0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
264 tayangan22 halaman
Peninggalan budaya Kerajaan Kediri terdiri atas candi, prasasti, kitab-kitab kuno, dan arca Buddha yang memberikan gambaran tentang kehidupan budaya, agama, dan sejarah Kerajaan Kediri pada abad ke-11 hingga ke-13 Masehi.
Peninggalan budaya Kerajaan Kediri terdiri atas candi, prasasti, kitab-kitab kuno, dan arca Buddha yang memberikan gambaran tentang kehidupan budaya, agama, dan sejarah Kerajaan Kediri pada abad ke-11 hingga ke-13 Masehi.
Peninggalan budaya Kerajaan Kediri terdiri atas candi, prasasti, kitab-kitab kuno, dan arca Buddha yang memberikan gambaran tentang kehidupan budaya, agama, dan sejarah Kerajaan Kediri pada abad ke-11 hingga ke-13 Masehi.
Gurah, Kediri, Jawa Timur yang ditemukan belum lama ini yakni pada tahun 2007. 2. Candi Panataran
Candi Panataran terletak di lereng Gunung Kelud Barat Daya di
Utara Kota Blitar pada ketinggian 450 meter dari permukaan laut dan menjadi candi paling indah dan besar di Jawa Timur. Dari beberapa prasasti yang juga ditemukan di sekitar candi, maka diketahui jika candi ini dibangun sekitar abad ke-12 sampai 14 Masehi pada masa pemerintahan Raja Srengga sampai Raja Wikramawardhana. 3. Candi Gurah.
Peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya
adalah Candi Gurah.Candi Gurah berada di Kecamatan Gurah,Kediri,Jawa Timur yang ditemukan pada tahun 1957 dan letaknya berada di 2 km dari situs Candi Tondowongso.Candi Gurah ini berukuran 9x 9 meter. 4. Candi Mirigambar.
Candi Mirigambar merupakan candi peninggalan dari Kerajaan
Kediri selanjutnya yang ditemukan pada sebuah lapangan di Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada tahun 1214 sampai dengan 1310 Saka dengan material yang terbuat dari bata merah seperti halnya pada candi lain di wilayah Jawa Timur. 5. Candi Tuban. Candi Tuban yang menjadi salah satu peninggalan dari Kerajaan Kediri ini, kini hanya menyisakan reruntuhannya saja yang terletak di 500 meter dari Candi Minigambar. Saat ini, Candi Tuban sudah tertutup dengan tanah sehingga tidak memungkinkan untuk dibangun kembali. Pada saat ini, diatas timbunan Candi Tuban sudah dijadikan kandang beberapa hewan ternak. 6. Prasasti Kamulan.
Prasasti Kamulan ditemukan di Desa Kamulan,
Kabupaten Trenggalek,Jawa Timur yang dibuat pada tahun 1194 Masehi atau 1116 Saka yakni pada masa pemerintahan Raja Kertajaya.Prasasti Kamulan ini berisi tentang berdirinya Kabupaten Trenggalek pada Rabu Kliwon tanggal 31 Agustus 1194. 7. Prasasti Galunggung. Peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya adalah prasasti Galunggung. Prasasti Galunggung ditemukan di Rejotangan, Tulungagung dengan ukuran 160 x 80 x 75 cm dengan memakai huruf Jawa Kuno sebanyak 20 baris kalimat.Aksara yang terdapat pada prasasti ini sudah tidak terlalu jelas terbaca karena sudah ada bagian yang rusak, akan tetapi hanya bagian tahun saja yang masih bisa terbaca dengan jelas yakni tahun 1123 Saka. Pada bagian depan prasasti ini terdapat lambang sebuah lingkaran dan pada bagian tengah lingkaran terdapat gambar persegi panjang dan juga beberapa logo atau gambar. 8. Prasasti Jaring
Prasasti Jaring dibuat pada 19 November 1181 dengan isi
yang menerangkan tentang pengabulan permohonan penduduk dukuh jaring lewat senapati Sarwajala yakni keinginan yang tidak sempat diwujudkan oleh raja sebelumnya.Prasasti Jaring ini menyebutkan jika pejabat Kediri mempunyai gelar atau sebutan dengan menggunakan nama hewan seperti Menjangan Puguh, Lembu Agra serta Macan Kuning. 9. Prasasti Panumbangan.
Prasasti Panumbangan dibuat pada 2 Agustus 1120
yang dikeluarkan oleh Maharaja Bameswara dengan isi tentang penetapan Desa Panumbangan sebagai Sima Swatantra atau desa bebas pajak. 10.Prasasti Talan.
Prasasti Talan ditemukan di Desa
Gurit, Blitar, Jawa Timur yang dibuat tahun 1136 Masehi atau 1058 Saka. Isi dari prasasti ini adalah tentang penetapan masuknya Desa Talan ke wilayah Panumbang yang sudha terbebas dari pajak.Pada prasasti ini dilengkapi dengan pahatan Garudhamukalanca yakni pahatan berupa tubuh manusia dengan sayap dan kepala garuda. 11. Prasasti Sirah Keting Berisi tentang pemberian tanah dari Raja Jayawarsa untuk rakyat Desa Sirah Keting berkat jasanya untuk Kerajaan Kediri. 12. Prasasti Kertosono
Berisi tentang masalah
keagaamaan dari masa pemerintahan Raja Kameshwara. 13. Prasasti Ngantang Berisi tentang pemberian tanah bebas pajak oleh Jayabaya untuk Desa Ngantang berkat jasanya mengabdi pada Kerajaan Kediri.Pada Prasasti ini tertulis angka tahun 1057 Saka atau 1135 Masehi yang ditemukan di Desa Ngantang, Malang dan sekarang menjadi koleksi dari Museum Nasional. 14. Prasasti Padelegan. Berisi tentang bakti yang dilakukan penduduk Desa Padegelan pada Raja Kameshwara.Prasasti Padelegan ini memiliki bentuk stella dengan puncak kurawal berukutan 145 cm, lebar atas 81 cml lebar bawah 70 cm dan tebal 18 cm.Aksara Jawa Kuno yang terdapat pada prasasti ini sudah banyak yang aus, namun berhasil terbaca oleh Oud Javansche Oorkonde dan dalam prasasti ini terdapat penanggalan angka tahun 1038 Saka atau 11 Januari 1117 Masehi. 15. Prasasti Ceker
Prasasti yang berisi tentang anugrah yang diberikan
raja untuk penduduk Desa Ceker yang sudah mengabdi untuk kemajuan Kerajaan Kediri. 16. Kitab Kakawin Bharatayudha. Kitab Kakawin Bharatayudha dikarang oleh Mpu Sedah dan juga Mpu Panuluh dengan isi Kitab yang menceritakan tentang perjuangan yang dilakukan oleh Raja Jenggala, Jayabaya dan akhirnya berhasil menaklukan Panjalu.Kisah perjuangan Raja Jayabaya ini dianalogikan menjadi kisah peperangan dari Kurawa dan Pandawa di dalam kisah Mahabarata.Prasasti ini mnurut perkiraan dibuat pada tahun 1079 Saka atau 1157 Masehi di pemerintahan Prabu Jayabaya dan selesai ditulis pada 6 November 1157 17. Kitab Kresnayana. Peninggalan Kerajaan Kediri selanjutnya adalah kitab kresnayana. Kitab Kresnayana dikarang oleh Mpu Triguna yang isinya menceritakan tentang riwayat hidup Kresna yakni seorang anak yang mempunyai kekuatan besar akan tetapi sangat senang menolong orang lain. Dalam Kitab ini diceritakan tentang Kresna yang sangat disukai oleh rakyat dan ia menikah dengan Dewi Rukmin. 18. Kitab Sumarasantaka. Kitab Sumarasantaka dikarang oleh Mpu Monaguna yang menceritakan tentang kutukan Harini yakni seorang bidadari dari khayangan yang sudah berbuat kesalahan dan ia dikutuk menjadi manusia. Harini lalu tinggal di bumi selama beberapa saat sampai kutukan tersebut selesai. 19. Kitab Gatotkacasraya. Kitab Gatotkacasraya dikarang oleh Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kisah kepahlawanan dari Gatotkaca yang sudah berhasil menyatukan Abimayu yang adalah putra dari Arjuan dengan Siti Sundhari. 20. Kitab Smaradhana. Kitab Smaradhana dikarang oleh Mpu Dharmaja yang isinya menceritakan tentang kisah Dewa Kama serta Dewi Ratih yang merupakan sepasang suami istri menghilang secara misterius sebab terkena api yang keluar dari mata ketiga Dewa Syiwa. 21. Arca Buddha Vajrasattva.
Arca Buddha Vajrasattva
berasal dari Kerajaan Kediri pada abad ke-10 atau ke-11 yang sekarang ini menjadi koleksi dari Museum fur Indische Kunst,Berlin, Dahlem,Jerman. 22. Kitab Hariwangsa.
Kitab Hariwangsa adalah sebuah karya sastra Jawa Kuno
yang menceritakan bentuk kakawin Prabu Kresna titisan Batara Wisnu yang menikah dengan Dewi Rukmini dari negeri Kundina, yakni putri dari Prabu Bismaka dan Rukmini merupakan titisan dari Dewi Sri.