2013. “Sejarah Wali Songo Lengkap (Cerita Wali Songo)”
https://juragansejarah.blogspot.com/2013/05/sejarah-wali-songo-lengkap-cerita-wali.html
diakses pada
tanggal 14 Oktober 2019 pukul 09:19
Mas’udi, 2015 “DAKWAH NUSANTARA (Kerangka Harmonis Dakwah Walisongo dalam
Diseminasi Ajaran Islam di Nusantara)” file:///D:/pelajaran%20semester%205/Sejarah
%20Peradaban%20Islam/0c8360e5d9ae285261fe2e65c45f5a842687.pdf diakses pada
tanggal 14
Oktober 2019 pukul 09:39