Anda di halaman 1dari 7

Jabariyah

Sejarah, Tokoh dan Doktrin


Ajaran
Oleh: Kelompok 3
Sejarah Timbulnya Aliran Jabariyah
Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Memang dalam aliran ini
terdapat paham bahwa manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
Dalam istilah Inggris, paham ini disebut fatalism atau predestination.

Aliran jabariyah ditonjolkan pertama kali dalam sejarah teologi Islam oleh Ja’ad
Ibn Dirham. Tetapi yang menyiarkannya adalah Jahm Ibn Safwan dari Khurasan.
Oleh karena itu, aliran Jabariyah disebut juga aliran Jahmiyah. Jahm yang terdapat
pada aliran jabariyah ini sama dengan Jahm yang mendirikan golongan al-Jahmiah
dalam kalangan Murji’ah sebagai Sekretaris dari Syuraih Ibn al-Haris, ia turut dalam
gerakan melawan kekuasaan Bani Umayyah.
Benih-benih Jabariyah sudah terlihat saat peristiwa berikut :

Suatu ketika Nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar

01 masalah takdir Tuhan. Nabi melarang untuk memperdebatkan


masalah tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang
ayat-ayat Tuhan mengenai takdir
Umar bin Khattab pernah menangkap seseorang yang ketahuan mencuri.
Ketika diinterograsi, pencuri berkata, “Tuhan telah menentukan aku
02 mencuri.” Mendengar ucapan itu,Umar marah sekali dan menganggap
bahwa orang itu telah berdusta kepada Tuhan.

Pada pemerintah daulah Bani Umayyah, pandangan tentang


03 Jabariyah semakin mencuat ke permukaan. Abdullah bin Abbas
melalui suratnya, memberikan reaksi keras kepada penduduk Syiria
yang diduga berpaham Jabariyah.
Tokoh-Tokoh Aliran Jabariyah
Al-Ja’ad bin Dirham Jahm bin Shafwan
Ia adalah seorang hamba dari bani Jahm bin Shafwan Nama lengkapnya adalah Abu
Hakam dan tinggal di Damsyik. Aliran Mahrus Jaham bin Shafwan. Ia termasuk Maulana Bani
Jabariyah pertama kali dicetuskan oleh Rasib, juga seorang tabi’in berasal dari Khurasan, dan
Ja’ad ibn Dirham. Namun dalam sejarah bertempat tinggal di Khuffah, ia seorang da’i yang
tertulis bahwa penyebar paham ini adalah fasih dan lincah (orator).
Jahm ibn Shafwan. Aliran ini dimulai di Sebagai penganut dan penyebar paham Jabariyah,
kota Tirmizh (Iran Utara) dan dikenal banyak usaha yang dilakukan Jahm yang tersebar ke
juga dengan aliran Jahmiyah. berbagai tempat, seperti ke Tirmidz dan
Balkan.Pendapat Jahm yang berkaitan dengan
persoalan dengan teologi adalah manusia tidak mampu
untuk berbuat apa-apa. Manusia tidak memiliki daya,
kehendak sendiri dan tidak memiliki pilihan.
 
Doktrin Teologi Aliran Jabariyah dan Analisa Kritis
Adapun doktrin-doktrin dari paham jabariyah adalah:

● Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. Ia tidak mempunyai daya, tidak mempunyai
kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan.
● Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati. Dalam hal ini, pendapatnya sama
dengan konsep iman yang diajukan oleh pemahaman kaum murji’ah.
● Kalam tuhan adalah Makhluk. Al-Qur’an adalah makhluk yang dibuat sebagai suatu yang
baru (hadis). Adapun pemahamannya tentang melihat Tuhan, Jahm memiliki pendapat
bahwa, Tuhan sekali-kali tidak mungkin dapat dilihat oleh manusia di akhirat kelak.
● Surga dan neraka tidak kekal. Tentang keberadaan tempat ini, setelah manusia
mendapatkan balasan di dalamnya, akhirnya lenyaplah surga dan neraka. Dari pandangan
ini nampaknya Jahm dengan tegas mengatakan bahwa, surga dan neraka adalah suatu
tempat yang tidak kekal
Dengan demikian, dapat dipahami pada aliran Jabariyah menempatkan akal pada
porsi yang rendah, karean tindakan dan ketentuan alam dibawah kekuasaan atau
kehendak Tuhan. Sehingga pada pemikirannya membuat segala aspek kehidupan
tidak berkembang, bahkan terhenti. Pemikirannya diikat pada dogma, tidak
berkembang dan serta mempersempit wawasan yang berakibat tidak adanya
pemikiran mendalam.
Selain itu lebih berbahaya lagi pada selalu menyalahkan Tuhan untuk semua
perbuatan buruk yang mereka lakukan. Selain itu mereka mencari kambing hitam
untuk setiap kegagalan dan kesalahan yang mereka buat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai