Anda di halaman 1dari 14

Landasan Kurikulum

Oleh
Tadris Biologi 1 SEM III

Amelisa Putri (0310201010)


Putri Apriani Pasaribu (0310201013)
Nadya Wahyuni Hasibuan (0310201039)
Tri Vanesa Anggraini (0310202076)
Ulyana Dinda Aritonang (0310202081)

Dosen Pengampu : Ummi Nur Afinni Dwi J, M.Pd


A. Landasan Filosofis
Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “cinta akan kebijakan” (love of wisdom).
Orang yang belajar berfilsafat agar ia menjadi orang yang mengerti dan berbuat
secaraa bijak. Untuk dapat mengerti kebijakan dan berbuat secara bijak, ia harus ● Pendapat para filsuf umumnya
tahu atau berpengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses memandang filsafat umum sebaagai
berpikir, yaitu berpikir secara sistematis, logis, dan mendalam. Pemikiran demikian dasar filsafat pendidikan, tetapi John
dalam filsafat sering disebut sebagai pemikiran radikal, atau berpikir sampai ke Dewey , filsafat dan filsafat pendidikan
akar-akarnya (radic berati akar). Berfilsafat diartikan pula berpikir secara radikalo, adalah sama, sebagaimana juga
berpikir sampai ke akar. Secara akademik, filsafat berati upaya untuk pendidikan menurut dewey sama
menggambarkan dan menyatakan suatu pandangan yang sistematis dan dengan kehidupan. Seperti halnya
komprehensif tentang alam semesta dan kedudukan manusia di dalamnya. dalam filsafat umum, dalam filsafat
pendidikan pun dikenal banyak
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika yang membahas segala yang pandangan atau aliran. Setiap
membahas segala yang ada dalam alami ini, epistemologi yang membahas pandangan mempunyai landasan
kebenaran dan aksiologi yang membahas nilai. Menurut Donal Butler, filsafat metafisika, epitemilogi, dan aksiologi
memberikan arah metodologi terhadap praktik pendidikan, sedangkan praktik tentang masalah pendidikan yang
pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan-pertimbangan filosofis. berbeda.

1. Dasar-dasar Filsafat Dewey

Ciri utama filsafat Dewey adalah konsepsinya tentang dunia yang selalu
berubah, mengalir, atau on going-ness. Ciri lain filsafat dewey anti dualistik.
Pandangannya tentang dunia adalah monistik dan tidak lebih dari sebuah
hipotesis. Filsafat Dewey lebih berkenaan dengan epistemologi dan tekanannya
kepada proses berpikir.

2. Teori Pendidikan Dewey


Menurut John Dewey, pendidikan berarti perkembangan, perkembangan sejak
lahir hingga menjelang kematian. Jadi, pendidikan itu juga berarti sebagai
kehidupan. Bagi Dewey, education is growth, development, life. Ini berarti
bahwa proses pendidikan itu tidak menpunyai tujuan di luar dirinya, tetapi
terdapat dalam pendidikan itu sendiri. Proses pendidikan juga bersifat kontinu,
merupakan reorganisasi rekonstuksi, dan pengubahan pengalaman hidup. Jadi
pendidikan itu merupakan organisasi pengalaman hidup, pembentukan
kembali pengalaman hidup, dan juga perubahan pengalaman hidup sendiri.
Ada beberapa aliran filsafat yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam pengembangan kurikulum:

1. Aliran Perenialisme
Aliran ini bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual anak melalui pengetahuan yang abadi, universal dan
obsolut.
2. Aliran Idealisme
Filsafat ini berpendapat bahwa kebenaran itu berasal dari Tuhan.
3. Aliran Realisme
Filsafat ini beranggapan bahwa mencari kebenaran di dunia melalui pengamatan dan penelitian ilmiah yang dapat
ditemukan pada hukum alam.
4. Aliran Pragmatisme (instrumentalisme atau ultitarisme)
Mereka berpendapat bahwa kebenaran merupakan buatan manusia berdasarkan pengalamannya.
5. Aliran Existensialisme
Filsafat ini mengemukakan individu sebagai faktor dalam menentukan apa yang baik dan benar.
B. Landasan Historis
Landasan historis pengembangan kurikulum mengacu pada berbagai pengalaman sejarah yang berpengaruh
terhadap kurikulum yang dikembangkan. kajian landasan historis dimulai dari dimensi masa lalu, masa kini dan masa
depan.

1. Pendidikan Pra-abad ke 20
Pada masa pra sejarah, orang tua mengajar anak-anak dengan tujuan yang relatif sama dengan masyarakat saat ini
yaitu untuk mewariskan atau mentransfer nilai-nilai budaya kepada generasi muda melalui pendidikan. Beberapa
cuplikan sejarah pendidikan di masa pra abad ke-20 adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan Mesir dan Cina Kuno
Dari tahun 4000-3000 peradaban mesir ditopang tiga hal utama:
penggunaan mental, sistem tulisan, dan pemerintahan terorganisasi
(Johnson,1968:8). Hampir seperdua dari 6000 tahun sejarah mesir,
pendidikan lebih fokus pada praktik daripada pengembangan berfikir kognitif
abstrak, sedangkan aspek afektif diajarkan melalui institusi agama dan
keluarga.
c) Pendidikan Romawi Kuno
b) Pendidikan Yunani Kuno Pendidikan Romawi Kuno di
Sistem pendidikan dunia modern berasal pengaruhi pendidikan Yunani.
dari sistem pendidikan Yunani Kuno (1600-300 Tujuan pendidikan Romawi Kuno
SM). Fokus pendidikan mengutamakan latihan adalah pengajaran nilai-nilai moral
pada pendidikan jasmani melalui latihan dan kemuliaan sosial untuk
kemiliteran gimnastik. Pendidikan moral dan menjaga ketertiban hukum,
politik diajarkan dengan menghafal undang- kebiasaan dan agama (Johnson,
undang. Sistem pendidikan sparta tersebut 1968:11).
menghasilkan anak berketerampilan militer
yang kuat dan politisi andal (Johnson,1968:9).
d) Pendidikan Islam
Kebudayaan Islam, bersumber dari Nabi Muhammad
SAW (569-632), sebagai Nabi Allah yang menjadi
reformer dan proselytizer dan Nabi terakhir dan paling
utama utusan Allah. Sumber utama ajaram agama Islam
tertulis dan terpelihara dengan baik dalam kitab suci Al-
qur'an.
e) Pendidikan Abad Pertengahan
Karena pendidikan di Abad pertengahan ( 500-1400 SM ) identik dengan pendidikan
Kristen, perspektif kurikulum diera ini terkait ajaran Kristen. Era kebudayaan dan
pendidikan Barat mulai pada akhir periode Klasik Yunani dan Romawi Kuno sampai
permulaan era modern.

f) Pendidikan Era Renaisan dan Reformasi


Para humanis di era ini menemukan otoritas masa lampau dengan menggunakan manuskrip
klasik mereka. Menurut Schwoebel (1971) pendidik humanis lebih terakhir pada pengalaman
duniawi dan ketuhanan. Pada abad 16 muncul pendidik realis yang menyatakan banyak
pengetahuan yang perlu diketahui siswa selain pengetahuan klasik, yaitu pengetahuan yang
diperoleh melalui observasi dan analisis.
2. Pendidikan Menjelang Abad ke 20
Pada awal tahun 1800-an, akademi mulai menggantikan sekolah Gramar
latin, karena Akademi menawarkan beragam kurikulum praktis bagi siswa yang
akan bekerja setelah tamatan disamping program bagi siswa yang akan
meneruskan ke perguruan tinggi.
Filsuf Jerman Johan Federick Herbart yang dikenal sebagai Bapak Sains
Pendidikan dan Bapak Psikologi Modern mengungkapkan esensi tujuan
pendidikan adalah mengembangkan manusia berbudaya sesuai standard nilai-
nilai yang tinggi. Kurikulum untuk mencapai tujuan tersebut menurut Herbart,
adalah pengajaran nilai-nilai budaya yang terdapat dalam mitologi dan sejarah
kuno dalam literature modern. Dengan kurikulum tersebut guru harus
memperkaya dan memperluas perspektif anak dengan cara mengekpose anak
pada pengetahuan terkait pengalaman agar dapat meningkatkan kadar moral
anak (Schubert, 1986: 67-68)

Johan Federick Herbart


3. Pendidikan Abad Ke 20
Tahun 1960-an timbul ide sekolah komperhensif dan profesi,
pendidikan umum disamping persiapan anak masuk pendidikan tinggi.
Untuk maksud tersebut diperlukan kurikulum yang mencakup
pembelajaran bahasa inggris, bahasa asing, sains, ilmu social dan
humaniora. Kecenderungan berlanjut sampai tahun 1970-an dan tahun
1980-an diikuti pemberian kesempatan memperoleh pendidikan bagi
keluarga miskin dan bagi berbagai kelompok social ekonomi, etnik, dan
gender. Tahun 1980-an juga ditandai sebagai tahun munculnya metode
baru yang bermanfaat dalam mengkaji hasil pendidikan dalam masyarakat
yang kompleks dan multicultural. Perhatian pada teknologi maju bagi
bidang pendidikan juga muncul tahun 1980-an terutama revolusi
computer.
C. Landasan Psikologis
Kurikulum sebagai program dan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, senantiasa berhubungan dengan
proses perubahan perilaku peserta didik. Penerapan landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum berupaya
agar pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dengan hakikat peserta didik.
Pada dasarnya ada dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu psikologi
perkembangan dan psikologi belajar.
1. Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan membahas perkembangan individu sejak masa konsepsi, yaitu masa pertemuan
spermatozoid dengan sel telur sampai dengan dewasa.
a) Metode Dalam Psikologi Perkembangan b) Teori Perkembangan
Pengetahuan tentang perkembangan individu Dikenal ada tiga atau pendekatan tentang
diperolehkan melalui studi yanng beersifat longitudinal, perkembangan individu yaitu pendekatan pentahapan (
cross sectional, psikoanalitik, sosiologik, atau studi stage apparoach), pendekatan diferensial (differential
kasus. apparoach), dan pendekatan ipsatif (ipsative
approach), menurut pendekatan pentahapan,
perkembangan individu berjalan melalui tahap-tahap
perkembangan.
2. Psikologi Belajar
Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Banyak sekali definisi tentang
belajar. Secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif,
afektif, maupun psikomotor dan terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar.
Perubanhan-perubahan perilaku yang terjadi karena instink atau karena kematangan serta pengaruh hal-hal yang
bersifat kimiawitidak termasuk belajar.
Kemampuan kognitif merupakan suatu fundamental yang mengarahkan dan membimbing perilaku anak
sesuai tahapannya. Tahapan perkembangan kognitif itu terdiri dari empat fase, yaitu:
▪ Sensorimotorik yang berkembang dari mulai lahir samapi usia 2 tahun;
▪ Praoperasional, mulai dari usia 2 tahun samapai 7 tahun;
▪ Operasional konkret, berkembang dari usia 7 tahun sampai 11 tahun;
▪ Operasional formal dimulai dari usia 11 tahun sampai 14 tahun ke atas.
Adapun dalam psikologis belajar, pengembangan kurikulum tidak akan
terlepas dari teori belajar. Sebab, pada dasarnya kurikulum disusun
Tahap Perkembangan Kognitif Anak
untuk membuat siswa belajar.
Kesimpulan
Filsafat berarti “cinta akan kebijakan”, dengan itu seseorang harus memiliki pengetahuan yang diperoleh
melalui proses berfikir secara mendalam untuk mengerti dan berbuat bijak. Adapun alasan filosofis dianggap
sebagai landasan pengembangan kurikulum adalah asumsi dan rumusan yan didapatkan dari hasil berfikir
seacra analisis, logis dan sistematis dakam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan
kurikulum.
Landasan historis pengembangan kurikulum mengacu pada berbagai pengalaman sejarah yang
berpengaruh terhadap kurikulum yang dikembangkan. Adapun kajiann landasan historis dimulai dari dimensi
masa lalu, masa kini dan masa depan.
Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dalam mengantar anak didik sesuai dengan harapan dan
tujuan pendidikan. Secara psikologis anak didik memiliki keunikan dan perbedaan minat, bakat maupun
potensi yang dimiliki sesuai dengan tahapan perkembangan.
Landasan sosial merupakan pengembangan kurikulum yang harus memperhatikan kebutuhan social
masyarakat. Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun terbentuknya
kondisi untuk belajar.
THANKS
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai