SEJARAH PENDIDIKAN
Dosen :
Mulyadi, M.Pd.
Disusun oleh :
Pada masa itu manusia itu sudah mulai menetap di rumah panggung untuk
bisa menghindari bahaya binatang buas. Manusia pada masa Neolitikum ini
juga sudah/telah mulai membuat lumbung-lumbung guna menyimpan
persediaan padi serta gabah.
Hasil dari kebudayaan zaman batu muda itu menunjukkan bahwa manusia
purba itu sudah mengalami banyak kemajuan di dalam menghasilkan alat-alat.
Terdapat sentuhan tangan manusia, bahan masih tetap dari batu. Namun sudah
lebih halus, diasah, ada juga sentuhan rasa seni.
Ciri animisme ditandai kepercayaan pada adanya roh dari orang yang telah
meninggal. Animisme mempercayai bahwa saudara dan orang yang telah mati
masih ada di sekitar kerabatnya.
Bukan hanya roh manusia, seperti yang dituliskan oleh A.G. Pringgididgo
dalam Ensiklopedi Umum (1973:74), animisme membawa seseorang untuk
bisa percaya bahwa alam yang meliputi gunung, hutan, gua, dan kuburan
memiliki jiwa sekaligus harus dihormati. Jika tidak, maka roh di benda-benda
tersebut akan mengganggu manusia.
Pendidikan pada zaman Hindu dan Budha, dimana waktu zaman Hindu
dan Budha tersebut perkembangan pendidikannya melalui penyebaran agama.
Sebelum penjajahan Belanda, bumi Nusantara telah dikenal di dunia sebagai
pusat pendidikan, pengajaran, dan pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya pada masa kerajaan Hindu dan Budha yang dalam perkembangan
selanjutnya pendidikan dipengaruhi oleh ajaran agama Islam.
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup yaitu manusia hidup untuk
mencapai moksa bagi agama Hindu, dan manusia mencapai nirwana bagi
agama Budha. Karena itu secara umum tujuan akhir adalah mencapai moksa
atau nirwana. Secara khusus mungkin dapat dibedakan sebagai berikut :
Sifat Pendidikan
Beberapa sifat dan ciri pendidikan yang menonjol pada waktu itu adalah :
Jenis-jenis Pendidikan
Beberapa jenis pendidikan pada zaman Hindu Budha dapat dibedakan menjadi
beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :
1. Pendidikan Intelektual
2. Pendidikan Kesatriaan
Lembaga Pendidikan
Pendidikan pada waktu itu masih bersifat informal, belum ada pendidikan
formal dalam bentuk sekolah seperti yang kita kenal sekarang ini. Namun
dengan demikian ada beberapa tempat yang biasa dijadikan sebagai lembaga
pendidikan.
2. Pura
Merupakan tempat yang berada di istana. Tempat ini diperuntukkan bagi putra-
putri raja belajar. Mereka diberi pelajaran yang berkaitan dengan hidup sopan
santun sebagai keturunan raja yang berbeda dengan masyarakat biasa. Mereka
belajar tentang mengatur Negara, ilmu bela diri baik secara fisik maupun
secara batiniah.
3. Pertapaan
4. Keluarga
Pada waktu itu pendidikan keluarga juga ada sampai sekarang juga tapi hanya
pendidikan sebagai informal. Dalam keluargalah akan terjadi partisipasi dalam
menyelesaikan pekerjaan orang tua yang dilakukan anak-anak dan anggota
keluarga lainnya.
Bahwa pendidikan pada zaman Hindu dan Budha ini melalui penyebaran
agama yang pada waktu dulu belum ada sekolah-sekolah yang kita lihat
sekarang ini. Pendidikan dulu dengan sekarang sangatlah berbeda sekali. Dulu
para biarawan maupun ulama menjadi guru itu tanpa di kasih imbalan dunawi.
Mereka juga mendapatkan pendidikan dari keluarganya juga, kalau
keluarganya ahli petani maka anaknya akan belajar dari seorang ayahnya dan
ilmu yang di perolehnya juga hanya untuk anaknya saja. Mereka belajar
keterampilan, kesatriaan dan sebagainya. Anaknya seorang raja mempunyai
tempat tersendiri untuk belajar yang disebut dengan Pura, sejauh ini putra-
putrinya belajar tentang ilmu tata kenegaraan, sopan santun dan ilmu bela diri.
Materi yang diajarkan bukan hanya bersifat umum tapi mempelajari ilmu-ilmu
yang bersifat spiritual religious juga.
Murid juga dapat berpindah dari guru yang satu ke guru yang lainnya
untuk belajar. Kini pendidikan semakin tua seperti usia manusia. Khusus untuk
materi keterampilan ini biasannya diselenggarakan secara turun temurun
melalui jalur kastanya masing-masing seperti keterampilan bermain pedang,
berperang, berpanah, menunggang kuda dan seni pahat. Menjelang jatuhnya
kerajaan Hindu, pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dipegang oleh
kaum ulama.
Pada abad ke XV, pesantren telah didirikan oleh para penyebar agama
Islam, diantaranya Wali Songo. Wali Songo dalam menyebarkan agama Islam
mendirikan masjid dan asrama untuk santri-santri. Di Ampel Denta, Sunan
Ampel telah mendirikan lembaga pendidikan Islam sebagai tempat ngelmu
atau ngaos pemuda Islam. Sunan Giri telah ngelmu kepada Sunan Ampel
mendirikan lembaga pendidikan Islam di Giri. Dengan semakin banyaknya
lembaga pendidikan Islam pesantren didirikan, agama Islam semakin tersebar
sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga-lembaga ini merupakan ujung
tombak penyebaran Islam di Jawa.