Anda di halaman 1dari 10

KEPEMILIKAN UTUH

Oleh: Afifah, Aisyah, & Amira / X-IPS


DAFTAR ISI

▪ Pengertian Kepemilikan Utuh


▪ Istilā’ ‘Alā Al-Mubāḥ
▪ Al-‘Uqūd
▪ Khalafiyyah
▪ Tawallud Min Al-Mamlūk
Pengertian Kepemilikan Utuh

▪ Kepemilikan utuh adalah kepemilikan seseorang terhadap barang sekaligus


manfaatnya.
▪ Maka pemilik barang bebas mengelola barang tersebut seperti menjual,
mewakafkan, dan menghibahkan atau seperti menyewakan dan
meminjamkan.
▪ Sebab-sebab kepemilikan utuh ada empat:
1. Istilā’ ‘Alā Al-Mubāḥ
2. Al-‘Uqūd
3. Khalafiyyah
4. Tawallud Min Al-Mamlūk
1) Istilā’ ‘Alā Al-Mubāḥ

▪ Pengertian:

Yaitu kepemilikan seseorang terhadap barang yang belum pernah berada dalam
kepemilikan seseorang dan tidak ada larangan syariat untuk memilikinya.
▪ Contoh:

Berburu hewan, baik berburu dengan dirinya sendiri atau menggunakan hewan yang
sudah dilatih untuk berburu, mengambil barang tambang atau harta karun.
Syarat-syarat kepemilikan istīlā’ ‘alā al-mubāḥ

• Belum pernah dimiliki orang • Ada kesengajaan untuk


lain. memiliki

▪ Contoh: seseorang ▪ Contoh: seorang pemburu meletakkan


jaringnya di sawah, kemudian terjeratlah
mengumpulkan air hujan burung-burung, bila pemburu tersebut
dan diletakkan dalam satu sekedar meletakkan jaring tersebut maka ia
wadah, kemudian air tidak berhak memiliki burung tersebut.
pemilik jaring bukanlah pemilik burung,
tersebut dibiarkan, maka pemilik burung adalah orang yang
orang lain tidak boleh menemukan dan mengambilnya, baik
mengambil air di wadah pemilik jaring maupun orang lain. Kalau
seperti Burung tidak sengaja masuk ke
tersebut, sebab telah kamar itu tidak termasuk istila ala al-mubah
dimiliki oleh orang lain.
2) Al-‘Uqūd

▪ Pengertian:

kepemilikan seseorang terhadap barang dengan cara transaksi. Seperti transaksi hibah
(pemberian), bai’ (jual beli), i’ārah (pinjam meminjam) dan yang lain. Sebab
kepemilikan utuh berupa transaksi adalah hal yang paling sering terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan sebab-sebab lain yang jarang terjadi.
3) Khalafiyyah

▪ Pengertian:

kepemilikan seseorang terhadap barang dengan cara pergantian.


▪ Khalafiyyah ada dua macam:

a. Warisan : proses pemindahan kepemilikan secara otomatis dengan hukum syariat


dari seseorang kepada ahli waris atas harta warisan yang ditinggalkan.

b. Ganti Rugi (Taḍmīn) : kewajiban ganti rugi atas barang, yang dibebankan kepada
seseorang yang merusak barang orang lain.
4) Tawallud Min Al-Mamlūk

▪ Pengertian:
Yaitu kepemilikan seseorang terhadap barang hasil dari apa yang dimiliki. Kepemilikan
dengan tawallud tidak perlu adanya akad, barang secara otomatis menjadi milik orang
yang memiliki benda.
▪ Contoh:

Buah dari pohon yang dimiliki, anak sapi dari sapi yang dimiliki, bulu domba dari
domba yang dimiliki.
Terimakasih 
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai