Aliran jabariyah ditonjolkan pertama kali dalam sejarah teologi Islam oleh Ja’ad
Ibn Dirham. Tetapi yang menyiarkannya adalah Jahm Ibn Safwan dari Khurasan.
Oleh karena itu, aliran Jabariyah disebut juga aliran Jahmiyah. Jahm yang terdapat
pada aliran jabariyah ini sama dengan Jahm yang mendirikan golongan al-Jahmiah
dalam kalangan Murji’ah sebagai Sekretaris dari Syuraih Ibn al-Haris, ia turut dalam
gerakan melawan kekuasaan Bani Umayyah.
Benih-benih Jabariyah sudah terlihat saat peristiwa berikut :
● Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai
kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
● Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini, pendapatnya sama
dengan konsep iman yang diajukan oleh pemahaman kaum murji’ah.
● Kalam tuhan adalah Makhluk. Al-Qur’an adalah makhluk yang dibuat sebagai suatu yang
baru (hadis). Adapun pemahamannya tentang melihat Tuhan, Jahm memiliki pendapat
bahwa, Tuhan sekali-kali tidak mungkin dapat dilihat oleh manusia di akhirat kelak.
● Surga dan neraka tidak kekal. Tentang keberadaan tempat ini, setelah manusia
mendapatkan balasan di dalamnya, akhirnya lenyaplah surga dan neraka. Dari pandangan
ini nampaknya Jahm dengan tegas mengatakan bahwa, surga dan neraka adalah suatu
tempat yang tidak kekal
Dengan demikian, dapat dipahami pada aliran Jabariyah menempatkan akal pada
porsi yang rendah, karean tindakan dan ketentuan alam dibawah kekuasaan atau
kehendak Tuhan. Sehingga pada pemikirannya membuat segala aspek kehidupan
tidak berkembang, bahkan terhenti. Pemikirannya diikat pada dogma, tidak
berkembang dan serta mempersempit wawasan yang berakibat tidak adanya
pemikiran mendalam.
Selain itu lebih berbahaya lagi pada selalu menyalahkan Tuhan untuk semua
perbuatan buruk yang mereka lakukan. Selain itu mereka mencari kambing hitam
untuk setiap kegagalan dan kesalahan yang mereka buat.
Terima Kasih