Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN ESENSIALISME


Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Filsafat pendidikan
Disusun Oleh:
Kelompok V
1. Gina Sonia (190101110582)
2. Maulidah (190101110616)
3. Fitriani Olpah ( 190101110062)
4. Najwa Aulia Rachmah (190101110064)

Dosen Pengampu:
Najimatul Ilmiyah,S.Pd.,M.Pd.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
BANJARMASIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan Esensialisme


Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam
sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Ada sejumlah filsafat pendidikan
yang dianut oleh bangsa-bangsa di dunia. Pengaruh Filsafat benar-benar menyebar
keseluruh dunia.
Seperti diketahui ilmu pendidikan sebagai suatu ilmu yang utuh terdiri dari
landasan. Struktur dan operasional pendidikan. Landasan akan memberi latar
belakang, fondasi, atau titik tolak belakang mengapa suatu pendidikan
dibutuhkan, apa tujuan pendidikan atau kamauan diarahkan pendidikan itu, untuk
mencapai tujuan itu dibahas, apa saja yang dibahas, apa saja yang diperhatikan
agar tujuan dapat dicapai, siapa saja yang harus dilibatkan, dan sebagainya.
Oleh karena itu filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka
dikupaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep
mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi
pendidikan. Di samping itu, pengalaman pendidik dalam menuntun pertumbuhan
dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita.
Semuanya ini dapat disampaikan kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan
pertimbangan dan tinjauan untuk memperkambangkan diri.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian esensialisme?
2. Siapakah tokoh-tokoh yang menyebarkan esensialisme?
3. Apa saja konsep pandangan esensialisme dalam filsafat pendidikan.

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian esensialisme.
2. Mengetahui tokoh-tokoh yang menyebarkan esensialisme.
3. Mengetahui konsep pandangan esensialisme dalam filsafat pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Aliran Esensialisme


Gerakan ini muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa orang pelopornya,
seperti William C. Bagley, Thomas Brigger, Frederick Breed, dan Isac L Kandel,
Pada Tahun 1983 mereka membentuk suatu lembaga yang disebut “The
esensialist commite for the advanced of American Education”. Begley ssebagai
pelopor esensialisme adalah seorang guru besar pada “teacher collage” Columbia
Unversity, ia yakin bahwa fungsi utama sekolah menyampaikan warisan budaya
den sejarah pada generasi muda.

Esensialisme berakar pada ungkapan realisme objektif dan idealisme objektif


yang modern, yaitu alam semesta diatur oleh hukum alam adalah dalam rangka
penyesuaian diri dalam mengelolanya.
Sasaran pendidikan adalah mengenal siswa pada karakter alam dan warisan
budaya. Pendidikan harus dibangun atas nilai-nilai yang kukuh, tatap dan stabil.
Nilai (kebenaran bersifat korespondensi) berhubungan antara gagasan dengan
fakta secara objektif.

Bersifat Konservatif (Pelestarian Kebudayaan) dengan mereflekasikan


humanisme klasik yang berkembang pada zaman renaissance.
Isi pendidikannya mencangkup ilimu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang
mampu mengerakkan kehendak manusia.

Karakteristik, ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme, menurut William C,


banget adalah minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dalam upaya-
upaya belajar awal. Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang tua yang
belum dewasa adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan
ketergantungan yang khusus pada spesies manusia. Kemampuan untuk
mendisplinkan diri harus menjadi tujuan pendidikan. Maka menegakan disiplin
adalah suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tersebut. Esensialisme
menawarkan sebuah teori yang kokoh kuat tentang pendidikan, sedangkan
sekolah-sekolah pesaingnya (progrevisme) memberikan sebuah teori yang lemah.

B. Konsep Pendidikan Filsafat Esensialisme


Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-
nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Dasar
pijakan aliran pendidikan ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran,
dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.

Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai


yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan nilai-
nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas .
Dengan demikian, renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep
pikir yang disebut esensialisme, karena pada zaman itu , esensialisme adalah
konsep meletakkan sebagian ciri alam fikir modern. Esensialisme pertama-tama
muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad
pertengahan abad ke-19. Maka di susunlah konsep yang sistematis dan
menyeluruh mengenai manusia dana lam semesta, yang memiliki tuntunan zaman.

Realisme modern merupakan titik berat tinjauan mengenai alam dan dunia
fisik. Sedangkan idealisme modern sebagai komponen yang lain, pandangan-
pandangan yang bersifat spiritual.
Dengan demikian, idealisme modren adalah suatu ide manusia sebagai mahluk
yang berfikir, dan semua ide yang dihasilkan diuji dengan sumber yang ada pada
tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada dibumi dan dilangit .
Idealisme dan realisme.

Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak


esensialime. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, namun tidak
melebur menjadi satu dan tidak melepaskan karakteristiknya masing-masing .
Dengan demikian, Renaisance adala pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep
pikir yang disebut esensialisme.

1. Tokoh-tokoh Esensialisme
Tokoh utama esensialisme pada permulaan awal munculnya adalah Georg
Wilhelm Friedich Hegel (1770-1831). Mengemukakan adanya sintesa antara ilmu
pengetahuan dan agama menjadi satu pemahaman yang menggunakan landasan
spiritual.
Pada perkembangan selanjutnya, banyak tokoh-tokoh yang muncul dan
menyebarkan esensialisme, diantaranya adalah:
a) Desiderus Eramus, humanis Belanda yang hidup pada akhir abad 15 dan
permulaan abad 16, yang merupakan tokoh pertama yang menolak
pandangan hidup yang berpijak pada dunia lain. Eramus berusaha agar
kurikulum sekolah bersifat humanistis dan bersifat internasional, sehingga
bisa mencangkup lapisan menengah dan kaum aristokrat.
b) Johan Amos Comenus (1592-1670), berpendapat bahwa pendidikan
mempunyai peranan membentuk anak sesuai kehendak Tuhan, karena
hakikatnya dunia adalah dinamis bdan bertujuan.
c) John Locke (1632-1704), berpendapat bahwa pendidikan hendaknya selalu
dekat dengan situasi dan kondisi.
d) Johann Henrich Pestalozzi, sebagai seorang tokoh yang berpandangan
naturalis Pestalozzi mempunyai kepercayaan bahwa sifat-sifat alam itu
tercermin pada manusia, sehingga pada diri manusia terdapat kemampuan-
kemampuan wajaranya. Selain itu iya mempunyai kenyakinan bahwa
manusia juga mempunyai transendetal langsung dengan Tuhan.
e) Johan Friederich Frobel (1782-1852) , berpendapat bahwa manusia adalah
mahluk ciptaan tuhan yang merupakan bagian alam ini, sehingga manusia
tunduk dan mengikuti ketentuan-ketentuan alam.
f) Johann Friderich Herbert (1776-1841), berpendapat bahwa tujuan
pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebajikan dari
yang mutlak dalam arti penyesuaian dengan hukum-hukum kesusilaan dan
inilah yang disebut proses pencapaian tujuan pendidikan oleh Herbert
sebagai pengajaran yang mendidik.
g) William T. Harris (1835-1909), berpendapat tugas pendidikan baginya
adalah mengizinkan terbukanya realita berdasarkan susunan yang pasti,
berdasarkan kesatuan yang memelihara nilai-nilai yang telah turun-
menurun dan menjadi penuntun penyesuaian diri kepada masyarakat.

2. Konsep pandangan esensialisme dalam filsafat pendidikan


a) Pandangan ontologi Esensialisme
Sifat yang menonjol dari ontology esensialisme adalah suatu konsep
bahwa dunia ini dikuasi oleh tata yang tiada cela, yang mengatur isinya
dengan tiada cela pula.
Tujuan umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia di
dunia dan akhirat. Isi pendidikanya mencangkup ilmu pengetahuan,
kesenian dan segala hal yang mampu menggerakan kehendak manusia.
b) Pandangan Epistemologi Esensialisme
Teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan untuk
mengerti epistemologi esensialisme estimulus dan respon. Dan manusia
dalam hidupnya selalu membentuk tata jawaban dengan jalan memperkuat
atau memperlemah hubungan antara stimulus dan respon.
c) Pandangan Aksiologis Esensialisme
Bagi aliran ini, nilai –nilai berasal dan tergantung pada pandangan-
pandangan idealisme dan realisme sebab esensialisme terbina oleh
keduanya, idealisme melihat sikap, tingkah laku maupun ekspresi feelling
manusia mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk.

3. Peranan dan Fungsi Esensialisme


a. Peranan aliran esensialisme
1. Sebagai acuan guru dalam menghadapi kebudayaan modern.
2. Sebagai pemeliharaan kebudayaan (warisan kebudayaan).
b. Fungsi aliran esensialime:

Membina sikap jiwa untuk menjunjung tinggi dan menyesuaikan


diri terhadap hukum-hukum dan kebenaran yang ditemukan
manusia. Hukum harus dipahami dalam konteks dan kebudayaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.
2. Tokoh-tokoh esensialisme
a) Desiderus Eramus
b) Johan Amos Comenus
c) John Locke
d) Johann Henrich Pestalozzi
e) Johan Friederich Frobel
f) Johann Friderich Herbert
g) William T. Harris .
3. Konsep pandangan esensialisme dalam filsafat pendidikan
a) Pandangan ontologi Esensialisme
Sifat yang menonjol dari ontology esensialisme adalah suatu
konsep bahwa dunia ini dikuasi oleh tata yang tiada cela, yang
mengatur isinya dengan tiada cela pula.
b) Pandangan Epistemologi Esensialisme
Teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan
untuk mengerti epistemologi esensialisme estimulus dan respon.
Dan manusia dalam hidupnya selalu membentuk tata jawaban
dengan jalan memperkuat atau memperlemah hubungan antara
stimulus dan respon.
c) Pandangan Aksiologis Esensialisme
Bagi aliran ini, nilai –nilai berasal dan tergantung pada pandangan-
pandangan idealisme dan realisme sebab esensialisme terbina oleh
keduanya, idealisme melihat sikap, tingkah laku maupun ekspresi
feelling manusia mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan
buruk.

B. Saran
Menurut aliran esensialisme, pendidikan haruslah berdasarkan kepada
kebudayaan yang telah ada sejak dahulu, tetapi bukan berarti tidak menerima
perkembangan dan perubahan. Pendidikan juga harus di lakukan dengan usaha
yang keras dari berbagai pihak.
Setelah membaca makalah ini di harapkan kepada kita semua agar lebih
memahami tujuan sebenarnya dari aliran esensialisme di bidang pendidikan,
sehingga kita dapat menciptakan dunia pendidikan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin, H, dan Abdullah Idi. 2010. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Jalaluddin, H, dan Abdullah Idi. 2010. Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
https://www.academia.edu/7724011/Konsep-Pendidikan-Esensialisme-dalam-
pandangan-Filsafat-Pendidikan-Islam.
http://Fitriadiadisyahril.blogs.com/2016/06/aliran-esensialiseme-dalam-filsafat.

Anda mungkin juga menyukai