yang tidak dapat dipisahkan. Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifar universal. Praktek pelaksanaan pendidikan memiliki segi-segi yang umum sekaligus memiliki keunikan berkaitan dengan pandangan hidup masing-masing bangsa. MESIR Mesir purba telah mengenal peradaban dan kebudayaan tinggi. Ini terbukti dengan telah dikenalnya tulisan dengan huruf heiroglyph (tulisan suci), telah kenal kalender (penanggalan) dengan pembagian 12 bulan tiap tahun, telah mengenal irigasi dan sebagainya. Tujuan pendidikan agar manusia berbuat susila sesuai dengan ajaran agama. Materi pelajaran yang diberikan ialah membaca, menulis, berhitung, bahasa dan ilmu mengukur tanah serta astronomi. Meski telah memiliki pusat-pusat pendidikan yakni di kuil-kuil (piramide) yang di dalamnya terdapat perpustakaan dan asrama bagi para guru dan murid-muridnya. INDIA Secara ketat/tegas India membagi masyarakat dengan kasta/tingkatan. Dalam kehidupan agama Hindu di India terkenal ada 4 kasta, yaitu; 1) kasta Brahmana, 2) kasta Ksatria, 3) kasta Waisya, 4) kasta Sudra (Syudra). Hidup di India bukan ditentukan oleh kepercayaan kepada dewa, tetapi ditentukan oleh tingkatan atau kasta tadi. Tujuan akhir hidup adalah mencapai Nirwana. Ciri-ciri pendidikan di India adalah : *) Pengajaran agama di nomor satukan. *) Pendidikan diselenggarakan oleh kasta Brahmana. *) Tujuan pendidikan; mencapai kebahagian abadi (Nirwana). *) Penyelenggaraan peadidikan berlangsung di rumah (keluarga) dan sekolah. Materii pelajaran yang diajarkan yaitu astronomi, matematik, pengetahuan tentang obat-obatan, hukum, kesusasteraan, sejarah. CINA Cina memiliki keunikan dalam hal kebudayaan dan pendidikan. Artinya dibandingkan dengan negara-negara timur lainnya. Cina memiliki sejarah tersendiri. Kebudayaan Cina adalah tidak terbaur atau tercampur dengan kebudayaan dari luar. Ciri-ciri pendidikannya antara lain: *) Persoalan pendidikan tidak ada kaitannya dengan agama. *) Pendidikan diselenggarakan oleh keluarga dan negara. *) Tujuan pendidikan adalah mendidik orang berhati mulia dan menghormati sesama. *) Tokoh-tokoh pendidik dan filsuf terkenal pada saat itu ia LaoTse dengan ajaran Tao = jalan Tuhan yang menjadi Taoisme sangat berpengaruh terhadap hidup dan perikehidupan Cina. Tidak kalah juga pengaruhnya Kon Fu Tse (Konfusius) dengan ajaran Li (etiket, kewajiban). Penyelenggaraan Pendidikan dilaksanakan di dalam keluarga dan sekolah, Pelajaran pokoknya adalah menulis dan mempelajari lambang lambang kata kata yang jumlahnya mencapai 50 000. Di Cina juga dikenal adanya pendidikan pegawai. YUNANI Yunani kuno terbagi menjadi Sparta dan Athena. Orang-orang Sparta mementingkan pembentukan jiwa patriotik yang kuat dan gagah berani. Tujuan pendidikan Sparta adalah membentuk warga negara yang siap membela negara (membentuk tentara yang gagah berani) Ciri-ciri pendidikan di Sparta adalah : *) Pendikan diperuntukkan hanya bagi warga negara yang merdeka (bukan budak). *) Anak-anak cacat atau lemah dimusnahkan. *) Lebih mengutamakan pendidikan jasmani. *) Anak-anak yang telah mencapai umur 7 tabun diasramakan. *) Sedangkan Athena lebih mementingkan kesehatan jasmani dan rohani serta hidup harmonis. *) Ciri-ciri pendidikan di Athena adalah: *) Pendidikan diselenggarakan oleb keluarga dan sekolah. *) Sekolah diperuntukkan bagi siapa saja (bebas). *) Materi atau bahan pengajaran utama bangsa Athena adalah gymnastis (gymnastik) dan musik. Yang pertama bagi pendidikan jasmani dan yang lain bagi pendidikan rohani. ROMAWI Pada mulanya tujuan pendidikan Rornawi adalah terbentuknya manusia-manusia yang siap berkorban membela tanah air. Inti pelajaran adalah mempersiapkan warga negara menjadi tentara.Penyelenggara pendidikan adalah di rumah-rumah keluarga bangsawan. Materi pelajarannya meliputi mebaca, menulis, dan berhitung. Pada perkembangan selanjutnya Romawi terbawa oleh arus aliran Epicurisme dan aliran Stoa. Aliran Epicurisme berpendapat bahwa kebahagian akan terwujud manakala manusia menyatu dengan alam. Aliran Stoa berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencapai kebajikan. Kebajikan itu akan terwujud apabila manusia dapat menyesuai kan din dengan alamnya, karena manusia adalah bagian dari alam. Sedangkan alam itu sendiri dikuasai oleb budi Ilahi. Dengan munculnya dua faham tersebut cita-cita atu tujuan Romawi berubah dari rnembentuk manusia sehat kuat untuk membela tanah air (kebajikan kepahlawanan) menjadi membentuk manusia yang bijaksana dan berakal budi (kebajikan kemanusian). INDONESIA Menurut catatan penjelajah yang datang ke Sriwijaya pada abad ke- 7, di Nusantara ini telah mempunyai pusat belajar dengan mata pelajaran mencakup pancavidya, yaitu logika, tata bahasa dan kesusastraan, ilmu pengobatan, kesenian serta metafisika dan filsafat. Di abad ke-11, seorang terpelajar dari India, datang dan belajar di Sriwijaya, beliau akhirnya menjadi seorang cendekiawan terkemuka dan membawa pengaruh yang luar biasa terhadap sejarah pembelajaran di dunia, hingga hari ini. Setelah proklamasi kemerdekaan, sIstem persekolahan di Indonesia memberi kesempatan belajar kepada segala lapisan masyarakat yang tertera dalam undang undang dasar 1945 bab XIII pasal 31 ayat (1) yang berbunyi bahwa: tiap tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Selanjutnya dalam undang undang pendidikan dan pengajaran tahun 1950 bab XI pasal 17 menyebutkan: tiap tiap warga Negara republik Indonesia mempunyai hak sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah, jiaka memenuhi syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu. PERJALANAN SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA BERDASARKAN PADA ZAMAN 1. Zaman Realisme 2. Zaman Rasionalisme 3. Zaman Naturalisme 4. Zaman Developmentalisme 5. Zaman Nasionalisme 6. Zaman Liberalisme, Positivisme, dan Individualisme 7. Zaman Sosialisme PERJALANAN SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA 1. Zaman Realisme Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam yang didukung oleh penemuan- penemuan ilmiah baru, pendidikan diarahkan pada kehidupan dunia dan bersumber dari keadaan dunia pula, berbeda dengan pendidikan-pendidikan sebelumya yang banyak berkiblat pada dunia ide, dunia surga dan akhirat. Realisme menghendaki pikiran yang praktis (Pidarta, 2009: 111-14). Menurut aliran ini, pengetahuan yang benar diperoleh tidak hanya melalui penginderaan semata (Jocke), tetapi juga melalui persepsi penginderaan (Mudyahardjo, 2012: 117). Prinsip – prinsip pendidikan yang dikembangkan pada zaman ini meliputi: *) Pendidikan lebih dihargai daripada pengajaran, Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri. *) Penanaman pengertian lebih penting daripada hafalan, Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak. *) Pelajaran harus diberikan satu per satu, dari yang paling mudah. PERJALANAN SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA 2. Zaman Rasionalisme Aliran Rasionalisme ini memberikan kekuasaan pada manusia untuk berfikir sendiri dan bertindak untuk dirinya, karena itu latihan sangat diperlukan pengetahuannya sendiri dan bertindak untuk dirinya. Paham ini muncul karena masyarakat dengan kekuatan akalnya dapat menumbangkan kekuasaan Raja Perancis yang memiliki kekuasaan absolut. Tokoh pendidikan pada zaman ini pada abad ke-18 adalah John Locke. Teorinya yang terkenal adalah leon Tabularasa, yaitu mendidik seperti menulis di atas kertas putih dan dengan kebebasan dan kekuatan akal yang dimilikinya manusia digunakan unutk membentuk pengetahuannya sendiri. Teori yang membebaskan jiwa manusia ini bisa mengarah kepada hal-hal yang negatif, seperti intelektualisme, individualisme, dan materialisme (Ibid: 115). PERJALANAN SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA 3. Zaman Naturalisme
Zaman Naturalisme adalah merupakan reaksi terhadap aliran
Rasionalisme, pada abad ke-18 muncullah aliran Naturalisme dengan tokohnya, J. J. Rousseau. Aliran ini menentang kehidupan yang tidak wajar sebagai akibat dari Rasionalisme, seperti korupsi, gaya hidup yang dibuat-buat dan sebagainya. Naturalisme menginginkan keseimbangan antara kekuatan rasio dengan hati dan alamlah yang menjadi gurr, sehingga pendidikan dilaksanakan secara alamiah (pendidikan alam) (ibid.: 115-116). Naturalisme menyatakn bahwa manusia didorong oleh kebutuhan- kebutuhannya, dapat menemukan jalan kebenaran di dalam dirinya sendiri (Mudyaharjo, 2012: 116). PERJALANAN SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA 4. Zaman Developmentalisme Zaman Developmentalisme berkembang pada abad ke-19. Aliran ini memandang pendidikan sebagai suatu proses perkembangan jiwa sehingga aliran ini sering disebut gerakan psikologis dalam pendidikan. Konsep pendidikan yang dikembangkan oleh aliran ini meliputi: *) Mengaktualisasi semua potensi anakyang masih laten, membentuk watak susila dan kepribadian yang harmonis, serta meningkatkan derajat social manusia. *) Pengembangan ini dilakukan sejalan dengan tingkat-tingkat perkembangan anak (Pidarta, 2009: 116-20) yang melalui observasi dan eksperimen (Mudyahardjo, 2012: 114). *) Pendidikan adalah pengembangan pembawaan (nature) yang disertai asuhan yang baik (nurture). *) Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaikan pendidikan dasar dan pengembangan pendidikan universal (Mudyaharjo, 2012: 114). PERJALANAN SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA 5. Zaman Nasionalisme Zaman Nasionalisme muncul pada abad ke-19 sebagai upaya membentuk patriot-patriot bangsa dan mempertahankan bangsa dari kaum imperialis. Tokoh-tokohnya adalah La Chatolais (Perancis), Fichte (Jerman), dan Jefferson (Amerika Serikat).Konsep pendidikan yang ingin diusung oleh aliran ini adalah: *) Menjaga, memperkuat, dan mempertinggi kedudukan negara, *) Mengutamakan pendidikan sekuler, jasmani, dan kejuruan, *) Materi pelajarannya meliputi: bahasa dan kesusastraan nasional, pendidikan kewarganegaraan, lagu-lagu kebangsaan, sejarah dan geografi Negara, dan pendidikan jasmani. *) Akibat negatif dari pendidikan ini adalah munculnya chaufinisme, yaitu kegilaan atau kecintaan terhadap tanah air yang berlebih-lebihan di beberapa Negara, seperti di Jerman, yang akhirnya menimbulkan pecahnya Perang Dunia I (Pidarta, 2009: 120-21). PERJALANAN SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA 6. Zaman Liberalisme, Positivisme, dan Individualisme
Zaman ini lahir pada abad ke-19. Liberalisme
berpendapat bahwa pendidikan adalah alat untuk memperkuat kedudukan penguasa/pemerintahan yang dipelopori dalam bidang ekonomi oleh Adam Smith dan siapa yang banyak berpengetahuan dialah yang berkuasa yang kemudian mengarah pada individualisme. Sedangkan positivisme percaya kebenaran yang dapat diamati oleh panca indera sehingga kepercayaan terhadap agama semakin melemah. Tokoh aliran positivisme adalah August Comte (ibid.: 121). PERJALANAN SEJARAH PENDIDIKAN DUNIA 7. Zaman Sosialisme
Aliran Sosialisme ini dalam pendidikan muncul pada
abad ke-20 sebagai reaksi terhadap dampak liberalisme, positivisme, dan individualisme. Tokoh-tokohnya adalah Paul Nartrop, George Kerchensteiner, dan John Dewey.Menurut aliran ini, masyarakat memiliki arti yang lebih penting daripada individu. Ibarat atom, individu tidak ada artinya bila tidak berwujud benda. Oleh karena itu, pendidikan harus diabdikan untuk tujuan- tujuan sosial (ibid.: 121-124).